Anda di halaman 1dari 21

1

LATAR BELAKANG MASALAH dicerminkan dalam kinerja saat


Auditor merupakan profesi
bekerja. Kinerja mempunyai
kepercayaan klien untuk
makna yang luas, bukan hanya
membuktikan kewajaran laporan
menyatakan sebagai hasil kerja,
keuangan yang disajikan oleh
tetapi juga bagaimana proses
manajemen perusahaan. Untuk
kerja berlangsung. Kinerja adalah
dapat mempertahankan
tentang melakukan pekerjaan
kepercayaan dari klien dan dari
dan hasil yang dicapai dari
para pemakai laporan keuangan
pekerjaan tersebut (Wibowo,
audit lainnya maka auditor
2007).
dituntut menjadi seorang ahli. SPAP (2001) menyatakan
Auditor dapat diartikan
bahwa persyaratan yang harus
sebagai seseorang yang
dimiliki seorang auditor adalah
memberikan dan menyatakan
keahlian. Seorang yang
pendapat atas kewajaran dalam
berkompeten atau mempunyai
laporan keuangan dalam
keahlian yaitu orang dengan
perusahaan atau organisasi, dan
keterampilannya mengerjakan
menyesuaikan laporan yang
pekerjaan dengan mudah, cepat,
dibuat sesuai dengan prinsip-
intuitif dan sangat jarang atau
prinsip akuntansi yang berlaku
bahkan tidak pernah membuat
umum (Putri, 2013).
Auditor adalah profesi kesalahaan (Mayangsari, 2003).
Penggunaan kemahiran
dimana harus memiliki
profesional dengan cermat dan
kemampuan yang berkualitas.
seksama, memungkinkan auditor
Kemampuan seorang auditor

2
untuk memperoleh keyakinan Lembaga audit BPK RI dalam

memadai bahwa laporan menegakan akuntabilitas sesuai

keuangan bebas dari salah saji prinsip Etika, Komitmen,

material. Baik yang disebabkan Profesional yang diterapkan

oleh kekeliruan maupun pada perilaku etis auditor.


Kriteria yang ditentukan BPK
kecurangan (Arens, et al. 2008).
Dalam pekerjaannya, dalam pemeriksaan adalah (1)

seorang auditor sudah apakah laporan keuangan sesuai

seharusnya memperhatikan serta standar akuntansi, (2) apakah

menjunjung tinggi kode etik yang ada kecukupan bukti, (3) apakah

berlaku, karena profesi auditor sesuai dengan sistem

merupakan pekerjaan yang pengendalian internal, dan (4)

sangat erat hubungannya dengan bagaimana ketaatan terhadap

kecurangan-kecurangan yang perundang-undangan.


Auditor bebas dari
dapat timbul akibat pelanggaran
kepentingan terhadap
kode etik.
Pada kasus audit yang perusahaan dan laporan

dialami oleh Badan Pemeriksa keuangan yang dibuatnya.

Keuangan (BPK) yaitu kasus Sejalan dengan Peraturan

suap, menerima gratifikasi dan Menpan No.

melakukan tindakan pidana Per/05/M.Pan/03/2008, dan

pencucian uang (TPPU) berdasarkan Peraturan BPK No.

(https://nasional.tempo.co) . 1 Tahun 2007 tentang Standar

Kasus ini menjadi evaluasi bagi Pemeriksaan Keuangan Negara

3
diatur mengenai standar umum profesional, dan sensitivitas etis

pemeriksaan yaitu (1) berfungsi sebagai variabel

Persyaratan independen, dimana auditor

kemampuan/keahlian, (2) menegakan orientasi etika,

Independensi, (3) Penggunaan komitmen profesional,

kemahiran profesional secara mempunyai sensitivitas etis

cermat dan seksama. auditor maka kinerjanya akan


Banyaknya kasus auditor
semakin baik.
yang menyampingkan faktor- Penelitian ini menarik untuk

