Disusun Oleh:
Ong Reaya Sany G4A015144
Muharramadina Fla Ravinda G4A016046
APRIL 2017
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Ong Reaya Sany G4A015144
Muharramadina Fla Ravinda G4A016046
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB
lebih dari 3x sehari dengan perubahan konsistensi menjadi lunak atau cari ,
dapat disertai dengan dengan lendir atau darah. Diare merupakan salah satu
penyakit yang paling sering terjadi pada balita di Indonesia dengan insidensi
6,7%. Menurut WHO, diare juga merupakan penyebab kematian balita yang
paling tinggi di dunia (Riskesdas, 2013; WHO, 2009).
Insidensi diare di provinsi Jawa Tengah adalah . Pada tahun 2016, di
desa Karangtengah, kecamatan cilongok, terjadi KLB diare dengan kematian
balita 1 jiwa. (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti kejadian diare
pada balita di Desa Karangtengah, Kabutapaten Banyumas. Dengan adanya
KLB maka diare merupakan masalah yang belum bisa ditangani dengan baik
sehingga peneliti juga tertarik untuk melakukan intervensi terhadap terhadap
angka kejadian diare di Desa Karangtengah Kabupaten Banyumas.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Melakukan analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis) di
Desa Karangtengah wilayah kerja Puskesmas I Cilongok Kabupaten
Banyumas
2) Tujuan Khusus
a. Menentukan faktor risiko diare di Desa Karangtengah di Puskesmas I
Cilongok
b. Mencari alternatif pemecahan masalah diare di Desa Karangtengah di
Puskesmas I Cilongok
c. Melakukan intervensi terhadap penyebab masalah diare untuk
mengatasi masalah kesehatan di Desa Karangtengah di Puskesmas I
Cilongok.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menjadi dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang
permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok.
b. Bagi masyarakat desa
4
f. Tenaga Sanitasi
Jumlah tenaga sanitasi di Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 1 orang. Menurut standar nasional, rasio minimal tenaga
sanitasi adalah sebesar 0,29 per 10.000 penduduk. Sedangkan pada
Puskesmas ini rasio tenaga lingkungan sebanyak 1,5 per 10.000
penduduk. Maka dapat dikatakan rasio tenaga sanitasi di Puskesmas I
Cilongok masih kurang dari standar rasio nasional.
g. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Jumlah tenaga petugas Kesmas di Puskesmas I Cilongok
sebanyak 1 (satu) orang.
3. Pembiyaan Kesehatan
Jaminan kesehatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok terdiri dari Jaminan Kesehatan Nasional, Jamkesda, asuransi
swasta, serta asuransi perusahaan. Peserta jaminan kesehatan pada
puskesmas ini sebesar 34.019 orang (51,24%).
4. Sumber Daya Kesehatan Lainnya
Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 103 Posyandu, yang terdiri dari Posyandu Pratamasebanyak 3
posyandu atau sebesar 2,9%, Posyandu Madya sebanyak 26 posyandu
(25,2%), Posyandu Purnama sebanyak 23 posyandu (22,3%), dan
Posyandu Mandirisebanyak 51 Posyandu atau sebesar 49,5 %.
pencaharian lain sebagai pengusaha (3,56 %), PNS (1%), atau ABRI
(0,1%). Dikarenakan tingkat pendapatan masyarakat berhubungan
dengan kemampuan masyarakat dalam memperoleh akses kesehatan,
maka perlu kerjasama lintas sektoral guna meningkatkan pendapatan
dan daya beli penduduk.Sehingga mempermudah masyarakat untuk
mendapatkan akses dan melakukan pengobatan sebaik mungkin.
c. Sarana Penunjang
1) Pelayanan K4
Kehamilan adalah masa penting yang harus dipantau secara
rutin, agar dapat memantau tumbuh kembang janin serta gangguan
kesakitan pada ibu selama kehamilan. Deteksi dini terhadap
kelainan pada janin maupun kesakitan pada ibu dapat dilakukan
dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan ibu hamil.
Jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
pada tahun 2016 yang mendapatkan pelayanan K4 adalah sebanyak
98.5%, tahun 2015 88,1%, dan 97,3% pada tahun 2014. Sedangkan
Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Banyumas
tahun 2015 adalah sebesar 90%, sehingga dapat dikatakan bahwa
Puskesmas I Cilongok pada tahun 2016 telah memenuhi Standar
Pelayanan Minimal. Dibandingkan pencapaian pada tahun
sebelumnya, terjadi peningkatan pelayanan K4 di wilayah binaan
Puskesmas I Cilongok.
