Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melakukan penelitan banyak sekali pilihan metode yang dapat digunakan. Namun
tidak semua metode cocok digunakan, metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan penelitian.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitia adalah metode eksperimen. Terutama
dalam penelitian pendidikan, salah satu metode yang banyak digunakan adalah metode penelitian
eksperimen.
Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan
dengan variabel, karakteristik, tujuan, langkah-langkah penelitian, serta validitas dalam
penelitian eksperimen.
Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini
yang berjudul “Penelitian Eksperimen” akan dibahas mengenai metode penelitian eksperimen
beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian penelitian eksperimen ?
2. Apa saja variabel dan subyek penelitian eksperimen?
3. Bagaimana tujuan penelitian eksperimen?
4. Bagaimana karakteristik penelitian eksperimen ?
5. Apa saja jenis penelitian eksperimen ?
6. Bagaimana langkah-langkah penelitian eksperimen ?
7. Bagaimana validitas penelitian eksperimen ?
8. Bagaiman kelebihan dan kekurangan penelitian eksperimen ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian penelitian eksperimen.
2. Menjelaskan variabel dan subyek penelitian eksperimen.
3. Menjelaskan tujuan penelitian eksperimen.
4. Menjelaskan karakteristik penelitian eksperimen.
5. Menjelaskan jenis penelitian eksperimen.
6. Menjelaskan langkah-langkahpenelitian eksperimen.
7. Menjelaskan validitas penelitian eksperimen.
8. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan penelitian eksperimen.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian Eksperimen (http://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-
experimen.html )
Penelitian eksperimen merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk
menjawab pertanyaan. Penelitian eksperimen, tentu saja dimaksudkan untuk menguji suatu
hipotesis. Karena itu, setelahnya masalah dibatasi dengan tegas, peneliti perlu mengembangkan
hipotesis yang akan di ujinya. Dalam pengujian dimaksud hipotesisnya boleh jadi bisa diterima
tapi bisa juga ditolak. Diterima atau ditolaknya hipotesis itu, tergantung pada hasil observasi
terhadap hubungan variabel pada objek eksperimen.
(http://sucifitrianti.blogspot.com/2013/10/makalah-penelitian-eksperimen.html)
Menurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh
peneliti. Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang dilakukan dengan melakukan manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati yang
bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi.
Menurut Sukardi (2011:180), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan
menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar laboratorium. Sehubungan
dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah
di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh
penelitian di luar laboratorium. Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan
dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut:
a) metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan
yang tidak biasa;
b) penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau
perlakuan terhadap subjek penelitian dan menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh
tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain atau yang sama sekali tidak diberikan
tindakan dengan kondisi yang terkendali.

