DEVVK
DEVVK
NIM : 1808020084
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bisnis ekonomi islami, seluruh proses tidak boleh ada yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip yang islami. Selama proses bisinis dapat
dijamin atau tidak terjadi penyimpangan terhadap prinsip syariah, maka setiap
transaksi apapun dalam pemasaran dapat diperbolehkan. Dilihat pada Nabi
Muhammad SAW menunjukan bagaimana cara berbisnis yang berpegang
teguh pada kebenaran, kejujuran, dan sikap amanah sekaligus bisa tetap bisa
memperoleh keuntungan yang optimal. Dengan berpegang teguh pada nilai-
nilai yang terdapat pada Al-quran dan Al-hadis, Nabi Muhammad SAW
melakukan bisnis secara profesional. Nilai-nilai tersebut menjadi suatu
landasan yang dapat mengarahkan untuk tetap dalam koridor yang adil dan
benar. Landasan atau aturan-aturan inilah yang menjadi suatu syariah atau
hukum dalam melakukan suatu bisnis. Selain itu dalam ekonomi bisnis ilsam
yang disertai dengan keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan
Allah SWT, maka bentuk transaksinya insya Allah menjadi ibadah di hadapan
Allah SWT. Seperti kata Al-quran : “Dan perumpamaan orang-orang yang
membelanjakan hartanya karna mencari keridhaan Allah SWT dan untuk
keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi
yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali
lipat.
C. Kriteria–kriteria Islam secara umum yang dapat memberi pengaruh
dalam penentuan batas laba adalah sebagai berikut:
1. Kelayakan dalam penetapan laba
Islam menganjurkan agar para pedagang tidak berlebihan dalam
mengambil laba. Pernyataan ini menjelaskan bahwa batasan laba ideal
(yang pantas dan wajar) dapat dilakukandengan merendahkan harga.
Keadaan ini sering menimbulkan bertambahnya jumlahbarang dan
meningkatnya peranan uang danpada gilirannya akan membawa
padapertambahan laba
2. Keseimbangan antara tingkat kesulitan dan laba
Semakin tinggi tingkat kesulitan dan risiko, maka semakin besar
pula laba yang diinginkan pedagang. Semakin jauh perjalanan, semakin
tinggi risikonya, maka semakin tinggi pula tuntutan pedagang terhadap
standar labanya. Begitu pula sebaliknya, akan tetapi semua ini dalam
kaitannya dengan pasar Islami yang dicirikan kebebasan bermuamalah
hingga berfungsinya unsur penawaran dan unsur permintaan. Pasar Islami
juga bercirikan bebas dari praktik–praktik monopoli, kecurangan,
penipuan,perjudian, pemalsuan serta segala jenis jualbeli yang dilarang oleh
syariat.
3. Masa perputaran modal
Peranan modal berpengaruh pada standarisasi laba yangdiinginkan
oleh pedagang, yaitu dengansemakin panjangnya masa perputaran
danbertambahannya tingkat resiko, maka semakintinggi pula standar laba
yang yang diinginkan oleh pedagang atau seorang pengusaha. Begitu juga
dengan semakin berkurangnya tingkat bahaya, pedagang dan pengusaha
punakan menurunkan standarisasi labanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, ekonomi
bisnis dalam perspektif islam adalah kegiatan utama dari sebuah perusahaan
dalam memperkenalkan dan mengkomunikasikan produk dan jasanya
kepada konsumen guna mencapai suatu tujuan. strategi bisnis adalah
rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang bisnis ekonomi,
yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Pengaruh etika bisnis
Islam terhadap keuntungan usaha yaitu setiap pedagang muslim harus
menjalankan kegiatan ekonominya berdasarkan syariah yaitu aturan atau
ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya. Kegiatan
ekonomi tersebut dimaknai sebagai kegiatan yang tidak melakukan tipu
muslihat, adanya keadilan antara pihak penjual dan pembeli, adanya
kemurahan hati, memiliki motivasi yang baik di dalam menjalankan
bisnisnya dan kesemuanya itu hanya untuk menjalankan perintah Allah
SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Yusanto, M.I., Muhammad, K.W. (2006). Menggagas Bisnis Islami. Gema Insani:
Depok.