Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada tahap ini, klien lansia pada umumnya berkata “Ya, benar aku, tetapi…” Kemarahan
biasanya mereda dan klien lansia dapat menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang sedang
terjadi dengan dirinya. Akan tetapi, pada tahap tawar – menawar ini banyak orang cenderung untuk
menyelesakan urusan rumah tangga mereka sebelum maut tiba, dan akan menyiapkan beberapa hal,
misalnya membuat surat dan mempersiapkan jaminan hidup bagi orang yang tercita yang ditinggalkan.
Selama tawar – menawar, permohonan yang dikemukakan gendaknya dapar dipenuhi kareana
merupakan urusan yang belum selesai dan harus diselesaikan sebelum mati. Misalnya, klien lansia
mempunyai permintaan terakhir untuk melihar pertandingan olahraga, mengunjungi kerabat, melihat
cucu terkecil, atau makan di restoran. Perawat dianjurkan untuk memenuhi permohonan itu karena
membantu klien lansia memasuki tahap berikutnya.
Pada tahap ini, klien lansia pada hakikatnya berkata “Ya, benar aku.” Hal ini biasanya merupakan
saat yang menyedihkan karena klien lansia sedang dalam suasana berkabung. Di masa lampau, ia sudah
kehilangan orang yang dicintai dan sekarang ia meninggalkan semua hal menyenangkan yang telah
dinikmatinya. Selam tahap ini, klien lansia cenderung tidak banyak bicara dan sering menangis. Saatnya
bagi perawat untuk duduk dengan tenang disamping klien lansia yang sedang melalui masa sedihnya
sebelum meninggal.
Tahap ini ditandai dengan sikap menerima kematian. Menjelang saat ini, klien lansia telah
menyelesaikan segala urusan yang belum selesai dan mungkin tidak ingin berbicara lagi karena sudah
menyatakan segala sesuatunya. Tawar-menawar sudah lewat dan tibalah saat kedamaian dan
ketenangan. Seseorang mungkin saja lama ada dalam tahap menerima, tetapi bukan tahap pasrah yang
berarti kekalahan. Dengan kata lain, pasrah pada maut bukan berarti menerima maut.
3. Pengaruh Kematian
Pengaruh kematian terhadap klien lansia:
a. Bersikap kritis terhadap cara perawatan
b. Keluarga dapat menerima kondisinya
c. Terputusnya komunikasi dengan orang yang menjelang maut
d. Penyesalan keluarga dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak dapat mengatasi
rasa sedih
e. Pengalihan tanggung jawab dan beban ekonomi
f. Keluarga menolak diagnosis. Penolakan tersebut dapat memperbesar beban emosi keluarga
g. Mempersoalkan kemampuan tim kesehatan
a. Kebutuhan jasmaniah. Kemampuan toleransi terhadap rasa sakit berbeda pada setiap orang.
Tindakan yang memungkinkan rasa nyaman bagi klien lansia (mis., sering mengubah posisi
tidur, perawatan fisik, dsb)
b. Kebutuhan emosi. Untuk menggambarkan ungkapan sikap dan perasaan klien lansia dalam
menghadapi kematian.
1) Mungkin klien lansia mengalami ketakutan yang hebat (ketakutan yang timbul akibat
menyadari bahwa dirinya tidak mampu mencegah kematian).
2) Mengkaji hal yang diinginkan penderita selama mendampinginya. Misalnya, lansia ingin
memperbincangkan tentang kehidupan dimasa lalu dan kemudian hari. Bila pembicaraan
tersebut berkenan, luangkan waktu sejenak. Ingat, tidak semua orang senang
membicarakan kematian.
3) Mengkaji pengaruh kebudayaan atau agama klien.