Anda di halaman 1dari 9

Pelatihan Dasar CPNS Kementerian PUPR Batch III

Balai Diklat PUPR Wilayah V Yogyakarta

RESUME HARIAN

Hari/Tanggal : Jumat, 6 Juli 2018


Kelas : E
Lokasi : Ruang Kelas E Candradimuka Balai Diklat PUPR Wilayah V
Yogyakarta
Pengajar : Ir. Guratno Hartono, MBC
Ketua Harian : Nadya Nor Azila (19)
Notulen : Amelia Yunisa (3) dan Arina Fatchurrochmah (4)

Sesi I ​| 08.00-10.15

Pentingnya WoG
Faktor eksternal Faktor internal Faktor Indonesia

Mendorong pemerintah untuk Ketimpangan kapasitas Keberagaman ​latar belakang


meningkatkan pelayanan, sektoral nilai, budaya, adat istiadat
manajemen program, Perbedaan orientasi sektor mendorong adanya potensi
policy development dalam pembangunan yang disintegrasi bangsa
mendorong ​mentalitas silo
Perkembangan ​teknologi (ego sektoral)
informasi

Keuntungan WoG
● Outcomes focused:​ orientasi pada outcome yg tdk bisa hanya diselesaikan oleh satu sektor
saja
Contoh: outcome PUPR: pembangunan jalan -> outcome lanjutan dari sektor lain: membuka
ekonomi, menaikkan distribusi
● Boundary spanning​: satu kebijakan melibatkan banyak instansi
● Enabling:​ pemerintah mampu menangani hal-hal yang sifatnya lebih kompleks
Contoh: ASEAN Games: PU: membangun venue; Kemenpora: menyiapkan atlet dsb
● Strengthening prevention​ : mendorong pencegahan masalah yang mungkin berkembang
lebih jauh, dengan kolaborasi dan sinergi

Kenapa ada WoG


● Reaksi terhadap disagregasi birokrasi dlm NPM
● Respon terhadap ​wicked problems:​ kriminal
● Strategic enabler:​ pemahaman isu strategis dan berjangka panjang
● Respon terhadap tekanan luar
Contoh: kebakaran hutan karena pengusaha luar, yang disalahkan Indonesia, eksploitasi
sumber daya alam

Bentuk WoG
● Integrating Service Delivery​: proses penyatuan pemberian layanan kepada publik
Contoh: Pengurusan Paspor Online, Pengurusan SIM
● Koordinasi dan Kolaborasi: pemerintah horizontal yg berkoordinasi dan berkolaborasi dalam
mencapai tujuan bersama
Contoh: PU dan pariwisata
● Integrating and Rebalancing Governance​: kontrol politik dan otonomi administrasi
● Culture Change​: masalah2 informal; konsep-konsep social glue, budaya organisasi
Contoh: komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah

WoG adalah Pengelolaan Pemerintahan yang terintegrasi dalam penyelenggaraan pelayanan


kepada publik : lebih efektif dan efisien

Praktek WoG
● Penguatan Koordinasi antar Lembaga
Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah ideal untuk koordinasi,
agar koordinasi bisa lebih mudah
Contoh: Kementerian PU dengan Kementerian Perumahan Rakyat, Pembentukan
Kementerian-kementerian Koordinator yang mengkoordinasikan kementerian bagian
tersebut, seperti badan koordinator maritim, Polhukam, dll
● Membentuk Lembaga Koordinasi Khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen dalam mengkoordinasikan sektor, untuk
isu-isu tertentu
Contoh: BKKBN, Badan Koordinasi Penanaman Modal
● Membentuk Gugus Tugas
Bentuk kelembagaan koordinasi diluar struktur formal yang sifatnya tidak permanen
Contoh: gugus tugas untuk menyelesaikan masalah kebakaran hutan
● Koalisi Sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor/
lembaga: informal

Cara mewujudkan WoG:

Kategori Tipe Keterangan

Koordinasi Penyertaan Pengembangan Strategi dengan pertimbangan


dampak
Dialog Pertukaran informasi

Joint Planning Perencanaan dan kerjasama bersama

Integrasi Joint working Kolaborasi Sementara

Joint venture Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada


pekerjaan besar yang menjadi urusan salah satu
peserta kerjasama

Satelit Entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sbg.


