Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga ikterus
yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui
proses reaksi oksidasi-reduksi. Bilirubin berasal dari katabolisme
protein heme, dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan
25% berasal dari penghancuran eritrosit yang imatur dan protein
heme lainnya seperti mioglobin, sitokrom, katalase dan peroksidase.
Metabolisme bilirubin meliputi pembentukan bilirubin, transportasi
bilirubin, asupan bilirubin, konjugasi bilirubin, dan ekskresi bilirubin.
Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan
heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel
retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari
perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut
dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan kepada
albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati. Di dalam hati,
hepatosit melepaskan ikatan itu dan mengkonjugasinya dengan asam
glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses konjugasi ini melibatkan
enzim glukoroniltransferase. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida
atau hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus.
Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan
dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin
terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi
membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering
dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung. Bilirubin tak
terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang
terikat albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau
pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek
atau bilirubin tidak langsung. Peningkatan kadar bilirubin direk

1
menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran
empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari
empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke
dalam aliran darah. Peningkatan kadar bilirubin indirek sering dikaitkan
dengan peningkatan destruksi eritrosit (hemolisis), seperti pada penyakit
hemolitik oleh autoimun, transfusi, atau eritroblastosis fatalis. Peningkatan
destruksi eritrosit tidak diimbangi dengan kecepatan kunjugasi dan
ekskresi ke saluran empedu sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin
indirek.
Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat
penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah
lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan
fungsional dari hepar, sistem biliary, atau sistem hematologi. Ikterus dapat
terjadi baik karena peningkatan bilirubin indirek ( unconjugated ) dan
direk ( conjugated ).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bilirubin?
2. Bagaimana Produksi bilirubin itu?
3. Bagaimana metabolisme bilirubin dalam tubuh ?
4. Bagaimana pemeriksaan bilirubin ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi bilirubin
2. Mengetahui produksi bilirubin
3. Mengetahui metabolisme bilirubin dalam tubuh
4. Mengetahui pemeriksaan bilirubin

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bilirubin
Bilirubin adalah pigmen kekuningan yang dilepaskan ketika sel-sel darah
merah dipecah. Biasanya bilirubin diproses dan dikeluarkan oleh hati. Tingkat
kelebihan bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia) dapat mengindikasikan

2
kerusakan hati, dan dapat menyebabkan sakit kuning (menguningnya kulit
dan putih mata), tinja berwarna pucat, dan urin gelap. Tingkat bilirubin
normal adalah di bawah 1.3mg.
B. Produksi Bilirubin
Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin
pada sistem retikuloendotelial (RES). Tingkat penghancuran hemoglobin ini
pada neonatus lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Pembentukan
bilirubin pada dewasa + 250-350 mg/hari.
Terutama berasal dari:
1. Hemoglobin;
Satu gram Hb menghasilkan + 35 mg bilirubin.
2. Proses eritropoiesis yang tidak efektif.
3. Protein heme, seperti sitokrom P-450.
C. Metabolisme Bilirubin
1. Metabolisme bilirubin di dalam Tubuh
Bila eritrosit telah hidup melampaui masa hidupnya selama rata-rata
120 hari maka membrannya akan pecah dan hemoglobin yang dikeluarkan
di fagositosis oleh sel Retikulo Endotel diseluruh tubuh. Hemoglobin
pertama-tama dipecah menjadi Globin dan Heme, lingkaran Protoporfirin
terbuka, Fe dilepaskan, kemudian berubah menjadi Biliverdin dan
direduksi menjadi bilirubin. Fe yang dilepaskan diikat oleh protein dalam
jaringan dan beredar dalam darah sebagai Iron Binding Protein Capacity.
Sedangkan rantai globin sebagian akan dipecah menjadi asam-asam amino
yang disimpan dalam Body Fool of Amino Acid, sebagian tetap dalam
bentuk rantai globin yang akan lagi digunakan untuk membentuk
hemoglobin baru. Bilirubin yang dilepaskan kedalam darah sebagian besar
terikat dengan albumin, sebagian kecil terikat dengan α2 globulin dan
dibawa ke hati. Bilirubin yang terikat dengan protein ini disebut
Prebilirubin atau Unconjugated bilirubin (bilirubin bebas). Didalam hati
bilirubin dilepaskan dari albumin dan selanjutnya mengalami konjugasi
dengan Asam Glukoronat membentuk ester Bilirubin monoglukoronat atau
Bilirubin diglukoronat (BDG) yang dikenal dengan nama Conjugated
Bilirubin (CB). Proses ini berlangsung karena pengaruh enzim Urindhylo
Phosphate Glukoronil Transferase (UDPG). CB ini bersifat sangat mudah

