IKM A 2016
NAMA KELOMPOK 4:
1. Ummi Sholichatur Rachma (101611133086)
2. Ranzeny Kartiko Putri (101611133089)
3. Novia Yudiasari (101611133092)
4. Akhdan Paramasatya (101611133095)
5. Safira Anis R. (101611133101)
6. Aisyah Afnani (101611133104)
7. Azizi Pridasari (101611133107)
8. Sofina Setiawati (101611133110)
9. Maharani Dyah Pertiwi (101611133113)
10. Eka Fitria Sari (101611133116)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Kami mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan informasi,
data, maupun pengajaran dan pembimbingan yang sangat bermanfaat bagi kami
untuk penyusunan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
2.1 Konsep Pendekatan Epidemiologi ............................................................ 6
2.2 Konsep Analisis SWOT .......................................................................... 10
2.3 Konsep Metode Urgency, Seriousness, Growth (USG).......................... 15
2.4 Konsep Diagram Fishbone ..................................................................... 17
2.4.1 Manfaat Diagram Fishbone ......................................................... 18
2.4.2 Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone Diagram ...................... 19
2.5 Konsep Forum Grup Discussion (FGD) ................................................. 21
2.6 Konsep CARL.......................................... Error! Bookmark not defined.
2.6.1 Langkah Pelaksanaan CARL........ Error! Bookmark not defined.
2.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode CARL Error! Bookmark not
defined.
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 24
3.1 Analisis Situasi........................................................................................ 24
3.1.1 Interview ...................................................................................... 24
3.1.2 Metaplan ...................................................................................... 29
3.1.3 Analisis SWOT............................................................................ 31
3.2 Penentuan Prioritas Masalah ................................................................... 39
3.3 Penentuan Penyebab Masalah ................................................................. 43
3.4 Penentuan Alternatif Solusi .................................................................... 46
3.5 Penentuan Prioritas Solusi ...................................................................... 46
iii
3.6 Penyusunan Plan of Action ..................................................................... 51
3.6.1 Deskripsi Kegiatan ...................................................................... 51
3.6.2 Penetapan Tujuan ........................................................................ 52
3.6.3 Penentuan Kriteria/Indikator keberhasilan .................................. 53
3.6.4 Penentuan Sasaran ....................................................................... 54
3.6.5 Penentuan Target ......................................................................... 54
3.6.6 Penyusunan Kegiatan/Aktivitas................................................... 55
3.6.7 Penentuan Penanggung jawab ..................................................... 56
3.6.8 Struktur pengurus MOJO GENCAR (Mojo Bergerak Cegah
Diare) : .................................................................................................... 56
3.6.9 Penghitungan Anggaran Dana ..................................................... 59
3.6.10 Penyusunan Jadwal Operasional .............................................. 61
3.6.11 Tabel Rekap POA ................................................................... 62
3.7 Monitoring dan Evaluasi ......................................................................... 67
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 75
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 75
4.2 Saran ....................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN .......................................................................................................... 78
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1 PENDAHULUAN
yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan
dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan
diare sebagai kedaruratan global (Kemenkes RI, 2011). Kejadian diare tidak
hanya menjadi masalah global, tapi juga masalah nasional bahkan daerah. Hal
tersebut karena angka diare di beberapa daerah tertentu masih meningkat setiap
Timur merupakan daerah kedua dengan sebaran frekuensi Kejadian Luar Biasa
Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health
pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data
UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya
karena diare. Angka kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus
tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 4 juta jiwa. Angka kematian balita di
negara Indonesia akibat diare ini sekitar 2,8 juta setiap tahun (DepKes RI, 2011).
Diare adalah keluarnya tinja yang cair tiga kali atau lebih dalam 24 jam,
dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah. Diare dapat
menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita diare
banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian
1
terutama pada bayi dan anak-anak usia dibawah 5 tahun
penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik Agent (penyebab
Penyakit diare dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah infeksi
dan kuman yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang
kotor (Mansjoer, dkk, 2009). Sedangkan menurut Widoyono (2008) ada beberapa
faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan
air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan
tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta
disebabkan oleh penyakit diare. Namun penyakit diare masih menjadi penyebab
2013).
2
1.2 Rumusan Masalah
berikut :
Mojo?
Mojo?
3
1.3 Tujuan Penulisan
Surabaya
2. Tujuan Khusus:
Puskesmas Mojo.
Puskesmas Mojo.
4
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan diatas maka manfat penulisan makalah ini, antara lain :
Puskesmas Mojo.
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta
disiplin ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses yang logis antara
proses fisik, biologis dan fenomena sosial yang berhubungan erat dengan derajat
faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada
suatu kelompok penduduk tertentu. Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti
sekelompok objek tertentu baik yang bersifat organisme hidup seperti manusia,
binatang, dan tumbuhan maupun yang bersifat benda atau material hasil produk
industri serta benda lainnya. Dengan demikian metode epidemiologi tidak terbatas
pada bidang kesehatan saja tetapi pada bidang lainnya termasuk bidang
hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu diluar kesehatan, baik disiplin ilmu
eksata maupun ilmu sosial. Epidemiologi merupakan ilmu yang kompleks dan
senantiasa berkembang. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menentukan suatu
batasan yang baku. Hal ini tampak dengan berbagai batasan yang dinyatakan oleh
6
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan
Koestrzewski. J, 1973)
penyakit dan ruda paksa pada populasi manusia (Mausner J. S & Bahn,
1974)
a. Aspek Akademik
tertentu.