2) Pertolongan oleh Nakes (tenaga kesehatan)
c. Pelayanan Imunisasi
a. Rawat jalan
b. Rawat Inap
Pada tahun 2016 pelayanan rawat inap kasus kunjungan baru di
Puskesmas I Cilongok adalah sebesar 2,8%, dibandingkan tahun 2015
sebesar 2,2% dan tahun 2014 sebesar 2.2% dari keseluruhan
kunjungan baru di Puskesmas I Cilongok. Dari data tersebut maka
kunjungan kasus baru mengalami peningkatan pertahunnya.
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
b. Pengendalian vektor
urgency
No urgency None No cost 2
Prioritas Ke Masalah
1 Diare
2 Obesitas
3 Pneumonia balita
4 HT
5 TBC
19
2. Etiologi Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, antara lain (Mansjoer,
2000):
a. Infeksi
Beberapa mikroorganisme penyebab infeksi yang memunculkan tanda
klinis berupa diare antara lain:
1) Virus, antara lain Rotavirus, Adenovirus, Virus Norwalk,
Astrovirus, Calicivirus, Coronavirus, Minirotavirus.
2) Bakteri, antara lain Shigella spp., Salmonella spp., Escherecia
coli, Vibrio cholera, Vibrio parahaemoliticus, Aeromonas
hidrophilia, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium
difficile, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus,
Yersinia enterocolitica.
3) Parasit, antara lain protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Balantidium coli), cacing perut (Ascariasis, Trichuris
truchiura, Strongiloides stercoralis) dan jamur seperti Candida
sp.
20
3. Patomekanisme Diare
Patofisiologi diare dapat dijelaskan sesuai dengan klasifikasinya masing-
masing, sebagai berikut.
a. Diare osmotik
Secara fisiologis, osmolalitas feses sama dengan osmolalitas
serum (290 mOsm/kg) yang dipengaruhi oleh kadar natrium, kalium,
klorida, dan bikarbonat. Terjadinya peningkatan osmotic gap lebih dari
125 mOsm/kg menandakan bahwa diare disebabkan malabsorpsi
bahan yang bersifat osmotik aktif. Etiologi dari diare osmotik antara
lain defisiensi laktase, penggunaan laksatif berlebih, malabsorpsi
karbohidrat, dan sindroma malabsorpsi. Malabsorpsi karbohidrat
disertai distensi abdomen, kembung, dan flatus karena akumulasi gas
intralumen. Diare ini akan membaik dengan puasa (Thomas et al.,
2003; Juckett and Trivedi, 2011).
b. Diare sekretorik
Diare dengan volume lebih dari satu liter perhari disebabkan
peningkatan sekresi usus atau penurunan absorpsi, dimana osmotic
gap dalam batas normal (kurang dari 50 mOsm/kg). Etiologi dari diare
sekretorik antara lain tumor endokrin yang menstimulasi motilitas
usus/sekresi pankreas, malabsorpsi garam empedu, dan
penyalahgunaan laksatif. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara
lain pemeriksaan parasit maupun serologis untuk identifikasi Giardia
lamblia, Entamoeba histolytica, Yersinia, glukosa darah puasa, tes
fungsi thyroid, dan ujicoba kolestiramin (Thomas et al., 2003; Juckett
and Trivedi, 2011).
c. Diare inflamatorik
Diare ini dijumpai pada pasien dengan radang usus
(inflammatory bowel disease) seperti infeksi virus/bakteri, kolitis
ulseratif, penyakit Crohn, dengan gejala penyerta seperti hematokezia,
21
b. Faktor Ibu
1) Perilaku ibu dalam penanganan diare
Diare merupakan masalah yang masih dianggap berbahaya di
Indonesia oleh karena angka kejadiannya dinilai masih tinggi.
Diare lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama usia balita.
Oleh karena sering terjadi pada balita inilah peran ibu sangat
penting untuk penatalaksanaan diare agar tidak terjadi dampak
yang lebih membahayakan. Salah satu penanganan yang penting
dilakukan oleh ibu saat anak diare adalah bagaimana mencegah dan
mengatasi keadaan dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan
rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan) maupun
parenteral (melalui infus) telah berhasil menurunkan angka
kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare
(IDAI 2008).