2.2 Variabel dan Subyek Penelitian Eksperimen


Penelitian eksperimen memiliki khas yaitu menguji secara langsung pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lain dan menguji hipotesis hubungan sebab-akibat. Variabel
penelitian pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut Hats dan Faraday (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut
seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain. (http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-
eksperimen.html)
Dalam penelitian eksperimen dikenal tiga kelompok variabel yaitu variabel eksperimen
(variabel yang diberikan treatment/tindakan), variabel kontrol atau pembanding dan variabel luar
(extraneous variabel) yaitu variabel pengganggu yang sulit untuk diprediksi dan dikendalikan
tetapi mempengaruhi hasil penelitian. (http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-
eksperimen.html)
Eksperimen dimulai dengan mengembangkan hipotesis hubungan sebab-akibat anatara
variabel terikat dan variabel bebasnya. Selanjutnya dilakukan berturut-turut pengukuran nilai
(kualitas) variabel terikatnya (pretest), mengenakan perlakuan (kondisi pengubah nilai) terhadap
variabel bebasnya, dan mengukur kembali nilai variabel terikatnya (posttest) untuk melihat ada
tidaknya perubahan nilai.
Masalah pokok dalam melaksanakan eksperimen adalah menjaga kondisi eksperimen
sedemikian sehingga tidak ada faktor lain yang sempat menyertai jalannya eksperimen yang
dapat mengacaukan atau mengaburkan pengukuran hasil penelitian (posttest). Dalam penelitian
pendidikan, variabel yang bisa dimanipulasi termasuk metode pengajaran, jenis penguatan,
pengaturan lingkungan belajar, jenis materi belajar dan ukuran kelompok belajar. Variabel
terikat juga diacu sebagai variabel kriteria atau variabel pengaruh dari hasil studi. Perubahan atau
perbedaan dalam kelompok dipercaya sebagai suatu hasil manipulasi variabel bebas.
Suatu penelitian, termasuk eksperimen, perlu menetapkan target populasi. Untuk
penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif homogen. Homogenitas populasi
ini berguna bagi kemudahan dalam pengambilan sampel dan perlakuan yang hendak diberikan.
Jika upaya homogenitas ini dicapai secara maksimal, maka sangat membantu peningkatan
validitas penelitian. Homogenitas subyek penelitian dapat dicapai dengan membatasi ciri
populasi, diantaranya :
1. Aspek tempat atau geografis, merupakan tempat tinggal subjek (provinsi, kabupaten, sekolah).
2. Aspek subjek sendiri, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, dll.
3. Aspek sosial, yang mencakup kelas sosial, keluarga, dan lingkungan sosial.
Penelitian biasanya dilakukan terhadap sampel, yaitu sebagian dari populasi. Subjek
penelitian yang menjadi sampel seharusnya representatif populasinya. Kerepresantatifan sampel
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Jumlah sampel
Jumlah sampel merupakan banyaknya kelompok sampel yang dibutuhkan dalam suatu
eksperimen. Jumlah sampel ini ditentukan oleh desain eksperimennya. Contohnya, jika suatu
eksperimen dilakukan untuk melakukan komparasi dua macam perlakuan misalnya pemberian
pelatihan keterampilan sosial pada satu kelompok, dan tidak ada perlakuan pada kelompok lain,
maka jumlah sampel yang dibutuhkan ada dua (kelompok perlakuan dan kelompok kontrol).
Dalam suatu eksperimen yang lain, dapat saja komparasi dua macam perlakuan itu dilakukan
terhadap satu sampel. Dengan demikian jumlah sampel sangat bergantung pada desain
penelitian.
b. Besar anggota sampel
Besar anggota sampel dalam eksperimen tidak ditentukan oleh besarnya populasi, tetapi
ditentukan oleh kekuatan pengaruh perlakuan dari studi-studi sebelumnya. Suatu perlakuan yang
memiliki pengaruh yang kuat pada perubahan variabel terikat (perilaku) berdasarkan studi atau
penelitian terdahulu diperlukan anggota sampel yang relatif lebih sedikit, dan semakin lemah
pengaruh suatu perlakuan pada variabel terikat dibutuhkan anggota sampel yang relatif lebih
banyak.
c. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian eksperimen dapat dilakukan dua teknik, yaitu sebagai
berikut :
1) Random
Random merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas probabilitas
bahwa setiap unit sampling memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Ada
beberapa teknik random yang dapat digunakan dalam menetapkan anggota sampel sebagai
berikut :
a) Random sederhana (simple random), dilakukan dengan memilih setiap individu yang menjadi
sampel secara random. Biasanya dilakukan dengan undian.
b) Pemilihan urutan nomor (random ordering) yaitu pemilihan anggota sampel atas dasar urutan
nomor unit sampling. Yang dipilih sebagai sampel dapat ditetapkan atas dasar nomor genap saja
atau nomor ganjil saja atau kelipatan angka tertentu sehingga jumlah anggota sampel yang
dibutuhkan terpenuhi.
c) Random berdasarkan tabel. Random berdasarkan tabel yaitu penentuan anggota sampel secara
sistematis yang dilakukan dengan hanya memilih individu pertama saja yang dipilih secara
random sementara invidu berikutnya terpilih menurut aturan yang ditetapkan berdasarkan tabel
random.
d) Seleksi komputer, yaitu penentuan anggota sampel berdasarkan nomor random yang diprogram
di komputer.
2) Non random
Non random disebut juga sampel non probabilitas. Teknik pengambilan sampel tidak
dengan random tetapi dengan pertimbangan tertentu. Jika dalam pemilihan anggota sampel
dilakukan dengan tidak cermat, cara non random ini tidak dapat memperoleh sampel yang
representatif.
Sesuai dengan sifatnya, penentuan sampel non random memiliki banyak kesulitan dalam
mencapai keadaan yang representatif karena dimungkinkan banyak bias yang terjadi secara
sistematis yaitu dimungkinkan ada unsur kesengajaan dari peneliti. Jika teknis ini terpaksa
dilakukan dalam penelitian eksperimen maka peneliti haruslah melakukannya secara hati-hati.

