Anda di halaman 1dari 23

PETANG DITAMAN; KARYA IWAN SIMATUPANG

BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL-AKI

Karya : Iwan Simatupang

Para pelaku
1. Orang tua………………………... OT
2. Laki-laki separuh baya ………… LSB
3. Penjual balon ………………….. PB
4. Wanita ………………………… W

Berlaku : Di sebuah taman,dalam jangka Waktu kurang lebih satu jam,terus


menerus.
Properti : Taman -----bangku

Orang tua masuk sambil batuk-batuk, duduk dibangku.masuk laki-laki


separuh baya, duduk dibangku.

001. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Mau hujan

002. ORANG TUA


Apa ?

003. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Hari Mau hujan. Langit mendung ?

004. ORANG TUA


Ini musim hujan ?

005. LELAKI SEPARUH BAYA


Bukan . Musim kemarau

006. ORANG TUA


Dimusim kemarau, hujan tak turun

007. LELAKI SEPARUH BAYA


Kata siapa ?

BUNYI GURUH.

008. ORANG TUA


Ini bulan apa ?

009. LELAKI SEPARUH BAYA


Entah
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

010. ORANG TUA


Kalau begitu saya benar. Ini musim hujan

011. LELAKI SEPARUH BAYA


Bulan apa kini rupanya ?

012. ORANG TUA


Entah

013. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Kalau begitu, saya benar , ini musim kemarau

014. ORANG TUA


Salah seorang dari kita mesti benar

010. ORANG TUA


Kalau begitu saya benar. Ini musim hujan

011. LELAKI SEPARUH BAYA


Bulan apa kini rupanya ?

012. ORANG TUA


Entah

013. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Kalau begitu, saya benar , ini musim kemarau

014. ORANG TUA


Salah seorang dari kita mesti benar

016. ORANG TUA


Tidak, tidak ! Yang lebih tua mesti tahu diri, dan mengalah. Ini musim
kemarau.

017. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Tidak! Tidak ! Yang lebih muda mesti tahu menghormati yang
lebih tua. Ini musim hujan.

BUNYI GURUH

018. ORANG TUA


Kita sama-sama kalah

019. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Maksudmu, bukan musim hujan, dan bukan pula musim kemarau

020. ORANG TUA


Habis mau apa lagi ?

2
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

021. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Beginilah, kalau kita terlalu gila hormat

022. ORANG TUA


Maumu bagaimana ?

023. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Ah, kita boleh lebih kasar sedikit.

024. ORANG TUA


Lantas ?

025. LELAKI SEPARUH BAYA (LSB)


Akan lebih jelas, musim apa sebenarnya kini

026. ORANG TUA


Dan kalau sudah bertambah jelas ?

027. LELAKI SEPARUH BAYA


(Diam)

028. ORANG TUA


(Merenung) dan kalau segala-galanya sudah bertambah jelas, maka kita
pun sudah saling bengkak-bengkak, karena barusan saja telah cakar-
cakaran,tonjok tonjokkan. Dan siapa tahu, salah seorang dari kita teWas
pula dalam cakar cakaran itu,hanya karena kita telah mencoba mengambil
sikap yang agak kasar terhadap sesama kita (tiba-tiba marah) ah !
Persetan dengan segala musim!

BUNYI GURUH TAK BERAPA LAMA MASUK PENJUAL BALON, BALON-


BALONNYA BERANEKA WARNA.

029. ORANG TUA


( Kepada Penjual Balon) Silakan duduk

030. PENJUAL BALON


( Bimbang, masih saja berdiri )

031. ORANG TUA


Ayo, silakan duduk ! ( menepi di bangku )

032. LELAKI SEPARUH BAYA


Tentu saja dia menjadi ragu-ragu bapak bikin

033. ORANG TUA


Kenapa ?

034. LELAKI SEPARUH BAYA


Pakai silahkan segala ! Ini-kan taman? (tiba-tiba marah ) dia duduk,
Kalau dia mau duduk. Dan dia tidak duduk, kalau dia memang tak mau

3
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

duduk.Habis perkara! Ah! (melihat dengan geram pada Penjual


Balon)

035. PENJUAL BALON


(duduk)

036. LELAKI SEPARUH BAYA


( Masih marah ) Mengapa kau duduk ?

037. PENJUAL BALON


Ee…..Saya mau duduk.

038. ORANG TUA


( Tiba-tiba tertawa terpingkal-pingkal )

039. LELAKI SEPARUH BAYA


(Sangat marah ) Mengapa bapak tertawa ?

040. ORANG TUA


(Dalam tawa) Karena…saya mau tertawa….(terbahak-bahak)

BUNYI GURUH.
ANGIN BERHEMBUS, BALON-BALON MAU TERLEPAS DARI TANGAN.
CEPAT PENJUAL BALON MENAGKAPNYA. LELAKI SEPARUH BAYA
MENERKAM BALON ITU, SUPAYA IA LEPAS, BALON TERBANG KEUDARA
PENJUAL BALON DAN LELAKI SEPARUH BAYA (LSB) BERGUMUL,
SEBUAH BALON ITU DAPAT DITANGKAP OLEH ORANG TUA YANG
KEMUDIAN IA MAIN-MAINKAN DENGAN GEMBIRA, AGAK KEKANAK-
KANAKKAN.

041. LELAKI SEPARUH BAYA


(Lepas dari pergulatan dengan Penjual Balon, berdiri nafasnya satu-
satu).