ASI eksklusif
Vitamin A
Kekebalan
Status Gizi
Pencemaran
PHBS Pencemaran air Makanan &
bersih Minuman
Diare Balita
Ketersediaan
Air Bersih
Kemiskinan
Pemanfaatan
Air Bersih
Pengetahuan ibu
mengenai diare
kurang baik
D. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara makanan yang dikonsumsi anak dengan
kejadian diare pada balita di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
tahun 2017.
2. Terdapat hubungan antara perilaku ibu dalam penanganan diare dengan
kejadian diare pada balita di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
tahun 2017.
3. Terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan
kejadian diare pada balita di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
tahun 2017.
4. Terdapat hubungan antara kondisi rumah dengan kejadian diare pada balita
di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok tahun 2017.
5. Terdapat hubungan antara pendapatan per kapita dengan kejadian diare
pada balita di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok tahun 2017.
26
V. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor
resiko diare pada balita di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah status gizi anak, pendapatan per
kapita, kebiasaan konsumsi makanan pada anak, suplementasi vitamin A,
perilaku ibu dalam penanganan diare, perilaku ibu dalam hidup bersih
sehat, kondisi rumah, dan sanitasi lingkungan rumah. Variabel bebas
termasuk skala kategorik nominal.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian diare pada balita.
Variabel terikat termasuk skala kategorik nominal.
D. Definisi Operasional
27
Varibel Bebas
1. Faktor Anak
a. Kebiasaan Definisi : Nominal
konsumsi Frekuensi anak dalam membeli makanan di
makanan luar rumah dan atau frekuensi ibu dalam
pada anak membeli makanan di luar rumah untuk anak
(Fitri, 2012). yang menurut ibu tidak higienis
Kategori :
Sering : ≥ 2 kali sehari
Tidak sering : < 2 kali sehari
Alat Ukur :
Kuesioner
2. Faktor Ibu
a. Perilaku ibu Definisi : Nominal
dalam Hal-hal yang telah dilakukan responden untuk
penanganan penanganan diare berkenaan dengan
diare pengetahuan yang telah didapat.
(Purbasari, Kategori :
Baik : jawaban benar responden >= 80% (skor
2009)
>= 11)
Sedang : jawaban benar responden < 80%
(skor < 11)
Alat Ukur :
Kuesioner
A. Hasil
1. Analisis Univariat
Berikut ini merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan di
Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan Posyandu Balita Desa
Karangtengah dengan jumlah balita 54 orang. Penelitian ini dengan
menggunakan metode wawancara langsung pengisian kuesioner yang
dipandu langsung oleh peneliti. Analisis univariat yang digunakan adalah
distribusi frekuensi pada masing-masing variabel dan persentasenya.
Adapun distribusi variabel beserta persentase masing-masing kategori
telah tersaji pada tabel .
Tabel 6.1 Distribusi Frekuensi
Variabel Kategori Frekuensi Persentase Total
Jenis Kelamin Laki-laki 24 44,4%
100,0%
Perempuan 30 55,6%
Diare Ya 33 61,1%
100,0%
Tidak 21 38,9%
Status Gizi Tidak Baik 0 0%
100,0%
Baik 54 100,0%
Suplementasi Tidak Baik 0 0%
100,0%
Vitamin A Baik 54 100,0%
Konsumsi Makanan Tidak Sering 27 50,0%
100,0%
Tidak Higienis Sering 27 50,0%
Perilaku Ibu Pada Buruk 24 55,6%
100,0%
Penanganan Diare Baik 30 44,4%
PHBS Ibu Buruk 35 64,8%
100,0%
Baik 19 35,2%
Di Bawah
Pendapatan 48 88,9%
Rata-rata
100,0%
Di Atas Rata-
Perkapita 6 11,1%
rata
Tidak
Kondisi Rumah Sehat 47 87,0%
Terpenuhi 100,0%
Terpenuhi 7 13,0%
ASI Ekslusif Ya 0 0%
100,0%
Tidak 54 100,0%
Pada tabel dapat dilihat bahwa sebanyak 24 (44,4%) sampel adalah
balita laki-laki dan 30 (55,6%) sampel adalah balita perempuan. Semua
balita mendapatkan ASI eksklusif, asupan vitamin A rutin, dan status gizi
baik. Para balita di Karangtengah memiliki kebiasaan konsumsi makanan
yang tidak higienis sebanyak 50%. Sedangkan perilaku ibu pada
penanganan diare balita buruk, yaitu sebesar 55,6%. PHBS ibu juga
dikatakan buruk dengan persentase sebesar 64,8%. Pendapatan per kapita
32
dengan kejadian diare. Karena tidak memenuhi syarat uji chi square, maka
dilakukan uji Fisher untuk pendapatan per kapita dan rumah sehat.
