Anda di halaman 1dari 8

KETUA MAHKAMAH AGUNG

REPUBLIKINDONESIA

KEPUTUSANKETUA MAHKAMAH AGUNG


REPUBLIK INDONESIA

Nomor: 085/KMA/SK/V/2011

TENTANG

PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA


PENYUSUNANPERATURAN MAHKAMAH AGUNG TENTANG TATA CARA
PENYEI,ESAIAN GUGATAN ATAS PUTUSANKOMISI INFORMASI PADA
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DAN/ATAU PENGADILAN NEGERI

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. Bahwa Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang


Keterbukaan Informasi Publik mengamanatkanbahwa gugatan
ke pengadilan terhadap putusan ajudikasi Komisi Informasi
dapat dilakukan hanya apabila paru pihak secara tertulis
menyatakantidak menerimaputusanajudikasidari komisi dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelahditerimanya
putusantersebut;

b . Bahwa Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang


KeterbukaanInformasi Publik menyebutkanbahwa pengajuan
gugatan dilakukan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara
apabila yang digugat adalah Badan Publik Negara dan
PengadilanNegeri apabila yang digugat adalah Badan Publik
selainBadanPublik Negara;

c . Bahwa implementasi penanganan gugatan berdasarkan UU


Nomor 14 Tahun 2008 tentang KeterbukaanInformasi Publik
memerlukan pengaturanlebih lanjut untuk dapat dilaksanakan
dengan baik di pengadilan dengan mempertimbangkan
kesesuaian dengan hukum acara yang ada, hukum acara
ajudikasi non litigasi pada Komisi Informasi serta peraturan
perundang-undangan lainnya untuk memastikankonsistensidan
kepastianhukum;

d. Bahwa mereka yang namanya tercantum dalam Keputusan


Ketua Mahkamah Agung ini dipandangcakap dan mampu untuk
melaksanakantugas menyusun Peraturan Mahkamah Agung
tersebut.

,l
Mengingat:
a. Undang-UndangNomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung sebagaimanadiubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun2009 tentansPerubahanKeduaUU Nomor 14
Tahun1985;

b. Undang-undangNomor2 Tahun1986tentangPeradilanUmum
sebagaimana
diubahterakhirdenganUndang-UndangNomor 49
Tahun 2009 tentang PerubahanKedua atas Undang-undang
Nomor2 Tahun1986;

c. Undang-UndangNomor 5 Tahun 1986 tentangPeradilanTata


Usaha Negara sebagaimana
diubah terakhir denganUndang-
Undang Nomor 5l Tahun 2009 tentang Perubahankedua
Undang-undangNomor5 Tahun1986;

d. Undang-undangRepublik IndonesiaNomor 48 Tahun 2009


tentangKekuasaan
Kehakiman;

e. Undang-undang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2008


tentangKeterbukaan
InformasiPublik

f. SK KMA Nomor l-144 KMA/SK/I|2}|L tentang Pedoman


PelayananKeterbukaan
Informasidi Pengadilan

g. SK KMA Nomor 033 KMA/SK/IIV20l1 tentangPembentukan


Tim Pembaruan
Peradilan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

PERTAMA: Membentuk Kelompok Kerja PenyusunanPeraturan Mahkamah


Agung RI Tentang Tata Cara PenyelesaianGugatan Atas Putusan
Komisi Informasi Ke Pengadilan Tata Usaha Negara dan/atau
PengadilanNegeri

KEDUA : Membentuk Tim Pengarahdengansusunansebagaiberikut:


l. Ketua Mahkamah Agung RI
2. Wakil Ketua Mahkamah Agung-RI Bidang
Yudisial
3. Wakil Ketua Mahkamah Agung-RI Bidang Non
Yudisial

KETIGA : Membentuk Kelompok Kerja dengansusunansebagaiberikut:

Koordinator Djoko Sarwoko, SH., MH (Ketua Muda


PidanaKhusus Mahkamah Agung -RI)