042. PENJUAL BALON


( duduk di tanah, menangis )

043. ORANG TUA


(masih dengan gembiranya bermain-main dengan balon )

044. LELAKI SEPARUH BAYA


(Kepada Penjual Balon) Mengapa….hei, mengapa kau menangis ?

045. PENJUAL BALON


(Tak menyahut terus duduk ditanah, menangis )

046. LELAKI SEPARUH BAYA


( Timbul marahnya ) Hei ! Mengapa kau menangis ?

4
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

047. ORANG TUA


(Sambil bermain-main terus dengan balonnya ) Karena dia memang
mau menangis

048. PENJUAL BALON


( tiba-tiba ) bukan ! Bukan karena itu

ORANG TUA DAN LELAKI SEPARUH BAYA TERCENGGANG

049. LELAKI SEPARUH BAYA


Kalau begitu kau menangis karena apa ?

050. PENJUAL BALON


Karena balon balon saya terbang

051. ORANG TUA


Oh ! Dia pedagang balon yang merasa dirugikan

052. LELAKI SEPARUH BAYA


Ooo, itu ! (Merogoh dompetnya dari saku belakangnya) Nah,
sekedar pengganti kerugianmu

053. PENJUAL BALON


( Berdiri ) Tidak ! ( Duduk dibangku, Tangisnya menjadi ) saya tidak
mau dibayar

054. ORANG TUA & LELAKI SEPARUH BAYA


(Serempak) Tak mau !

055. PENJUAL BALON


( menggelengkan Kepalanya )

056. LELAKI SEPARUH BAYA


Mengapa ?

057. PENJUAL BALON


Saya lebih suka balon

058. LELAKI SEPARUH BAYA


( tak mengerti ) tapi kau kan penjual balon ?

059. PENJUAL BALON


Itu hanya alasan saya saja untuk dapat memegang balon, saya
pecinta balon

060. LELAKI SEPARUH BAYA


Apa-apaan ini ?

061. ORANG TUA


Mengapa merasa heran ? dia pencinta balon, titik. Seperti juga

5
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

orang lain pencinta harmonica, pencinta mobil balap, pencinta


perempuan-perempuan cantik. Apa yang aneh dari itu semua?

062. LELAKI SEPARUH BAYA


(masih belum habis herannya ) jadi kau sebenarnya bukan
penjual balon.

063. ORANG TUA


( Kepada Penjual Balon ) Ini, terima balonmu kembali

064. PENJUAL BALON


Tidak, bapak pegang sajalah terus ? Karena saya lihat bapak juga
menyukainya, saya suka melihat orang yang suka.

065. ORANG TUA


(tertawa) ah, ini bukan lagi kesukaan namanya, tapi kenangan. Kenang
kenangan masa dulu.tidak,nak, sebaiknya kau sudi menerima kembali
balonmu ini.

066. PENJUAL BALON


Saya tak sudi, dan tak berhak, menerima kenangan orang (menolak
balon)

MASUK WANITA MENDORONG KERETA BAYI.

067. WANITA
(Mengapai kearah balon ) berikan kepada saya, kalau tak seorangpun
yang menghendakinya.

068. LELAKI SEPARUH BAYA


(Orang Tua tiba-tiba memecah balon. Sambil tertawa-tawa
Lelaki separuh Baya Sangat marah) Mengapa bapak pecahkan ?

070. ORANG TUA


Karena saya memang mau memecahkannya.Jelas? (tertawa)

071. LELAKI SEPARUH BAYA


Jahanam ! Orang tua Keparat ! (Menerkam Orang Tua)

072. WANITA
(melerai) Sudah, sudah! Jangan berkelahi hanya karena itu. Bukan itu
maksud saya tadi dengan meminta balon itu

073. LELAKI SEPARUH BAYA


Lepas ! Lepaskan saya ! Biarkan saya ajar dia dulu !

074. W ANITA
Jangan ! Jangan ! (Menangis)

6
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

075. LELAKI SEPARUH BAYA


(Kesal Melihat Wanita Menangis ) Ah, air mata lagi ! Persetan !
Mengapa Nyonya datang kemari !

076. WANITA
(tiba-tiba marah ) siapa bilang saya Nyonya ?

077. LELAKI SEPARUH BAYA


O,baik, baik !Jadi, Nyonya bukanlah Nyonya? Kalau begitu,
nyonya apa? Nona Barangkali ?

078. W ANITA
(Gugup ) Ti…dak….(menangis)

079. ORANG TUA


Ahaa! Nyonya bukan, Nonapun bukan…..ahaaaaa! ( tertawa )

080. PENJUAL BALON


Sungguh kasar, sungguh biadap kalian ! (menuntun Wanita
supaya Duduk dibangku) sudahlah, bu ! Jangan hiraukan mereka.
Sebaiknya ibu Lekas-lekas saja pergi dari sini, sebelum mereka
menghina ibu lebih parah lagi nanti.pergilah!

081. ORANG TUA


(Kepada Penjual Balon ) Ahaa, pergi dengan kau ? Ahaaiii!
Akhirnya sang puteri bertemu dengan sang Pangerannya di
tengah sebuah taman.dan …ahaaa! Si anakpun akhirnya
bertemu dengan sang ayahnya…(Terbahak-bahak)

082. PENJUAL BALON


( tiba-tiba menyadari makna kata-kata dari Orang Tua )
Siapa bilang saya ..(Melihat silih berganti kepada Orang Tua,Wanita
dan kedalam kereta bayi ) tidak ! Tidak! Saya bukan……

083. ORANG TUA


(Cepat-cepat Nyeletuk) Bukan apanya, nak ?