faktor yang berhubungan dengan diteliti karena masih rendahnya

kinerja mengakibatkan kinerja kualitas kinerja auditor di

auditor turun dan kepercayaan Indonesia padahal sudah

publik menurun. menerapkan Standar Profesional


Berdasarkan hal-hal tersebut
Akuntan Publik. Apabila seorang
muncul alasan mengapa
auditor tidak dapat menjalankan
penelitian ini penting dilakukan.
tugasnya sesuai dengan etika
Penelitian yang akan dilakukan
maka izin yang dimiliki auditor
ini menggunakan orientasi etika,
tersebut akan dicabut. Dari
komitmen profesional, dan
berbagai fenomena dan kasus
sensitivitas etis sebagai variabel
yang terjadi dilapangan serta
independen dan kinerja auditor
hasil penelitian sebelumnya yang
sebagai variabel dependen.
menunjukkan hasil yang tidak
Peneliti juga ingin menguji
konsisten.
apakah orientasi etika, komitmen

4
Dari penjelasan di atas, maka

penulis bermaksud melakukan

penelitian dengan judul

“PENGARUH ORIENTASI

ETIKA, KOMITMEN

PROFESIONAL, DAN

SENSITIVITAS ETIS TERHADAP

KUALITAS KINERJA AUDITOR

PADA BADAN PEMERIKSA

KEUANGAN (BPK) REPUBLIK

INDONESIA DI JAKARTA”.

5
akan menimbulkan konflik

kepentingan antara principal


LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
dengan agen.
A. Tinjauan Teori Adanya faktor kepentingan
1. Agency Theory (Teori
masing-masing pihak antara
Keagenan)
Teori keagenan principal dengan agen dapat

merupakan teori yang menimbulkan konflik yang

mengemukakan hubungan dalam teori ini disebut dengan

antara pemegang saham Asymmetric Information (AI)

(shareholders) sebagai (Arifin, 2007 dalam Satwika,

principal dan manjemen 2015). Asymmetric

sebagai agen. Agen Information (AI) merupakan

merupakan pihak yang ketidakseimbangan informasi

dikontrak oleh prinsipal untuk yang disebabkan karena

bekerja demi kepentingan adanya distribusi informasi

principal tersebut. Agen harus yang tidak sama yang terkait

mempertanggung jawabkan dengan sebuah transaksi

semua pekerjaan yang bisnis (Astika, 2014:4).

diberikan oleh principal. Teori Ketidakikutsertaan principal di

agensi mengamsusikan dalam mengelola bisnis

bahwa tap-tiap individu baik mengakibatkan timbulnya

principal maupun agen ketergantungan terhadap

semata-mata termotivasi oleh agen. Ketergantungan

kepentingan diri sendiri yang tersebut memberikan celah

6
kepada agen untuk memberikan pernyataan

memanipulasi pekerjaan yang kewajaran.


2. Kinerja Auditor
akan dilaporkan untuk Kinerja auditor merupakan

kepentingan pribadinya. tindakan atau pelaksanaan


Setiap periode tertentu,
tugas pemeriksaan yang telah
agen akan memberikan
diselesaikan oleh auditor
laporan pertanggung jawaban
dalam kurun waktu tertentu
kepada principal yang
(Rita dan Willis, 2015). Fanny
digunakan sebagai dasar di
(2015) menyampaikan kinerja
dalam pengambilan
auditor merupakan
keputusan-keputusan penting.
perwujudan kerja yang
Oleh karena pentingnya
dilakukan dalam mencapai
laporan keungan tersebut,
hasil kerja yang lebih baik
timbul rasa keraguan principal
atau lebih menonjol ke arah
terhadap agen. Untuk
tercapainya tujuan organisasi.
mengurangi rasa keraguan
Goldwasser (1993) dalam
principal terhadap agen,
Meylinda dan Budiartha
kantor akuntan publik
(2015) mengemukakan
diperlukan untuk
bahwa pencapaian kinerja
menanggulangi permaslahan
auditor yang lebih baik harus
tersebut dengan mengaudit
sesuai dengan standar dan
laporan keuangan
kurun waktu tertentu, yaitu :
perusahaan dan kemudian
kualitas kerja yaitu mutu