7
b. Aspek Klinis
baru seperti, karsinoma vagina pada gadis remaja atau AIDS yang
c. Aspek Praktis
Dalam hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi
1. Epidemiologi Deskriptif
8
menjadi fokus dalam epidemiologi deskriptif ini adalah frekuensi dan
2. Epidemiologi Analitik
Konsep epidemiologi yang masih berlaku saat ini adalah antara lain:
c. Penularan penyakit
9
jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini
b. Populasi
c. Pendekatan ekologi
lingkungannya.
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan
10
Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
dan eksternal.
EKSTERNAL
OPPORTUNITY THREAT
INTERNAL
Comparative
STRENGTH Mobilization
advantages
Divestment /
WEAKNESS Damage control
investment
Keterangan:
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
lebih cepat.
2. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
3. Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari
luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.
11
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang
besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control
diperkirakan.
oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta
S-W-O-T;
12
akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
13
Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu
pada sumbu Y.
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT.
14
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya,
taktisnya.
organisasi.
membenahi diri.
Metode USG adalah salah satu cara untuk menetapkan urutan prioritas
Metode USG merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menyusun
urutan prioritas isu yang ada. Proses metode USG dilakukan dengan
15
masalah, dan perkembangan (growth) masalah tersebut menjadi semakin besar.
masalah dengan cara menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Masalah yang
yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor
1. Urgency
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
2. Seriousness
3. Growth
kalau dibiarkan.
masalah prioritas, diperlukan penetapan kriteria untuk setiap unsur USG tersebut.
16
Umumnya dengan menggunakan skor dengan skala tertentu.
Misalnya, penggunaan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, keseriusan,
atau perkembangan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk setiap
unsur tersebut.
ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram ini
diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari
Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). diagram
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika
masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram
ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah secara user
friendly, tools yang user friendly disukai orang-orang di industri manufaktur yang
efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
17
2.4.1 Manfaat Diagram Fishbone
pada level individu, tim, maupun organisasi. Terdapat banyak kegunaan atau
manfaat dari pemakaian diagram fishbone ini dalam analisis masalah. Manfaat
Tim/Organisasi
18
Diagram fishbone akan memudahkan anggota tim pada penyebab
Hubungan ini akan terlihat dengan mudah pada Diagram fishbone yang
telah dibuat
pada bagian kanan diagram. Kepala ikan ini nantinya akan digunakan
penyebab masalah.
kondisi yang diinginkan (W. Pounds, 1969 dalam Robbins dan Coulter,
utama ini akan ditempatkan pada bagian kanan dari diagram fishbone
19
b. Rendahnya kualitas lulusan diklat
Permasalahan
masalah
a. Kelompok SDM
20
Misalnya masalah SDM terkait dengan tenaga pengajar.
b. Kelompok Material
Menurut asal usul kata FGD merupakan akronim dalam bahasa Inggris yang
bebas ke dalam bahasa Indonesia berarti: Diskusi Kelompok Terarah. FGD juga
disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara
sebagai suatu metode dan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif di mana
sekelompok orang berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topik tertentu
dipandu oleh seorang fasilitator atau moderator. Berikut adalah karakteristik dari
FGD:
1. FGD diikuti oleh para peserta yang idealnya terdiri dari 7-11 orang.
21
individu mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya, sekaligus
2. Peserta FGD terdiri dari orang-orang dengan ciri-ciri yang sama atau
4. FGD adalah metode dan teknik pengumpulan data kualitatif. Oleh sebab
22
5. FGD adalah diskusi terarah dengan adanya fokus masalah atau topik
pertanyaan tersebut.
informasi baru yang perlu dicari. Kegiatan FGD yang pertama kali
23
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.1 Interview
Puskesmas Mojo.
A. Identifikasi Masalah
memenuhi target.
kesehatan yang terjadi adalah jumlah penderita diare sesuai target yaitu 496 dan
24
Tabel 3. 2 P2: Banyaknya Kasus yang Terjadi
terjadi
banyaknya kasus yang terjadi adalah terdapat 1015 kunjungan kasus diare di
puskesmas Mojo
pelapran pasif.
kemunculan Diare paling sering adalah kasusdiare pada balita namun untuk setiap
25
Tabel 3. 4 P4: Daerah Kejadian ISPA
kejadian Diare adalah terjadi pada semua wilayah kerja Puskesmas Mojo.
kurang tepat
masyarakat berisiko adalah balita lebih berisiko terkena diare dan dewasa juga
bisa sering terjangkit namun pada rentang usia 21-40 tahun dengan pola
26
Tabel 3. 6 P6 : Penyebab Permasalahan Muncul
C Analisis Masalah
anak-anak serta
40 tahun, jenis
kelamin.
b. Agent : rotavirus,
e-coli, shigella,
salmonella dll,
c. Environment :
hygiene kurang,
sosial ekonomi,
struktur cuaca.
permasalahan muncul adalah melalui host, agent, dan environment. Host mudah
tahun, jenis kelamin, dan status imun. Agent yang dapat menyebabkan penyakit
27
Diare adalah golongan biologi dan golongan fisik. Golongan biologi yaitu
rotavirus, e-coli, shigella, salmonella, dan golongan fisiknya yaitu infeksi pada
lingkungan yang kurang hygiene, sosial ekonomi rendah, dan struktur cuaca.