Wakil Koordinator Prof. DR Takdir Ramadi.SH.. LLM

Sekretaris Nurhadi, SH., MH (Kepala Biro Hukum


Humas,BUA MahkamahAgung-RI)
Anggota: 1. Prof DR Paulus E Lotulung, SH (Ketua
Muda Tata Usaha Negara Mahkamah
Agung -RI)
2. DR Artidjo Alkostar, SH., LLM (Ketua
Muda PidanaMARI)
3. DR Muhammad Saleh, SH., MH (Ketua
Muda Perdata Khusus Mahkamah Agung
_RI)
4. DR Syamsul Maarif, SH., LLM (Hakim
Agung Mahkamah Agung -RI)
5. Sulthony Mohdally, SH., MH (Hakim
Agung Mahkamah Agung -RI)
6. DR Supandi, SH., MH (Hakim Agung
Mahkamah Agung -RI)
7. Prof DR Basuki ReksowibowoSH.. MS
Kepala Puslitbang pada Balitbang Diklat
Kumdil Mahkamah Agung - RI
8. Setiawan,SH., MH (Hakim Yustisial pada
Badan PengawasanMahkamah Agung -
RD
9. DR Kadar Slamet, SH., MH (Hakim
Yustisial pada Badan Pengawasan
Mahkamah Agung -RI)
10.Aria Suvudi. SH.. LLM (Tim Asistensi
PembaruanPeradilan)
11.Rifqi Sjarief Assegaf,SH., LLM (peneliti
Lembaga Kajian untuk Independensi
Peradilan)
12.Nursyarifah, SH (peneliti (peneliti
Lembaga Kajian untuk Independensi
Peradilan)
13.Desita Sari, SH., MKn ((Tim Asistensi
PembaruanPeradilan)

KEEMPAT: Menugaskan kepada Kelompok Kerja untuk menyusun rancangan


Peraturan Mahkamah Agung RI (Perma) tentang Tata Cara
Penyelesaian Gugatan Atas Putusan Komisi Informasi Ke
Pengadilan Tata Usaha Negara Dan Pengadilan Negeri (Perma)
untuk diajukan ke Ketua Mahkamah Agung dengan cara:

1. Menyusun kertas posisi/naskah akademik yang diperlukan


untuk mendukungpenyusunanPerma ini;
2. Mengadakan diskusi intensif dengan melibatkan seluas
mungkin pemangkukepentingan
3. Mengkompilasi seluruh bahan-bahan yang dihasilkan dari
proses penyusunan Peraturan Mahkamah Agung ini untuk
diarsipkanoleh PusatPenelitiandan Pengembangan.
4. Mengkordinasikan hal-hal lain terkait dengan upaya
penyusunanPeraturanMahkamah Agung ini.

KELIMA: Dalam melaksanakan tugasnya, berkordinasi dengan Kelompok


Kerja Akses TerhadapKeadilan Tim PembaruanPeradilan MARI
dan bertanggungjawab kepadaKetua Mahkamah Agung RI;

KEENAM: Biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaantugas Kelompok


Kerja dibebankan pada anggaran DIPA Mahkamah Agung RI dan
anggarandonor;
KETUJUH: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan
ketentuan bahwa segala sesuatu akan diubah dan
diperba'iki
sebagaimanamestinya apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan.

IAI.INAN Keputusanini disampaikankepada:


ParaPimpinan Mahkamah Agung RI
I
2. Para Hakim Agung RI
3. ParaPejabatEselon I dan II pada Mahkamah Agung
RI

Ditetapkan di Jakarta
Padatanggal25 Mei 20ll

KETUA MAHKAMAH AGTING RI

//-
HARIFIN A. TUMPA
Beberapalsu HukumPokok
ProsesPenyelesaianSengketaInformasipusat
dalamUU No. 14 Tahun2008tentangKeterbukaantnformasi
Publik

Hinggasaatini sudahcukupbanyaksengketainformasi yangmasukke Komisi


Informasi.
Sebagianbesarselesaimelaluimediasidan sebagiankeci{l laginnya-
melaluiprosesajudikasi(prosesmediasiwajibdilakukansebelumrirenempuh
prosesajudikasidi KomisiInformasi.

MenilikbeberapaklausuldalamUU No. 14 Tahun2OOB tentangKeterbukaan


InformasiPublik,khususnyayangterkaitmasalahprosespenyeleiaiansengketa
di pengadilan,ada beberapapermasalahan hukumyang mungkin(dan telah
timbul)dan perlu diresponoleh MahkamahAgung (MA), misalnyadengan
membuatpengaturanyang lebihjelas dalambentukPeraturanMA (PERMA).
Berikutini paparandaribeberapa
masalah dalamUUtersebut.
1. siapa Pihakyang Dapat"Menggugat"ke pengadilandan ke pengadilan
Mana(KompetensiAbsolutdan Retatif)?

a. TerhadapputusanKomisiInformasi,
Pasal47 dan 48 YY No. 1412008
menyatakan
:

Pasal4T
(1) Pengajuan
gugatandilakukanmelaluipengadilan
tatausahanegara
apabilayangdigugatadalahBadanpubliknegara.
(2) Pengajuangugatandilakukanmelaluipengadilannegeri apabila
yang digugatadalahBadanPublikselainBadanpublik Negara
sebagaimana dimaksudpadaayat(1)

Pasal48
(1) Pengajuangugatansebagaimana dimaksuddalampasar47 ayat
(1) dan ayat(2) hanyadapatditempuh apabilasalahsatuataupara
pihakyangbersengketa secaratertulismenyatakantidakmenerima
putusanAjudikasidari Komisilnformasipalingrambat14 (empat
belas)harikerjasetelahditerimanya
putusantersebut.

b. uu KIP tidakjelas mengatursiapayang dapatmenjadi"penggugat" di


pengadilan.Sebagianpihak menafsirkanPasal 47 mengindikasikan
bahwa yang menjadi PenggugatSELALUPemohonlnformasi(meski
dalamhal yang dikalahkanoleh omisiInformasiadalahBadanPublik).
BadanPublikberpandangan bahwa,sesuaiPasal48, jika merekakalah,
merekacukupsecaratertulismenyatakantidakmenerimaputusanKomisi
Informasi(dan memberikannya kepadaKomisilnformasi). Pemohonlah
yangkemudian harusmenggugatnya ke pengadilan.

Namunsebagianpihak menafsirkan
Pasal48 ayat (1) secaraimplisit
menyatakan
bahwayang dapat menggugatadalahkeduabelahpihak
yang bersengketa -hal mana sesuaidenganprinsipumum hak untuk
banding (right to appeat).Jadi jika Badan Publik dikalahkandalam
putusanKomisiInformasi, merekalah yangmenggugat ke Kepangadilan.

c. Permasalahannya, Pasal47 menyatakan secarategas bahwagugatan


TUNjikayangdigugatadalahBadanPublikNegara
diajukanke Peradilan
(misaldepartemen x) dan ke peradilanumumjika yang digugatadalah
BadanPubliknon Negara(misalyayasany). lmplisit,pasaltersebuthanya
mengaturhukum acara bagi pemohon informasiyang tidak puas atas
putusanKomisi Informasi.Pertanyaannya, jika yang akan mengajukan
gugatanadalahBadanPublikNegara,kemanagugatanharusdiajukan?

d . DalampraktekterjadikasusdimanaPemohonInformasi(individu)yang
memintainformasipada BadanPublikNegaradan merasatidak puas
denganputusanKomisiInformasi
kemudianmenggugat KomisiInformasi
ke PTUN.YangdigugatadalahputusanKomisilnformasi.
Pertanyaannya,
apakahputusanKomisiInformasi(yangnotabenemenurutUU adalah
lembagapenyelesaian
sengketadan prosesnyadisebutprosesajudikasi
nonlitigasi)
merupakanputusanTUN?

denganbutir d, jika putusan(bukankeputusan)Komisi


e . Berhubungan
lnformasidianggapsebagaikeputusanTUN dan itulahyang menjadi
obyekgugatan,mengapadikenalgugatanke Peradilan
Umum(Pasal47
ayatl2l)?

f. MasalahlebihseriusterjadidalamkasusdimanaBadanPublikNegara
(TermohonInformasi)
tidakpuasdenganputusanKomisiInformasi
dan
mengajukangugatan atas putusan Komisi Informasi ke PTUN.
PertanyaannyaapakahBadanPublikNegaradapatmenjadiPenggugat
dalam PTUN (dalam konteks adanya kepentinganhak-hak non
keperdataan)?1

g . Pertanyaandi atas berhubungan


erat denganapa sebenarnyaobyek
"gugatan"?
Masalahdi atasmenjadi"mudah" dijawabjikakitamengartikan
bahwa obyek gugatan -sesuai Pasal 47- adalahsikap atau putusan
BadanPublik(Termohon Informasi).Jadijika ada proseske PTUN,yang
menjadiobyekadalah putusanpejabat TUN badanpubtiksendiri(bukan
putusanKomisiInformasi).
Jika itu penafsirannya,maka pertanyaannya
untukapa ada lembagapenyelesaian sengketayakniKomisiInformasi?
BukankahPasal49 ayat(1) UU KIPmengindikasikan proses"gugatan"
ke
adalahsemacamproses"banding"
pengadilan dimanadinyatakan
bahwa

