Anda di halaman 1dari 24

1.

PROSES PENGEBORAN
Untuk pengeboran dengan kedalaman dan diameter tertentu diperlukan dua tahapan,
yaitu Pengoboran Inti dan Non-Inti. Pengeboran Inti dilakukan untuk mengeksplorasi
dan survey geoteknik. Informasi geoteknik (data rekahan, joint, dan struktur lainnya),
informasi litologi, kualitas terhadap mineral tertentu, dll. Eksplorasi informasi yang
diperoleh tebal dan posisi endapan serta kualitas (melalui analisis kimia). Pengeboran
inti hanya memungkinkan dilakukan dengan metode pengeboran putar, dan panjang inti
bor pada setiap run pengeboran akan dibatasi oleh panjangnya stang bor itu sendiri.
Untuk pengeboran yang dalam akan lebih efektif menggunakan sistem wireline (core
barrel diangkat cukup menggunakan sebuah kawat yang ditarik dari atas). Sampel yang
didapatkan dalam pengeboran inti adalah inti bor dan cutting. Dalam pengeboran non
(membuat lubang tanpa memperoleh inti bor). Pengeboran non inti bisa dilakukan
dengan metode pengeboran putar, tumbuk (cable tool), auger, bor bangka, dll.
Dalam pengeboran non inti ini interpretasi bawah permukaan melalui cutting yang
terangkat ke permukaan oleh fluida bor. Akurasi interpretasi geologi akan menemui
banyak kelemahan terutama dalam ketepatan penentuan kedalamannya. Hal penting
dalam pengeboran non inti adalah bidang gerus (berai) mata bor yang lebih luas.
Mengebor untuk aktifitas eksploitasi migas tidak sama dengan proses pengeboran
yang pada umumnya, seperti mengebor sumur air. Sekalipun namanya sama-sama
sumur, namun yang dipompa keluar sangatlah berbeda. Sekalipun namanya sama-sama
sumur, tapi kedalaman yang harus dicapai juga jauh berbeda

Offshore Rig
Tahap persiapan pertama yang harus dilakukan pada pengeboran onshore adalah
persiapan lokasi yang meliputi perataan tanah, pembuatan mud pit, dan cellar. Mud
pit dibuat dengan tujuan untuk menampung limbah-limbah pengeboran, namun
sebelumnya lubang ini harus dilapisi dengan lembaran-lembaran plastik di
permukaannya.

Mud Pit

Selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah cellar. Cellar adalah kolong segiempat
yang dibuat di titik lokasi yang berguna sebagai tambahan ruang di bawah lantai
bor. Cellar ini berbentuk sama seperti mud pit namun dengan ukuran yang lebih kecil.
Diameter cellar juga disebut conductor holeyang akan berada tepat di bawah
lantai rig setelah dipasang substructure diatasnya.

Cellar hole
Umumnya kedalaman cellar dibuat antara 50-80 kaki sebelum dipasang conductor
casing. Conductor casing berfungsi untuk mendukung/menjaga kestabilan tanah selama
proses pengeboran berlangsung. Ukuran conductor casing pun bervariasi antara 18"-
30".

Pemasangan conductor casing

Derrick adalah bagian yang paling nampak dari drilling rig. Derrick disusun dan
dibangun untuk menyokong seluruh aktifitas pengeboran.
Secara umum, derrick merupakan tower atau tiang baja dengan ketinggian beberapa
puluh meter, didirikan secara vertikal untuk memasukkan drill stringke dalam lubang
sumur

Derrick Tower
Beberapa bagian penting dari derrick ditunjukkan oleh potongan-potongan gambar di
bawah, namun tidak akan dijelaskan secara detil mengenai spesifikasi dan fungsinya.
Pembahasan mengenai peralatan derrick akan dibahas pada kesempatan selanjutnya.
1. Hoist Support

Hoist Support

2. Drilling rig

Drilling rig

3. Mobile Hoist
Mobile Hoist

4. Hook

Derrick Hook

5. Injection Head

Injection Head
6. Mud Injection Column

Mud Injection Column

7. Rotating feed table for the drill train

Rotating feed table

8. Draw-works

Draw-Works
9. Engine

Engine

10. Mud pump

Mud Pump

11. Quagmire

Quagmire
BAGIAN PENYUSUN DARI LENGAN BOR.