2.3 Tujuan Penelitian Eksperimen (http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-


eksperimen.html)
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan
tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang
menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan
dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan
metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada
siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika
dibandingkan dengan metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut
treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang
akan dinilai/diketahui pengaruhnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan
deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa
besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika
dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

2.4 Karakteristik Penelitian Eksperimen


Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen antara
lain: (http://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-experimen.html)
a) Variabel bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi variable adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan
ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka untuk memperoleh
perbedaan efek dalam variable yang terkait.
b) Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the influence of any
variable other than the independent variable that ought affect performance on a dependent
variable.
Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel
lain yang mungkin dapat mempengaruhi variable terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, grup
eksperimen dan grup kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya
mendekati sama.
c) Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat
segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua grup.
Karakteristik yang selalu ada dalam penelitian eksperimental adalah adanya tindakan
manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan oleh peneliti. Memanipulasi variabel ini
tidak mempunyai arti yang negatif, seperti yang terjadi diluar konteks penelitian. Yang dimaksud
dengan manipulasi dalam hal ini, menurut Sukardi (2003), yaitu tindakan atau perlakuan yang
dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
(http://badrulwajdi.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html)
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
(http://badrulwajdi.blogspot.com/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html)
1. Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random
(acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok
eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan
penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan
pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek
dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen,
untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang
benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Menurut John W. Creswell (2008) sebelum melakukan penelitian eksperimen, kita harus
memahami karakteristik yang ada pada penelitian eksperimen, yaitu:
(http://ismetis.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian-eksperimen.html)
1. populasi dipilih secara acak;
2. memiliki variabel kontrol;
3. treatment (tindakan);
4. hasil dapat diukur dengan instrument penelitian;
5. membandingkan kelompok variabel;
6. validitas terukur.
Tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:
a) Variabel kontrol,
Variabel kontrol adalah inti dari metode eksperimen, karena variabel kontrol inilah yang akan
menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yang terjadi akibat
perbedaan perlakuan yang diberikan.
b) Manipulasi,
Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan
kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda.
c) Pengamatan.
Setelah peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, harus mengamati untuk menentukan apakah
hipotesis perubahan telah terjadi (Observasi).
 Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik penelitian
eksperimen adalah antara lain :
1) Manipulasi Variabel
Bila kita melakukan eksperimen, maka secara sengaja kita mengintervensi terjadinya
hubungan kausal. Situasi (variabel bebas) yang diasumsi sebagai penyebab munculnya gejala
(variabel terikat) secara sengaja dimaniulasi variabel itu dilakukan dengan menempatkan subjek
pada situasi tersebut, dan mencegah kemungkinan munculnya faktor lain yang dapat mencemari
situasi itu.
2) Kontrol
Kesimpulan tentang hubungan kausal antara variabel bebas dan variabel terikat dengan
valid, bila dilakukan pengontrolan pengaruh variabel lain terhadap variabel terikat. Pengontrolan
ini menggunakan apa yang disebut ctengan kelompok kontrol. Dalam berbagai segi, keberadaan
kelompok kontrol sarna dengan kelompok eksperimen. Satu-satunya perbedaan adalah, pada
kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment), sedangkan pada kelompok control tidak ada
perlakuan. Dengan demikian, bila muncul gejala yang berbeda antara kedua kelompok, maka itu
dianggap sebagai pengaruh perlakuan atau treatment effect.
3) Penugasan Random
Dalam konteks eksperimen, perandoman dilakukan dalam dua kegiatan, yaitu dalam
memilih subjek yang menjadi sampel (pemilihan random atau random selection), dan dalam
menugaskan setiap subjek yang menjadi sampel ke dalam salah satu dari kelompok eksperimen
atau kelompok kontrol, yang disebut dengan penugasan random alau random assignment.
Pemilihan random berfungsi membuat kelompok subjek yang menjadi sampel itu representatif
terhadap populasi. Adapun fungsi penugasan random adalah agar sebelum pelaksanaan
eksperimen, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keadaannya sama (homogen),
sehingga bila setelah eksperimen terjadi perbedaan pada kedua kelompok itu, perbedaan yang
terjadi adalah pengaruh dari perlakuan.
4) Treatment (Perlakuan)
Eksperimen pada intinya sama dengan observasi. Perbedaan antara keduanya terletak pada objek
yang diamati. Pada observasi yang bukan eksperimen, objek yang diamati telah ada, sedangkan
pada eksperimen objek yang diamati itu diciptakan situasi munculnya oleh peneliti.
Memunculkan objek pengamatan itu adalah melalui perlakuan atau treatment.