084. PENJUAL BALON


(Kepada Orang Tua) bapak mau menuduh saya ?

085. LELAKI SEPARUH BAYA


Menuduh apa? Kau tampaknya begitu bernafsu berbincang tentang suatu
tuduhan yang sebenarnya tak ada. Kemudian, kau tampaknya begitu
bernafsu menolak tuduhan yang sebenarnya tak ada itu, ingat ! Tuduhan
yang tak ada itu, hingga (tertawa) saya kini benar-benar mulai curiga dan
benar-benar menuduh kau tentang sesuatu yang dengan terus terang
saja kukatakan belum jelas bagiku sendiri.

086. PENJUAL BALON


(bingung) Tidak ! Tidak !

7
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

087. WANITA
Dengan bernafsu sekali datang mendekat kepada Penjual
Balon Memperhatikan Wajahnya dengan sangat teliti)

088. PENJUAL BALON


(semakin gugup dengan sikap Wanita ) Tidak ! Tidak ! Bukan
saya ! (mencoba menutupi Wajahnya dengan kedua
tangannya)

089. WANITA
(Geram) ayo, buka tanganmu. Aku mau melihat kau ! Ayo !
(merenggutkan tangan Penjual Balon dari mukanya)

090. PENJUAL BALON


Tidak ! Bukan saya ! Bukan Saya!

091. WANITA
Kurang ajar ! Kau telah lari! dan kau tinggalkan aku sendirian
Dengan Seluruh hasil perbuatanmu, aku sendirian harus
menanggung semuanya. Aku, seorang Wanita, sendirian !
(Merenggut kan dengan sangat kuatnya Kedua tangan
Penjual Balon dari mukanya) Ayo, bukaaa!

092. PENJUAL BALON


Bukan saya ! Bukan saya ! Saya Cuma berbuat sekali saja

093. ORANG TUA


(nyeletuk) itukan sudah cukup tolol !

094. LELAKI SEPARUH BAYA


(meningkahi) belum tentu. Menurut ilmu kedokteran modern….

095. WANITA
Ayo buka tanganmu !( Kepada Orang Tua dan Lelaki Separuh Baya )
Tolonglah saya tuan- tuan !

096. LELAKI SEPARUH BAYA


Bukan saya tak mau menolong. Tapi saya secara prinsipil tak sudi, ikut
Ikut campur dalam urusan yang bukan urusan saya.

097. W ANITA
(Kepada Orang Tua) ayo pak, tolonglah saya.

098. ORANG TUA


Saya orang tua.

099. LELAKI SEPARUH BAYA


Aah! Apa pula maksudnya dengan kalimat datar serupa itu: “Saya orang
Tua”. Semua kami melihat,bapak memang seorang tua, dan sedikitpun
Tak ada memperlihatkan tanda-tanda, bahwa bapak adalah kebalikan

8
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

Dari ucapan itu.

100. ORANG TUA


(geli) katakanlah saya hanya ingin mempertegas kedudukan saya dalam
peristiWa yang sedang kita hadapi, ketuaan saya melarang saya terlibat
sedikitpun didalamnya. Dan kalau kalian tanyakan bagaimana pendirian
saya dalam peristiWa yang sedikit rumit ini, maka jawab saya: saya pro
kalian berdua, lepas dari pertanyaan apakah benar atau tidak peristiwa
beginian.

101. LELAKI SEPARUH BAYA


Kata-kata, hanya kata kata yang muluk-muluk! Sedangkan yang diminta
saat ini dari bapak adalah perbuatan !

102. ORANG TUA


Kata-kata saya yang mengemukakan pendirian saya itu adalah
perbuatan saya !

103. LELAKI SEPARUH BAYA


Bagus ! Bagus ! Berkata-kata terus, dan persaksikanlah betapa kedua
mereka ini sebentar lagi akan saling telan menelan.( Maju menolong
Wanita Merenggutkan kedua tangan Penjual Balon dari mukanya)

104. PENJUAL BALON


(sangat dahsyat) Bukan saya ! Bukan Saya ! Sungguh mati, saya
Cuma melakukannya sekali saja, tak lebih ……

105. ORANG TUA


(geli)…….dan tak kurang !

106. LELAKI SEPARUH BAYA


Diam, bangsat ! Cuma sekali….itukan sudah cukup? Maumu berapa
kali, ha? Serakah ! Jadi, kau mengaku sekarang?

107. WANITA
(Histeris) Aku….aku ditinggalkannya,dan dia menghilang
meninggalkan aku menghadapi semua akibatnya, (buas) ayo,
buka tanganmu !

108. LELAKI SEPARUH BAYA


(Sangat dahsyatnya ) Buka ! Buka !

SETELAH BERGUMUL SEBENTAR, LELAKI SEPARUH BAYA BERHASIL


MERENGGUTKAN TERBUKA KEDUA BELAH TANGAN PENJUAL BALON
DARI WAJAHNYA,SEDANG KEDUA TANGANNYA TERUS DI KEPIT LELAKI
SEPARUH BAYA. KEBELAKANG PUNGGUNGNYA.

109. PENJUAL BALON


Bukan saya ! Bukan saya ! …

9
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

110. W ANITA
(Maju dekat sekali melihat kewajah Penjual Balon ) Bangsat ! Laki-laki
Jahanam ! Kurang Ajar….(Tiba-tiba memekik) Bukan ! Bukan ! Ya Tuhan,
bukan dia…

LELAKI SEPARUH BAYA dan ORANG TUA serempak : Bukan dia!