Mekanisme integratif

Kedekatan dan Aliansi strategis Perencanaan jangka panjang, kerja sama pada isu
perlibatan yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama

Union Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih


nampak

Merger Penggabungan ke dalam struktur baru


Konsekuensi: penataan dokumen seringnya menjadi
kacau

Penerapan WoG dalam Pemberian Pelayanan Publik


Tantangan penerapan WoG
● Perbedaan Kapasitas SDM dan Institusi, kapasitas tiap institusi tidak sama, mendorong
terjadi merger/ akuisisi kelembagaan yang di dalamnya akan terjadi penggabungan
SDM dengan kualifikasi yang berbeda2
Contoh: Salah satu sumber akan mendominasi, misal ketika Diklat PIM, ada salah satu
instansi lebih unggul/aktif saat berdiskusi dan berkelompok dengan instansi lain
● Nilai budaya dan organisasi
Nilai dan budaya dapat menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai
dengan penyatuan kelembagaan
Contoh: Nilai PU: iProve
Budaya: bekerja keras, bergerak cepat, bertindak tepat, berjiwa seni (contoh:
Pembangunan Jembatan Antapani)
● Kepemimpinan
Kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya
organisasi serta meramu SDM yang tersedia untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Contoh: sinergistik: mensinergikan kepentingan2 yg ada, contoh: Penggabungan
KemenPU dengan Kemenpera; Menteri PUPR: “tidak ada lagi anshor dan muhajirin”

Pelayanan Publik
● Berdasarkan Survey KPK 2009, kualitas pelayanan publik Indonesia baru 6,64 dari 10
untuk instansi pusat
● Unit Pelayanan Publik di daerah mencapai 6.69 (2008)

Saat ini masyarakat sudah melek teknologi dan informasi, sehingga semuanya dituntut untuk
menjadi lebih transparan

WoG Berdasarkan Jenis


● Pelayanan yang bersifat administratif
Pelayanan yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
masyarakat
Contoh: akta kelahiran, KTP
● Pelayanan jasa
Jasa yg harus diberikan pemerintah terhadap masyarakat
Contoh: transportasi
● Pelayanan Barang
Pelayanan yg menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat
Contoh: jalan, telepon, listrik, air
● Pelayanan Regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan, kebijakan
publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat
peraturan, pedoman

Bentuk Pelayanan WoG Berdasarkan Pola


● Pelayanan Teknis Fungsional
Pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan
bidang tugas, fungsi, dan kewenangannya
Contoh: KemenPUPR: membangun jalan
● Pelayanan Satu Atap
Pola Pelayanan terpadu pada satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai
kewenangan masing-masing
Contoh: Beda Unit tapi berada dalam satu tempat, Pelayanan di PU
● Pelayanan Satu Pintu
Pola pelayanan yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintahan
berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang
bersangkutan
Contoh: Pelayanan ke PU, namun sebelumnya sudah diproses oleh satu badan baru
(unit kerja tersendiri) yang bisa jadi berisi orang-orang PU juga
● Pelayanan Terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah sebagai
koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang
pelayanan masyarakat yang bersangkutan
Contoh: 8 pelayanan terpusat: kesehatan, pendidikan, hukum, keamanan, luar negeri,
pertanahan, Fiskal Moneter, Agama
● Pelayanan Elektronik
Pola Pelayanan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
Contoh: LPSE, e-KTP (seharusnya), Pelayanan aspirasi dan keluhan masyarakat
melalui ​www.lapor.go.id

​ enerapan WoG Dalam Pemberian Pelayanan Publik


Best Practice P
● Inggris
Sudah diformulasikan sejak tahun 2011
Diintegrasikan dengan ​WoG Account​ (Integrasi sistem laporan keuangan 5.500
organisasi publik)
● Amerika
Keamanan Nasional
Integrated portal www.usa.gov
● Malaysia
One service, one delivery, no wrong door​ (menerima pengaduan darimanapun/jenis
apapun, serta menjamin bahwa pengaduan akan disalurkan kepada penyelenggara
yang tepat)
Contoh: walaupun masyarakat melakukan pengaduan ke PU yang tidak berkaitan
dengan PU, PU tetap wajib meneruskan dan melanjutkan pengaduan tersebut

Contoh di Indonesia
Pelayanan bergerak (Mobile)
- SIM keliling
- Pelayanan sertifikat tanah ODS
Pelayanan Satu Atap
- SAMSAT
Pelayanan Satu Pintu
- PTSP Penanaman Modal
Pelayanan Online
- Portal Pelayanan Publik di ​www.layanan.go.id​ (kominfo)
- E-Government: e-proc, e-kinerja, e-monitoring, e-absensi
- Pelaporan: e-lapor, e-wadul, qlue