2.5 Jenis Penelitian Eksperimen (http://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-experimen.html)


Rancangan Penelitian Eskperimen digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat
antara dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti.
Rancangan penelitian eksperimen terdiri dari :
(a) Preexperiments
Pra Eskperimen adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi
tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta pengambilan respondin tidak dilakukan
randomisasi. Disebut preexperiments karena desain ini belum merupakan desain sungguh-
sungguh. Masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu ukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak adanya variabel kontrol dan
sampel tidak dipilih secara random.
Dalam penelitian ini, kelompok diberikan tes awal sebelum perlakuan eksperimental.
Setelah treatment selesai, tes akhir diberikan untuk melihat prestasi. Efektivitas perlakuan
pembelajaran diukur dengan membandingkan skor rata-rata tes awal dan tes akhir. Ketika
ternyata bahwa skor rata-rata tes akhir secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata tes awal,
maka disimpulkan bahwa perlakuan pembelajaran efektif.
Dalam preexperimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai berikut:
1) Studi Kasus Bentuk Tunggal (One-shot Case Study)
Jenis one-shot case study dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai
ilmiah suatu desain penelitian. Dimana dalam rancangan penelitian ini terdapat suatu kelompok
diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai
variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek
disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya. Dalam penyelenggaraan
rancangan ini subjek disajikan dengan beberapa perlakuan, hanya tidak terdapat kelompok
pembanding dan tanpa skor tes awal.
Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut:
Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian pengukuran
atau pengamatan.
Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, dan
selanjutnya diobservasi hasilnya.
Contoh: Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).
2) Tes Awal - Tes Akhir Kelompok Tunggal ( The One Group Pretest – posttest)
Dalam rancangan ini, pengaruhatau efek suatu tritmen diputuskan berdasarkan perbedaan
antara pretest dengan posttes. Kalau pada rancangan “a” tidak ada pretest, maka pada rancangan
ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Bentuk bagan desain tersebut adalah sebagai berikut:

Pengaruh perlakuan: O1 – O2.


Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran
perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak
menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami
kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai
dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling
fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.
3) Perbandingan Kelompok Statis ( The Static Group Comparison Design)
Pada rancangan ini membandingkan suatu kelompok yang menerima tritmen eksperimental
dengan kelompok lainnya yang tak mendapat tritmen.
Pada rancangan ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua
yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk
kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Masalah yang akan muncul dalam desain ini
adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup
tersebut harus dipilih secara acak.
Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu grup yang
tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak variabel
luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.