1. Drilling Train

Drilling Train

2. Cement Retainer

Cement Retainer

3. Tubing

Tubing
4. Drill Stem

Drill Stem

5. Drilling Bit

Drilling bit

Semua bagian di atas akan dibahas lebih detil pada kesempatan lain. Sekarang kita
bisa mulai prosesnya. Pengeboran darat atau lepas pantai menerapkan teknik dan
metode yang sebagian besar mirip. Perbedaan yang mungkin sangat kentara adalah
konstruksi platform dan metode mendirikan derrick. Bila di darat, derrick didirikan
dengan sangat mudah. Namun lain halnya dengan pengeboran lepas pantai.
ada 4 jenis platform untuk pengeboran lepas pantai yaitu
1. fixed platform,
2. self-elevating platform,
3. semi-submersible platform, dan
4. dynamic positioning vessel.

Pengeboran, baik darat maupun lepas pantai, akan dilakukan setelah para ahli
geologi dan geofisika melakukan survey dan yakin bahwa di wilayah tersebut diduga
ada cadangan minyak atau reservoir. Meskipun di atas dijelaskan mengenai persiapan
pengeboran darat, namun yang akan dibahas berikutnya adalah proses pengeboran lepas
pantai. Sama dengan langkah awal pengeboran darat, pengeboran lepas pantai dapat
dilakukan setelah para ahli geologi melakukan survey dan menduga ada cadangan
minyak di bawah lantai laut. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasang pipa
penghubung (conductor pipe) dandrilling pipe dan menurunkannya ke dasar laut.

Conduct conductor pipes


Proses menurunkan pipa conductor

Setelah pipa konduktor sampai di dasar laut dan menembus lapisan permukaan lantai
laut, drilling pipe kembali ditarik ke permukaan. Di dalam conductor pipe terpasang jet
bit yang membantu melubangi dasar laut sehingga conductor pipe dapat terangkat.

Posisi pipa konduktor dan pelepasan drill pipe

Kemudian drill bit atau dalam bahasa sehari-hari kita adalah mata bor, diturunkan
dan masuk hingga ke dasar pipa konduktor.
Posisi drill bit di dasar pipa konduktor

Drill bit akan mulai berputar dan melubangi lantai laut. Drill bit biasanya
memiliki nozzle di bagian tengah nya. Nozzle digunakan untuk menyemburkan air/air
laut di lapisan yang akan digali.

Drill bit terhambat serpihan sedimen hasil pengeboran

Gambar di atas menunjukkan bahwa drill bit terhambat serpihan sedimen hasil
pengeboran. Serpihan ini tidak akan terangkat ke atas karena tekanan air laut yang
masuk dari atas. Tumpukan ini menyebabkan proses pengeboran akan semakin
berat, drill bit akan panas dan cepat aus. Karena itu, air laut disalurkan dari atas rig ke
dalam drilling pipe lalu disemburkan melalui nozzle di dalam drill bit dan akan
mendorong serpihan-serpihan ini ke permukaan lantai laut seperti gambar di bawah ini.
Serpihan terangkat setelah air laut disemburkan

Serpihan sedimen terangkat keluar dari lubang pengeboran

Kita lanjutkan proses pengeborannya. Setelah melakukan pengeboran sedalam


beberapa ratus meter, drill bit akan diangkat ke permukaan. Dan casing pipe dengan
ukuran diameter kira-kira 50 cm (sedikit lebih kecil daripada lubang sumur) diturunkan
ke dalam lubang sumur menggunakandrill pipe. Pipa casing ini berfungsi untuk
melapisi dan menjaga dinding lubang sumur agar tidak runtuh.
Menurunkan casing pipe

Memasukkan casing pipe ke dalam conductor pipe

Apakah cukup dengan ini? Tidak. Memasukkan pipa casing tanpa penguat bukan hal
yang bijak untuk menjaga kekuatan dinding sumur.
Lalu apa? Setelah pipa casing dimasukkan, maka adonan semen diinjeksikan ke dalam
pipa casing tersebut hingga meluber keluar diantara dinding sumur dan pipa.