Didapatkan hasil pendapatan per kapita (p = 1,000 dan OR = 1,31) dan
rumah sehat (p = 0,411 dan OR = 0,42) sehingga kedua variabel tersebut
tidak berhubungan dengan kejadian diare.
3. Analisis Multivariat
Dilakukan analisis lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor apa
yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita. Analisis dilakukan
dengan uji regresi logistik. Berdasarkan data analisis bivariat, variabel
yang dapat dimasukkan ke dalam analisis regresi logistik adalah data yang
memiliki nilai p <0,25.
perilaku PHBS ibu maka dapat dibuat beberapa alternatif. Metode yang
digunakan adalah metode Rinke. Metode ini menggunakan dua kriteria yaitu
efektifitas dan efisiensi jalan keluar.
Efektifitas jalan keluar meliputi besarnya masalah yang dapat diatasi,
pentingnya jalan keluar, sedangkan efisiensi jalan keluar dikaitkan dengan
biaya yang diperlukan untuk melakukan jalan keluar.
1) Kriteria efektifitas jalan keluar
a. M (besarnya masalah yang dapat diatasi) :
1. Masalah yang dapat diatasi sangat kecil
2. Masalah yang dapat diatasi kecil
3. Masalah yang dapat diatasi cukup besar
4. Masalah yang diatasi besar
5. Masalah yang diatasi dapat sangat besar
b. I (pentingnya jalan keluar yang dikaitkan dengan kelanggengan
selesainya masalah):
1. Sangat tidak langgeng
2. Tidak langgeng
3. Cukup langgeng
4. Langgeng
5. Sangat langgeng
36
A. Latar Belakang
Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB
lebih dari 3x sehari dengan perubahan konsistensi menjadi lunak atau cari ,
dapat disertai dengan dengan lendir atau darah. Diare merupakan salah satu
penyakit yang paling sering terjadi pada balita di Indonesia dengan insidensi
6,7%. Menurut WHO, diare juga merupakan penyebab kematian balita yang
paling tinggi di dunia (Riskesdas, 2013; WHO, 2009).
Insidensi diare di provinsi Jawa Tengah adalah . Pada tahun 2016, di
Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, terjadi KLB diare dengan kematian
balita 1 jiwa. (Kemenkes RI, 2014, Puskesmas Cilongok, 2016).
Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kejadian
diare merupakan masalah yang belum bisa ditangani dengan baik sehingga
diperlukan adanya intervensi terhadap angka kejadian diare di Desa
Karangtengah Kecamatan Cilongok secara efektif dan efisien dengan cara
meningkatkan PHBS ibu.
Pengetahuan ibu mengenai PHBS dapat ditingkatkan melalui edukasi.
Ibu merupakan sosok yang selalu berinteraksi dengan anak sehingga jika
PHBS ibu buruk, maka anaknya bisa terserang/tertular diare. Dengan
melakukan edukasi pada ibu, maka diare anak dapat dihindari. Selain itu,
kader Posyandu juga dinilai mampu untuk mengajarkan tentang PHBS ibu
dalam rangka mencegah diare pada balita kepada warga lainnya yang sedang
berhalangan hadir di Posyandu.
B. Tujuan
1. Umum
Menekan angka kejadian atau kekambuhan diare pada balita di Desa
Karangtengah Kecamatan Cilongok.
2. Khusus
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu dengan balita serta kader
dalam PHBS ibu untuk mencegah terjadinya diare pada anak melalui
penyuluhan di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok.
C. Bentuk Kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan disajikan dalam bentuk penyuluhan
tentang PHBS ibu dengan tujuan menekan angka kejadian diare pada balita.
D. Sasaran
Sepuluh orang kader Posyandu serta ibu-ibu RW 1 dan RW 2 Desa
Karangtengah, Kecamatan Cilongok.