111. WANITA
Bukan ….. ( Pingsan,tapi cepat-cepat di pegang Orang Tua

112. PENJUAL BALON


(Terus Meraung-raung putus asa) bukan saya ! Cuma sekali !

113. LELAKI SEPARUH BAYA


(Gemas melepaskan kedua tangan Penjual Balon) Huh, bukan kau …

114. PENJUAL BALON


Bukan,bukan, Bukan Sayaaaaa! Cuma sekaliiiiiiiiiii……

115. ORANG TUA


(Orang Tua mengipasi Wanita yang dalam pada itu sudah di
golekkannya di bangku) sudah, cukup ! Biar kau telah melakukannya
lebih dari sekali,sekarang ini soal itu sudah tak penting lagi. Ayo mari, dari
pada kau berteriak-teriak tak berguna begitu, lebih baik kau,(Melihat
kepada Lelaki Separuh ) kalian menolong saya dengan dia ini (terus
mengipasi Wanita)

105. ORANG TUA


(geli)…….dan tak kurang !

106. LELAKI SEPARUH BAYA


Diam, bangsat ! Cuma sekali….itukan sudah cukup? Maumu
berapa kali, ha? Serakah ! Jadi, kau mengaku sekarang?

107. WANITA
(Histeris) Aku….aku ditinggalkannya,dan dia menghilang
meninggalkan aku menghadapi semua akibatnya, (buas) ayo,
buka tanganmu !

108. LELAKI SEPARUH BAYA


(Sangat dahsyatnya ) Buka ! Buka !

SETELAH BERGUMUL SEBENTAR, LELAKI SEPARUH BAYA BERHASIL


MERENGGUTKAN TERBUKA KEDUA BELAH TANGAN PENJUAL BALON
DARI WAJAHNYA,SEDANG KEDUA TANGANNYA TERUS DI KEPIT LELAKI
SEPARUH BAYA. KEBELAKANG PUNGGUNGNYA.

109. PENJUAL BALON


Bukan saya ! Bukan saya ! …

10
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

110. W ANITA
(Maju dekat sekali melihat kewajah Penjual Balon ) Bangsat ! Laki-laki
Jahanam ! Kurang Ajar….(Tiba-tiba memekik) Bukan ! Bukan ! Ya Tuhan,
bukan dia…

LELAKI SEPARUH BAYA dan ORANG TUA serempak : Bukan dia!

111. WANITA
Bukan ….. ( Pingsan,tapi cepat-cepat di pegang Orang Tua

112. PENJUAL BALON


(Terus Meraung-raung putus asa) bukan saya ! Cuma sekali !

113. LELAKI SEPARUH BAYA


(Gemas melepaskan kedua tangan Penjual Balon) Huh, bukan kau …

114. PENJUAL BALON


Bukan,bukan, Bukan Sayaaaaa! Cuma sekaliiiiiiiiiii……

115. ORANG TUA


(Orang Tua mengipasi Wanita yang dalam pada itu sudah di
golekkannya di bangku) sudah, cukup ! Biar kau telah melakukannya
lebih dari sekali,sekarang ini soal itu sudah tak penting lagi. Ayo mari, dari
pada kau berteriak-teriak tak berguna begitu, lebih baik kau,(Melihat
kepada Lelaki Separuh ) kalian menolong saya dengan dia ini (terus
mengipasi Wanita)

116. LELAKI SEPARUH BAYA


menolong bagaimana ?

117. ORANG TUA


(sangat Kesal ) Ya, menolong dengan melakukan apa yang lazim-nya
dilakukan pada setiap orang yang pingsan seperti ini.

118. LELAKI SEPARUH BAYA


Saya merasa agak segan.

119. ORANG TUA


Segan ? Kenapa ?

120. LELAKI SEPARUH BAYA


Dia eh……perempuan

121. ORANG TUA


Dan kau laki-laki. ! Lagi-lagi ucapanmu cemplang. Semua orang
Melihat, bahwa dia ini Wanita dan kau memang laki-laki. Lalu,
mau apa ?

122. LELAKI SEPARUH BAYA


Maksud saya,saya……….eh, segan bersentuhan dengan tubuh

11
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

Wanita.

123. ORANG TUA


Apa?Apa-apaan ini ! Ayo, lupakan kelaki-lakianmu dan tolong aku

124. LELAKI SEPARUH BAYA


O,Jadi bapak juga menganut prinsip yang sama.

125. ORANG TUA


(Sangat tercengang ) Prinsip ? Ah, kata siapa ini soal prinsip
aku malah lebih cenderung menyebutnya penyakit. ah,
persetan dengan semuanya.Bukanlah setiap prinsip adalah penyakit
juga? Dan sekarang ku pinta dengan hormat kepada kau; hentikan
kesukaanmu yang agak berlebih- lebihan itu.sadarlah,bahwa dalam
peristiwa seperti ini yang sangat segera dibutuhkan adalah perbuatan,
tindakan cepat.dan tindakkan cepat itu di sini adalah menolong aku
berbuat sesuatu dengan Wanita pingsan ini.

126. LELAKI SEPARUH BAYA


Kalau aku tak salah,dengan orang pingsan…entah dia
perempuan, entah dia laki-laki…kita tak dapat berbuat apa-apa
selain daripada menantikan Pingsannya leWat dengan
sendirinya.

127. ORANG TUA


Ya,ya, tapi bagaimana, bila pingsannya ini tak bakal lewat ?