7
menyelesaikan pekerjaan memutuskan atau

dengan bekerja berdasar menentukan sejauh mana

pada seluruh kemampuan tingkat keakuratan dan

dan keterampilan serta kebenaran atas bukti-bukti

pengetahuan yang dimiliki maupun informasi dari klien.

oleh auditor. Kuantitas kerja, Pentingnya hasil laporan yang

yaitu hasil kerja yang dapat diberikan oleh auditor, melalui

diselesaikan dengan target peran seorang auditor yang

yang menjadi tanggung jawab harus mempunyai

pekerjaan auditor serta kemampuan untuk

kemampuan untuk mengumpulkan dan

memanfaatkan sarana dan menganalisa bukti-bukti audit

prasarana penunjang dengan baik, sehingga

pekerjaan dan ketepatan memadai untuk dapat

waktu, yaitu ketepatan waktu merumuskan sebuah laporan

yang tersedia untuk yang tepat (Nila, 2014).

menyelesaikan pekerjaan (Sri, Pentingnya kinerja seorang

2007). auditor dalam perusahaan,


Nila (2014) menyatakan
maka auditor harus
kinerja seorang auditor yang
mempunyai keahlian dan
baik terhadap kewajaran
kompetensi yang baik untuk
sebuah laporan keuangan,
mengumpulkan serta
dapat terlaksana melalui sikap
menganalisa bukti-bukti audit
skeptis untuk bisa

8
sehingga memberikan hasil dan tidak keluar dari nilai-nilai

laporan yang tepat. tersebut (mutlak) (Forysth


3. Orientasi Etika
Orientasi etika 1980).
Relativisme adalah suatu
berpengaruh pada tindakan
sikap penolakan terhadap
yang akan diambil dalam
nilai-nilai moral yang absolut
mencapai tujuan. Higgins dan
dalam mengarahkan perilaku.
Kelleher (2005) menjelaskan
Dalam hal ini individu masih
orientasi etika merupakan
mempertimbangkan beberapa
salah satu langkah dalam
nilai dari dalam dirinya
mengatasi masalah etika
maupun lingkungan sekitar
khususnya bagi pengambil
(Forysth 1980).
keputusan. Variable ini 4. Komitmen Profesional
Irawati dan Supriyadi
dijabarkan mejadi dua, yaitu
(2012) mengatakan dalam
idealisme dan relativisme
menjalankan tugasnya auditor
(Forsyth, 1980).
Idealisme mengacu pada diharapkan memiliki

suatu hal yang dipercaya oleh komitmen. Profesionalisme

individu dengan konsekuensi juga menjadi syarat sebagai

yang dimiliki dan diinginkan auditor. Menurut Baotham

tidak melanggar nilai-nilai (2007) mengatakan

moral. Atau dapat dikatakan profesionalisme auditor

dalam setiap tindakan yang mengacu pada kemampuan

dilakukan harus berpijak pada komitmen dan perilaku

nilai-nilai moral yang berlaku professional. Pada dunia

9
kerja, tanggung jawab professional mungkin

seseorang terhadap merupakan refleksi hubungan

profesinya maupun auditor dengan lingkungan

organisasi, pemahaman industry/professional, hal

komitmen profesional sangat tersebut dikarenakan salah

penting bagi seorang auditor, satu aspek komitmen

agar tercipta kondisi kerja profesional adalah

yang kondusif sehingga penerimaan norma-norma

perusahaan yang di audit profesional dan tujuan

dapat berjalan secara efisien (Aranya et al, 1981).

dan efektif (Hasan dkk, 2014). 5. Sensitivitas Etis


Komitmen professional Sensitivitas etika

adalah tingkat loyalitas merupakan tingkat

individu pada profesinya kemampuan seseorang dalam

seperti yang dipersepsikan pengambilan keputusan

oleh individu tersebut. dengan memahami nilai moral

Perlunya untuk belajar yang terkandung didalamnya

komitmen professional karena (Shaub et al, 1993). Tingkat

karier seseorang merupakan sensitivitas tiap individu

bagian utama dari hidupnya berbeda-beda tergantung

dan komitmen profesional kemampuan masing-masing

mempunyai implikasi penting individu. Sensitivitas etika

di tingkat individu dan diukur dengan menggunakan

organisasi. Tingkat komitmen empat situasi yang terjadi

10
dalam pelaksanaan audit Penelitian ini dilakukan untuk

yang berhubungan dengan menguji pengaruh Orientasi

kemampuan auditor, Etika, Komitmen Profesional, dan

penggunaan waktu kerja, Sensitivitas Etis terhadap

mengutamakan kepentingan Kualitas Kinerja Auditor.

