LISOSOM
6
L
isosom merupakan suatu organel bermembran yang berisi enzim
yang digunakan untuk mengontrol pencernaan makromolekul
intraseluler. Sebagai organel maka lisosom dilindungi oleh
membran yang berstruktur seperti membran plasma, tebal membran
lisosom adalah 9 (sembilan) nm. Sifat fisik utama membran ini yaitu
mempunyai kemampuan berfusi dengan struktur membran sel yang
lain maupun membran semua jenis organel.
Lisosom secara umum dikenal sebagai sistem pembuangan
kotoran sel, dia menghancurkan materi yang tidak berguna atau
dikenal sebagai musuh di dalam sel. Hasil lisis akan diperoleh materi
sisa dan materi yang dapat digunakan kembali. Berarti sel
mempunyai kemampuan mendaur ulang materi. Tetapi pada
organ/kelenjar tertentu lisosom mempunyai fungsi khusus.
Sekitar 40-50 jenis enzim hidrolitik berasosiasi dengan lisosom,
termasuk protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, sulfatase dan lain-lain, tetapi tidak ada satupun jenis sel
yang mempunyai lisosom dengan 50 jenis enzim. Dalam satu lisosom
umumnya mengan-dung 2 (dua) sampai 4 (empat) jenis enzim.
Sifat umum enzim lisosom adalah hidrolase asam yang
memecah/melisis/ menghancurkan/mencerna/mendegradasi suatu
jenis substrat/senyawa/materi dengan cara penambahan air dalam
lingkungan asam. Senyawa yang dihancurkan antara lain termasuk
dalam kelompok polinukleotida, protein, lipid, fosfolipid, karbohidrat,
sulfat, fosfat.
Enzim lisosom mempunyai pH optimum yang bersifat asam yaitu
sekitar 5, maka pH di dalam lisosom harus lebih rendah daripada pH
sitosol supaya menjaga efisiensi atau fungsi aktivitas enzim lisosom.
Hal ini memberikan perlindungan terhadap sel, sebab dalam sitosol
mempunyai pH 7,2 lisosom utuh tidak akan menghancurkan sel;
kecuali sitosol menjadi asam. Hidrogen – ATPase (pompa H +)
terdapat dalam membran lisosom untuk mengasamkan lingkungan
70 BIOLOGI SEL
Fungsi lisosom
Lisosom sekunder adalah fusi lisosom primer dengan materi
yang akan dilisis (dicerna), berarti di dalam lisosom sekunder inilah
proses pencernaan/penghancuran/lisis berlangsung. Lisosom
sekunder ada dua jenis, yaitu heterolisosom (vakuola pencerna) dan
autolisosom (vakuola autofagik).
72 BIOLOGI SEL
Heterofagi
Heterofagi adalah proses pencernaan materi eksogen secara
interna (di dalam sel oleh lisosom). Heterofagi merupakan cara
makan hewan protozoa, juga terjadi dalam empat jenis lekosit
(neutrofil, eosinofil, basofil, monosit), dan sel makrofag.
Neutrofil dalam darah manusia terdapat 65% dari total populasi
lekosit. Ciri khas neutrofil adalah kandungan granula sitoplasma,
74 BIOLOGI SEL
ada dua jenis granula yaitu granula spesifik dan granula azurofil.
Granula spesifik adalah granula yang tidak mengandung enzim
lisosom, sebab tanpa hidrolase asam, pH optimum hampir netral.
Granula azurofil adalah granula yang bersifat sebagai lisosom
primer, mengandung hidrolase asam dan enzim mieloperoksidase
(senyawa anti bakteri).
Bakteri masuk secara fagositosis, lalu sebagai fagosom berfusi
dengan granula spesifik menjadi heterolisosom (vakuola pencerna)
yang tetap dalam pH netral terjadi lisis dinding bakteri. Selanjutnya
heterolisosom tersebut berfusi dengan granula azurofil, sehingga
bersifat asam (pH menjadi 4), dan proses lisis bakteri diselesaikan.
Dari contoh ini sangat jelas bahwa pemisahan enzim yang bersifat
netral dengan yang asam, membuat enzim berfungsi secara efektif
sehingga efektif pula proses penghancuran bakteri.
Autofagi
Autofagi adalah proses pencernaan materi endogen secara
interna (di dalam sel oleh lisosom). Proses autofagi berperan dalam
hal cell turnover, cellular remodelling, metamofosis.
Cell turnover adalah proses mendaur ulang materi dan
organel di dalam sel secara terkendali. Setiap organel mempunyai
waktu paruh (half lives) yang khas, sebagai contoh mitokondria sel
hepatosit mempunyai waktu paruh sekitar 150 hari.
Cellular remodelling adalah proses perubahan kepentingan
materi dan organel yang terjadi sewaktu diferensiasi, maka materi
dan organel yang berlebih akan dilisis oleh lisosom. Ingatlah bahwa
pengendali diferensiasi adalah gen yang berfungsi (gen yang ON) se-
waktu diferensiasi berlangsung.
Metamorfosis yang terjadi pada tubuh anura, sewaktu tungkai
belakang dan depan sudah dapat berfungsi, maka ekornya akan
mengalami regresi. Regresi ekor ini merupakan peristiwa autofagi.
Aktivitas enzim lisosom di dalam sel-sel makrofag dan dalam setiap
sel yang membangun ekor meningkat; sehingga sel-sel yang
membangun ekor dilisis oleh makrofag maupun secara autolisis.
Maka secara morfologis tampak bahwa ekor semakin memendek dan
akhirnya habis.