128. LELAKI SEPARUH BAYA


Dalam hal yang demikian, maka dalam artinya yang
sesungguhnya, kita tidak berhadapan lagi dengan seorang
Wanita pingsan,tapi……

129. ORANG TUA


(Sangat takut) tapi apa ?

130. LELAKI SEPARUH BAYA


Ya,biasa saja; dengan Wanita yang……

131. ORANG TUA


(Sangat takut) yang…..?

BAYI DALAM KERETA ITU MENANGIS

132. Wanita
(Mendengar bayinya menangis, Wanita tiba-tiba berdiri, lalu
dengan cepat menuju kereta bayi itu) anakku ! Anakku
(berusaha menyuruh diam bayinya dengan cara menggoyang
goyangkan sedikit kereta bayi itu) kalian telah membuat dia bangun !
Laki-laki kasar kalian semuanya !( suara bayi menangis terus)

12
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

133. Orang tua –lelaki separuh baya –penjual balon :


(Saling Berpandangan)

134. Wanita
Sungguh laki-laki kasar, kasarrr… (Kepada bayinya dalam
kereta) Sssstt,ssttt,seettt…….diamlah nak,diam.laki-laki
semuanya sama saja kasar tanpa kecuali (menangis)

135. LELAKI SEPARUH BAYA


Stop ! Stop ! Stop dengan air matamu, mau apa kau ?

BAYI TAMBAH KUAT NANGISNYA

136. LELAKI SEPARUH BAYA


(Mau menyerbu ke kereta bayi) stop menangiiiis!Stoooooopppp

137. W anita
(mencegah LELAKI SEPARUH BAYA ) Jangan,jangan mau kau apakan
anakku !

138. PENJUAL BALON


(Berhasil menahan Lelaki Separuh Baya) apa-apaan ini ! Kau mau
membunuh bayi ini barang kali! Gila, benar-benar telah gila engkau !

139. LELAKI SEPARUH BAYA


(dalam rangkulan kasar dari Penjual Balon) sudah kukatakan stop !
Berhenti ! Jangan menangis, jangan ada yang menangis ! Jangan ada lagi
yang menangis…aku tak kuat melihatnya..tak kuat…(Menangis, tersedu-
sedu)

Orang Tua,Wanita dan Penjual Balon melihat terharu kepada Lelaki


Separuh Baya yang menindas hisak-hisaknya. Mereka terharu,iba, dan
diantara hisak-hisaknya,Lelaki Separuh Baya. Menghisakkan:

140. LELAKI SEPARUH BAYA


Janganlah…lagi ada yang menangis…aku tak kuat…tak kuat
melihatnya………

141. PENJUAL BALON


(kepada Wanita) sebaiknya ibu pergi saja sekarang

142. ORANG TUA


Ya, kau sebenarnya telah menyebutkan kata yang
setepatnya.Yakni Ibu (kepada Wanita)Ya, sebaiknya ibu pergi saja.

143. Wanita
(Agak gugup) ibu..saya ibu… (melihat kepada bayinya
dalam kereta) baik, baik, saya kira juga lebih baik bila saya
pergi.

13
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

144. ORANG TUA


Nah,bagus. Dan jagalah dia baik-baik ( melihat ke dalam
kereta ).(Orang Tua lalu berdiri disamping Wanita.Melihat bayi
kedalam kereta) dia sungguh manis, anak yang sehat (menggitik-gitik
bayi dalam kereta kedengaran sura bayi tertawa-tawa)

145. PENJUAL BALON


( berdiri disamping Orang Tua), dan Wanita ikut melihat
lucu kepada bayi didalam kereta)

146. LELAKI SEPARUH BAYA


(Berhenti isaknya, dan juga pelan-pelan pergi berdiri
disamping Orang Tua),Wanita dan Penjual Balon, melihat
dengan tersenyum Kepada bayi di kereta)

147. ORANG TUA


(Terus mengitik-gitik anak dalam kereta)

148. ORANG TUA


Nah, dengar tu. Hujan bakal datang .lekaslah ibu pulang.

149. PENJUAL BALON


Nanti dia ( Menunuju kedalam kereta) basah, bisa sakit.

150. LELAKI SEPARUH BAYA


Kalau ibu berjalan cukup cepat, ibu masih bisa kering sampai dirumah.

151. Wanita
Baiklah (melihat terharu kepada ketiganya) terimakasih banyak,kawan-
kawan! Berkat kalian bertiga, aku telah menemui diriku kembali.
Pertemuan dengan kalian ini tak akan mudah dapat kulupakkan
(menjabat tangan Penjual Balon) maafkanlah aku, aku telah
menempatkan diri saudara tadi dalam kedudukan yang sangat memalukan
(menjabat tangan Lelaki Separuh Baya), kemudian tangan Orang Tua)
harap saudara-saudara sudi memaafkan aku. Dan semoga kita saling
bertemu lagi (pergi lenyap dari pentas)

152. LELAKI SEPARUH BAYA ORANG TUA dan PENJUAL


BALON Sampai bertemu lagi, bu (Kemudian mereka saling
berpandangan penuh arti )

BUNYI GURUH
153. LELAKI SEPARUH BAYA
Langit telah gelab benar, hari mau hujan.

154. ORANG TUA


(Jenaka) kata siapa ?

14
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

155. LELAKI SEPARUH BAYA


Alaa, mau bermain dengan kata-kata lagi ?

156. ORANG TUA


Siapa yang mau main kata-kata? Lihat tuh, langit justru mulai
terang.

