Anda di halaman 1dari 4

1.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


 Menjelaskan anatomi kulit, jaringan lunak, dan persendian, Menjelaskan tentang
kontraktur dan membuat diagnosis kontraktur secara benar berdasarkan
pemerikasaan klinis dan radiologis.
 Komunikasi dengan penderita dan atau keluarga mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan kontraktur dan cara penatalaksanaannya, serta hal-hal yang
mungkin terjadi selama dan sesudah penatalaksanaan.
 Melakukan tindakan operatif kontraktur.
 Melaksanakan penanganan pasca operatif dan komplikasi dini yang terjadi pasca
tindakan operatif.
 Melaksanakan penatalaksanaan rehabilitasi pasca tindakan operatif melalui
kerjasama tim atau bidang ilmu terkait.
 Mengenali kasus-kasus kontraktur dengan penyulit yang perlu dirujuk ke Spesialis
Bedah Plastik dan tata cara merujuknya ke dokter Bedah Plastik setempat untuk
tindakan selanjutnya

2. GAMBARAN UMUM
Kontraktur adalah pemendekan permanen dari kulit dan atau jaringan dibawahnya
yang menyebabkan deformitas dan keterbatasan gerak
Kontraktur dapat disebabkan karena regangan parut abnormal pasca penyembuhan
luka, kelainan bawaan maupun akibat proses degeneratif.
Berdasarkan jaringan yang terlibat
 Kontraktur Dermogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan kulit saja
 Kontraktur Desmogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan fascia
 Kontraktur Miogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan otot
 Kontraktur Tendogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan tendon
 Kontraktur Arthrogen/Osteogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan
sendi dan atau tulang
Berdasarkan bentuk (untuk kontraktur kulit)
 Kontraktur Linier : adalah kontaraktur kulit yang bila diregangkan maksimal
kulit yang teregang akan berbentuk satu garis.
 Kontraktur Diffus : adalah kontraktur kulit yang bila diregangkan maksimal
tegangan kulit yang teregang bersifat merata.
Berdasarkan posisi kontraktur/deformitas yang terjadi
 Kontraktur Fleksi : kontraktur yang terjadi mengakibatkan posisi fleksi.
Biasanya terjadi pada daerah siku, pergelangan tangan, leher, dan sendi
interfalang
 Kontraktur Adduksi : kontraktur yang terjadi mengakibatkan posisi aduksi.
Biasanya terjadi pada daerah bahu dan ketiak.
 Kontraktur Abduksi : kontraktur yang terjadi mengakibatkan posisi abduksi.
Biasanya terjadi pada daerah daerah kaki dan sendi
metacarpophalangeal(MCP)

9. MATERI BAKU
a. Definisi
Kontraktur adalah pemendekan permanen dari kulit dan atau jaringan
dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan keterbatasan gerak
b. Etiologi dan Patologi
Kontraktur dapat disebabkan karena regangan parut abnormal pasca
penyembuhan luka, kelainan bawaan maupun akibat proses degeneratif.
c. Pembagian kontraktur
1. Berdasarkan jaringan yang terlibat
 Kontraktur Dermogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan
kulit saja
 Kontraktur Desmogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan
fascia
 Kontraktur Miogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan otot
 Kontraktur Tendogen : adalah jenis kontraktur yang melibatkan
tendon
 Kontraktur Arthrogen/Osteogen : adalah jenis kontraktur yang
melibatkan sendi dan atau tulang
2. Berdasarkan bentuk (untuk kontraktur kulit)
 Kontraktur Linier : adalah kontaraktur kulit yang bila diregangkan
maksimal kulit yang teregang akan berbentuk satu garis.
 Kontraktur Diffus : adalah kontraktur kulit yang bila diregangkan
maksimal tegangan kulit yang teregang bersifat merata.
3. Berdasarkan posisi kontraktur/deformitas yang terjadi
 Kontraktur Fleksi : kontraktur yang terjadi mengakibatkan posisi
fleksi. Biasanya terjadi pada daerah siku, pergelangan tangan,
leher, dan sendi interfalang
 Kontraktur Adduksi : kontraktur yang terjadi mengakibatkan
posisi aduksi. Biasanya terjadi pada daerah bahu dan ketiak.
 Kontraktur Abduksi : kontraktur yang terjadi mengakibatkan
posisi abduksi. Biasanya terjadi pada daerah daerah kaki dan sendi
metacarpophalangeal(MCP)

