Abstrak: Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) terutama pelayanan kunjungan rumah (home
visit) mempunyai arti yang sangat strategis dalam meningkatkan dan pemerataan akses pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Penelitian ini menganalisis pelaksanaan program Perkesmas pada
Puskesmas di Sulawesi Tengah yaitu pada puskesmas di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan
Kabupaten Parigi Moutong.
Metode penelitian menggunakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang. Populasi adalah
perawat yang bertugas di puskesmas dan melaksanakan program Perkesmas di wilayah puskesmas di
Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong. Pemilihan lokasi puskesmas
dilakukan secara random dengan fraksi sampel sebesar 20% untuk setiap Kabupaten/Kota. Sampel
petugas puskesmas terpilih adalah total populasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis
jalur pada α 0,05.
Hasil uji F terhadap seluruh variabel X yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap
penyelenggaraan perkesmas pada puskesmas sampel di Sulawesi Tengah. Secara individual variabel
yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan perkesmas adalah beban kerja, sarana prasarana dan
kepemimpinan kepala puskesmas (p < 0,05). Variabel yang paling besarnya pengaruhnya terhadap
penyelenggaraan perkesmas adalah kepemimpinan kepala puskesmas (22,4%).
Kesimpulan penelitian memperlihatkan kepemimpinan kepala puskesmas yang paling besar
pengaruhnya secara langsung terhadap penyelenggaraan perkesmas. Saran kepada pemerintah agar
memperhatikan beban kerja petugas, meningkatkan sarana prasarana dan menjaga kualitas
kepemimpinan kepala puskesmas.
Abstract: Public Health Nursing (PHN) especially home visit plays a strategic role in improving and even
distribution of primary level of health service access. This study analyze the implementation of PHN Program
at Public Health Center (PHC) in Central of Sulawesi Province (PHC in Palu City, Donggala Regency, and
Parigi Moutong Regency).
This study was an observational analytic with cross-sectional approach. Population and sample were all the
health workers servicing in PHC and implementing the PHN program at working area of PHC in Palu City,
Donggala Regency, and Parigi Moutong Regency. PHC location was determined randomly with 20% PHC
sample fraction for each Regency/City. Data were analyzed descriptively and path analysis with α 0,05.
Study result showed that overall based on F test was found that all X variables were significantly associated
with implementation of PHN at PHC in Central of Sulawesi. Individually the variable of education of health
worker, working situation, and costing have no significant association with implementation at PHN (p>0.05).
Variables which had biggest significant association (p<0.05) with implementation of PHN was leadership of
head of PHC (22.4%)..
In conclusion, the leadership of head of PHC has the biggest influence directly to the implementation of PHN
and is suggested to pay attention for working burden of health worker, improve the facility, and maintain the
leadership of head of PHC.
acara konsolidasi penerapan Perkesmas tanggal RI (2005) bahwa kemampuan perawat yang
20 Juni 2009 bahwa peningkatan dan bekerja di puskesmas masih belum optimal, baik
pemerataan pelayanan asuhan keperawatan kemampuan klinis keperawatan termasuk
kesehatan masyarakat belum mendapatkan penatalaksaan program maupun manajerial.
perhatian secara khusus, baik dari penyelenggara Upaya keperawatan kesehatan
pelayanan kesehatan maupun tenaga dari tenaga masyarakat adalah upaya kesehatan yang
keperawatan. Selain itu, kemampuan teknis diselenggarakan oleh Puskesmasyang ditetapkan
maupun administratif tenaga keperawatan masih bahwa upaya perkesmas dilaksanakan secara
terbatas. Data hasil survey direktorat terpadu baik upaya kesehatan perorangan
keperawatan Depkes (2005) menunjukkan maupun kesehatan masyarakat dalam enam
41,2% pengetahuan perawat tentang perawatan upaya kesehatan wajib Puskesmas (Promosi
kesehatan masyarakat termasuk kurang, dan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA&KB,
terdapat 74,1% tidak pernah pelatihan. P2M, Gizi dan Pengobatan) maupun upaya
Pembinaan oleh kepala Puskesmas juga tidak pengembangan yang wajib dilaksanakan di
berjalan sebagaimana mestinya dimana 53,2% daerah tertentu.Keterpaduan tersebut dalam
kurang mendapatkan pembinaan. Hasil sasaran, kegiatan, tenaga, biaya atau sumber
penelitian Nurmalis dkk.(2007) di Kabupaten daya lainnya.Penyelenggaraan perkesmas
Agam bahwa asuhan keperawatan pada dipengaruhi oleh faktor pendidikan petugas,
Perkesmas yang dilaksanakan oleh bidan pembiayaan, iklim kerja, beban kerja,
berdasarkan kepatuhan terhadap asuhan kepemimpinan dan sarana prasarana. Sehingga
keperawatan dan kepatuhan terhadap disusunlah kerangka konsep penelitian sebagai
administrasi asuhan keperawatan belum sesuai berikut:
dengan standar.Kemampuan perawat
melaksanakan upaya perkesmas menurut Depkes
Gambar 1 : Kerangka konsep penelitian
X1 ε
X2
X3 Penyenggaraan
Perkesmas
X4 (Y)
X5
X6
Oleh karena itu menarik untuk diteliti penyelenggaraan program perawatan masyarakat dan
kepuasan keluarga yang menjadi sasaran di Sulawesi Tengah, untuk memantau pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat termasuk lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan deteksi dini faktor
risiko gangguan kesehatan terutama pada keluarga rawan masalah kesehatan.