C Analisis Masalah
masalah
C Analisis Masalah
program ?
28
Berdasarkan tabel 3.8 dapat ditarik kesimpulan mengenai P8 yaitu hasil
yang diperoleh adalah belum ada hasil yang diperoleh karena memang belum ada
C Analisis Masalah
melakukan
program
tersebut
dilakukan.
3.1.2 Metaplan
29
Berdasarkan tabel 3.10, dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut
makanan pedas.
dari puskesmas.
30
4. Saran Program Pencegahan Diare
wilayah Puskesmas Mojo diketahui bahwa penyakit Diare adalah frekuensi buang
air besar yang berlebih. Para ibu memiliki pandangan bahwa penyebab diare
adalah makanan pedas, salah makan dan kurang kebersihan. Mayoritas para ibu
Mojo tidak tau program diare yang diberikan Puskesmas Mojo, namun beberapa
ibu ada yang tau programnya yaitu pemberian oralit. Solusi yang ditawarkan oleh
para ibu adalah menjaga kebersihan lingkungan seperti adanya bak sampah dan
3.1.3.1 Strengths
peraturan
31
5. Dana BOK yang disediakan untuk program PHBS sudah
3.1.3.2 Weakness
perumahan
tengah perumahan
3.1.3.3 Opportunities
32
3.1.3.4 Threats
untuk berobat.
pelaporan.
Ʃ Tiap Weight
Aspek Strength (S) dan Penilai
baris (Bobot)
Weakness (W)
1 2 3 4
S-1 : Memiliki struktur organisasi
yang jelas dan sesuai dengan 3 3 3 3 12 0,105
peraturan
S-2 : Sarana dan prasarana
puskesmas mojo lengkap dan 3 4 2 4 13 0,114
terpenuhi
S-3 : Memiliki jumlah tenaga
kerja minimal yang telah
3 3 3 3 12 0,105
ditetapkan PMK No.75 Tahun
2014
S-4 : Memiliki3 Pos Kesehatan
4 4 4 3 15 0,132
Kelurahan (Keskel)
S-5 : Dana BOK yang disediakan
untuk program PHBS sudah
3 3 3 4 13 0,114
seimbang dengan dana yang
dibutuhkan
W-1 : Kurangnya tenaga
penanggung jawab program 3 3 3 4 15 0,132
kesehatan
W-2 : Lahan parkir yang kurang
memadai karena terletak di area 2 2 2 2 8 0,070
perumahan
33
W-3 : Bangunan berdiri di area
yang kurang strategis yakni 3 2 3 2 10 0,088
terdapat di tengah perumahan
W-4 : Kualitas pencatatan data
4 4 4 4 16 0,141
kurang
∑ TOTAL 114 1
∑ Tiap Weight
Aspek Opportunities (O) dan Penilai
baris (Bobot)
Threat (T)
1 2 3 4
O-1: Tersedianya bantuan dari
pemerintah berupa penyediaan
4 4 4 3 15 0,147
jaminan kesehatan nasional (JKN)
untuk masyarakat.
O-2 : Terdapat kader-kader
kesehatan yang siap mendukung
terlaksananya program di
4 3 4 4 15 0,147
Puskesmas dan terdapatnya
UKBM yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mojo
O-3 : Kerjasama lintas sektor
dengan instansi pendidikan,
Rumah Sakit dan Dinas
4 4 4 4 16 0,155
Kesehatan yang memungkinkan
tercapainya keberhasilan
program-program di puskesmas.
O-4 : Terbentuknya Balai
Kesehatan Masyarakat di Propinsi
yang menjadi pusat
2 3 2 2 9 0,087
pengembangan dan penyuluhan
kesehatan olahraga. Sehingga bisa
memperluas kerja sama.
O-5 : Mendapatkan bantuaan
dana APBD dari Pemerintah
4 4 3 3 14 0,136
Daerah, yang bisa dimaksimalkan
dalam pelaksanaan program.