pribadi, dan pemahaman

prinsip akuntansi.
Jones (1991) dalam Anik

(2012) menyebutkan bahwa

dalam penelitian akuntansi Orientasi Etika


Idealisme (X1) Kualitas
Orientasi Etika
etika akuntan difokuskan Kinerja
Relativisme
Komitmen
Auditor (Y)
dalam hal kemampuan Profesional
Sensitivitas
pengambilan keputusan dan Etis (X4)

perilaku etis. Jika auditor tidak

mengakui sifat dasar etika C. Hipotesis


Menurut Sugiyono (2012: 84)
dalam keputusan, skema
“Dalam penelitian, hipotesis
moralnya tidak akan
diartikan sebagai jawaban
mengarah pada masalah etika
sementara terhadap rumusan
tersebut. Jadi kemampuan
masalah penelitian”. Berdasarkan
untuk mengakui sifat dasar
Kerangka pemikiran diatas, maka
etika dari sebuah keputusan
hipotesis dalam penelitian ini
merupakan sensitivitas etika
dapat dirumuskan sebagai
(ethical sensitivity).
berikut:
B. Kerangka Pemikiran

11
H1 : Terdapat pengaruh

Orientasi Etika terhadap

Kualitas
Kinerja Auditor.
H2 : Terdapat pengaruh

Orientasi Etika Idealisme

terhadap Kualitas Kinerja

Auditor.
H3 : Terdapat pengaruh

Komitmen Profesional

terhadap Kualitas
Kinerja Auditor.
H4 : Terdapat pengaruh

Sensitivitas Etis terhadap

Kualitas
Kinerja Auditor.
H5 : Terdapat pengaruh

Orientasi Etika, Komitmen

Profesional dan

Sensitivitas Etis secara

simultan terhadap Kualitas

Kinerja Auditor

12
Keuangan Negara VII, dan

Auditorat Utama Investigasi.


METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini

Populasi, Sample, dan Teknik penentuan pengambilan sampel

Pengambilan Sampel menggunakan teknik Purposive

Sampling. Pengertian purposive


Populasi dalam penelitian ini
sampling menurut Sugiyono
adalah Jabatan Fungsional
(2012:117) yaitu :”purposive
Pemeriksa pada Badan
sampling adalah teknik
Pemeriksa Keuangan (BPK)
pengambilan sampel sumber
Republik Indonesia di Jakarta.
data dengan pertimbangan
Auditor yang terdaftar pada
tertentu”.
Badan Pemeriksa Keuangan Sampel yang akan diambil

(BPK) Republik Indonesia di dalam penelitian ini yaitu Auditor

Jakarta yang terdiri dari 8 unit Eksternal pada Badan Pemeriksa

kerja yaitu: Auditorat Utama Keuangan (BPK) Republik

Keuangan Negara I, Auditorat Indonesia di Jakarta yang


Utama Keuangan Negara II, memiliki kriteria khusus yaitu

Auditorat Utama Keuangan Auditor yang sudah mempunyai

Negara III, Auditorat Utama Jabatan Fungsional Auditor.