'
Pasal53 (dan pasal-pasal dalam dalam UU PeradilanTUN) secarategas menyatakanbahwa yang dapat
mengajukangugatan ke PTUN adalah seseorang(individu)atau Badan Hukum Perdata.Badan Hukum
Perdataselamaini umumnya ditafsirkanuntuk badan hukum sepertiYayasan,PT atau sejenisnya.Badan
Hukum Negara(misal departemen)dapat dimenjadi penggugatHANYAjika putusan TUN yang dibuat
pejabat TUN merugikan hak-hak keperdataannya(misalnyasertifikat tanah negara atas nama Badan
Hukum Negaratersebut). Dalam kasusini, yang dirugikanoleh putusan Komisi Informasibukalah hak
k e p e r d a t a a nn a m u n h a k - h a k p u b l i k n y a( k e p u t u s a nm e r e k a u n t u k m e n o l a k / m e n e r i m ap e r m o h o n a n
informasidari Pemohon)
putusanpengadilan ataumenguatkan
antaralain,membatalkan
berisikan,
putusanKomisilnformasi?2

h. Permasalah lainyangmunculadalahmasalahkompetensi relatif.UU KIP


menyatakanbahwa Komisi InformasiPusat -yang berkedudukandi
-
Jakarta benruenangan pula mengadilisengketainformasidi tingkat
provinsiatau kabupaten/kota,selamabelumterbentuk KomisiInformasi
Provinsiatau Kabupaten/Kota. Namuntidakdijelaskan dalamhal Komisi
lnformasiPusat menanganisengketadi suatu kabupatendan salah
satu/para pihaktidakpuasdenganputusantersebut, ke pengadilan mana
upaya 'gugatan' harusdiajukan?Apalahke pengadilan tempatkedudukan
KomisiInformasiPusatatau ke pengadilan tempatkedudukansengketa
(wilayahtempatseharusnya sengketadiadilijika
telahada KomisiProvinsi
atau Kabupaten/Kota )? Hal ini berhubunganerat dengan isu akses
terhadapkeadilan(kedekatan geografispengadilan)bagiparapihak.

2. Jangka Waktu untuk "Menggugat" (Kapan Putusan Kl Dianggap


lnkrachl?

Berhubungan erat denganisu no 1 di atas adalahisu kapanputusanKomisii


lnformasidapat dianggapinkrach.Pasal49 UU No 1412008hanyamengatur
bahwa pihak bersengketayang tidak puas denganputusanKomisilnformasi
harus menyatakansecara tertulis bahwa mereka tidak menerimaputusan
tersebutdalamwaktu14 harisetelahputusanditerima(bukanuntukmengajukan
gugatanatau "banding").Pertanyaannya, kapanputusantersebutdapatdinilai
inkrach?Apakahwaktu 14 hari di atas akan ditafsirkansebagaiwaktu untuk
mengajukan gugatan/'banding'dan jika tidak ada upayatersebutatau akan
dipergunakan jangka waktu gugatan yang lain (misaljangkawaktu 90 hari
setelah putusa Komisi lnformasidibuat -seperti selayaknyajangka waktu
gugatanatasputusanTUN)?.

3. HukumAcaraApa yang DigunakanPengadilan?

Dalamhal putusanKomisiInformasi'digugat"ke pengadilan, UU KIP tidak


mengaturhukum acara yang harus diterapkanpengadilan.Hal ini berbeda
dengansaat prosespenyelesaiansengketadi Komisilnformasiyang secara
tegasmengaturdua aspekpentingdalamsengketainformasi:jangkawaktudan
beban pembuktian.Karena nilai informasi berhubungandengan waktu
perolehannya,
UU KIP secarategasmembatasi waktupenyelesaiansengketadi
Komisilnformasimaksimum100 hari. Selainitu, karenanaturesengketanya,
bebanpembuktian kepadaTermohon
diberikan (BadanPublik).

4. EksekusiPutusanKomisi lnformasi

' Pasal
49 UU KIP:Putusanpengadilan tata usahanegaraatau pengadilannegeridalampenyelesaian
Sengketa Publiktentangpemberian
Informasi ataupenolakanaksesterhadapseluruhatau
sebagian yangdimintaberisisalahsatuperintah
informasi berikut:
a. membatalkanputusanKomisiInformasidan/atau
memerintahkan BadanPublik...
b. menguatkanputusanKomisiInformasidan/atau
memerintahkan BadanPublik:..."
UU KIP tidak mengatursecarategas mekanismeeksekusiputusanKomisi
lnformasiyangtidak'digugat'ke pengadilan
atauputusanKomisiInformasiatas
kesepakatanmediasi.Apakah dimungkinkandukunganpengadilanuntuk
membantuproseseksekusiputusanKomisilnformasi tersebut?

Jakarta,Mei2011

Anda mungkin juga menyukai