34
T-1 : Sudah tersedia banyak
pelayanan kesehatan lain, seperti
rumah sakit, praktik dokter,
praktik bidan, dan klinik sehingga 2 3 1 2 8 0,078
banyak masyarakat tidak memilih
puskesmas sebagai pilhan pertama
untuk berobat
T-2 : Sistem informasi kesehatan
dari pemerintah belum terintegrasi
dengan baik sehingga 3 4 4 4 15 0,147
menghambat proses pendataan
dan pelaporan
T-3 : Anggaran dana dari
pemerintah untuk puskesmas
3 3 3 2 11 0,107
diutamakan untuk program
penyakit yang parah
∑ TOTAL 103 1
35
W-2 : Lahan parkir yang kurang
memadai karena terletak di area -2 -2 -2 -2 -8 -0,5
perumahan
W-3 : Bangunan berdiri di area
yang kurang strategis yakni -2 -2 -3 -3 -16 -0,625
terdapat di tengah perumahan
∑ TOTAL 16 1
36
T-1 : Sudah tersedia banyak
pelayanan kesehatan lain, seperti
rumah sakit, praktik dokter,
praktik bidan, dan klinik sehingga -4 -3 -3 -2 -12 -0,706
banyak masyarakat tidak memilih
puskesmas sebagai pilhan pertama
untuk berobat
T-2 : Sistem informasi kesehatan
dari pemerintah belum terintegrasi
dengan baik sehingga -3 -4 -3 -3 -13 -0,765
menghambat proses pendataan
dan pelaporan
T-3 : Anggaran dana dari
pemerintah untuk puskesmas
-2 -2 -4 -3 -11 -0,647
diutamakan untuk program
penyakit yang parah
∑ TOTAL 17 1
37
O-3 0,155 0,882 0,137
O-4 0,087 0,353 0,031
O-5 0,136 0,588 0,080
TOTAL O 0,438
T-1 0,078 -0,706 -0,055
T-2 0,147 -0,765 -0,112
T-3 0,107 -0,647 -0,069
TOTAL T -0,236
COMPETITIVE POSTURE -0,202
Peluang
(Opportunities)
4
Mendukung Strategi 3 Mendukung Strategi
Turn-around Agresif
2
1
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
Kelemahan Kekuatan
(Weakness) (Strengths)
-1
-2
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Defensif -3 Diversifikasi
-4
Ancaman
(Threaths)
38
karena diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
digunakan.
1. Persiapan
2. Peserta
b) Novia Yudiasari
c) Safira Anis
d) Azizi Pridasari
e) Aisyah Afnani
f) Sofina Setiawati
Analisis Data :
39
b) Wawancara mendalam Petugas Puskesmas (Penanggung jawab P2M)
program Diare)
Keterangan :
3 = cepat berkembang
4 = sangat cepat
berkembang
40
3.3 Penentuan Penyebab Masalah
43
Berdasarkan diagram fishbone diatas, terdapat beberapa akar penyebab dari
masalah terjadinya Diare pada balita tahun 2017. Hal tersebut dapat dilihat pada
Tingginya Kebiasaan
keberadaan BABS
vektor/rodent beberapa
masyarakat
mojo
Cakupan target Naker tidak
oralit balita sebanding Kepadatan
tidak terpenuhi dengan penduduk Mojo
jumlah
masyarakat
Metode kurang Petugas
menarik kurang
efektif
Suplier bahan Oralit
terbatas
44
Kurangnya Alokasi Dana lebih
dana program hanya dipentingkan
sedikit dan untuk
susah minta penyakit yang
kalau habis besar/parah
Ada rancangan Petugas Banyak Kurang
program baru hanya pekerjaan sumber daya
tapi belum menunggu manusia
dilaksanakan pasien yang
berobat,
tidak
melakukan
jejaring ke
masyarakat
Jangkauan Tidak bisa Kader sedikit Antusias
program hanya dilakukan masyarakat
penderita yang pemberdaya menjadi
berobat ke an melalui kader sangat
puskesmas kader kecil karena
tidak ada
upah
Tidak ada Tidak ada Banyak Kurang SDM
inovasi waktu untuk pekerjaan
memikirkan
solusi
Penyuluhan Masyarakat
atau edukasi acuh
tidak efektif
Target Kurang
penyuluhan SDM &
tidak bisa dana
ditentukan
45
3.4 Penentuan Alternatif Solusi
Akar Penyebab
No. Alternatif Solusi
Masalah
1. Keterbatasan yang ingin 1. Pemberian reward untuk apresiasi kepada
menjadi kader kader
2. Keterlibatan masyarakat saat pemilihan
kader
2. Oralit terbatas 1. Pelatihan pembuatan oralit
2. Sosialisasi video pembuatan oralit
3. Petugas sosialisasi Pelatihan mediauntuk petugas sosialisasi
kurang kreatif
4. Kebiasaan babs 1. Demo pencemaran air karena tinja
2. Cuci tangan pakai sabun
5. Kurangnya pengetahuan Demo masak dan pengolahan makanan untuk
untuk mengolah ibu-ibu posyandu
makanan
46
Pertanyaan yang diajukan moderator pada saat FGD antara lain :
2. Program seperti apa yang bisa sesuai dengan kondisi masyarakat dalam
2. Maharani D.P
3. Safira Anis
4. Akhdan P
5. Aisyah Afnani
6. Azizi Pridasari
dapat tercapai?
47
masyarakat dan membuat perubahan yang signifikan bagi
masyarakat
biaya
Diare?
Aisyah : Ibu-ibu yang punya anak usia 3-5 tahun karena kebanyakan
Akhdan : Tapi ada juga orang dewasa yang terkena Diare meskipun
Azizi : Benar, mungkin sasaran kita juga orang dewasa karena tidak
48
masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Mojo?
Safira : Banyak ibu-ibu yang punya anak usia 3-5 tahun dan mereka
utama
sendiri nantinya.
manfaatnya.
Aisyah : Bisa seperti itu,karena selain itu juga agar lebih mudah
dipantau
Puskesmas Mojo?
perkembangannya
49
Ummi : Bagaimana jika kita lebih mengarah ke program yang dapat
Safira : Iya saya juga setuju, akan lebih baik jika kedua saling
berhubungan
dengan baik.
jajan)?
