Tinjauan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Nama : Restu Estiningrum

Nim : 14521214

Kinetika serapan kadmium oleh cangkang kepiting berbasis kitosan

Kepiting merupakan salah satu hasil laut yang dapat dikonsumsi, namun akibat dari
konsumsi itu sendiri menyebabkan limbah cangkang kepiting yang masih belum banyak di
daur ulang. Pada cangkang kepiting itu sendiri terdapat zat yang mampu berfungsi sebagai
kitin dan kitosan yang mana dapat digunakan sebagai adsorben. Keuntungan ekonomi dan
lingkungan dari daur ulang dan menggunakan kembali sampah membuat kitosan adsorben
pilihan pilihan yang menarik. Chitosan adalah hidrofilik, polimer kationik alami dibentuk
oleh N-deasetilasi dari kitin, yang ada didalam jamur, serangga, dan krustasea. Ini adalah
pertukaran ion yang, dengan sejumlah besar kelompok amino. Kehadiran kelompok-
kelompok amino meningkatkan kapasitas adsorpsi kitosan dibandingkan dengan kitin, yang
hanya memiliki sebagian kecil dari kelompok amino. Chitosan telah sejak tahun 1970-an.
Proses penyerapan umumnya melibatkan difusi pori melalui matriks padat diikuti oleh
adsorpsi. Proses ini sangat dipengaruhi oleh kondisi fisikokimia, termasuk pH, ukuran
partikel, kecepatan pengadukan, dan metode pengolahan chitosan, yang pada gilirannya
mempengaruhi distribusi pori dan aksesibilitas dalam matriks padat. Massa difusi pori model
basis transfer yang ada digunakan untuk adsorpsi logam transisi pada kitosan dianngap
sebagai adsorpsi linier, dan tidak sesuai untuk berbagai konsentrasi zat terlarut. Dengan
demikian, parameter yang menjadi ciri kinetika transfer massa untuk kitosan yang tergantung
konsentrasi. Penyerapan menggunakan cangkang kepiting berbasis kitosan sangatlah tinggi
untuk kadmium dengan biaya yang murah yang membuat kitosan adsorben cocok untuk
penyerapan logam dari limbah industri.

Anda mungkin juga menyukai