E. Pelaksanaan
1. Personil
39
3. Output
Ibu dan kader mampu mempraktekkan kembali cara cuci tangan yang
benar dan 5 waktu cuci tangan serta tentang kebersihan jamban. Selain
itu, ibu dan kader mampu mengulang kembali cara penanganan
sederhana pada anak yang diare.
41
A. Pelaksanaan
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan kader kesehatan dapat
membantu mengatasi masalah-masalah PHBS yang berhubungan dengan
diare di Desa Karangtengah. Selain itu, ibu dengan balita juga dapat
mencegah terjadinya diare pada anak dengan cara meningkatkan PHBS.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilaksanakan melalui 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Perizinan
Perizinan diajukan dalam bentuk lisan oleh dokter muda kepada
Kepala Puskesmas I Cilongok, Preseptor Lapangan, Bidan Desa, dan
Ibu Kepala Desa Karangtengah.
b. Materi
Materi yang disiapkan adalah materi penyuluhan tentang penanganan
diare yang bisa dilakukan ibu di rumah dan materi PHBS ibu.
b. Sarana
Sarana yang digunakan yaitu ruangan balai desa.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Judul Kegiatan
“Penyuluhan PHBS Untuk Mencegah Diare Pada Anak”
b. Waktu
Selasa, 11 April 2017
c. Tempat
Balai Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
d. Penanggung Jawab
1) dr. Dwi Arini E, MPH., selaku pembimbing fakultas
2) dr. Novita Sabjan selaku Kepala Puskesmas I Cilongok, sekaligus
sebagai pembimbing lapangan
3) Wiji., Amd.Keb selaku bidan desa.
4) Pelaksana Ong Reaya Sany dan Muharramadina Fla Ravinda
5) Peserta kader posyandu dan ibu dengan balita RW 1 dan RW 2
Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
6) Penyampaian Materi
Penyuluhan materi diare dan PHBS diberikan pada kader
posyandu dan ibu dengan balita RW 1 dan RW 2 Desa
Karangtengah Kecamatan Cilongok, yang mencakup materi
pengenalan terhadap diare (definisi diare, etiologi, faktor risiko
dan sumber penularan, penanganan diare di rumah secara singkat)
dan materi mengenai PHBS ibu (meliputi kriteria rumah sehat,
jamban sehat, saat-saat mencuci tangan, dan demonstrasi cara
cuci tangan yang benar).
B. Evaluasi
42
1. Input
a. Sasaran
Sebanyak 9 kader posyandu hadir dalam kegiatan penyuluhan. Ibu
dengan balita hadir sebanyak 48 orang. Maka target penyuluhan
terpenuhi, yaitu minimal 8 orang kader dan 47 orang ibu (80%) dari
keseluruhan kader posyandu dan ibu dengan balita di Desa
Karangtengah Kecamatan Cilongok yang menghadiri penyuluhan.
Sasaran yang mengikuti kegiatan penyuluhan terlihat antusias dalam
mengikuti kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan
yang diajukan oleh sasaran serta interaksi aktif dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh pemateri.
b. Sumber Daya
Ruangan telah disediakan dan disiapkan oleh pemerintah Desa
Karangtengah. Pemateri pertama yaitu Ong Reaya Sany
menyampaikan materi yang berisi materi pengenalan terhadap diare
(definisi diare, etiologi, faktor risiko dan sumber penularan,
penanganan diare di rumah secara singkat). Pemateri kedua adalah
Muharramadina Fla Ravinda yang menyampaikan tentang materi
mengenai PHBS ibu (meliputi kriteria rumah sehat, jamban sehat,
saat-saat mencuci tangan, dan demonstrasi cara cuci tangan yang
benar). Anggaran yang dihabiskan adalah sejumlah Rp. 50.000,00
yang digunakan untuk sarana
.
2. Proses
a. Keberlangsungan acara
Acara diselenggarakan di Aula Balai Desa Karangtengah dan
berlangsung kondusif. Semua pengisi acara, baik pemberi
sambutan serta pemateri datang menghadiri dan mengisi acara.