Aisyah : Setuju , nama yang menarik juga dapat membuat anak usia
50
Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD), maka diperoleh
yaitu MOJO GENCAR (Mojo Bergerak Cegah Diare) yang terdiri dari Jo-
Novia
(Notulen)
Ummi
(Peserta)
Maharani
Azizi (Peserta)
(Peserta)
Aisyah Safira
(Peserta) (Peserta)
Akdhan
(Peserta)
inovatif yang terdiri dari beberapa sub program yaitu Jo-Clean (Mojo Bersih)
berupa kegiatan penyuluhan dan praktek cuci tangan pake sabun guna menjaga
sanitasi dan hygiene yang bersih dan ilustrasi pencemaran air karena tinja, Marjan
(Smart Pilih Jajan) terdiri dari kegiatan promosi kesehatan mengenai bahaya
perilaku jajan sembarangan, Tulatit (Tutorial Oralit) berupa pelatihan dan praktek
51
dengan higiene dan sanitasi yang benar , Demo masak makanan sesuai dengan
hygiene dan sanitasi yang benar, dan Rewarding guna memberikan apresiasi
berupa hadiah dan meningkatkan partisipasi dan keaktifan peserta dan kader.
juga dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para kader maupun para
ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Mojo untuk mengolah makanan dengan bersih
dan sehat dan paham tentang cara cuci tangan pakai sabun dengan benar,
kemampuan membuat oralit agar jika terjadinya Gejala Penyakit Diare dapat
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
Diare)
(PHBS)
52
5. Meningkatkan keterampilan pengolahan makanan sesuai dengan
1. Terdapat 75% dari total 25 anak usia 3-5 tahun di Kelurahan Mojo
1. Terdapat 75% dari total 25 anak usia 3-5 tahun di Kelurahan Mojo
53
3. Sebanyak 50% dari peserta mampu mempraktekkan kembali cara
pengolahan makanan
a. Sasaran primer
Anak usia 3-5 tahun di Kelurahan Mojo yang tidak sekolah , Ibu di
Kelurahan Mojo yang memiliki anak usia 3-5 tahun dan tidak sekolah,
Puskesmas Mojo
b. Sasaran sekunder
masing-masing.
54
c. Sebanyak 50% dari peserta Jo-Clean (Mojo Bersih) dan Marjan (Smart
dan kehadirannya
a. Persiapan
Diare).
b. Pelaksanaan
1. Mendata Ibu di Kelurahan Mojo yang memiliki anak usia 3-5 tahun
dan tidak sekolah, anak usia 3-5 tahun dan tidak sekolah ,dan kader di
a. Nama
b. Alamat
55
Bersih), Marjan (Smart Pilih Jajan), Tulatit (Tutorial Oralit), Cooking
terdaftar
pentingnya cuci tangan pakai sabun dan demo ilustrasi air yang
1. PUSKESMAS
3. KOORDNIATOR POSYANDU
a. PJ Registrasi
b. PJ Penyuluhan
56
c. PJ Praktek
a. PJ Registrasi
c. PJ Demo (pembuatan)
a. PJ Registrasi
b. PJ Penyuluhan
c. PJ Praktek
7. Cooking Class
a. PJ Registrasi
c. PJ Demo (pembuatan)
8. Rewarding
a. PJ pembagian hadiah
57
PUSKESMAS
KOORDINATOR POSYANDU
PJ PJ PJ PJ PJ
REGISTRASI REGISTRASI REGISTRASI REGISTRASI REGISTRASI
JO-CLEAN TULALIT MARJAN COOKING REWARDING
(MOJO (TUTORIAL (SMART CLASS
BERSIH) ORALIT) PILIH JAJAN)
SAMPAH
PJ
PJ PJ PEMBAGIAN
PENYULUHAN PENYULUHAN HADIAH
PJ PRAKTEK
Diare).
58
3.6.9 Penghitungan Anggaran Dana
Anggaran
Nama
No Harga Per
Kegiatan Nama Barang Unit Jumlah
Unit
Bahan masakan 1 paket Rp100,000 Rp100,000
10
Nasi bungkus bungkus Rp8,000 Rp80,000
Cooking Bubur kacang
1
Class hijau 25 gelas Rp2,000 Rp50,00
Air mineral 1 dus Rp25,000 Rp25,000
Rp255,000 x 3 =
Total (3 Pertemuan) Rp765,000
Proyektor 1 paket Rp50,000 Rp50,000
Fotocopy soal 25 kertas Rp100 Rp2,500
10
Nasi bungkus bungkus Rp8,000 Rp80,000
2 Jo-Clean Bubur kacang
hijau 25 gelas Rp2,000 Rp50,000
Air mineral 1 dus Rp25,000 Rp25,000
Rp207,500 x 3 =
Total (3 Pertemuan) Rp622,500
10
Nasi bungkus bungkus Rp8,000 Rp80,000
Bubur kacang
3 Tulalit hijau 25 gelas Rp2,000 Rp50,000
Air mineral 1 dus Rp25,000 Rp25,000
Rp155,000 x 3 =
Total (3 Pertemuan) Rp465,000
Proyektor 1 paket Rp50,000 Rp50,000
Fotokopi soal 25 kertas Rp100 Rp2,500
10
Nasi bungkus bungkus Rp8,000 Rp80,000
4 Marjan Bubur kacang
hijau 25 gelas Rp2,000 Rp50,000
Air mineral 1 dus Rp25,000 Rp25,000
Rp207,500 x 3 =
Total (3 Pertemuan) Rp622,500
Total Rp1,824,000
59
Tabel 3. 25 Anggaran Dana Keluar Awal Kegiatan
Anggaran
Nama
No Harga Per
Kegiatan Nama Barang Unit Jumlah
Unit
Sabun cair 3 sabun Rp10,000 Rp30,000
1 Jo-Clean
Total Rp30,000
Gula 3 kg Rp15,000 Rp45,000
2 Tulalit Garam 1 kg Rp10,000 Rp10,000
Total Rp55,000
Souvenir kader 12 buah Rp10,000 Rp120,000
Souvenir
3 Rewarding
peserta 12 buah Rp10,000 Rp120,000
Total Rp240,000
Total Rp325,000
60
3.6.10 Penyusunan Jadwal Operasional
61
3.6.11 Tabel Rekap POA
Kebut Kebutuhan
Tujuan Rincia Targ Mitr Tar
Keg uhan Waktu Anggaran Indikat Sumb
