Family Folder Gede
Family Folder Gede
Family Folder Gede
Disusun oleh:
I Gede Karyasa
11.2016.087
Berdasarkan hasil studi awal Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat
(PKGBM) pada tahun 2014 yang dilakukan di tiga provinsi yakni Provinsi Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa pevalensi anemia
pada ibu hamil sebesar 55% dan angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional (37.1%,
Riskesdas 2013), sehingga WHO mengkategorikan masalah ini sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang berat.1
Menurut Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa hanya ada 33.3% ibu hamil yang
mengkonsumsi minimal 90 TTD selama kehamilan. Sedangkan berdasarkan sebuah studi
formatif yang dilakukan di wilayah Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat
(PKGBM) pada tahun 2014 menunjukkan bahwa hanya 54.5% ibu hamil mengkonsumsi 90
TTD selama kehamilan. Alasan yang paling umum dikemukakan oleh ibu hamil untuk tidak
mengonsumsi penuh dosis TTD yang dianjurkan adalah efek samping.1
1.3. Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit anemia defisiensi
besi, yang umumnya terjadi pada ibu hamil.
1.3.1 Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit yang diderita dan penyebab penyakit
tersebut.
1.3.2 Kurangnya pengetahuan mengenai makna dari hidup bersih dan sehat baik di dalam
rumah maupun di lingkungan tempat tinggal pasien dan keluarga.
1.4. Sasaran
Sasaran pokok nya adalah pasien beserta dengan keluarga pasien.
Bab II
Metode yang digunakan adalah penemuan penderita pasif (passive case finding).
Penemuan penderita pasif adalah kegiatan mendatangi pasien ke rumahnya dengan berdasarkan
data yang didapat dari puskesmas, atau dari pasien yang sedang berobat ke Puskesmas. Selain
Passive Case Finding, kita juga melakukan Active Case Finding pada keluarga pasien yaitu
melihat apakah anggota keluarga pasien menderita penyakit yang sama.
2.1 Metode
2.1.1 Mendapatkan data lengkap mengenai pasien dari aspek biologis, psikologis, dan
sosialnya.
2.1.2 Mendapatkan data lengkap mengenai keadaan rumah dan keluarga pasien.
2.1.3 Mendapatkan data lengkap tentang keadaan lingkungan tempat tinggal pasien.
2.1.4 Menganalisa dan memberikan penjelasan pada pasien mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi penyakit anemia.
2.2 Materi
2.2.1 Penyebab anemia.
2.2.2 Melakukan pemeriksaan medis yang rutin untuk memantau perjalanan penyakit
anemia.
2.2.3 Aturan dan Kepatuhan minum obat demi mencapai kesembuhan.
2.2.4 Upaya perilaku hidup bersih dan sehat.
2.2.5 Meningkatkan gizi agar daya tahan tubuh baik.
2.2.6 Upaya menciptakan rumah yang sehat.
Bab III
Kerangka Teori
Kebijakan Indonesia Sehat 2017 dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan
pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta
kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.
Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit dimana tanggung jawab dokter
terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur maupun jenis kelamin.
Pelayanan kedokteran keluarga berorientasi komunitas yang bertitik tolak terhadap keluarga,
tidak hanya memandang sebagai seorang individu yang sakit, tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi mengunjungi secara aktif penderita maupun
keluarganya (IDI 1982). Tujuannya adalah terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota
keluarga. Pelayanan kedokteran keluarga dibagi menjadi 3 yaitu:
Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah
Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah
serta rawat inap di rumah sakit.
3.2 PATOFISIOLOGI
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke
9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3
bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.6
Anemia defisiensi besi ditandai ciri-ciri yang khas, yaitu mikrositosis dan hipokromasia.
Anemia yang ringan tidak selalu menunjukan hal itu, bahkan banyak yang bersifat normositer
dan normokrom. Hal itu disebabkan karena defisiensi besi dapat berdampingan dengan defisiensi
asam folat. Sifat lain yang khas bagi defisiensi besi adalah :6,7
3.3 ETIOLOGI
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu hipervolemia yang menyebabkan
terjadinya pengenceran darah, kurangnya zat besi dalam makanan, kebutuhan zat besi meningkat
serta gangguan pencernaan dan absorbsi. Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4
liter ke 6 liter, volume plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan
nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi.
Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam
sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua. Namun bertambahnya sel-sel darah
adalah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah. Di mana pertambahan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam
kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini meringankan beban
jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hipervolemia
tersebut, keluaran jantung (cardiac output) juga meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan
apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak
naik.2,8,9
3.6 TATALAKSANA
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per oral .Biasanya diberikan garam besi
sebanyak 600 – 1000 mg sehari, seperti sulfas-ferrosus atau glukonas ferrosus. Hb dapat
dinaikan sampai 10 g/dl atau lebih asal masih ada cukup waktu sampai janin lahir. Peranan
vitamin C dalam pengobatan mempunyai khasiat untuk mengubah ion ferri menjadi ion ferro
yang lebih mudah diserap oleh selaput usus.10
Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan obat besi per oral,
ada gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan, atau apabila kehamilannya sudah tua.
Besi parenteral diberikan dalam bentuk ferri. Secara intamuskulus dapat disuntikan dekstran besi
atau sorbitol besi. Hasilnya lebih cepat dicapai, hanya penderita merasa nyeri di tempat suntikan.
Juga secara intravena perlahan–lahan besi dapat diberikan, seperti ferrum oksidum
sakkaratum, sodium diferat, dan dekstrat besi. Akhir-akhir ini Imferon banyak pula diberikan
dengan infuse dalam dosis total antara 1000 – 2000 mg unsur besi sekaligus, dengan hasil yang
sangat memuaskan. Walaupun besi intravena dengan infus kadang – kadang menimbulkan efek
samping, namun apabila ada indikasi yang tepat, cara ini dapat dipertanggungjawabkan. 8
Bab IV
Pengumpulan Data
5.8 Prognosis
Penyakit : Bonam
Keluarga : Bonam
Masyarakat : Bonam
Bab V
Pembahasan
Pasien bernama Sringatun usia 33 tahun, tinggal di daerah Tegalwaru Rt 04/08. Lingkungan
pertama yang kami lewati dengan jarak 3 km dari Puskesmas. Sumber air minum pasien berasal
dari air gallon, sedangkan untuk mencuci pakaian dan mandi pasien menggunakan air PAM. Air
limbah langsung di alirkan ke selokan. Jamban dalam rumah tersedia.
Kondisi Rumah pasien cukup baik, sudah menggunakan tembok dan semipermanen, terdiri
dari 1 lantai. Ventilasi rumah baik, .Lantai rumah pasien terbuat dari keramik, kebersihan rumah
terjaga. Pencahayaan pada rumah baik. Luas Bangunan rumah pasien adalah 30m2, sehingga
jarak antar anggota keluarga 4x4 m.
Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
Kondisi pasien dan keluarga umumnya cukup sehat. Keadaan rumah / Lingkungan serta
keadaan sosial dan ekonomi pasien cukup baik. Pasien kurang mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi zat besi seperti daging merah, ikan, telur, bayam dan kondisi pasien yang
sedang mengandung anak kedua.
6.2 Saran
a. Kepada Pasien.
Mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti daging merah,
ikan, telur, bayam
Selalu mengontrol tekanan darah dan gula darah pasien serta melakukan Edukasi
terhadap penyakit pasien.
Menghindari terpapar asap rokok dari pasangan
Melakukan kunjungan rutin ke posyandu atau puskesmas dan mengikuti kelas ibu
hamil
b. Kepada Puskesmas
Pasien mengeluhkan bahwa jarak rumah ke puskesmas sangat jauh sehingga
terkadang pasien merasa malas untuk berobat ke puskesmas, untuk
mengantisipasinya, puskesmas perlu mengusahakan puskesmas keliling secara
rutin.
Melakukan kegiatan Promotif yaitu dengan penyuluhan karena masih banyak
pasien yang kurang edukatif dan sadar akan penyakitnya
Daftar Pustaka
Lampiran