Keuangan Negara IV, Auditorat

Utama Keuangan Negara V, Metode Pengumpulan Data dan

Auditorat Utama Keuangan Analisis Data


Peneliti menggunakan data
Negara VI, Auditorat Utama
primer dengan teknik

13
pengumpulan data berupa Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis

kuesioner (angket). Peneliti dengan menggunakan SPSS

menggunakan kuesioner tertutup Versi 22.00.

sebagai teknik pengumpulan data


Statistik Deskriptif digunakan
dengan skala likert. unutk mengetahui nilai
Skala penilaian untuk
maksimum,minimum, rata-rata
jawaban responden dapat dan Standar deviasi dari masing-

dijelaskan pada Tabel berikut: masing variabel. Uji Kualitas Data


Tabel terdiri dari uji validitas dan
Skala Penilaian Untuk Jawaban Responden
Realibilitas. Uji Asumsi Klasik

NO Skor Skor terdiri dari Uji Normalitas Regresi,


Keterangan Uji Multikolinieritas,
. Positif Negatif
1. Sangat Setuju Heteroskedastisitas. Asumsi
5 1 klasik digunakan untuk

2. Setuju mengetahui apakah data yang


4 2 akan digunakan dalam penelitian

3. Ragu-Ragu terbebas dari asumsi klasik atau


3 3 tidak. Uji Hipotesis digunakan
untuk menguji hubungan variabel
4. Tidak Setuju
2 4 independen terhadap Variabel
dependen.
5. Sangat Tidak
1 5
Setuju HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Metode analisis data yang
STATISTIK DESKRIPTIF
digunakan dalam penelitian ini
Tabel. Hasil Uji Statistik Deskriptif
diantaranya adalah analisis

statistic deskriptif , Uji Kualitas

data,Uji Normalitas data, Uji

14
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kualitas Kinerja
104 36 60 48.65 5.728
Auditor

Orientasi Etika
104 28 50 40.00 4.768
Idealisme

Orientasi Etika
104 16 50 33.03 5.896
Relativisme Descriptive Statistics (maximum) sebesar 50, nilai
Komitmen
104 10 25 17.62 3.304 rata-rata (mean) sebesar
Profesional

Sensitivitas Etis 104 12 20 15.39 1.973


40.00 dengan standar deviasi
Valid N (listwise) 104
sebesar 4.768.
Sumber: Data primer diolah dengan
c. Variabel Orientasi Etika
SPSS 22 (2018)
Berdasarkan Tabel di atas, dapat Relativisme dari sampel yang

diketahui bahwa: diteliti berjumlah 104, memiliki


a. Variabel Kualitas Kinerja
nilai terendah (minimum)
Auditor dari sampel yang
sebesar 16, nilai tertinggi
diteliti berjumlah 104, memiliki
(maximum) sebesar 50, nilai
nilai terendah (minimum)
rata-rata (mean) sebesar
sebesar 36, nilai tertinggi
33.03 dengan standar deviasi
(maximum) sebesar 60, nilai
sebesar 5.896.
rata-rata (mean) sebesar d. Variabel Komitmen

48.65 dengan standar deviasi Profesional dari sampel yang

sebesar 5.728. diteliti berjumlah 104, memiliki


b. Variabel Orientasi Etika
nilai terendah (minimum)
Idealisme dari sampel yang
sebesar 10, nilai tertinggi
diteliti berjumlah 104, memiliki
(maximum) sebesar 25, nilai
nilai terendah (minimum)
rata-rata (mean) sebesar
sebesar 28, nilai tertinggi

15
17.62 dengan standar deviasi 0,1927 Valid
OEI8 0,330
sebesar 3.304. 0,1927 Valid
e. Variabel Sensitivitas Etis dari OEI9 0,520

0,1927 Valid
sampel yang diteliti berjumlah OEI1 0,673
0
104, memiliki nilai terendah

(minimum) sebesar 12, nilai Sumber: Data Primer diolah


dengan SPSS 22 (2018)
tertinggi (maximum) sebesar
Tabel
20, nilai rata-rata (mean) Hasil Uji Validitas Orientasi Etika Relativisme

sebesar 15.39 dengan


Item Pearson R Keterangan
standar deviasi sebesar Corelation Tabel

0,1927
1.973. OER1 0,620 Valid
HASIL UJI VALIDITAS
0,1927 Valid
Tabel OER2 0,375
Hasil Uji Validitas Orientasi Etika
0,1927 Valid
Idealisme OER3 0,541