3
larut di air dan merupakan pigmen utama dari empedu.
Ketika direct bilirubin (CB) ini sampai di usus besar / colon oleh
bakteri-bakteri usus direduksi menjadi Urobilinogen dimana sebagian
urobilinogen tersebut direabsorpsi melalui mukosa usus masuk dalam
darah. Sebagian zat ini diekskresi oleh hati dan kembali masuk kedalam
usus kemudian sekitar 5 % diekskresi oleh ginjal melalui urine. Setelah
urine tersebut kena udara maka urobilinogen teroksidasi menjadi Urobilin
sedangkan pada Faeces teroksidasi menjadi Sterkobilin.
2. Metabolisme bilirubin di Hati :
a. Pembentukan bilirubin
Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari
heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang
sebagian besar terdapat dalam sel hati, dan organ lain. Biliverdin
yang larut dalam air kemudian akan direduksi menjadi bilirubin oleh
enzim biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik dan terikat
dengan hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut.
b. Transportasi bilirubin
Pembentukan bilirubin yang terjadi di system
retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi yang
akan berikatan dengan albumin. Bilirubin yang terikat dengan
albumin serum ini tidak larut dalam air dan kemudian akan
ditransportasikan ke sel hepar. Bilirubin yang terikat pada albumin
bersifat nontoksik.
Pada saat kompleks bilirubin-albumin mencapai membran
plasma hepatosit, albumin akan terikat ke reseptor permukaan sel.
Kemudian bilirubin, ditransfer melalui sel membran yang berikatan
dengan ligandin (protein Y dan Z), mungkin juga dengan
protein ikatan sitotoksik lainnya. Berkurangnya kapasitas
pengambilan hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan berpengaruh
terhadap pembentukan ikterus fisiologis.
c. Konjugasi bilirubin
Bilirubin yang tak terkonjugasi dikonversikan ke bentuk
bilirubin konjugasi yang larut dalam air di retikulum endoplasma
dengan bantuan enzim uridine diphosphate glucoronosyl transferase

4
(UDPG-T). Bilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus
empedu. Sedangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi
akan kembali ke retikulum endoplasmik untuk rekonjugasi
berikutnya.
d. Ekskresi bilirubin.
Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan
ke dalam kandung empedu, kemudian memasuki saluran
cerna dan diekskresikan melalui feces. Setelah berada dalam usus
halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung dapat diresorbsi,
kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi
oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus. Resorbsi
kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk
dikonjugasi disebut sirkulasi enterohepatik.

5
D. Sifat Bilirubin
Terdapat perbedaan yang nyata antara Bilirubin direct dan bilirubin
indirect, perbedaannya adalah :

1. Bilirubin Indirect

- Tidak larut dalam air


- Larut dalam alkohol
- Tidak mewarnai Jaringan
- Tidak terdapat dalam urin
- Bilirubin yang belum dikonjugasi
- Tidak dapat difiltrasi oleh glomelurus
- Berikatan dengan albumin untuk transport
- Bersifat toksik untuk otak
2. Bilirubin Direct

