PEMBAHASAN
2.1.3 DEFINISI
Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk
dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam (Brooker,
2001).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
(Suriadi & Yuliani, 2001). Pada demam berdarah dengue terjadi perembesan plasma
yang ditandai dengan hemokonsentrasi ( peningkatan hematokrit ) atau penumpukan
caiaran di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue ( dengue syock sindrom ) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai dengan renjatan/syock.
2.1.3 ETIOLOGI
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviviridae. Flavivirus merupakan
1
virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat
molekul 4 x 106.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam derdarah dengue. Keempat
serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak.
Terdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow
Fever, Japanese encephalitis, dan west Nile virus.
Kurane dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan
peneliti lain menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag
yang memfagositosis kompleks virus antibody non netralisasi sehingga virus
bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan
aktivasi T-helper dan T-sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma.
Interferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi sebagai mediator
inflamasi seperti TNF-α, IL-1, PAF ( platelet activating factor ), IL-6 dan histamine
yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi kebocoran plasma.
Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh kompleks virus antibody yang
juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.
3
2.1.7 PATHWAY DEMAM BERDARAH
Etiologi : virus dengue
Ansietas Kurang
Proses Turgor muntah anoreksi Malaise pengetahu
inflamasi kulit a an
menuru
n
Pelepasan
Peningkatan Perdaraha
substansi
suhu tubuh n( Kelemahan fisik Deficit
nyeri
epistaksis self
care
Transmisi ke Hipertermi
kornus Kurang
nutrisi Ganggua
dorsalis
n
medulla
aktivitas
spinalis Tidak teratasi, terapi
Kurang kurang tepat, nadi
Korteks volume cepat & lemah,
serebri cairan hipotensi, akral
dingin
Nyeri
PK. Dengue 4
Syock Syndrom
2.1.8 KLASIFIKASI
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji
tourniquet positif) .
Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20
mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi ) .
Derajat IV
Syock berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur .
2.1.10 PROGNOSIS
2.1.11 PENATALAKSANAAN
Medik
Keperawatan
6
2.2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
a. Pertahankan pencatatan volume a. Memberikan informasi tentang
masuk/keluar dan keseimbangan status kehilangan atau peningkatan
cairan kumulatif/individual. cairan, serta membantu dalam
menentukan terapi.
8
2. Diagnose II : Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, peningkatan tanda – tanda
vital.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24 jam (
misal 1x24 jam ) diharapkan suhu tubuh pasien kembali normal.
Criteria hasil : suhu tubuh pasien 36-370 C, TD : 120/80 mm Hg, RR : 16-
20x/menit, HR: 80-100x/menit.
INTERVENSI RASIONAL
a. Observasi suhu tubuh pasien ( a. Sebagai tolak ukur dalam pemberian
derajat dan pola ) dan tanda – dan keberhasilan terapi, memantau
tanda vital lainnya. tingkat perkembangan pasien.
INTERVENSI RASIONALISASI
a. Kaji/catat pemasukan diet. a. Membantu dalam mengidentifikasi
defisiemsi dan kebutuhan diet.
Kondisi fisik umum, gejala uremik
( contoh : mual, muntah, anoreksia,
gangguan rasa ) dan pembatasan
diet multiple mempengaruhi
10
pemasukan.
b. Berikan makan sedikit tapi sering.
b. Meminimalkan anoreksia dan mual
sehubungan dengan status uremik/
penurunan peristaltic.
c. Berikan pasien/ orang terdekat
daftar makanan/cairan yang c. Memberikan pasien tindakan
diijinkan dan dorong terlibat pada control dalam pembatasan diet.
pilihan menu. Makanan dari rumah dapat
meningkatkan nafsu makan.
d. Timbang berat badan tiap hari.
d. Perubahan berat badan, kenaikan
ataupun penurunan menunjukan
keberhasilan terapi.
INTERVENSI RASIONALISASI
a. Kaji derajat ketidakmampuan a. Berpartisipasi dalam perawatan diri
pasien, anjurkan pasien sendiri dapat meringankan frustasi
memberikan amsukan dalam atas hilangnya kemandirian yang
perencanaan jadwal perawatan. dimilikinya.kualitas hidup pasien
meningkat ketika pasien mampu
untuk melakukan kegiatannya
sehari-hari.
11
c. Antisipasi kebutuhan kebersihan c. Contoh oleh pemberi pelayanan
diri dan bantu sesuai dengan dapat menata suatu upaya terhadap
kebutuhan, seperti mandi. penerimaan keutuhan yang
mungkin hilang pada pasien atau
mungkin bertentangan dengan
orang terdekat.
d. Berikan alat bantu sesuai indikasi, d. Menurunkan kelelahan,
seperti madi di kursi. meningkatkan partisipasi dalam
perawatan diri pasien.
INTERVENSI RASIONALISASI
a. Kaji kemampuan pasien untuk a. Mempengaruhi dalam pemilihan
melakukan tugas, catat laporan intervensi yang tepat.
kelelahan, keletihan dan kesulitan
menyelesaikan tugas.
13
8. Diagnosa VIII : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan
paparan informasi ditandai dengan pasien bertanya tentang penyakitnya.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x24jam (
misal 3x24jam ) diharapkan pasien mengerti tentang penyakitnya dan
terapinya.
Criteria hasil : pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya dan
terapinya. Pasien tampak tenang dan tidak bertanya tentang penyakitnya.
INTERVENSI RASIONALISASI
a. Kaji ulang proses penyakit dan a. Memberikan pengetahuan dasar
kebutuhan pengobatan. dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi.
2.2.5 IMPLEMENTASI
Sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang sudah dibuat.
14
2.2.6 EVALUASI
Hari/tanggal/waktu NO DX EVALUASI
1 - Pasien mengatakn hausnya berkurang,
turgor kulit baik, tanda – tanda vital
normal ( temp : 360-370 C, HR: 80x/menit
, TD : 120/80 mm Hg, RR : 16-20x/menit
), produksi urine 50-60 cc/jam.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah
yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca. Dari hasil analisis yang telah
dilakukan, maka dapat diberikan beberapa saran dan masukan untuk dikaji dan ditindak
lanjuti ,yaitu:
16
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono . 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid pertama, edisi ketiga. Jakarta
http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/04/demam-berdarah-dengue-hemoragic-
fever.html. akses : tanggal 12 Desember 2010
asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/.../demam-berdarah-dengue-dbd.html.
akses : tanggal 12 Desember 2010
17