0,1927 Valid
OER4 0,780
Item Pearson R Keterangan
Corelation Tabel 0,1927 Valid
OER5 0,772
0,1927
OEI1 0,675 Valid 0,1927 Valid
OER6 0,496
0,1927 Valid
OEI2 0,673 0,1927 Valid
OER7 0,208
0,1927 Valid
OEI3 0,816 0,1927 Valid
OER8 0,391
0,1927 Valid
OEI4 0,626 0,1927 Valid
OER9 0,600
0,1927 Valid
OEI5 0,733 0,1927 Valid
OER10 0,512
0,1927 Valid
OEI6 0,670
Sumber: Data Primer diolah dengan
0,1927 Valid
SPSS 22 (2018)
OEI7 0,690

16
Hasil Uji Validitas Kualitas Kinerja

Auditor
Tabel
Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional

Item Pearson R Keterangan


Corelation Tabel
Item Pearson R Keterangan
Corelation Tabel 0,1927
KA1 0,787 Valid
0,1927
KP1 0,708 Valid 0,1927 Valid
KA2 0,732
0,1927 Valid
KP2 0,698 0,1927 Valid
KA3 0,521
0,1927 Valid
KP3 0,809 0,1927 Valid
KA4 0,655
0,1927 Valid
KP4 0,751 0,1927 Valid
KA5 0,743
0,1927 Valid
KP5 0,718 0,1927 Valid
KA6 0,621
Sumber: Data Primer diolah 0,1927 Valid
dengan SPSS 22 (2018) KA7 0,552

Tabel 0,1927 Valid


Hasil Uji Validitas Sensitivitas Etis
KA8 0,669
0,1927 Valid
KA9 0,546
Item Pearson Corelation R. Tabel Keterangan
0,1927 Valid
0,1927 KA10 0,583
SE1 0,527 Valid
0,1927 Valid
0,1927 Valid KA11 0,599
SE2 0,462
0,1927 Valid
0,1927 Valid KA12 0,756
SE3 0,456

0,1927 Valid
Sumber: Data primer diolah
SE4 0,289
dengan SPSS 22 (2018)

Sumber: Data Primer diolah dengan UJI RELIABILITAS


SPSS 22 (2018) Tabel

Tabel Reliability Statistics

17
Variabel Cronbach’s N of UJI STATISTIK t
Tabel
Alpha Items Hasil Uji Statistik t (parsial)
Orientasi Etika
,878 10 Coefficientsa
Idealisme
Standardiz
Orientasi Etika Unstandardiz ed
,834 10 ed Coefficient
Relastive Coefficients s
Komitmen Std.
,891 5 Model B Error Beta t Sig.
Profesional
1 (Constant 2.73
Sensitivitas 9.943 3.631 .007
) 8
,636 4
Etis Orientasi
2.90
Etika .265 .092 .221 .005
Kualitas 0
Idealisme
,910 12
Kinerja Auditor Orientasi
Etika
.008 .062 .008 .126 .900
Relativis
me
Sumber: Data primer diolah
Komitme
n 4.41
dengan SPSS 22 (2018) .590 .133 .340 .000
Profesion 9
Berdasarkan tabel di atas, dapat al

Sensitivit 4.93
diketahui bahwa nilai Cronbach’s 1.133 .229 .390 .000
as Etis 8

a. Dependent Variable: Kualitas Kinerja Auditor


Alpha untuk Orientasi Etika Idealisme

sebesar 0,878, Orientasi Etika Sumber: Data primer diolah dengan


SPSS 22 (2018)
Relativisme sebesar 0,834, Komitmen
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
Profesional sebesar 0,891, Sensitivitas
bahwa:
Etis sebesar 0,636 dan Kualitas 1. Variabel Orientasi Etika Idealisme