Sesi II | ​10.30-11.30

Kegiatan: Melanjutkan penyusunan ringkasan buku WoG; agar peserta latsar dapat lebih
memfokuskan pada jalan cerita terbentuknya WoG
Sesi III​ | 13.00-15.00

Kegiatan: Presentasi Ringkasan buku ​The Whole-of-Government Approach – Regulation,


Performance, and Public-Sector Reform

Penulis: Tom Christensen Per Lægreid


Moderator: Dewangga Mega

Kelompok I: Introduction
Anggota: Ahmad Febri; Dewangga Mega; Rezky Rendra; Indragiri K.
Pembawa materi: Ahmad Febri

Kelompok II: Why Whole of Government Initiatives


Anggota: Adelina Iswanti; Prayudi Satriavi; Regina; Vicky Pratama
Pembawa materi: Vicky Pratama
Kesimpulan:
Ada 4 faktor yang mendorong Whole of Government
● Reaksi akan silo mentality dan pillarization
● Devolusi struktural
● Krisis dunia
● Efisiensi anggaran

Kelompok III: What is Whole of Government


Anggota: Arina Fr; M. Fadhil F; Novi Riandini; R.M. Bagus Prakoso
Pembawa materi: R.M. Bagus Prakoso
Kesimpulan:
WoG/ JUG sebagai inisiasi pengganti konsep pelaksanaan pemerintahan sebelumnya -NPM-
yang lebih mengedepankan pada efisiensi dari masing-masing sektoral namun belum
mewadahi kerjasama antar sektor. Selain itu doktrin negatif terhadap NPM juga dievaluasi
dalam WoG: vertical silo, tunnel vision
WoG adalah ​pendekatan yang ​mendorong Pelayan Publik untuk ​bekerja secara lintas sektor
dalam mencapai ​tujuan bersama ​dan mewujudkan​ pemerintahan yang responsif dan
terintegrasi ​dalam menjawab suatu ​isu​.

Kelompok IV: Whole of Government Approach


Anggota: Amelia Yunisa; Giffari Rachmat; Laris Parningotan; Januarista
Pembawa materi: Laris Parningotan
Kesimpulan:
Terdapat beberapa fokus dalam memandang WoG, yakni ​struktural, budaya, dan mitos​. Dari
perspektif struktural atau dapat disebut juga perspektif instrumental, dibagi lagi menjadi 2 jenis
perspektif yakni ​hirarki​ dan ​negosiasi​. Perspektif hirarki adalah sebuah pendekatan dimana
kepemimpinan politik-administrasi bersifat homogen dan terpusat (berdasarkan 1 sumber),
kewenangannya bersifat sentralistik.

2 Jenis Pendekatan WoG


Hirarki ​| homogen | top-down | sentralistik
Implementasi: top-down -> memperkuat kendali pusat
Contoh: Penguatan pemerintah pusat di UK dan Kanada
Negosiasi ​|

Kelompok V: Whole of Government Approach


Anggota: Aziz; Hasna; Sigit; Erpin
Pembawa materi: Erpin
Kesimpulan:
2 Jenis Pendekatan WoG
Hirarki ​|
Negosiasi ​| heterogen | restrukturisasi | kolaborasi dan koordinasi
Hal penting: perubahan kebudayaan; struktur organisasi tidak dapat berubah dengan
sendirinya, perlu komitmen dari anggota untuk mensukseskan WoG
Contoh: Australia mencanangkan kepemimpinan yang terintegrasi
Hirarki masih cenderung menerapkan sistem NPM walaupun mulai merubah struktur
pemerintahannya menuju WoG