Semua rangkaian kegiatan terlaksana dengan baik dan antusiasme
peserta baik dibuktikan dengan jumlah pertanyaan yang diajukan
peserta ada sebanyak empat pertanyaan mengenai PHBS . Materi
disampaikan dengan metode penyuluhan lisan mencakup dan
materi mengenai PHBS ibu (meliputi kriteria rumah sehat, jamban
sehat, saat-saat mencuci tangan, dan demonstrasi cara cuci tangan
yang benar).
b. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Kegiatan berhasil dilaksanakan pada hari Selasa, 11 April 2018.
Acara dimulai pukul 09.30, mundur tiga puluh menit dari rencana
awal karena masih menunggu Bidan Desa yang sedang bertugas di
Polindes. Acara berlangsung selama 100 menit atau lebih 10 menit
dibandingkan dengan alokasi waktu yang telah direncanakan dan
43
A. Kesimpulan
1. Hasil analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis) di Desa
Karangtengah wilayah kerja Puskesmas I Cilongok Kabupaten
Banyumas menunjukkan bahwa diare menjadi prioritas masalah yang
diambil.
2. Faktor risiko yang paling berhubungan signifikan secara statistik dengan
kejadian diare di Desa Karangtengah , Kecamatan Cilongok adalah
PHBS ibu yang kurang baik. Selain itu, perilaku ibu pada penanganan
diare yang tidak baik dan tingginya frekuensi konsumsi makanan yang
tidak higienis juga memiliki pengaruh terhadap kejadian diare. Adapun
permasalahan yang diangkat untuk dilakukan intervensi adalah perilaku
ibu pada penanganan diare yang tidak baik.
3. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih adalah melakukan
penyuluhan mengenai PHBS ibu untuk mencegah terjadinya diare kepada
kader posyandu dan ibu dengan balita RW 1 dan RW 2 di Desa
Karangtengah, Kecamatan Cilongok.
4. Penyuluhan berjalan baik pada hari Selasa, 11 April 2017 pukul 09.30-
11.10 dan memenuhi target yaitu minimal 80% kader posyandu dan ibu
dengan balita RW 1 dan RW 2 di Desa Karangtengah, Kecamatan
Cilongok hadir.
B. Saran
1. Perlu dilakukan survey lanjutan dengan penyebaran ulang kuisioner
mengenai PHBS ibu dalam kurun waktu 6 bulan ke depan untuk melihat
apakah tingkat pengetahuan mengenai penanganan diare balita dan PHBS
ibu sudah menunjukkan peningkatan di desa Karangtengah , Cilongok.
2. Perlu dilakukan evaluasi mengenai prevaleni diare di desa Karangtengah,
Cilongok 6 bulan ke depan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Alboneh, F. A. 2013. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Diare pada Balita
Usia 2 – 5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Solo. (Tidak dipublikasikan)
Atussoleha, M. I. 2012. Hubungan Antara Status Gizi, ASI Eksklusif, dan Faktor
Lain Terhadap Frekuensi Diare pada Anak Usia 10 – 23 Bulan di
Puskesmas Tugu, Depok Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia.
Depok. (Tidak Dipublikasikan)
Ayuningtyas, N. V. 2012. Hubungan Frekuensi Jajan Anak dengan Kejadian Diare
Akut pada Anak Sekolah Dasar di SDN Sukatani 4 dan SDN Sukatani 7,
Kelurahan Sukatani, Depok Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia.
Depok. (Tidak Dipublikasikan).
Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2009. Panduan Manajemen Suplementasi
Vitamin A. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Depkes RI. 2007. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fatmasari, H. 2008. Hubungan Beberapa Faktor Resiko dengan Kejadian Diare
pada Anak Balita di Ruang Rawat Inap Puskesmas Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes Tahun 2008. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang. (Tidak Dipublikasikan).
Fatmawati, A. 2008. Hubungan antara Sanitasi Rumah dengan Kejadian Diare di
Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun 2008.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo. (Tidak
Dipublikasikan)
Fitri, C. N. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan Konsumsi
Makanan Jajanan pada Siswa Sekolah Dasar di SDN Rawamangun 01
Pagi Jakarta Timur Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta.
(Tidak Dipublikasikan)
Jannah, R. Gambaran Penderita Diare Serta Karakteristik yang Berobat pada
Bulan Juli di Puskesmas Peusangan Kabupaten Bireun Tahun 2005.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Aceh. Aceh. (Tidak Dipublikasikan)
World Health Organization (WHO). 2009. Diarrhoea: Why Children Are Still
Dying And What Can Be Done .World Health Organization (WHO).