n Sasar et Penanggu a get
iata Sumb Pelaks Tiap or er
Kegiat an Sasa ngjawab Kerj Kin
n Umum Khusus er anaan Kegiat Total Kinerja Biaya
an ran a erja
Daya an
Jo- Menceg Mening Prakte Anak 75% Kepala Konsu Peran Bulan Rp. Rp. Peningk BOK 50%
Clea ah & katkan k Cuci usia dari Puskesma msi, gkat Januari 652.50 2.800.0 atan nilai
n menuru pengeta Tanga 3-5 total s Mojo, sound Kelur , Mei, 0 00 nilai pese
(Mo nkan huan n tahun sasar penanggu system ahan dan post-test rta
jo angka tentang Pakai di an nggjawab , Mojo Septem dari meni
Bers kejadian dampak Sabun Kelur (juml program microp ber nilai ngka
ih) penyakit pencem (CTPS ahan ah P2PM, hone, 2019 pre-test t
diare aran ) dan Mojo anak penanggu lcd,
tinja ilustra yang = 25 nggjawab proyek
si tidak orang program tor,
pence sekol ) diare, dan alat
maran ah kader tulis,
air program serta
karena mojo kertas
tinja gencar pre-
test
dan
post-
test
62
Marjan Mening Promo Anak 75% Kepala Konsu Peran Bulan Rp. Peningk BOK 50%
(Smart katkan si usia dari Puskesma msi, gkat Februa 622.50 atan nilai
Pilih pengeta bahaya 3-5 total s Mojo, video Kelur ri, 0 nilai peserta
Jajan) huan perilak tahun sasar penanggu promos ahan Juni, post-test meningk
tentang u jajan di an nggjawab i, Mojo dan dari at
Perilak sembar Kelur (jum program sound Oktobe nilai
u angan ahan lah P2PM, system, r 2019 pre-test
Hidup Mojo anak penanggu microp
Bersih yang = 25 nggjawab hone,
dan tidak oran program lcd,
Sehat sekol g) diare, dan proyekt
(PHBS) ah kader or, alat
program tulis,
mojo serta
gencar kertas
pre-test
dan
post-
test
Tulatit Mening Pelatih Ibu di 75% Kepala Konsu Peran Bulan Rp. Mampu BOK 50%
(Tutori katkan an dan Kelur dari Puskesma msi, gkat Maret, 520.00 mempra dan dari
al keteram praktek ahan total s Mojo, gelas, Kelur Juli, 0 ktekkan Partisi peserta
Oralit) pilan pembu Mojo sasar penanggu sendok, ahan dan kembali pasi yang
pembua atan yang an nggjawab air, Mojo Novem cara Masya hadir
tan oralit memi (jum program gula, ber pembuat rakat mampu
oralit liki lah P2PM, garam, 2019 an oralit mempra
anak ibu = penanggu sound ktekkan
usia 25 nggjawab system,
3-5 oran program dan
tahun g) diare, dan microp
63
dan kader hone
tidak program
sekol mojo
ah gencar
Cookin Mening Pelatih Kader 100 Kepala Konsu Peran Mingg Rp. Mampu BOK 50%
g Class kat-kan an cara progr % Puskesma msi, gkat u ke-2 765.00 mempra dari
kete- pengol am dari s Mojo, alat Kelur bulan 0 ktekkan peserta
rampila ahan Mojo total penanggu dan ahan April, kembali yang
n makan Genc sasar nggjawab bahan Mojo Agustu cara hadir
pengola an ar an program memas s, dan pengola mampu
han sesuai (jum P2PM, ak, Desem han mempra
makana higiene lah dan sound ber makana ktekkan
n sesuai dan kade penanggu system, 2019 n
dengan sanitasi r= nggjawab dan
higiene yang 10 program microp
dan benar oran diare hone
sanitasi g)
yang
benar
Demo Ibu di 75% Kepala Konsu Peran Mingg Mampu BOK 50%
masak Kelur dari Puskesma msi, gkat u ke-4 mempra dari
makan ahan total s Mojo, alat Kelur bulan ktekkan peserta
an Mojo sasar penanggu dan ahan April, kembali yang
sesuai yang an nggjawab bahan Mojo Agustu cara pe- hadir
dengan memi (jum program memas s, dan ngolaha mampu
higiene liki lah P2PM, ak, Desem n maka- mempra
dan anak ibu = penanggu sound ber nan ktekkan
64
sanitasi usia 25 nggjawab system, 2019
yang 3-5 oran program dan
benar tahun g) diare, dan microp
tidak kader hone
sekol program
ah mojo
gencar
Rewar Mening Memb Kader 1 Kapus Souven Peran Setiap Rp. Keaktifa BOK 50%
ding katkan erikan progr kade Mojo, ir kader gkat pertem 240.00 n dan dari total
partisip apresia am r penanggu Kelur uan 0 kehadira kader
asi dan si Mojo terba nggjawab ahan n kader mengha
keaktifa berupa Genc ik program Mojo diri
n kader hadiah ar P2PM, kegiatan
dan
penanggu
nggjawab
program
diare
Mening Memb Anak 1 Kepala Souven Peran Setiap Keaktifa BOK 50%
katkan erikan usia pese Puskesma ir gkat pertem n dan dari total
partisip apresia 3-5 rta s Mojo, peserta Kelur uan kehadira anggota
asi dan si tahun terba penanggu ahan n mengha
keaktifa berupa di ik nggjawab Mojo peserta diri
n hadiah Kelur program kegiatan
peserta ahan P2PM,
Mojo penanggu
yang nggjawab
tidak program
sekol diare, dan
ah kader
65
besert program
a mojo
ibuny gencar
a
66
3.7 Monitoring dan Evaluasi
Agar kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, maka dari itu perlu dilakukan