(b) True Experiment


True Experiment Design adalah penelitian experimen dimana kelompok studi dan
kelompok kontrol pengambilan sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada kelompok
studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan
intervensi.
Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian, validitas
internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut,
tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011 : 88) adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan
membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan.
True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan
sampel.
Berikut jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments:
1. Rancangan Secara Acak dengan Tes dan Kelompok Kontrol (Posstest-Only Control Design
)
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol. Nilai tes akhir menjadi digunakan untuk mengukur hasil perlakuan.
Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis
dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup
eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
2. Rancangan Secara Acak dengan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Kelompok Kontrol ( The
Pretest - Posttest Control Goup Design)
Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Bagan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3).


3. Rancangan Secara Acak Empat Kelompok Solomon ( The Solomon Four Group Design )
Dalam rancangan ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttes.
(c) Factorial Design
Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan
terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest. Grup yang akan
digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang
sama.
(d) Quasy Experiment
Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini
merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan
kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen
yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek
kesetaraan maupun grup kontrol.

2.6 Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen (http://badrulwajdi.blogspot.com/2011/12/v-


behaviorurldefaultvmlo.html)
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnen dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut :
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya
kontaminasi proses eksperimen.
b) Menentukan cara mengontrol.
c) Memilih rancangan penelitian yang tepat.
d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek
penelitian.
e) Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f) Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh
instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g) Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
5. Melaksanakan eksperimen.
6. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
7. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
8. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
9. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan
2.7 Validitas Penelitian Eksperimen (http://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-
experimen.html)
Suatu eksperimen mempunyai kostribusi yang berarti bagi pengembangan pengetahuan.
Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian bahwa
sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan kebenaran yang diharapkan
sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu. Validitas dalam penelitian eksperimen
mengandung beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan, antara lain:
(1) internal validity,
(2) eksternal validity,
(3) statistical conclution validity,
(4) construct validity
Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal
mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison
(2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain: history, maturation,
testing, instrumentation, selection, statistical regretion, experiment mortality, diffusion of
treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
(a) history
Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian eksperimen yang
disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
(b) maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam kurun waktu
dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu. Terutama berkaitan dnegan
jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
(c) testing
Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi hasil eksperimen.
(d) instrumentation
Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi
dengan standar yang berlaku.
(e) selection
Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang yang akan
dijadikan objek eksperimen yang baik.
(f) statistical regretion
Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian
menghasilkan skor yang ekstrim.
(g) experiment mortality
Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan komposisi kelompok yang diobservasi.
Ada anggota kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat
tertentu.
Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas
eksternal, antara lain:
a) interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang
yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama maka
pengamatan kedua terhadap si responden tersebut akan menjadi bias.
b) interaction of testing and treatment
Dalam eksperimen pretest, responden harus dipekakan agar mendorong eksperimen
dengan alternatif yang berbeda.
c) interaction of selection and treatment
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori
manusia antar grup. Sebab diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk
sebelumnya.
d) interaction of setting and treatment
Antara setting penelitian dengan treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara
keduanya. Dengan demikian interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian
yang sedang dilakukan.
e) interaction of history and treatment
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang
merupakan kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.
Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat strategi umum
yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain:
(a) Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau waktu yang digunakan
dari populasi yangada agar generalisasi menjadi lebih baik.
(b) Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat heterogen. Langkah ini
ditempuh jika pendekatan random tidak dapat digunakan.
(c) Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup modal populasi.
(d) Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk memenuhi target
yang ingin dicapai.
Dalam setiap penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan tentang internal
maupun eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari.