Available from
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/44174/1/9789241598415_eng.pd
f (diakses pada tanggal 9 September 2015)
47
Informed Consent
Kami mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto, saat ini sedang malakukan penelitian dengan judul “Faktor Risiko
yang Mempengaruhi Kejadian Diare pada Balita di Desa Karangtengah,
Kecamatan Cilongok”. Penelitian ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan
Community Health Analysis pada Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal
Soedirman.Kesediaan anda sangat berarti dalam penyusunan penelitian ini. Atas
kesediaan anda dan anak anda menjadi responden, kami ucapkan terimakasih.
Cilongok, April 2017
Tim Peneliti
Lembar Persetujuan Partisipasi dalam Penelitian
Responden
49
IDENTITAS
Nama anak balita
1.A. Laki-laki
Jenis Kelamin
2.B. Perempuan
VARIABEL BEBAS
Kejadian Diare
Apakah anak Ibu pernah mengalami
buang air besar cair atau lembek
1.A. Ya
dengan frekuensi lebih dari tiga kali
2.B. Tidak
dalam sehari selama tiga bulan
terakhir?
3.VARIABEL TERIKAT
4.1. FAKTOR ANAK
a. Status Gizi Anak
Tanggal lahir / /
a. Memuasakan a. 0
b. Memberi makan seperti b. 1
Apa yang ibu lakukan saat anak biasa
diare? c. Mengganti makanan c. 2
dengan yang lebih
lunak
Apakah ibu langsung membawa anak a. Ya a. 0
berobat pada saat awal diare? b. Tidak b. 1
Apakah ibu memberikan obat a. Ya a. 0
antidiare pada awal anak ibu diare? b. Tidak b. 1
Apakah ibu memberikan minum a. Ya a. 1
lebih banyak? b. Tidak b. 0
Apakah ibu memberikan oralit saat a. Ya a. 1
anak ibu diare? b. Tidak b. 0
a. 1
a. Memberi minum lebih
banyak
b. 1
b. Tetap memberikan ASI
Apa yang ibu lakukan jika anak ibu c. 1
c. Memberikan cairan
mengalami dehidrasi/kekurangan
oralit (cairan rehidrasi
cairan?
oral)
d. 1
d. Memberi makanan yang
mengandung banyak air
Apakah ibu memberikan suplemen a. Ya a. 1
zinc pada saat anak ibu diare? b. Tidak b. 0
Apakah ibu memberikan obat-obatan a. Ya a. 0
tradisional saat anak ibu diare? b. Tidak b. 1
a. Baik
Kategori
b. Buruk
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ibu
Ibu menggunakan air sungai untuk mencuci peralatan makan a. Ya a. 0
dan minum b. Tidak b. 1
Ibu menggunakan air sungai untuk mencuci peralatan makan a. Ya c. 0
dan minum b. Tidak d. 1
Ibu menggunakan air pompa, sumur gali, air ledeng, atau air a. Ya a. 1
kemasan untuk mencuci bahan makanan b. Tidak b. 0
51
Ibu menggunakan air pompa, sumur gali, air ledeng, atau air a. Ya a. 1
kemasan untuk mencuci tangan b. Tidak b. 0
Sumber air yang digunakan berjarak lebih dari 10 meter dari a. Ya a. 1
tempat penampungan kotoran, limbah, atau septic tank b. Tidak b. 0
a. Ya a. 0
Ibu menyimpan air di tempat penampungan air yang terbuka
b. Tidak b. 1
Ibu memberikan minum dari air yang dimasak sampai a. Ya a. 1
mendidih b. Tidak b. 0
a. Ya a. 0
Ibu menggunakan air sungai untuk mandi
b. Tidak b. 1
a. Ya a. 0
Ibu mencuci pakaian bayi di sungai
b. Tidak b. 1
a. Ya a. 0
Ibu mencuci peralatan masak di sungai
b. Tidak b. 1
Ibu langsung memegang makanan tanpa mencuci tangan
a. Ya a. 0
dengan menggunakan air bersih (tidak berwarna, tidak berasa,
b. Tidak b. 1
tidak berbau) dan sabun
Ibu mencuci tangan dengan air bersih (tidak berwarna, tidak
a. Ya a. 1
berasa, tidak berbau) dan sabun setelah buang air besar dan
b. Tidak b. 0
menceboki bayi
Ibu mencuci tangan saja tanpa menggunakan sabun sebelum a. Ya a. 0
melakukan sesuatu b. Tidak b. 1
a. Ya a. 0