6
- Larut dalam air
- Tidak larut dalam alkohol
- Mewarnai jaringan
- Dapat ditemukan dalam urin
- Bilirubin yang dikonjugasi
- Dapat difiltrasi oleh glomelurus
- Tidak terikat oleh protein
- Tidak toksik untuk otak
E. Pemeriksaan bilirubin
Hati bayi yang baru lahir belum berkembang sempurna sehingga
jika kadar bilirubin yang ditemukan sangat tinggi, bayi akan
mengalami kerusakan neurologis permanen yang lazim disebut
kenikterus. Kadar bilirubin (total) pada bayi baru lahir bisa mencapai
12 mg/dl; kadar yang menimbulkan kepanikan adalah > 15 mg/dl.
Ikterik kerap nampak jika kadar bilirubin mencapai > 3 mg/dl.
Kenikterus timbul karena bilirubin yang berkelebihan larut dalam lipid
ganglia basalis. Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai
bilirubin total dan bilirubin direk. Sedangkan bilirubin indirek
diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk.
Metode pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau
spektrofotometri yang mengukur intensitas warna azobilirubin.
Nilai Rujukan
DEWASA :
Total : 0.1 – 1.2 mg/dl,
direk : 0.1 – 0.3 mg/dl,
indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl

ANAK:
Total : 0.2 – 0.8 mg/dl
Indirek : sama dengan dewasa.

BAYI BARU LAHIR :


Total : 1 – 12 mg/dl,
indirek : sama dengan dewasa.

MASALAH KLINIS
 Bilirubin direk
Peningkatan kadar :
Ditemukan pada ikterik obstruktif karena batu atau

7
neoplasma,hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis
(kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin
B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin,
tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-
aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam
etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate,
narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin,
metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi
oral, tolbutamid, vitamin A, C, K
Penurunan kadar:
Ditemukan pada anemia defisiensi besi. Pengaruh obat :
barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi

 Bilirubin indirek
Peningkatan kadar:
Ditemukan pada eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi
transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik,
talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat seperti
aspirin, rifampin, fenotiazin juga mempengaruhi.
Penurunan kadar :
Ditemukan pada pengaruh obat (barbiturate, salisilat (aspirin),
penisilin, kafein dalam dosis tinggi.)

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :


1. Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat
mempengaruhi kadar bilirubin. Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan
kadar bilirubin.
2. Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
3. Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan
pigmen empedunya akan menurun.
4. Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar
bilirubin.

8
PEMERIKSAAN

Prinsip pemeriksaan dari uji kadar bilirubin ini adalah reaksi bilirubin
dengan asam sulfanilic diazotized akan membentuk kompleks azobilirubin.
Kompleks warna yang terbentuk sangat tergantung pada pH, pada suasana asam
atau netral akan terbentuk kompleks warna merah muda, sedangkan pada suasana
basa akan terbentuk kompleks warna biru atau ungu.

Penentuan Kadar Bilirubin Total dalam Serum :


1. Dibuat pereaksi diazo : 10 mL larutan asam sulfanilat dicampur dengan 0,3
mL Natrium Nitrit.

Sampel Blanko Standar

Aquades (ml) 1 1 1

Serum/plasma (ml) 0,1 0,1 0,1

Asam sulfanilat (ml) - 0,3 0,1

Pereaksi diazo (ml) 0,3 - 0,3

Methanol (ml) 1,5 1,5 1,5

2. Campur dan inkubasi 30 menit

3. Baca pada panjang gelombang 530 nm

4. Digunakan standar 10mg%, baca absorbansi pada 1530 nm

5. Lakukan 2 kali

Penentuan Kadar Bilirubin Direk dalam Serum :

9
1. Dibuat pereaksi diazo : 10 mL larutan asam sulfanilat dicampur dengan 0,3
mL Natrium Nitrit.