2.8 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Eksperimen


Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan dengan penelitian
lainnya.
1. Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada variabel-variabel ekstra yang
tidak beruhubungan dengan variabel yang sedang di amati.
2. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi. Penelitian eksperimen dapat dilakukan
pada populasi yang terbatas, sehingga tidak membutuhkan banyak subyek untuk terlibat dalam
proses eksperimen. Suatu eksperimen yang diketahui memiliki pengaruh yang kuat
membutuhkan partisipan yang tidak terlalu besar, sehingga akan meringankan kerja eksperimen

2.9 Contoh Penelitian Dengan Metode Penelitian Eksperimen


(http://www.duniapelajar.com/2013/01/12/contoh-metodologi-penelitian-eksperimen-pada-
pendidikan-matematika/)

Latar Belakang
Sejak diberlakukan, Undang-undang RI No 20 tahun 2003 yang ditindak lanjuti tingkat
satuan pendidikan, maka sejak itu sekolah diberi otonomi untuk mengembangkan sendiri
kurikulumnya. Berkenaan dengan itu pemerintah memberikan wewenang penuh kepada BSNP
(Badan Standar Nasional Pendidikan) untuk menjalankan standar pendidikan (standar isi, standar
proses, standar penilaian, standar prasarana).
Khusus untuk guru diberi kewenangan pada standar isi, standar proses, standar prasarana,
standar penilaian. Standar isi termasuk di dalamnya materi, standar kompetensi, dan kompetensi
dasar. Pada standar proses dijelaskan mengenai silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Standar penilaian dijelaskan tentang jenis dan tekhnik penilaian. Standar prasarana
menyangkut media dan sumber serta bahan belajar.
Sejalan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatas dalam implementasi KTSP
khusus untuk SMK 2 dalam mata pelajaran matematika ditetapkan KKM rata-rata 65 dengan
pertimbangan intake, daya dukung dan kompleksitas materi matematika. Namun sesuai data dari
guru matematika dalam tiga tahun terakhir, nilai ulangan semester kelas X Busana sangat jauh
dari standar KKM. berikut data rata-rata nilai ulangan semester sebelum diadakan remedial :

Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Semester
Kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro

No Tahun Ajaran Nilai Rata-rata

1. 2008/2009 52
2. 2009/2010 55
3. 2010/2011 50

sumber : Guru mata pelajaran Matematika


Berdasarkan dari data di atas pada data tiga tahun terakhir tidak mencapai nilai rata-rata
65. rata-rata kelas yang pada tahun pelajaran 2008/2009 hanya 52, pada tahun pelajaran
2009/2010 rata-rata kelas meningkat namun belum mencapai standar KKM yang ditetapkan oleh
sekolah sedangkan pada tahun pelajaran 2010/2011 rata-rata nilai ulangan semester kembali
menurun yaitu hanya berada pada angka 50, keadaan demikian cukup memprihatinkan.
Penelusuran lebih lanjut yang peneliti lakukan melalui observasi terhadap pembelajaran
yang berlangsung pada kelas X Busana, dimana dari 30 siswa pada ulangan kompetensi pertama
nilai yang didapat jauh dari standar KKM, selanjutnya pada kompetensi yang ke-2 dari 30 siswa
terdapat 5 orang siswa yang mulai aktif mengikuti kegiatan pembelajaran misalnya, aktif
bertanya, mengerjakan soal dipapan. Setelah ulangan kompetensi yang ke-2 ternyata kelima
siswa tersebut mendapatkan nilai jauh di atas nilai standar KKM .
Dari data di atas akhirnya patut diduga bahwa penyebab nilai rata-rata tidak mencapai
KKM adalah peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya matematika,
oleh karena itu perlu dipikirkan dan diterapkan berbagai upaya yang dapat mngaktifkan peserta
didik dalam pembelajaran matematika khususnya kelas X Busana SMK Negeri 2
Bungoro. Penelitian Eksperimen matematika.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan model, pendekatan, metode,
strategi, taktik/ tekhnik pembelajaran matematika, melalui penelitian pra eksperimen ini peneliti
mencoba mengaktifkan peserta didik dikelas dengan strategi pembelajaran aktif dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual,
ditetapkanlah judul “PERANAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK NEGERI 2 BUNGORO”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah yang akan
dikaji pada penelitian ini antara lain adalah :

1. Seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek


kognitif sebelum dan sesudah diberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X
Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
2. Seberapa besar hasil belajar peserta didik dalam aspek
psikomotor sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X
Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
3. Seberapa besar hasil belajar peserta didik dalam aspek
afektif sebelum dan sesudah diberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X
Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
4. Seberapa besar selisih hasil belajar matematika dalam aspek
kognitif sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X
Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
5. Seberapa besar selisih hasil belajar matematika aspek psikomotor
siswa sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X
Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
6. Seberapa besar selisih hasil belajar matematika aspek afektif
siswa sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X
Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dicapai berdasarkan rumusan masalah penelitian adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek


kognitif sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa
kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek
psikomotor sebelumdan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa
kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
3. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek
afektif sebelummenggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana
SMK Negeri 2 Bungoro.
4. Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matematika dalam aspek kognitif
sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas X
Busana SMK Negeri 2 Bungoro
5. Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matemaika dalam aspek
psikomotorik sebelum dan sesudah menfggunakan strategi pembelajaran aktif pada
siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
6. Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matemaika dalam aspek
afektif sebelum dan sesudah menfggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa
kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan dicapai setelah diadakannya penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan
penelitian yang menggunakan strategi pembelajaran aktif
2. Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk mengadakan variasi model pembelajaran guna
meningkatkan hasil belajar siswa
3. Bagi siswa
Dapat menambah semangat kerja sama antar siswa, meningkatkan motivasi dan daya tarik siswa
terhadap matematika.

BAB III
Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di SMK Negeri 2 Bungoro Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang akan diteliti adalah peserta didik kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro,
jumlah populasi hanya ada satu kelas (30 peserta didik)
2. Sampel
Tekhnik Sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi sampel juga merupakan populasi (peserta didik
kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro).
Variabel Penelitian
1. Strategi pembelajaran aktif sebagai Variabel bebas atau indevendent (x)
2. Hasil belajar matematika (kognitif, afektif, psikomotor) peserta didik kelas X Busana SMK
Negeri 2 Bungoro sebagai Varibel tidak bebas atau devendent (Y)
Defenisi Operasional Variabel
1. Strategi pembelajaran aktif di defenisikan sebagai cara yang digunakan oleh guru matematika di
SMK Negeri 1 Bungoro Kec. Bungoro Kab. Pangkajene dan kepulauan untuk menyampaikan
materi pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dengan membagi siswa
kedalam 4 – 5 kelompok diskusi untuk.
2. Hasil belajar peserta didik aspek kognitif dengan menggunakan strategi pemelajaran aktif dalam
pembelajaran diukur melalui tes pada proses pembelajaran dan tes hasil belajar (pretes dan
postes) matematika dalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 15 item kemudian dibandingkan
dengan KKM yaitu 65.

3. Hasil belajar aspek afektif adalah nilai atau skor yang dicapai peserta didik setellah mengikuti
pembelajaran dengan mengggunakan strategi pembelajaran aktif, diukur melalui lembar
observasi dan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan yang terdiri 15 item kemudian dibandingkan
dengan kategori penilaian sikap.

4. Hasil belajar aspek afektif adalah nilai atau skor yang dicapai peserta didik setellah mengikuti
pembelajaran dengan mengggunakan strategi pembelajaran aktif, diukur melalui lembar
observasi dan tes hasil belajar dalam essay tes yang terdiri 5 item, kemudian dibandingkan
dengan kategori penilaian aspek psikomotor.

Desain Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk Eksperimen (experiment
designs) desain ini adalah “one group pretest-posttest “ yaitu desain penelitian dengan
melakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti menguji perubahan–
perubahan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang terjadi pada observasi kedua (posttest
).Adapun bentuk rancangan tersebut adalah:

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan
sesudah eksperimen .Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut Pretest, dan
observasi sesudah eksperimen (O2 ) disebut posttest.
Dan dikembangkan menjadi :
K1 X K2
A1 X A2
Ps1 X Ps2
Keterangan :
- X : Perlakuan berupa pembelajaran Strategi Pembelajaran Aktif
- K1 : Kemampuan Kognitif peserta didik sebelum penelitian
- A1 : Kemampuan afektif peserta didik sebelum penelitian
- Ps1 : Kemampuan Psikomotorik peserta didik sebelum penelitian
Teknik Pengumpulan data
1. Instrument penelitian
Untuk mendapatkan data mengenai variabel yang diteliti dalam penelitian ini digunakan
instrument pada ketiga aspek yaitu :
a) Aspek Kognitif
Dengan menggunakan tes hasil belajar peserta didik dalam bentuk tes objektif ( pilihan ganda )
yang dimana sebelum digunakan dalam penelitian, peneliti terlebih dahulu melekukan analisis
Butir soal. Dalam menganalisis butir soal peneliti menganalisis secara kuantitatif dengan
penekatan klasik yang menelaah dari segi:
2. Tingkat kesukaran
Dalam mengguji tingkat kesukaran soal pretes dan postess digunakan rumus sbagai berikut:
Tingkat Kesukaran (TK) = Jumlah siswa yang menjawab benar : jumlah siswa yang mengikuti
tes (Depdiknas, 2008:9)
Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya pembeda sooal digunakan rumus korelasi point biserial.
a. Aspek afektif secara teknis dilakukan melalui dua hal yaitu : laporan sikap dan pernyataan diri
oleh peserta didik yang dilakukan dalam bentuk tes objektif ( pilihan ganda ) yang terdiri dari 15
Nomer.
b. Aspek psikomotorik dengan menggunakan tes hasil belajar tes hasil belajar peserta didik dalam
bentuk tes tertulis ( essay ) sebanyak 1 item.
Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data Primer yang diperoleh dari lembar observasi pemahaman
belajar siswa, peneliti atau guru.Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh dari subjek
penelitian berupa
1. Data skor hasil belajar

2. Data hasil Observasi siswa dalam pembelajaran

b. Sumber Data
1. Guru SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2011 -2012 berupa data hasil
ulangan semester sebelum dilakukan pengulangan.

2. Siswa kelas X SMK Negeri 2 Bungoro berupa tes hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor.

Teknik Analisa Data


Di dalam bukunya Sugiono (2010:21dan 84) menjelaskan bahwa Penelitian yang tidak
menggunakan sampel, analisisnya menggunakan statistik deskriptif dengan tidak melakukan
pengujian hipotesis statistik, oleh sebab itu dalam hal ini peneliti tidak melakukan uji hipotesis
dengan statistik inferensial. Kebenaran hipotesis akan terlihat pada statistik deskriptif.
Statistik deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika.
Data hasil belajar matematika tersebut dideskripsikan dalam bentuk rata-rata, modus, median,
standar deviasi, varians. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar
matematika siswa tersebut, maka dilakukan pengkategorian terhadap data hasil belajar dengan
mengacu pada pengkategorian nilai sesuai dengan standar nilai yang ditetap kan di SMK 2
Bungoro yaitu siswa dinyatakan lulus jika nilai diatas 65.
Sedangkan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang hasil obsevasi
terhadap kegiatan siswa dan guru pada setiap setiap pertemuan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diperoleh simpulan bahwa
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian
suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Metode eksperimen merupakan
metode yang paling produktif karena jika dilakukan dengan baik akan dapat menjawab hipotesis
yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, penelitian yang sering
dilakukan peneliti dalam dunia pendidikan adalah penelitian eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen dikenal tiga kelompok variabel yaitu variabel eksperimen
(variabel yang diberikan treatment/tindakan), variabel kontrol atau pembanding dan variabel luar
(extraneous variable) yaitu variabel pengganggu yang sulit untuk diprediksi dan dikendalikan
tetapi mempengaruhi hasil penelitian. Karakteristik penelitian eksperimen yaitu adanya
manipulasi variabel, control, penugasan random, treatment (perlakuan).
Karakteristik penelitian eksperimen antara lain manipulasi variabel, control, penugasan
random, treatment (perlakuan).

Anda mungkin juga menyukai