Rumusan Masalah-Pembahasan
Rumusan Masalah-Pembahasan
1.1.4 Apa manifestasi klinis yang terjadi pada pasien artritis reumatoid ?
adalah diambil berdasarkan acuan yang ada pada buku, sumber-sumber referensi
BAB 1
PENDAHULUAN
sekelompok kelainan yang bersifat kronik dan ditandai oleh reaksi inflamasi yang
difus serta degenerasi pada jaringan ikat. Kelainan ini memiliki gambaran klinis
yang serupa dan dapat mengenai sejumlah organ yang sama. Perjalanan penyakit
yang khas berupa proses eksaserbasi dan remisi. Penyakit jaringan ikat yang difus
mempunyai etiologi yang tidak jelas tetapi diperkirakan terjadi akibat kelainan
organ yang merupakan salah satu kelompok penyakit jaringan ikat difus.
rheumatoid menyerang perempuan sekitar dua setengah kali lebih sering daripada
Sebagai contoh, faktor rheumatoid ditemukan dalam serum sekitar 85% orang
pemahaman patofisiologi.
Biasanya terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah
dari arthritis rheumatoid terjadi pada umur decade keempat, dan penyakit ini
4
terdapat pada wanita 3 kali lebih sering daripada laki- laki. Terdapat insiden
tidak diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat
1.3.1 TujuanUmum
1.3.2 TujuanKhusus
BAB 2
PEMBAHASAN
membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan
sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan
ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. Pada
perempuan. Insiden puncak adalah antara usia 40-60 tahun. Penyakit ini
orang dewasa menderita artritis reumatoid yang jelas, dan dilaporkan bahwa di AS
setiap tahun timbul kira-kira 750 kasus baru per satu juta penduduk.
memiliki hubungan pasti dengan genetik. Terdapat kaitan dengan penanda genetik
6
seperti HLA-Dw4 dan HLA-DR5 pada orang Kaukasia. Namun pada orang
Amerika Afrika, Jepang, dan India Chippewa, hanya ditemukan kaitan dengan
HLA-Dw4.
lainnya. Enzim-enzim ini memecah kartilago, ligamen, tendon, dan tulang pada
sendi, serta dilepaskan bersama-sama dengan radikal oksigen dan metabolit asam
arakidonat oleh leukosit polimerfonuklear dalam cairan sinovial. Proses ini diduga
adalah bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara
lokal.
kolagen dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh sel di dalam panus
tersebut.
2.2 Etiologi
terhadap kejadian AR, dengan angka kepekaan dan exspresi penyakit sebesar
daerah 18q21 dari gen TNFRSR11a yang mengkode aktivator nuclear factor
kappa B (NF-kB). Gen ini berperan penting dalam resorpsi tulang pada AR.
7
Faktor genetik juga berperan penting dalam terapi AR karena aktifitas enzim
lebih dari 30% dan ada orang kulit putih dengan AR yang mengekspresikan HLA-
sehingga diduga hormon seks berperanan dalam perkembangan penyakit ini. Pada
perbaikan penyakit.
seluler (Th1). Oleh karena pada AR respon Th1 lebih dominan sehingga
lebih berat.
Oganisme ini diduga menginfeksi sel induk semang (host) dan merubah
Walaupun belum ditemukan agen infeksi yang secara nyata terbukti sebagai
penyebab penyakit.
HSP adalah suatu keluarga protein yang diproduksi oleh sel pada semua
65% untaian yang homolog. Hipotesisnya adalah antibodi dan sel-T mengenali
epitop HSP pada agen infeksi dan sel host. Hal ini memfasilitasi reaksi silang
limfosit dengan sel host sehingga mencetuskan reaksi imunulogis. Mekanisme ini
2.3 Patofisiologi
sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turun terkena karena serabut
9
Pathway
CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam respon immun. Pada penelitian
antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa reumatoid artritis
disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini bisa berupa
antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen. Baru-baru ini
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara
langsung dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk
dari rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah
Kurang lebih 2/3 penderita AR, awitan terjadi secara perlahan, atritis
simetris terjadi dalam beberapa minggu sampai bebebrapa bulan dari perjalanan
penyakit. Kurang lebih 15% dari penderita mengalami gejala awal yang lebih
cepat yaitu antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Sebanyak 10-15%
beberapa hari setelah kejadian tertentu (infeksi). Artritis sering kali diikuti oleh
kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung selama 1 jam atau lebih.