Semen di injeksikan melalui pipa casing

Proses Cementing
Proses cementing

Proses penyemenan ini diteruskan hingga ke ujung atas pipa casing. Jangan disangka
bahwa semen yang digunakan adalah semen yang umum di toko bangunan. Semen ini
khusus dirancang untuk tahan dengan kondisi air laut dan tekanannya
Setelah proses tersebut selesai, drill pipe dilepas dan ditarik kembali ke atas.
Selanjutnya adalah menyambung riser pipe. Riser pipe ini akan berfungsi ganda, salah
satunya adalah untuk sirkulasi mud yang disemburkan melalui ujung drill bit (akan
dibahas lebih jelas nanti). Untuk proses selanjutnya, ujung dari riser pipe dihubungkan
dengan perangkat khusus yang bernamaBlow Out Preventer (BOP). BOP ini akan
didudukkan di atas pipa casing yang sudah lebih dahulu terpasang di lantai laut.
BOP duduk di atas pipa casing

Sekarang, platform atau rig yang berada di permukaan laut sudah dihubungkan
oleh riser pipedengan pipa casing di lapisan dalam dasar laut seperti gambar di bawah
ini.

Riser pipe terhubung hingga ke casing pipe di bawah lantai laut


Drill bit yang ukurannya lebih kecil dari yang pertama kali digunakan, diturunkan
melalui riser pipe hingga ke casing pipe. Dan, proses pengeboran pun dilanjutkan. Bila
di atas tadi dijelaskan bahwa untuk membuang serpihan sedimen digunakan air/air laut,
maka di proses pengeboran kedua ini, mud digunakan untuk membuang serpihan
tersebut. Dengan proses yang sama, muddisemprotkan dari nozzle yang ada di drill bit.
Pertanyaan berikutnya adalah kenapa pada proses pengeboran kedua ini
menggunakan mud? Kenapa bukan air?

Air laut bisa saja digunakan untuk praktek seperti ini. Namun, jauh lebih baik bila
menggunakanmud bila pengeboran sudah semakin dalam. Agar mud tidak mencemari
air laut, maka riser pipeharus diaplikasikan. Jadi, serpihan dan mud akan dipompa naik
ke atas rig.

Riser pipe untuk mengakomodasi mud

Ada beberapa alasan kenapa mud lebih baik daripada air untuk riser system seperti ini
antara lain:

1. Mud memiliki viskositas yang lebih besar daripada air. Artinya, mud jauh lebih
mudah dan mampu lebih banyak mengangkat serpihan sedimen keluar dari lubang
pengeboran.
Mud lebih banyak mengangkat serpihan dari dalam lubang bor karena viskositasnya

2. Mud memiliki densitas lebih besar dari air. Ketika pengeboran semakin jauh ke
dalam lapisan batuan, tekanan dari dinding-dinding lubang bor akan semakin besar. Bila
air (densitas rendah) yang disemprotkan ke dalam lubang bor, maka lama kelamaan air
tidak akan sanggup menahan tekanan dari dinding-dinding sumur. Dinding sumur bisa
runtuh dan drill bit akan tertahan.

Dinding sumur colapse akibat tekanan di dalam lubang sumur tidak mengimbangi

Bila menggunakan mud (densitas lebih besar daripada air), maka tekanan dari luar
sumur bisa diimbangi oleh tekanan dari dalam sumur yang diisi dengan mud.
Dan mud ini cukup ekonomis karena mampu dibersihkan, didaur ulang dan digunakan
kembali..
Mud mengimbangi tekanan dari luar dinding sumur

Setelah drill bit menyentuh kedalaman yang diinginkan, drill bit akan ditarik
kembali ke atas. Lalu, casing pipe dengan diameter lebih kecil dari casing
pipe sebelumnya dimasukkan melaluiriser pipe hingga di kedalaman terakhir lubang
sumur. Panjang casing pipe yang terakhir ini sama dengan jarak BOP hingga ke
kedalaman terakhir lubang sumur. Lalu dilakukan proses cementingseperti
sebelumnya. Setelah cementing selesai, maka drill bit yang lebih kecil dimasukkan ke
dalam casing pipe hingga di kedalaman terakhir tadi. Lalu, proses pengeboran kembali
dilanjutkan. Proses ini akan terus berulang sampai drill bit mencapai kedalaman yang
dituju.

