DEMAM
1. Masalah Kesehatan/Definisi
Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau
lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan bila
suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L.
Wong, 2003).
2. Gangguan Pemenuhan Dasar (Dikaitkan Dengan Patofisiologi, Insiden, Dan
Prognosa Penyakit)
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan nama
pirogen. Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam. Pirogen terbagi
dua yaitu pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien.
Contoh dari pirogen eksogen adalah produk mikroorganisme seperti toksin atau
lain dari pirogen adalah pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal
dari dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6,
TNF-α, dan IFN. Sumber dari pirogen endogen ini pada umumnya adalah
monosit, neutrofil, dan limfosit walaupun sel lain juga dapat mengeluarkan
mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel darah putih tersebut akan
mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (il-1, il-6, tnf-α,
dan ifn). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium
sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru sehingga ini memicu
mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain menggigil,
panas yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang
Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase
tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua yaitu fase demam
titik patokan suhu yang sudah meningkat. Fase ketiga yaitu fase kemerahan
1. Masalah Keperawatan
b. Hipertermi
2. Masalah Kolaborasi
a. Kejang Demam
Jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan
membahayan otak.
b. Dehidrasi
4. Pemeriksaan Diagnostik
1. Secara Fisik
terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak
rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat
yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan),
air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat
(keracunan).
g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-
suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar
samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah
dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
sirup parasetamol
sirup parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air
sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan
dosis ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat
aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang
dari 6 bulan.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas :
2. Keluhan Utama
naik (panas), keluar banyak keringat, batuk-batuk dan tidak nafsu makan.
3. Riwayat penyakit sekarang
– 37,5 C) atau ada masalah psikologis ( rasa takut dan cemas terhadap
penyakitnya)
penyakit febris.
Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit febris yang pernah diderita
atau penyakit turunan dan menular yang pernag diderita atau anggota
keluarga.
6. Pengkajian
3) Pola eliminasi
Pada pola ini bisa terjadi perubahan karena asupan yang kurang
mencret)
Tidak terjadi gangguan pada pola ini dan biasanya hanya sebagian kx
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
3) Mata
6) Sistem respirasi
7) Sistem kardiovaskuler
8) Sistem musculoskeletal
9) Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan
2. Diagnosa Keperawatan
sekunder
Rencana tindakan:
a. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan) setiap 3 jam
Tujuan/kriteria hasil:
normal, HT normal
Rencana tindakan:
intake dan output serta dalam mengenali tanda dan gejala kekuarangan
volume cairan.
BAB II
DIARE
1. Masalah Kesehatan/Definisi
defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam
tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer
atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
Prognosa Penyakit)
Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, insiden penyakit diare pada balita adalah 10,2%, CFR Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare di Indonesia pada tahun 2011 adalah 0,29% meningkat menjadi 2,06% di tahun 2012 lalu mengalami
penurunan di tahun 2013 menjadi 1,08%. Di Sumatera Utara, CFR diare untuk tahun 2012 adalah 1,22% ,
sedangkan di tahun 2013 meningkat menjadi 11,76%. Proporsi kasus diare yang ditangani di Sumatera Utara
adalah 41,34%, sedangkan sisanya 58,66% tidak mendapatkan penanganan
PENYEBAB
DIARE
Hilang cairan & elektrolit berlebihan Kerusakan integritas kulit perianal Mual, muntah
1. Masalah Keperawatan
2. Masalah Kolaborasi
b. Renjatan hipovolemik.
d. Hipoglikemia.
4. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan tinja
5. Terapi
a. Medis
pemberiannya.
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
2) Cairan parentral
sebagai berikut:
tetes).
b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset
tetes).
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
b) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
%.
1) Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
2) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
tak jenuh
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
c. Obat-obatan
6. Kebutuhan Cairan
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti
protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus
sebagai berikut :
Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998),
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
b. Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Kram
- Tenesmus
2. Diagnosa Keperawatan
terhadap demam.
Tujuan/kriteria hasil:
Rencana tindakan:
cairan aktif
Tujuan/kriteria hasil:
normal, HT normal
Rencana tindakan:
intake dan output serta dalam mengenali tanda dan gejala kekuarangan
volume cairan.
BAB III
BATUK PILEK
1. Masalah Kesehatan/Definisi
Batuk Pilek adalah infeksi primer nasofaring yang sering di jumpai pada
Batuk dan pilek adalah penyakit saluran pernafasan yang paling sering
menyerang bayi dan anak – anak. Bisa pula menyerang orang dewasa tetapi
karakteristik nya berbeda. Pada bayi dan anak serangannya cenderung lebih
berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah, dan
nasofaring yang di sertai demam tinggi. Pada orang dewasa, infeksi batuk dan
pilek hanya meliputi daerah yang terbatas serta tidak menimbulkan demam
tinggi ( Azka, alifah Flowerifta. 2009. Jangan Remehkan Batuk Pilek pada
pilek adalah penyakit atau infeksi dari saluran pernafasan yang paling sering di
jumpai pada bayi dan anak, dimana batuk pilek dapat menular secara droplets
dan masa inkubasi virusnya sangat pendek yaitu 12 – 72 jam, selain itu
serangan batuk pilek pada bayi dan anak cenderung lebih berat di banding pada
orang dewasa, karena pada bayi dan anak infeksi mencakup daerah sinus
paranasal, telinga tengah, dan nasofaring yang di sertai dengan demam tinggi.
Prognosa Penyakit)
Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri.
Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di
atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks
spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan
epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Kending dan Chernick, 1983).
gejala batuk (Kending and Chernick, 1983). Sehingga pada tahap awal gejala
c. Epiglotis dan pita suara tiba-tiba terbuka akibat ekspirasi kuat mendadak.
d. Udara dengan cepat melewati bronkus besar dan trakea (V = 100 mph),
1. Masalah Keperawatan
d. Hipertermi
2. Masalah Kolaborasi
a. Sinusitis Paranasal
5. Pemeriksaan Diagnostik
anti piretik untuk menurunkan demam obstruksi hidung pada bayi sukar untuk
bahaya. Cara yang paling mudah untuk pengeluaran sekret adalah dengan
membaringkan bayi tengkurap. Pada anak besar dapat di berikan tetes hidung
Batuk yang produktif ( pada bronchitis dan Tracheatis ) tidak boleh di berikan
antitusif. Misalnya codein karena dapat menyebabkan depresi pusat nafas batuk
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah makan, dan
demam.
Anak mengalami batuk pilek sejak.... hari yang lalu, dan obat apa yang telah
di berikan
c. Riwayat Kesehatan yang lalu
Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa lama,
Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau menderita
e. Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang sudah di peroleh anak serta vaksinasinya. Karena bila anak
belum imunisasi dapat memperburuk kondisi anak bila ada penyakit menular
- Pola nutrisi
kebutuhannya.
- Pola Eliminasi
- Pola Istirahat
Lama istirahat dalam sehari ( siang dan malam ), ada gangguan atau tidak
- Pola kebersihan
h. Data psikososial
psikologisnya ).
i. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
- KU : cukup
- Kesadaran : Composmentis
- Nadi : 90 x / menit
- Suhu : 38
2) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Muka : Pucat
cuping hidung
c. Auskultasi
d. Perkusi
Perut : Kembung -
3. Diagnosa Keperawatan
yang berlebihan.
yang berlebihan
Tujuan/kriteria hasil:
Rencana tindakan:
Tujuan/Kriteria Hasil:
Rencana tindakan:
e. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan) setiap 3 jam