Penderita AR pada umumnya datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada
banyak sendi, walaupun ada sepertiga penderita mengalami gejala awal pada satu
atau beberapa sendi saja. Walaupun tanda kardinal inflamasi (nyeri, bengkak,
kemerahan dan teraba hangat) mungkin ditemukan pada awal penyakit atau
12
membran sinovial yang membungkus sendi. Pada umumnya sendi yang terkena
adalah persendian tangan, kaki dan vertebra servikal, tetapi persendian besar
seperti bahu dan lutut juga bisa kena. Sendi yang terlihat pada umumnya simetris,
meskipun pada persentasi awal bisa tidak simetris. Sinovitis akan menyebabkan
Ankilosis tulang (destruksi sendi disertai kolaps dan pertumbuhan tulang yang
berlebihan) bisa terjadi beberapa sendi khususnya pada pergelangan tangan dan
kaki. Sendi pergelangan tangan hampir selalu terlibat, demikian juga sendi
sakroiliaka tidak pernah terlibat distribusi sendi yang terlibat pada AR tampak
Metacarpophalangeal (MCP) 85
Pergelangan tangan 80
Proximalinterphalangeal (PIP) 75
Lutut 75
Metatarsophalangeal (MTP) 75
Pergelangan kaki 75
Bahu 60
Midfoot 60
Panggul (Hip) 50
Siku 50
Acromioclavicular 50
Vertebra servikal 40
Temporomandibular 30
Sternoclavicular 30
13
pada penderita yang mempunyai titer faktor reumatoid (RF) serum tinggi. Nodul
ditemukan didaerah ulna olekranon, jari tangan, tendon achilles atau bursa
reomatoid positif (sering titernya tinggi) dan mungkin dikelirukan dengan tofus
artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat
bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat
bervariasi.
2.4.4.3 Kelakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam: dapat bersifat
2.4.4.4 Artritis erosif, merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran
tulang.
ekstensi.
paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekkranon (sendi siku)
dasar untuk evaluasi antara lain : darah perifer lengkap (complete blood cell
count), faktor reomatoid (RF), laju endap darah atau c-reactive protein (CRV).
Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal juga direkomendasikan karena akan membantu
dalam pemilihan terapi. Bila hasil pemeriksaan RF dan anti-CCP negatif bisa
pencitraan (imaging) yang bisa digunakan untuk menilai penderita AR antara lain
foto polos (plain radiograph) dan MRI (magnetik resonance imaging). Pada awal
efusi sendi pada pemeriksaan foto polos, tetapi dengan berlanjutnya penyakit
tulang rawan artikular dan erosi tulang mungkin timbul setelah beberapa bulan
berjalan secara progesif. Erosi tulang bisa tampak pada semua sendi, tetapi paling
pergelangan tangan.
16
disebabkan oleh perjalanan penyakit yang fluktuatif dan kronik. Untuk membuat
dengan pemberian salisilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan
dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti-
menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam
terapi okupasi dan fisioterapi harus diresepkan untuk mendidik pasien tentang
aktivitas, penyederhanaan kerja, latihan gerak dan latihan untuk menguatkan otot-
17
rasa nyeri tidak dapat diredakan oleh tindakan konservatif. Prosedur bedah
tendon), atrodesis (operasi untuk menyatukan sendi), dan atroplasti (operasi untuk
memperbaiki sendi). Namun demikian, operasi tidak dilakukan pada saat penyakit
serta rasa nyeri yang tidak pernah sembuh, dan/atau pasien membutuhkan obat-
obat “yang menjembatani” pada saat ia menantikan hasil kerja obat anti-reumatik
Bagi artritis reumatoid yang lanjut dan tidak pernah sembuh, obat-obat
sangat toksik dan dapat menimbulkan depresi sumsum tulang, anemia, gangguan
jangka waktu yang singkat seperti amitriptilin untuk membentuk kembali pola
tidur yang adekuat dan menangani nyeri kronik dengan lebih baik.
18
2.6.1 Terapi
Beberapa terapi non farmakologik telah dicoba pada penderita AR. Terapi
menunjukkan hasil yang baik. Pemberian suplemen minyak ikan (cod liver
Anty Inflamatory)
Reumatoid
2.6.2.1 Pendidikan
2.6.2.2 Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang
hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi
ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita
Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang
sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu
20
dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin
dapat dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur
ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak
penyakit.
2.6.2.4 Diet/Gizi
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Artritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang mengenai banyak system
organ yang merupakan salah satu kelompok penyakit jaringan ikat difus.
rheumatoid menyerang perempuan sekitar dua setengah kali lebih sering daripada
turun, dan demam; poliartritis simetris, terutama sendi perifer dan kaku di pagi
hari lebih dari satu jam; arthritis erosive dan deformitas sebagai penghancuran
struktur penunjnag sendi; nodul rheumatoid, yang merupakan masa subkutan; dan
manifestasi ekstra-artikular yang dapat mengenai organ misal paru, mata, dan
pembuluh darah.
3.2 Saran
digunakan dengan baik secara bersama. Saran dan kritik yang membangun