Anda di halaman 1dari 2

PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)

TENTANG LAYAKKAH HUKUMAN MATI

BAGI PELAKU TERORISME DI INDONESIA (KONTRA)

Oleh :

DIMAS TRI SUNU

Kelompok Prof. Dr. RM. SUDIKNO MERTOKUSUMO, S.H.

A. Kasus Posisi (Case Position)

Banyak pelaku terorisme yang diberi hukuman mati daripada kurungan penjara.
Berbagai pihak meminta pemerintah untuk menghentikan praktik hukuman mati dengan
berbagai alasan baik yang berlandaskan hukum maupun landasan ilmiah. Maraknya aksi
terorisme yang sekarang masih dibicarakan, membuat masyarakat takut. Masyarakat
cenderung tidak memilih tempat yang ramai atau obyek vital negara karena takut akan
aksi teror yang memang mengincar lokasi ramai.

Ada banyak sekali Pro dan Kontra tentang penjatuhan eksekusi mati bagi pelaku
terorisme pada masyarakat Indonesia maupun Internasional. Beberapa orang menyebut
bahwa praktik hukuman mati adalah sebagai suatu bentuk pengingkaran terhadap hak
asasi manusia (HAM). Aturan di dalam undang-undang juga ada beberapa yang
menjeleskan tentang hukuman mati.

B. Isu Hukum (Legal Issues)


Ada banyak isu hukum tentang terorisme dan hukuman mati, salah satunya
terdapat didalam pasal 6 UU Terorisme yang menyebutkan bahwa setiap orang dengan
sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana
terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas, menimbulkan korban yang bersifat
massal, merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain, dan
atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek vital yang strategis,
lingkungan hidup, fasilitas publik,dan/atau fasilitas internasional, dipidana dengan pidana
mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat empat tahun dan paling
lama 20 tahun. Tetapi, hal itu juga membuat adanya pro dan kontra dengan pidana mati
yang dimuat dalam UU tersebut.

C. Sumber Hukum (Source of Law)


1. Pasal 27 UUD 1945
2. Pasal 28A UUD 1945
3. KUHP pasal 340 tentang pembunuhan berencana

D. Argumentasi Hukum
1. Tindak pidana hukuman mati tidak sesuai dengan hak hidup yang diatur dalam UUD
pasal 28A
2. Walaupun sudah ditetapkan hukuman mati bagi terorisme, tidak akan membuat aksi
dari terorisme jera atau berhenti.
3. Teroris yang dihukum mati akan membuat kasus terorisme semakin rumit dan sulit
untuk dipecahkan, karena sang pelaku tidak bisa memberi informasi
4. Membunuh teroris dengan hukuman mati adalah sia-sia, karena tidak akan
memberikan manfaat bagi negara.
5. Sistem hukuman mati di Indonesia (KUHP) tidak manusiawi, karena tidak
memberikan masa percobaan

E. Kesimpulan dan Rekomendasi (Conclusions and Recommendation)


1. Hukaman mati bagi teroris melanggar Hak Asasi Manusia
2. Tindak pidana hukuman mati tidak bertoleransi
3. Hukuman mati bagi teroris kurang memberi kesempatan karena tidak memberikan
masa percobaan untuk pelaku teroris merubah sikap atau menebus kesalahannya pada
masyarakat
4. Hukuman mati pada kenyataannya sia-sia dan tidak membuiat aksi-aksi terorisme di
Indonesia berhenti
5. Jaringan terorisme semakin sulit untuk mendapatkan informasi karena sang teroris
sudah diberi hukuman mati
6. Hukuman mati kurang efektif dalam memberantas terorisme.

Anda mungkin juga menyukai