800
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 799 – 805
e-ISSN: 2527-7170
Moutong dan Kota Palu. Selanjutnya dipilih kepemimpinan kepala puskesmas (X5), sarana
0,20% puskesmas yang ada di Kota Palu dan prasarana (X6) berpengaruh secara
sejumlah 3 puskesmas yaitu Puskesmas Tipo, bermakna dan simultan terhadap
Puskesmas Kawatuna dan Puskesmas Mamboro. penyelenggaraan perkesmas (Y) di Sulawesi
Kabupaten Donggala terpilih 3 puskesmas yaitu Tengah.
Puskesmas Donggala, Puskesmas Wani II, dan
Puskesmas Sabang.Sedangkan Kabupaten Parigi HASIL PENELITIAN
Moutong terpilih 3 puskesmas yaitu Puskesmas Hasil penelitian secara umum
Parigi, Puskesmas Torue, dan Puskesmas mengelaborasi mengenai analisis deskripsi
Ampibabo.Populasi adalah semua petugas karakteristik responden dan analisis pembuktian
kesehatan yang melaksanakan program hipotesisis. Prosedur pengolahan data analisis
perkesmas di daerah sampel yang seluruhnya jalur untuk mengidentifikasi pola hubungan
menjadi responden (total populasi). antar variabel dilakukan dengan cara mereduksi
Analisis data dilakukan secara deskriptif data dengan menghitung matrik korelasi dengan
dan analisis jalur untuk menguji hipotesis uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) measure of
manajemen penyelenggaraan pelayanan sampling adequacy (MSA) pada sampel
terhadap pelaksanaan program perkesmas penelitian diperoleh nilai KMO MSA sebesar
(Sarwono, 2006, Supranto, 2004 dan Sudjana, 0,680 dengan signifikansi sebesar 0,000. Angka
2003). Untuk menghitung pengaruh variabel 0,680 berada di atas 0,5 dan signifikansi 0,000
independen secara simultan terhadap lebih kecil dari α 0,05 berarti variabel dan data
pelaksanaan program perkesmas dilakukan satu penelitian dapat dianalisis lanjut. Selanjutnya
persamaan jalur dengan diagram hubungan antar dianalisis secara deskriptif dan analisis jalur
variabel sebagai berikut: yang disajikan sebagai berikut:
Y = PyX1 + PyX2+ PyX3+ P yX4+ P yX5 + PyX6 + ε 1. Analisis deskripsi karakteristik responden
Untuk mengetahui karakteristik
Adapun hipotesis penelitian adalah: Pendidikan responden berdasarkan puskesmas tempat
petugas (X1),pembiayaan (X2), beban kerja bekerja disajikan pada tabel 1 sebagai
petugas (X3), iklim kerja petugas (X4), berikut:
Tabel 1
Karakteristik responden penelitian menurut Kabupaten/Kota
Karakteristik Donggala Palu Parigi Moutong
f % f % f %
Pendidikan
- PKC 0 0,0 1 6,25 1 2,94
- SPK/SPR 5 12,5 5 31,25 11 32,36
- Bidan 15 37,5 0 0 9 26,48
- D3 Perawat 15 37,5 9 56,25 8 23,52
- D3 Bidan 4 10,0 0 0 2 5,88
- D3 Rekam Medik 0 0,0 0 0 1 2,94
- S1 Kesmas 1 2,5 1 6,25 2 5,88
Pelatihan perkesmas
- Pernah 5 12,5 3 18,75 12 35,29
- Tidak pernah 35 87,5 13 81,25 22 64,71
Lama bekerja
- < 5 tahun 4 10,0 7 43,75 4 11,76
- 5 – 10 tahun 7 17,5 5 31,25 12 35,29
- > 10 tahun 31 72,5 4 25,00 18 74,95
Sumber: data primer diolah
801
JIK Vol. I No.16 Mei 2014: 799 – 805
e-ISSN: 2527-7170
X1 ε = 0,806
,13
,13 -,08
0,5 X2 -,22
,22 ,09 ,30 X3 -,31 Penyenggaraan
,14 ,07 Perkesmas
0,8 ,72 X4 ,03 (Y)
X1 ε1 ε2
== 0,594 = 0,828
ρx3x1=0,527 ρyx1=-0,271
X3 ρyx3= 0,302 Y
r1,2
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A., 1996, Pengantar Administrasi
Kesehatan, Binarupa Aksara , Jakarta.
Depkes RI, 2005, Hasil EvaluasiPeran dan
Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat
Daerah Terpencil, Direktorat
Keperawatan Ditjen Yanmedik, Jakarta.
Dubrin, A. J., 2009, The Complete Ideal’s
Guides: Leadership, Ed. 2 Cet.
3diterjemahkan oleh Tri Wibowo,
Prenada Media Group, Jakarta.
Nurmalis, Widodo Wirawan, dan Kristiani,
2007, Pelaksanaan Perawatan Kesehatan
Masyarakat Oleh Bidan Desa Di
Kabupaten Agam, Tesis, KMPK PS
IKM, Yogyakarta.
805