ORANG TUA, LELAKI SEPARUH BAYA dan PENJUAL BALON (sama-sama


melihat kelangit)

157. PENJUAL BALON


Sungguh ajaib ! Langit benar-benar mulai terang sekarang.

158. LELAKI SEPARUH BAYA


(heran) dan guruh yang barusan ?

159. ORANG TUA


(tambah jenaka) ya tetap guruh.soalnya sekarang adalah,bahwa guruh
yang barusan saja kita dengar itu sedikitpun tak ada mempunyai sangkut
paut apa-apa dengan hujan. Hujan tak bakal turun, jelas ?

160. LELAKI SEPARUH BAYA


Sungguh saya tak memahaminya lagi (geleng-geleng kepala
duduk)

161. PENJUAL BALON


Dan saya…sekiranya ditanyakan secara jujur kepada saya sedikitpun tak
memahami persoalan apa yang sebenarnya yang ada antara kalian
berdua (duduk di bangku.mungut balon yang dipecahkan Orang Tua
dari tanah, meniup sobekan-sobekkannya menjadi balon kecil)

162. ORANG TUA


Itulah celakanya dari tiap taman. setiap orang yang datang,atau leWat di
taman. Menganggap dirinya merdeka untuk mencampuri setiap
pembicaraan, ya setiap pembicaraan, ya setiap penghidupan, yang
kebetulan sedang berlaku disitu.

163. LELAKI SEPARUH BAYA


Habis, ini kan taman? Ini adalah tempat terbuka untuk umum, disetiap
tempat umum, ada pembicaraan umum. Oleh sebab itu tiap orang boleh
saja ikut bicara. Demi pendapat umum ! Kalau bapak mau punya pendapat
tersendiri, yah….janganlah datang ketaman !

164. ORANG TUA


Lalu saya harus kemana

165. LELAKI SEPARUH BAYA


Kemana saja, asal jangan ke taman.

15
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

166. ORANG TUA


Kau enak saja bicara. Kemana saja !(sedih.pilu)
saya tak dapat kemana mana.

167. LELAKI SEPARUH BAYA


Mengapa ?

168. ORANG TUA


(tiba-tiba menangis) tidak ada orang yang menginginkan saya.
Seorangpun tidak.

169. LELAKI SEPARUH BAYA


Anak-anak bapak ?

170. ORANG TUA


Delapan orang. Tapi tidak seorangpun dari mereka yang menyukai saya.

171. LELAKI SEPARUH BAYA


terlalu ! Dan istri bapak bagaimana ?

172. ORANG TUA


(Meraung) Minah ! Minah !

173. PENJUAL BALON


(yang selesai membuat balon-balon kecil) Siapa minah ?

174. LELAKI SEPARUH BAYA


Ssssttt, ibu…maksud saya; isterinya bapak ini.

175. PENJUAL BALON


(Terperanjat) I - b - u --?

176. LELAKI SEPARUH BAYA


ssssstt….., ibu….maksud saya; istri bapak kita ini.

177. PENJUAL BALON


O, katakan begitu sejak tadi,.Hh,saya benar-benar di bikin kaget oleh
perkataan “Ibu” tadi...eh, mengapa ibu,eh istri bapak ini ?

178. LELAKI SEPARUH BAYA


Ssstt, jangan kuat-kuat.saya sendiri belum tahu.

179. ORANG TUA


( Meraung-raung) Minah ! Minah !

180. LELAKI SEPARUH BAYA


Siap minah, pak ?

181. ORANG TUA


Minah ! Minah !

16
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

182. LELAKI SEPARUH BAYA


Apakah minah istri bapak ?

183. ORANG TUA


Minah, minah! Mengapa kau tinggalkan aku ?

184. LELAKI SEPARUH BAYA


(Kepada PENJUAL BALON) O,jadi minah itu memang istrinya dan
rupanya ia minggat.

185. ORANG TUA


Minah ! Minah, mengapa kau tinggalkan aku setelah kita hidup
Bahagia delapan tahun.

186. LELAKI SEPARUH BAYA


Wah, delapan tahun. Kalau begitu, dia setiap tahun dapat seorang anak

187. PENJUAL BALON


Hebat juga siminah , eh istri bapak kita ini, maksud saya.

188. LELAKI SEPARUH BAYA


Hebat ? Itu kau katakan hebat ? Huh, begitu rupanya
tanggapanmu tentang manusia dan kemanusiaan, ya ? Itu
tafsiranmu rupanya tentang Wanita, ya ? Aku menyebutnya ;
iseng ! Manusia lelaki yang tak punya
fantasi, lalu merongrong tubuh manusia perempuan.

189. PENJUAL BALON


Merongrong bagaimana, ah ! Kalau si perempuan tidak mau di
Rongrong saya kira seluruh persoalan dan filsafat iseng itu tak
akan pernah ada.

189. LELAKI SEPARUH BAYA


Ah, kau tahu apa ! Seolah filsafat iseng itu hanyalah filsafat
ranjang dan hormone yang berlebihan saja, seandainya bapak
kita yang terhormat ini mempunyai fantasi sedikit, maka apa
yang hendak ku katakan adalah; alangkah baiknya, sekiranya
selama delapan tahun dia berumah tangga dengan istrinya yang bernama
minah itu dia cukup mempunyai anak dua orang saja dan enam buah
novel misalnya. (dengan sikap yang sangat menyangsikan ) Tunggu
dulu pak ! Minah ini sebenarnya siapa?

190. ORANG TUA


( suara datar ) Kucing betina saya. Kucing yang sangat saya sayangi.