Kinerja Auditor sebesar 0,910. Semua memiliki nilai signifikansi variabel

variabel independen maupun Orientasi Etika Idealisme sebesar

dependen memiliki Cronbach’s Alpha 0.005 atau mempunyai nilai

> 0.60 jadi semua dapat dikatakan signifikansi lebih kecil dari 0.05

reliable. dan t hitung sebesar 2.900 yang


18
mempunyai nilai lebih besar 0.000 atau mempunyai nilai

dibanding t tabel yaitu 1,984 signifikansi lebih kecil dari 0.05 dan

maka dapat disimpulkan t hitung sebesar 4.419 yang

hipotesis H01 ditolak dan HA1 mempunyai nilai lebih besar

diterima yang artinya Orientasi dibanding t tabel yaitu 1,984 maka

Etika Idealisme berpengaruh dapat disimpulkan hipotesis H03

secara signifikan terhadap ditolak dan HA3 diterima yang

Kualitas Kinerja Auditor. artinya Komitmen Profesional


2. Variabel Orientasi Etika Relativisme
berpengaruh secara signifikan
memiliki nilai signifikansi variabel
terhadap Kualitas Kinerja Auditor.
Orientasi Etika Relativisme sebesar 4. Variabel Sensitivitas Etis memiliki

0.900 atau mempunyai nilai nilai signifikansi variabel Sensitivitas

signifikansi tidak lebih kecil dari Etis sebesar 0.000 atau

0.05 dan t hitung sebesar 0.126 mempunyai nilai signifikansi lebih

yang mempunyai nilai lebih kecil kecil dari 0.05 dan t hitung sebesar

dibanding t tabel yaitu 1,984 maka 4.938 yang mempunyai nilai lebih

dapat disimpulkan hipotesis H02 besar dibanding t tabel yaitu 1,984

ditolak yang artinya Orientasi Etika maka dapat disimpulkan hipotesis

Relativisme tidak berpengaruh H04 ditolak dan HA4 diterima yang

secara signifikan terhadap Kualitas artinya Sensitivitas Etis

Kinerja Auditor. berpengaruh secara signifikan


3. Variabel Komitmen Profesional
terhadap Kualitas Kinerja Auditor.
memiliki nilai signifikansi variabel
HASIL UJI REGRESI LINIER
Komitmen Profesional sebesar
BERGANDA

19
Hasil pengolahan data statistic bersama-sama berpengaruh terhadap
Kualitas Kinerja Auditor.
berdasarkan Tabel di atas diperoleh
UJI KOEFISIEN DETERMINASI
nilai a sebesar 9.943 ; b1 sebesar (R2)
Tabel
0.265 ; b2 sebesar 0.008 ; b3 Hasil Uji Koefisien Determinasi
(R2)
sebesar 0.590 ; b4 sebesar 1.133.
Model Summaryb

Bentuk Refresi Linier Berganda R


Mode Squar
l R e Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
adalah sebagai berikut :
Y = 9.943 + 0.265X1 + 0.008X2 + 1 .789a .623 .607 3.589