d. Pemeriksaan fisik
Kontraktur kulit dapat dilakukan pemeriksaan dengan melakukan peregangan
maksimall pada bagian tubuh yang mengalami kontraktur. Bila tampak satu
bagian kulit yang teregang maksimal membentuk 1satu garis. Untuk
mengetahui jaringan yang ikut terlibat dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil peregangan bagian tubuh yang mengalami kontraktur
pada saat penderita dilakukan pembiusan. Bila dengan pembiusan hasil
peregangan menghasilkan sudut kontraktur yang sama, maka kontraktur
tersebut sudah melibatkan sendi dan tulang.
e. Pemeriksaan penunjang
Foto polos sendi 2 posisi AP/lateral bila dicurigai kontraktur sudah melibatkan
sendi
f. Penatalaksanaan
 Preoperatif
 Prosedur lengkap
o Kontraktur linier dapat diatasi dengan teknik Z plasty, dengan
teknik ini pembebasan kontraktur kulit linier dapat dilakukan
dengan memanfaatkan kulit yang berlebih setelah diregangkan
dalam arah yang tegak lurus dengan arah kontraktur sehingga
terjadi efek perpanjangan.
o Kontraktur difus dapat dibebaskan dengan melakukan eksisi
jaringan parut abnormal sampai betul - betul mendapatkan posisi
bebas, dengan tetap melakukan evaluasi terhadap fungsi
neurovaskuler, sehingga bila posisi bebas tidak didapatkan secara
maksimal maka dipikirkan untuk melakukan pembebasan
kontraktur secara bertahap.
o Defek yang timbul dapat ditutup dengan
 Skin graft.
 STSG bila defek yang timbul cukup luas.
 FTSG bila defek yang timbul tidak luas dan terjadi
pada daerah sendi serta daerah tumpuan.
 Skin flap.
 Dilakukan untuk menutup defek didaerah yang
mempunyai kecenderungan terjadi kontraktur
kembali karena posisi anatominya, atau bila ingin
mendapatkan kualitas serta tekstur kulit yang lebih
baik.
 Pemilihan flap bisa dengan menggunakan lokal flap
ataupun flap bebas, tergantung letak dan besar defek
yang harus ditutup.
 Bila tendon ikut terlibat dapat dilakukan tendoplasti
(pemanjangan tendon) atau tendon graft, maupun tendon
transfer
 Bila sendi sudah ikut terlibat maka dapat dilakukan insisi
kapsul sendi bagian volar dan bila perlu dilakukan eksisi
sebagian kapsul sendi.
 Bila sendi yang terlibat sudah rusak dilakukan arthrodesis
untuk menjamin stabilitas sendi.
g. Perawatan pasca operatif
Balutan dievaluasi pada hari ke empat dan dilakukan perawatan luka dengan
tulle dan salep mata. Jahitan dibuka antara hari ke-7-10, bila kontraktur
melibatkan sendi dan dilakukan pemasangan splint dan atau intra medulary
pinning, maka pinning di pertahankan sampai 2 minggu dan dilakukan
perawatan ujung pinning dengan salep mata setiap hari. Setelanjutnya
dilakukan program mobilisasi bertahap sesuai dengan program rehab medik.
10. ALGORITMA

Defek

Trauma Luka kronik Luka pasca Combustio


pembedahan, misal:
eksisi keganasan,
tattoo, keloid

Luas (>2cm)

Split Thickness
Skin Graft

Anda mungkin juga menyukai