191. LELAKI SEPARUH BAYA dan PENJUAL BALON


Kkkkk…kucing ?!

192. ORANG TUA


Dia senantiasa pulang kembali, tapi kali ini, dia telah

17
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

menghilang lebih dari seminggu (Meraung) Minah, minah !

193. LELAKI SEPARUH BAYA


(Kesal ) kucing ! Dan istri bapak sendiri dimana ?

194. ORANG TUA


Ada, di rumah

195. LELAKI SEPARUH BAYA


Di rumah ? Rumah siapa ?

196. ORANG TUA


Rumah saya, sudah tentu.

197. LELAKI SEPARUH BAYA


Ah, rupanya bapak mau mempermainkan kami… kata bapak tadi,
Bapak tak bisa kemana-mana, tak seorangpun yang menyukai bapak.

198. ORANG TUA


Benar sebenar-benarnya . Dan istri saya juga tak suka pada saya.

199. LELAKI SEPARUH BAYA


mengapa ?

200. ORANG TUA


Dia istri saya yang Kedua. Dia hanya menginginkan harta saya saja
Setelah harta saya habis di jualnya untuk dibelikan barang-barang yang
di hadapan Notaris dinyatakan sebagai miliknya sendiri, lalu saya tak
ingin lagi ia lihat,katanya.

201. LELAKI SEPARUH BAYA


Lalu siapa yang ingin dilihatnya sekarang ?

202. ORANG TUA


laki-laki lain, lebih muda, lebih gagah.

203. LELAKI SEPARUH BAYA


Hmmm, tentu,tentu. Masakan dia bakal mencari laki-laki yang jauh lebih
Tua dan lebih buruk dari bapak. Dan kini, dimana laki-laki lebih muda
Dan gagah itu sekarang?

204. ORANG TUA


Di rumah saya, sudah tentu

205. LELAKI SEPARUH BAYA


Hm,ya, sudah tentu, sudah tentu.

206. ORANG TUA


Dia telah menggantikan kedudukan saya dalam segala hal

18
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

207. LELAKI SEPARUH BAYA


Ha, tentu,tentu. Kecuali sikat gigi bapak saja saya kira yang tak ikut
Dia ambil alih.

208. ORANG TUA


Juga sikat gigi saya

209. LELAKI SEPARUH BAYA


Wah ! Laki-laki yang sungguh hebat,sungguh hebat ! Juga sikat gigi !
Dan lalu,bapak kini tidur dimana ?

210. ORANG TUA


Di rumah saya itu juga, tapi digudangnya. Sebelah kamar babu,
Dan bersama minah.

211. LELAKI SEPARUH BAYA


Kalaulah boleh saya mengajukan pertanyaan terakhir ! Istri
bapak yang pertama dimana sekarang?

212. ORANG TUA


mati, delapan tahun yang lalu.

213. LELAKI SEPARUH BAYA


Namanya ?

214. ORANG TUA


Minah. (meraung-raung kembali) minah ! Minah !

215. LELAKI SEPARUH BAYA


(termanggu-manggu mengerti dengan duduk persoalan sebenarnya

216. PENJUAL BALON


(geram) Wah ! ( memecahkan balon-balon kecil itu semuanya)

217. LELAKI SEPARUH BAYA


(Kepada Penjual Balon ) Hei, hei ! Mengapa kau ?

218. PENJUAL BALON


(sangat marahnya, Sebuah balon kecil rupanya sulit di
pecahkan,dengan sangat marahnya balon-balon kecil itu\
ditaruh di tanah, lalu di injak-injaknya dengan gemasnya)
bah! (dia pergi keluar pentas)

DI KEJAUHAN TERDENGAR LONCENG, MENYATAKAN PUKUL ENAM


PETANG.

219. LELAKI SEPARUH BAYA


(setelah diam hening sejenak) hari telah petang, pak.
Pulanglah kerumah.Itu lebih baik,bagimu, dan bagi ku.

19
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

220. ORANG TUA


(pilu) pulang kerumah mana, nak ?

221. LELAKI SEPARUH BAYA


Kegudang Bapak yang apak itu, disebelah kamar babumu.

222. ORANG TUA


Tanpa Minah ?

223. LELAKI SEPARUH BAYA


(Pilu) Tanpa Minah, minah kedua-duanya……….

224. ORANG TUA


(Menangis terisak-isak kecil) Tak dapat aku,nak.tak dapat
aku dan aku tak mau.

225. LELAKI SEPARUH BAYA


Pulanglah, pak. Taman ini diadakan kotapraja untuk dapat sekedarnya
menghibur warga kotanya yang letih, yang risau. Apa pula kata mereka
nanti di Koran, bila esok pagi mereka dapati bapak di sini mati kedinginan?

226. ORANG TUA


Mati adalah lebih baik bagiku, dalam keadaanku seperti
sekarang ini, minah tak ada lagi, minah ………..

227. LELAKI SEPARUH BAYA


Benar, dan akupun sependapat dengan bapak, hanya kematian
bapak dalam gudang yang apak itu akan lebih menyamankan
kotapraja dari pada disini.

228. ORANG TUA


Mati ditaman lebih Indah.

229. LELAKI SEPARUH BAYA


(Tertawa) Indah, Ya..Bagi para pecinta roman Picisan, yang
menyukai judul-judul seperti ; “ Mati di Tengah Taman” atau “
Taman maut ”.
Pulanglah Pak, Nantikanlah dengan tawakkal di gudang apakmu yang
penuh dengan cecungguk, tikus di hari penghabisanmu.Sungguh sangat
menyedihkan ! Tapi sayang sekali …jalan lain memang tak ada lagi bagi
bapak.