Sampel Blanko standar

Aquades (ml) 1 1 1

Serum/plasma (ml) 0,1 0,1 -

Asam sulfanilat (ml) - 0,3 0,3

Pereaksi diazo (ml) 0,3 - 0,3

Methanol (ml) - - 0,1

2. Campur dan inkubasi 10 menit

3. Baca pada panjang gelombang 530 nm

4. Lakukan 2 kali

5. Baca hasil

F. Ikterus
Bila kadar bilirubin melebihi dari kadar normal maka menyebabkan
penyakit ikterus yaitu suatu penyakit dimana terlihat warna kuning atau
kekuning-kuningan pada tubuh karena peningkatan kadar bilirubin dalam
darah yang kemudian diendapkan dalam sel-sel jaringan dibawah kulit
(jaringan elastin). Ikterus akan nyata apabila didapatkan kadar bilirubin dalam
darah > 5 mg/dl.
Meningkatnya kadar bilirubin dalam darah disebabkan oleh :
a. Produksi yang belebihan, misal pada anemia hemolitik.
b. Gangguan difusi bilirubin ke dalam sel-sel hepar dan
pengangkutannya ke mikrosom sel hepar, misal : infeksi virus
hepatitis.
c. Gangguan pada proses konjugasi yang disebabkan oleh :
- Defisiensi glukoronil transferase

- Enzim inhibitor terhadap Glukoronil transferase.

10
d. Gangguan ekskresi dan sekresi dalam saluran empedu (terjadi
obstruksi) misal : adanya batu empedu atau karsinoma.
Ikterus atau Hiperbilirubinemia bisa disebabkan proses fisiologis atau
patologis atau kombinasi keduanya. Risiko hiperbilirubinemia meningkat
pada bayi yang mendapat ASI, bayi kurang bulan, dan bayi yang mendekati
cukup bulan. Neonatal hiperbilirubinemia terjadi karena peningkatan
produksi atau penurunan clearance bilirubin dan lebih sering terjadi pada bayi
imatur. Hiperbilirubinemia yang signifikan dalam 36 jam pertama biasanya
disebabkan karena peningkatan produksi bilirubin (terutama karena
hemolisis), karena pada periode ini hepatic clearance jarang memproduksi
bilirubin lebih dari 10 mg/dL. Peningkatan penghancuran hemoglobin 1%
akan meningkatkan kadar bilirubin 4 kali lipat.
Pada hiperbilirubinemia fisiologis bayi baru lahir, terjadi peningkatan
bilirubin tidak terkonjugasi >2 mg/dl pada minggu pertama kehidupan. Kadar
bilirubin tidak terkonjugasi itu biasanya meningkat menjadi 6 sampai 8 mg/dl
pada umur 3 hari dan akan mengalami penurunan. Pada bayi kurang bulan,
kadar bilirubin tidak terkonjugasi akan meningkat menjadi 10 sampai 12 mg/dl
pada umur 5 hari.
Dikatakan hiperbilirubinemia patologis apabila terjadi saat 24 jam
setelah bayi lahir, peningkatan kadar bilirubin serum >0,5 mg/dl setiap jam,
ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau 14 hari pada bayi
kurang bulan, dan adanya penyakit lain yang mendasari (muntah, letargi,
penurunan berat badan yang berlebihan, asupan kurang).
Bahaya hiperbilirubinemia adalah kernikterus, yaitu suatu kerusakan otak
akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus
striatum, talamus, nukleus subtalamus hipokampus, nukleus merah dan
nukleus di dasar ventrikel IV.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bilirubin adalah pigmen kekuningan yang dilepaskan ketika sel-sel darah
merah dipecah.
2. Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin
pada sistem retikuloendotelial (RES).
B. Saran
Mahasiswa harus lebih memperkaya refrensi buku untuk menulis makalah dan
tugas lain sehingga tulisan yang dihasilkan benar- benar dapat diandalkan

12
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2005. At a glance medicine. Jakarta: erlangga
www.scribd.com/metabolisme bilirubin ikterus (diakses pada tanggal 24
September 2016 pukul 12.45 WITA)
www.academiaedu/bilirubin (diakses tanggal pada tanggal 26 september 2016
pukul 17.30 WITA)

13

Anda mungkin juga menyukai