tujuan dilakukan monitoring adalah apabila ada kejadian dalam pelaksanaan yang
67
Dana yang Kepala Saat Monitoring
dikeluarkan sesuai Puskesmas, kegiatan dan laporan
dengan yang Penanggungj cooking kegiatan
dianggarkan awab class setiap
program berlangsung cooking
diare, dan saat class
penanggungj evaluasi dilaksanaka
awab cooking n
program class
P2PM
100% peserta Kepala Daftar Daftar
sasaran (kader = 10) Puskesmas, presensi dan Presensi
hadir Penanggungj evaluasi dan laporan
awab cooking kegiatan
program class setiap
diare, cooking
penanggungj class
awab dilaksanaka
program n
P2PM
2. Jo-Clean Dilakukan setiap Kepala Saat Jo- Monitoring.
(Mojo bulan Januari, Mei, Puskesmas, Clean Dilakukan
Bersih) September Penanggungj berlangsung dengan
Terdapat awab pemantauan
penanggung jawab program proses Jo-
program diare, diare, Clean
kader, penanggung penanggungj
jawab P2PM awab
Media peralatan program
minimal yang harus P2PM
ada yaitu Konsumsi,
sound system,
microphone, lcd,
proyektor, alat tulis,
serta kertas pre-test
dan post-test
waktu mulai dan
selesai acara
maksimal 15 menit
Petugas datang
sebelum acara
dimulai
Keterlambatan
waktu mulai dan
selesai acara
maksimal 15 menit
68
Peserta dapat
menerima materi,
serta mengikuti pre
test dan post test
dengan baik
Dana yang Kepala Saat Monitoring
dikeluarkan sesuai Puskesmas, kegiatan dan laporan
dengan yang Penanggungj cooking kegiatan
dianggarkan awab class setiap Jo-
program berlangsung Clean
diare, dan saat dilaksanaka
penanggungj evaluasi Jo- n
awab Clean
program
P2PM
75% dari total Kepala daftar Daftar
sasaran (jumlah anak Puskesmas, presensi dan Presensi
= 25 orang) Penanggungj evaluasi Jo- dan laporan
Keaktifan Peserta awab Clean kegiatan
Selama kegiatan program setiap Jo-
berlangsung diare, Clean
penanggungj dilaksanaka
awab n
program
P2PM
3. Marjan Dilakukan setiap Kepala Saat Monitoring.
(Smart Pilih bulan Februari, Juni, Puskesmas, kegiatan Dilakukan
Jajan) dan Oktober Penanggungj Marjan dengan
Terdapat awab berlangsung pemantauan
penanggung jawab program proses
program diare, diare, Marjan
kader, penanggung penanggungj
jawab P2PM awab
program
P2PM
Media peralatan
minimal yang harus
ada yaitu Konsumsi,
video promosi,
sound system,
microphone, lcd,
proyektor, alat tulis,
serta kertas pre-test
dan post-test
Petugas datang
sebelum acara
dimulai
69
Keterlambatan
waktu mulai dan
selesai acara
maksimal 15 menit
Peserta dapat
menerima materi,
serta mengikuti pre
test dan post test
dengan baik
Dana yang Kepala Saat Monitoring
dikeluarkan sesuai Puskesmas, kegiatan dan laporan
dengan yang Penanggungj Marjan kegiatan
dianggarkan awab berlangsung setiap
program dan saat Marjan
diare, evaluasi dilaksanaka
penanggungj Marjan n
awab
program
P2PM
75% dari total Kepala Daftar Daftar
sasaran (jumlah anak Puskesmas, presensi dan Presensi
= 25 orang) Penanggungj evaluasi dan laporan
Keaktifan Peserta awab kegiatan kegiatan
Selama kegiatan program Marjan setiap
berlangsung diare, Marjan
penanggungj dilaksanaka
awab n
program
P2PM
4. Tulatit Dilakukan setiap Kepala Saat Monitoring.
(Tutorial bulan Maret, Juli, Puskesmas, kegiatan Dilakukan
Oralit) dan November Penanggungj Tulalit dengan
Terdapat awab berlangsung pemantauan
penanggung jawab program proses
program diare, diare, Tulalit
kader, penanggung penanggungj
jawab P2PM awab
Media peralatan program
minimal yang harus P2PM
ada yaitu Konsumsi,
gelas, sendok, air,
gula, garam, sound
system, dan
microphone
Petugas datang
sebelum acara
dimulai
70
Keterlambatan
waktu mulai dan
selesai acara
maksimal 15 menit
Peserta dapat
menerima pelatihan