230. ORANG TUA


(Merenung) Cecungguk,Tikus………

231. LELAKI SEPARUH BAYA


…dan Kesepian.

232. ORANG TUA


Dan kau nak, bagaimana dengan kau sendiri ?

20
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

233. LELAKI SEPARUH BAYA


(tersenyum) Tak lebih baik sedikitpun dari bapak. Habis, kita mau berbuat
apa lagi? Seperti kata Penjual Balon tadi; aku menjadikan kegagalanku
suatu barang yang indah ditaman. Bapak lihat kembang itu, disana?
Bagus,bukan? Dan bapak baca tulisan di papan itu, “ `dilarang memetik
bunga”. (tersenyum)

234. ORANG TUA


Ya, kau pengarang yang pandai merangkai kata,
membenamkan deritamu dibalik kata-kata yang sewaktu-waktu dapat kau
hamburkan.tapi bagaimana nak dengan kesunyianmu ? Ikutlah kegudang
apak saya itu, agar ada teman saya, dan. Agar ada teman anak.

235. LELAKI SEPARUH BAYA


Terima kasih pak. Kebersamaan kita seperti yang bapak gambarkan itu,
lebih parah lagi daripada kesendirian kita masing-masing.

236. ORANG TUA


Naluri saya …..dan ingat ! Ini naluri orang tua.,bahWa keadaan anak tak
jauh berbeda dari keadaan saya.

237. LELAKI SEPARUH BAYA


Saya tak akan meningkahnya. Tapi telah saya katakana; usia yang lebih
muda ada pada saya. Kemungkinan-kenmungkinan dari kesepian saya
jauh lebih banyak.

238. ORANG TUA


Artinya, anak tak mau ikut saya?

239. LELAKI SEPARUH BAYA


Selamat malam, pak ( menyalam dengan sangat mesranya kepada
Orang Tua) siapa tahu, besok kita bertemu lagi.

240. ORANG TUA


Besok ?

241. LELAKI SEPARUH BAYA


Ya, besok. Mengapa bapak sangsi akan hari esok ?

242. ORANG TUA


Dengan keadaan kita seperti ini ?

243. LELAKI SEPARUH BAYA


Justru karena keadaan kita seperti inilah !

244. ORANG TUA


(Tertawa ragu) Tidak,tidak ! Aku tak mau bertemu kau
lagi.(Tersenyum) Selamat Malam,nak. Mudah-mudahan tidur
mu akan nyenyak malam ini. (sambil batuk-batuk, pergi

21
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

pelan-pelan, lenyap dari pentas)

LELAKI SEPARUH BAYA MENAIKKAN LEHER BAJUNYA.BANGKU


DIBERSIHKANNYA DENGAN TANGANNYA. SEMUA GERAK-GERIKNYA
MENANDAKAN, IA MAU TIDUR MALAM INI. TIDUR DIBAWAH JEMBATAN
DENGAN UDARA KOTOR MENUMPUK DISITU, SEPERTI MALAM-MALAM
SEBELUMNYA DAN MALAM-MALAM YANG AKAN DATANG, DIBANGKU
ITU.

245. LELAKI SEPARUH BAYA


(Melihat ke langit) Syukurlah, hujan tak bakal turun. Atau …mudah
mudahan hujan tak bakal turun malam ini, tidur di baWah atap langit
dengan udara kotor seperti ini membuat penyakit bengekku semakin jadi
(ia melihat sekeliling, kalau-kalau ada orang lain datang, kemudian ia
rebahkan kepalanya di bangku itu )

ANGIN MENGHEMBUS DEDAUNAN DITAMAN INI GEMERISIK, DI


KEJAUHAN TERDENGAR SUARA MOBIL LEWAT, KEDENGARAN SUARA
SEORANG PRIA DAN WANITA TERTAWA GENIT, MASUK KEPENTAS
SEPASANG MUDA MUDI KEPENTAS SAMBIL BERPEGANGAN TANGAN.

246. GADIS
(Melihat Lelaki Separuh Baya bergolek di bangku)Ssssst, ada orang !

247. LELAKI SEPARUH BAYA


(Gelak tiba-tiba) Ya.ya, bangku ini sudah ada orangnya (Dia duduk
dibangku) Tapi inikan taman.disanan ada bangku kosong (Tertawa)
kesanalah kalian,saya tak akan melihat, sungguh…… (gelak) lagi pula,
saya sangat mengantuk.( Gadis dan Pemuda Malu)

248. LELAKI SEPARUH BAYA


Ayo, pergilah kesana, jangan sia-siakan kesempatan,selagi kalian masih
muda. saya benar-benar tak akan melihat, lagi pula saya amat letih,
amat mengantuk…

249. GADIS DAN PEMUDA


(Setelah ragu-ragu sebentar, pergi kearah yang telah ditunjukkan
Lelaki separuh baya )

250. LELAKI SEPARUH BAYA


(Tertawa mengerti, sejenak ia ikuti mereka dengan matanya,
kemudian Ia merebahkan kembali tubuhnya dibangku itu) lagi
pula..saya amat Mengantuk ..amat ..letih …..letih..

SUARA ANGIN MALAM BERHEMBUS,SUARA KENDARAAN SAYUP-


SAYUP
TAMAT.

22
PETANG DITAMAN KARYA IWAN SIMATUPANG
BANK NASKAH ZULFAN AMRIN AL AKI

23

Anda mungkin juga menyukai