Setelah mencapai kedalaman yang dituju, drill bit akan ditarik keluar dan diganti
dengandiamond core bit yang memiliki lubang di tengahnya seperti gambar di bawah
ini. Tujuannya adalah untuk mengambil sampel formasi yang sudah dicapai.

Natural diamond core bits


Formation Sampling

Sampel tersebut akan dianalisa untuk memastikan lapisan batuan yang ditembus
adalah formasi reservoir. Setelah itu, geophisical logging tool diturunkan ke dalam
lubang sumur untuk menganalisa dan memberikan informasi kepada geologist mengenai
data-data fisik formasi batuan sepanjang tool tersebut diturunkan di formasi reservoir.
Semua data yang dikumpulkan akan dievaluasi untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan apakah sumur bisa langsung berproduksi, atau geologist memutuskan untuk
mengambil data lebih banyak atau malah sumur yang sudah digali tidak dapat
diproduksi.

Geophisical Tool introduced to collect data


Bila ternyata sumur tersebut memang berpotensi untuk langsung diproduksi,
maka casingterakhir akan diturunkan ke dalam lubang sumur dan dilakukan
proses cementing. Setelah itu, casing tersebut di-pervorating atau dalam bahasa yang
lebih mudah dilubangi sehingga memungkinkan minyak bumi dialirkan ke permukaan.

Sumur sudah siap berproduksi

Masih banyak hal-hal detil lainnya dalam proses pengeboran yang mungkin
terlewatkan. Artikel ini memang hanya mengupas bagian luar dari proses yang ada agar
dapat memberi pengetahuan dasar bagi yang ingin tahu proses pengeboran minyak dan
gas bumi.. :)
PROSEDUR KERJA
1.siapkan peralatan yang diperlukan(mesin pemutar,batang bor,pipa bor air,mata
bor,dan kunci pipa)
2.membersihkan lokasi(cleaning)dari peralatan peralatan yang tidak di gunakan ,hewan
dan tumbuhan,yang akan menjadi penghambat saat proses pemboran
berlangsung,setelah itu membuat sumur cutting/tanki cutting maupun water tank(tangki
air).
3.merakit peralatan dan mendiirikan peralatan pada titik yang telah di tentukan seperti
menyatukan mata bor dengan batang bor,lalu sambungan batang bor dengan
pemutar,letakkan mata bor ke formsi tanah yang ingin di bor,kaitkan kunci pipa dengan
pipa pemutar,dan putarlah sesuai arah jarum jam.
4.kemudian memasukkan air melalui batng bor atau meng injeksikan air melalui batng
bor supaya mata bor tidak haus,air tersebut akan keluar dari lubang bor dan akan masuk
ke sumur cutting.
5.pada sumur cutting akan dilakukan pengecekkan dari lumpur bor setiap satu meter.
6.dan lumpur bor pada sumur cutting akan di saring dan kemudian akan di sirkulasikan
kedalam lubang bor.
7.menyambung pipa bor bila pipa bor yag sebelumnya telah sampai batas mulut sumur
bor,dan melakukan langkah ke 5 ,6,dan 7,sampai ditemukannya migas.

DESKRIPSI DATA CUTTING

Kedalaman cutting Material yang di dapat Keterangan des


11 cm Clay Lancar Halus, warna,
Mineral.
Qw,pl,px,bi
22 cm Clay Lancar
33 cm Clay Lancar
44 cm Clay Stack
55 cm Pasir sedang Stack Agakkasar/pasi
66 cm Pasir sedang Stack
88 cm Pasir kasar Stack
110 cm Pasir kasar Stack
132 cm Pasir kasar Stack
165 cm Pasir halus Stack
BUKAN CUMA BANGUNAN YANG DISEMEN, SUMUR MINYAK JUGA
DISEMEN!
TANPA LUMPUR INI, PENGEBORAN MIGAS TIDAK MUNGKIN BERHASIL

Anda mungkin juga menyukai