Ibu melakukan buang air besar di sungai
b. Tidak b. 1
Ibu melakukan buang air besar di di jamban yang terletak a. Ya a. 1
dalam rumah b. Tidak b. 0
a. Ya a. 1
Ibu membuang tinja/kotoran bayi di jamban dalam rumah
b. Tidak b. 0
a. Ya a. 0
Ibu membersihkan jamban ketika terlihat kotor saja
b. Tidak b. 1
a. Ya a. 0
Ibu membuang tinja/kotoran bayi di pekarangan dekat rumah
b. Tidak b. 1
a. Ya a. 1
Jamban yang digunakan bersih dan tidak berbau
b. Tidak b. 0
a. Ya a. 1
Tersedia air, sabun, dan alat untuk membersihkan jamban
b. Tidak b. 0
a. PHBS ibu baik
Kategori
b. PHBS ibu buruk
3. FAKTOR SOSIAL EKONOMI
Jumlah pendapatan suami per
A. Rp
bulan
Jumlah pendapatan istri per
B. Rp
bulan
Total pendapatan keluarga C. Rp
Jumlah anggota keluarga yang
D. ....... orang
menjadi tanggungan keluarga
52
Pendapatan perkapita E. Rp
F. a. Di atas pendapatan rata-rata per kapita
Kategori
G. b. Di bawah pendapatan rata-rata per kapita
Apakah anak mendapatkan ASI Ekslusif?
Lampiran 2. Dokumentasi
53
54
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Perempuan Count 9 21 30
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 54
Risk Estimate
Value
Vitamin_A * Penyakit_Diare
57
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 54
Risk Estimate
Value
ASI_ekslusif * Penyakit_Diare
58
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
ASI_ekslusif Ya Count 21 33 54
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 54
Risk Estimate
Value
Makan_Tdk_Hiegienis * Penyakit_Diare
59
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Sering Count 6 21 27
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Perilaku_Ibu * Penyakit_Diare
60
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Buruk Count 5 19 24
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Buruk Count 8 27 35
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,39.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,33.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Penyakit_Diare
Tidak Ya Total
Terpenuhi Count 4 3 7
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,72.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Logistic Regression
64
Tidak 0
Ya 1
Parameter coding
Frequency (1)
Buruk 35 1,000
Makan_reg Tidak Sering 27 ,000
Sering 27 1,000
Perilaku_reg Baik 30 ,000
Buruk 24 1,000
Sex_reg Perempuan 30 ,000
Laki-laki 24 1,000
Classification Tablea,b
Predicted
Penyakit_Diare Percentage
Observed Tidak Ya Correct
Ya 0 33 100,0
Score df Sig.
Chi-square df Sig.
Model Summary
1 8,647 8 ,373
2 5,231 6 ,515
2 2 3,211 2 ,789 4
3 5 3,952 1 2,048 6
4 3 3,080 3 2,920 6
5 1 1,557 4 3,443 5
6 0 ,572 3 2,428 3
7 2 1,301 7 7,699 9
8 0 ,534 6 5,466 6
9 1 ,219 4 4,781 5
10 0 ,058 3 2,942 3
Step 2 1 7 6,618 0 ,382 7
2 2 2,330 1 ,670 3
3 3 3,078 2 1,922 5
4 5 4,545 3 3,455 8
5 1 ,973 3 3,027 4
6 2 2,506 10 9,494 12
7 0 ,758 7 6,242 7
8 1 ,190 7 7,810 8
Classification Tablea
Predicted
Penyakit_Diare Percentage
Observed Tidak Ya Correct
Ya 4 29 87,9
Ya 6 27 81,8
Lower Upper
a
Step 1 Sex_reg(1) -,839 ,759 1,223 1 ,269 ,432 ,098 1,912
Score df Sig.
a
Step 2 Variables Sex_reg(1) 1,257 1 ,262
ROC Curve
69
The test result variable(s): Predicted probability has at least one tie between the
positive actual state group and the negative actual state group. Statistics may be
biased.
a. Under the nonparametric assumption
b. Null hypothesis: true area = 0.5
Positive if Greater
Than or Equal Toa Sensitivity 1 - Specificity