a. Predictors: (Constant), Sensitivitas Etis, Orientasi Etika Relativisme,


0.590X3 + 1.133X4 + e Orientasi Etika Idealisme, Komitmen Profesional
UJI SIMULTAN F
b. Dependent Variable: Kualitas Kinerja Auditor
Tabel. Hasil Uji F
Sumber: Data primer diolah dengan
Sumber: Data primer diolah dengan
ANOVAa
SPSS 22 (2018)
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig. Tabel di atas menunjukan nilai R Square
1 Regr sebesar 0.623. Hal ini menandakan
essio 2104.569 4 526.142 40.854 .000b bahwa Variable Orientasi Etika
n
Idealisme, Orientasi Etika Relativisme,
Resi
dual
1274.970 99 12.878 Komitmen Profesional, Sensitivitas Etis
hanya dapat menjelaskan 62,3% variasi
Total 3379.538 103
variabel Kualitas Kinerja Auditor.
a. Dependent Variable: Kualitas Kinerja Auditor Sedangkan sisanya, yaitu 37,7%
b. Predictors: (Constant), Sensitivitas Etis, Orientasi Etika (100%-62,3%) dijelaskan oleh faktor-
Relativisme, Orientasi Etika Idealisme, Komitmen Profesional faktor lain diluar model yang tidak di ikut
sertakan dalam model penelitian ini.
SPSS 22 (2018)
KESIMPULAN
Dari Uji ANOVA atau Uji F didapat nilai F
Penelitian ini bertujuan untuk
hitung sebesar 40.854 yang mempunya
mengetahui pengaruh Orientasi Etika
nilai lebih besar dibanding f tabel yaitu
Idealisme, Orientasi Etika Relativisme,
2.46. Dan nilai signifikansi 0.000 yang
Komitmen Profesional, dan Sensitivitas
mempunyai jauh lebih kecil dari 0.05,
Etis terhadap Kualitas Kinerja Auditor.
maka model regresi dapat digunakan
Responden dalam penelitian ini
untuk Kualitas Kinerja Auditor atau
berjumlah 104 auditor yang bekerja
dapat dikatakan H04 ditolak dan HA4
pada Badan Pemeriksa Keuangan
diterima yaitu Orientasi Etika Idealisme,
(BPK) Republik Indonesia di Jakarta.
Orientasi Etika Relativisme, Komitmen
Profesional, dan Sensitivitas Etis secara
20
Berdasarkan analisis yang telah b. Auditor dalam melaksankan pekerjaan
diuraikan, maka dapat disimpulkan: profesional hendaknya tidak hanya
1. Orientasi Etika Idealisme berpengaruh memikirkan kepuasannya saja ketika
terhadap Kualitas Kinerja Auditor. bisa mendapatkan sesuatu dari tempat
Penelitian ini membuktikan bahwa kerja. Tetapi auditor juga harus
hipotesis pertama yang diajukan oleh memikirkan bagaimana memberikan
peneliti diterima. perilaku etis dapat kontribusi dalam menyelesaikan
digunakan untuk meningkatkan kinerja tugasnya dengan baik.
auditor terutama idealisme dalam c. Variabel-variabel yang mempengaruhi
pengambilan keputusan.
kualitas kinerja audit dalam penelitian ini
2. Orientasi Etika Relativisme tidak
hanya terbatas pada Orientasi Etika,
berpengaruh terhadap Kualitas Kinerja
Komitmen Profesional, dan Sensitivitas
Auditor. Jika relativisme semakin tinggi,
Etis. Oleh karena itu peneliti selanjutnya
maka etika akan semakin menurun. Hal
diharapkan untuk menambah variabel
ini akan mengarahkan auditor
lain yang berpengaruh terhadap kinerja
melakukan perilaku disfungsional
auditor seperti gaya kepemimpinan,
mengarahkan auditor untuk menjauhi
independensi, konflik peran dan locus of
etika moral dalam melaksanakan
control.
tugasnya.
d. Untuk meminimalisasi sedikitnya
3. Komitmen Profesional berpengaruh
responden dan agar hasil penelitian
terhadap Kualitas Kinerja Auditor.
dapat digunakan untuk generalisasi,
Kinerja auditor harus ditunjang dengan
maka penelitian selanjutnya sebaiknya
komitmen profesional untuk mencapai
dilakukan dalam cakupan yang lebih
tingkatan yang tertinggi.
luas yakni dengan menambah jumlah
4. Sensitivitas Etis berpengaruh terhadap
sampel penelitian dan memperluas
Kualitas Kinerja Auditor. Kemampuan
wilayah sampel penelitian.
auditor untuk mengetahui sifat dasar
e. Penelitian selanjutnya agar lebih
etis dalam suatu institusi akan
memperhatikan waktu penelitian. Waktu
mempengaruhi tindakan dan keputusan
peneliti diharapkan tidak dilakukan pada
yang diambilnya.
waktu sibuk auditor sehingga tingkat
SARAN pengembalian kuesioner lebih tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian dan


kesimpulan yang diperoleh, maka
penulis dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut:
a. Bagi auditor sebaiknya dalam
memutuskan tindakan harus
berdasarkan prinsip-prinsip etika
moralnya. Dimana perbuatan yang
bermoral itu tidak menimbang positif
atau negatifnya. Dengan demikian
auditor berperilaku etis dalam
melaksanakan pekerjaanya.
21

Anda mungkin juga menyukai