Kelompok VI: The Dynamic and Potential Effect of WoG Measures


Anggota: Musthafa Halim; Sarwo Edhi; Nadya Nor Azila; Rismaya Nur Rahma
Pembawa materi: Nadya Nor Azila dan Musthafa Halim
Kesimpulan:
Dinamika dan Dampak Potensial Penerapan WoG
1. Kombinasi (koordinasi antara sektor horizontal) namun tetap mempertahankan aspek hirarki
Kritik: tidak dapat menerima pembaharuan
2. WoG mencoba mengkombinasikan konsep NPM ke dalam WoG:
Devolusi: pendelegasian wewenang dari atas ke bawah
Fragmentasi: pengelompokan
3. Penguatan Pemerintah Pusat
Kritik: ketidaksejalanan kebijakan antara otonomi lembaga; kebingungan pembagian tugas
4. Kompleksitas Koordinasi Horizontal
Kritik: menimbulkan masalah akuntabilitas
5. Resistensi Kelompok Profesional
Kritik: takut budaya kerja yang sudah dibangun semasa NPM melemah
Saran: penguatan kepemimpinan
6. Perbedaan Pendekatan Metode
Perpindahan wewenang dari organisasi khusus pembuat kebijakan beralih ke organisasi
yang lebih multifungsi
WoG pada akhirnya lebih masuk akal untuk diterapkan dibandingkan NPM untuk melengkapi
kelemahan NPM: pilarisasi, siloisasi

Kelompok VII: Regulation, Performance, and WoG


Anggota: Fajar Pratama; Samantha Constantia; Tetty Anggraeni; Yulian
Pembawa materi: Fajar Pratama
Kesimpulan:
Regulasi: ​pemerintah mengontrol, meneliti, dan mengaudit kerja organisasi pemerintah
WoG muncul karena banyaknya isu sosial yang sifatnya lintas sektoral dan tidak dapat
dipecahkan oleh satu sektor saja

Kelompok VIII: Kesimpulan


Anggota: Irvan Syakuri; Lukman Hakim; Siti Usarofah; I Putu Hartawan
Pembawa materi: Lukman Hakim
Kesimpulan:
Perbedaan WoG dan NPM :
NPM ​menekankan efektifitas kinerja dengan membagi pemerintahan ke dalam sektor-sektor
WoG ​menekankan kerjasama jaringan antar organisasi (menghilangkan sekat individu) dengan
kerjasama dan kolaborasi
● WoG muncul sebagai reaksi kompleksitas (horizontal-vertikal)
● WoG merupakan cara yang selektif; tidak dapat diterapkan untuk semua sektor publik;
ada pengecualian terhadap sektor tertentu
● WoG mencoba untuk menjawab pertanyaan dari adanya fragmentasi sektor
● WoG tidak mudah diterapkan secara ​Top-Down,​ tetapi lebih ke arah kerjasama agar
tujuan bersama dapat tercapai
● WoG merupakan proyek jangka panjang, karena memerlukan waktu untuk melakukan
perubahan dan memupuk kepercayaan
Terdapat faktor utama dari WoG, yakni akuntabilitas, legitimasi hukum, dan netralitas
Ending statement dari literatur: Apakah WoG akan tetap eksis atau malah digantikan oleh
konsep-konsep baru yang lebih modern?

Rangkuman:
1. WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang ​menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan​ dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program, dan pelayanan publik
Merupakan sebuah evolusi dari pendekatan NPM, yang menjawab kelemahan dan
kekurangan dari pendekatan tersebut
2. WoG mencoba menjawab pertanyaan mengenai kondisi yang sulit akibat ​fragmentasi
sektor dan eskalasi regulasi​ di tingkat sektor, sehingga dipandang sbg perspektif baru
dalam memahami koordinasi antar sektor
Harus ada harmonisasi antara Peraturan Menteri di lintas Kementerian karena pada
prakteknya banyak regulasi yang tumpang tindih
3. Terdapat beberapa pendekatan WoG, di Indonesia dikenal beberapa jenis lembaga yang
dibentuk guna mengkoordinasikan sektor dan K/L
● Dalam struktur kabinet, lembaga setingkat menteri dibentuk ​Kementerian Koordinator​,
yang bertugas mengkoordinasi kementerian dan lembaga yang relevan di bidangnya
● Dapat pula dibentuk ​forum/ lembaga inter-departemen​ yang mengkoordinasikan
program/kegiatan tertentu yang beririsan dari beberapa sektor. Beberapa Gugus tugas
juga dibentuk untuk menangani isu tertentu
● Pada tingkat masyarakat, ​forum komunikasi warga dan kemitraan dengan pemda
juga dibangun untuk membahas perencanaan pembangunan dan bagaimana
masyarakat dapat memahami isu-isu pembangunan

Sesi IV​ | 15.45-17.30

Kegiatan: Penyusunan resume per kelompok mengenai Whole of Government: konsep,


pengertian, manfaat, keuntungan, bentuk, praktek, tantangan, jenis, pola.

Sesi V​ | 17.30-19.00

Permainan kahoot.it dan presentasi hasil resume.

Anda mungkin juga menyukai