DERMATITIS NUMULAR
Disusun Oleh:
Ade Endang Maulana (11310003)
Pembimbing:
dr. Hj. Hervina, Sp.KK
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
DERMATITIS NUMULARIS
2.1 Definisi
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul,
vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak
selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk).
Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.(1)
2.2 Epidemiologi
Angka kejadian dermatitis numular pada usia dewasa lebih sering
terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita, onsetn puncaknya ya pada usia
antara 55 dan 65 tahun. Pada wanita onset puncaknya pada usia 15 – 25
tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak dibawah usia 1 tahun,
hanya sekitar 7 dari 466 anak yang menderita dermatitis numular dan
frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.(3)
2
2.3 Etiologi
Penyebab dermatitis numularis sampai saat ini belum diketahui.
Namun demikian banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer
maupun sebagai predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi.
Staphylokokkus dan mikrokokus diketahui sebagai penyebab langsung
melalui mekanisme hipersensitivitas. namun demikian, perannya secara
patologis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan
emosional, trauma lokal seperti gigitan serangga dan kontak dengan bahan
kimia mungkin dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi
bukan merupakan penyebab utama. Penyakit ini umumnya cenderung
meningkat pada musim dingin, juga dihubungkan dengan kondisi kulit yang
kering dan frekuensi mandi yang sering dalam sehari akan memperburuk
kondisi penyakit ini. (4)
2.4 Patofisiologi
3
numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell
dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada
epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti
mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi
lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers
dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak
dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non
lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan kalsitonin terikat
rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada
penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi
pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.(3)
4
Secara umum, ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yang dapat dibedakan,
yaitu; (2)
a. Dermatitis numular pada tangan dan lengan.
Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau
punggung jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang
terjadi pada sisi reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang
meluas.(2)
b. Dermatitis numular pada tungkai dan badan.
Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian
kasus, kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan
serangga. Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif.
Dalam perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous dan
berkrusta, cepat meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar.
Pada Dermatitis numular juga sering dijumpai penyembuhan pada
bagian tengah lesi, tetapi secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea.
Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang
tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian
menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.(2)
c. Dermatitis numular bentuk kering.
Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular
umumnya karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan
multipel pada tungkai atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel
kecil di bagian tepinya di atas dasar eritematus pada telapak tangan dan
telapak kaki. Gatal minimal yang berbeda sekali dengan bentuk
dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-tahun dengan fluktuasi
atau remisi yang sulit diobati.(2)
5
Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin pada dermatitis numularis.
2.6 Diagnosis
Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan
gejala klinis. Tingkat gatal dan terjadinya likenifikasi akan
membedakannya dari neurodermatitis. Distribusi lesi biasanya pada kedua
lutut, kedua siku dan kulit kepala. Pada psoriasis, lesinya kering,
skuamanya lebih tebal dan iritasinya lebih ringan, patch test dan prick test
akan membantu mengidentifikasikan penderita dengan dermatitis
kontak.(1)
6
makrofag di sekitar pembuluh darah. Pada lesi kronis ditemukan akantosis
teratur, hipergranulosis, dan hyperkeratosis dan spongiosis ringan.(4)
a. Tinea Korporis
7
b. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat
kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema
berbatas tegas, dengan skuama yang kasar, berlapis, dan
transparan. Disertai fenomena tetesan lilin, auspitz, dan koebner.(1)
Gambar 5. Psoriasis
2.9 Tatalaksana
Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor. Jika ada
trauma pada tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak teriritasi. (3)
b. Emollients.
8
Pengobatan topikal:
1. Obat Antiinflamasi.
Pengobatan Sistemik
1. Antibiotik
2. Antihistamin oral.
3. Steroid sistemik.
9
2.10 Prognosis
10
DAFTAR PUSTAKA
11