dengan baik
Dana yang Kepala Saat Monitoring
dikeluarkan sesuai Puskesmas, kegiatan dan laporan
dengan yang Penanggungj Tulalit kegiatan
dianggarkan awab berlangsung setiap
program dan saat Tulalit
diare, evaluasi dilaksanaka
penanggungj Tulalit n
awab
program
P2PM
75% dari total Kepala Daftar Daftar
sasaran (jumlah anak Puskesmas, presensi dan Presensi
= 25 orang) Penanggungj evaluasi dan laporan
Keaktifan Peserta awab kegiatan kegiatan
Selama kegiatan program Tulalit setiap
berlangsung diare, Tulalit
penanggungj dilaksanaka
awab n
program
P2PM
5. Rewarding Dilakukan setiap Kepala Saat Monitoring.
pertemuan Puskesmas, kegiatan Dilakukan
Terdapat Penanggungj Rewarding dengan
penanggung jawab awab berlangsung pemantauan
program diare, program proses
penanggung jawab diare, Rewarding
P2PM penanggungj
Peralatan yang harus awab
ada yaitu Souvenir program
untuk Kader dan P2PM
Peserta
Petugas datang
sebelum acara
dimulai
71
Dana yang Kepala Saat Monitoring
dikeluarkan sesuai Puskesmas, kegiatan dan laporan
dengan yang Penanggungj Rewading kegiatan
dianggarkan awab berlangsung setiap
program dan saat Rewarding
diare, evaluasi dilaksanaka
penanggungj n
awab
program
P2PM
Jenis
No. Indikator Pelaksana Waktu Metode
Kegiatan
IMPACT
1. Jo-Clean Masyarakat Mojo Kepala Puskesmas Setelah Monitoring
(Mojo 50% yang Mojo, dilaksanakan dilakukan
Bersih) mengikuti Jo- penanggunggjawab kegiatan Jo- dengan
Clean telah program P2PM, Clean pemantauan
mampu penanggunggjawab keberlanjutan
menerapkan program diare, dan
CTPS (Cuci kader program
Tangan Pakai mojo gencar
Sabun)
Meningkatnya Melihat dari
pengetahuan hasil
sasaran tentang perbandingan
dampak pre test dan
pencemaran tinja post test
2. Marjan Anak usia 3-5 Kepala Puskesmas Setelah Monitoring
(Smart tahun sebesar 50 % Mojo, dilaksanakan dilakukan
Pilih Jajan) yang mengikuti penanggunggjawab kegiatan dengan
kegiatan Marjan di program P2PM, Marjan pemantauan
Kelurahan Mojo penanggunggjawab keberlanjutan
telah mampu program diare, dan
memilih jajanan kader program
yang bersih dan mojo gencar
sehat
72
3. Tulatit Masyarakat Mojo Kepala Puskesmas Setelah Monitoring
(Tutorial mampu membuat Mojo, dilaksanakan dilakukan
Oralit) oralit mandiri, penanggunggjawab kegiatan Jo- dengan
dengan program P2PM, Clean pemantauan
mengajarkan ke penanggunggjawab keberlanjutan
masyarakat lainnya program diare, dan
kader program
mojo gencar
4. Cooking Sebanyak 50 % Kepala Puskesmas Saat dan Melihat hasil
Class dari sasaran Mojo, setelah dari
mampu penanggunggjawab dilaksanakan penilaian
mengolahan program P2PM, kegiatan setiap
makanan sesuai penanggunggjawab Cooking cooking class
dengan higiene program diare, dan Class
dan sanitasi yang kader program
benar mojo gencar
Masyarakat mojo Monitoring
yang mampu dilakukan
mengolah dengan
makanan dengan pemantauan
baik dapat keberlanjutan
memberdayakan
atau mengajarkan
kepada masyarakat
yang lain
5. Rewarding Meningkatkan Kepala Puskesmas Saat Melihat dari
partisipasi dan Mojo, dilaksanakan presensi
keaktifan kader penanggunggjawab kegiatan kedatangan
program P2PM, Rewarding dan jumlah
penanggunggjawab masyarakat
program diare, dan maupun
kader program sasaran yang
mojo gencar bertanya
73
Tabel 3. 30 Panduan Evaluasi Outcome “MOJO GENCAR (Mojo Bergerak
Cegah Diare) ”
74
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Puskesmas Mojo tercatat adanya jumlah balita yang terkena penyakit diare
Berdasarkan hasil metaplan terlihat bahwa banyak ibu yang belum terlalu
paham mengenai diare, mereka beranggapan bahwa diare adalah makanan pedas,
salah makan dan kurang kebersihan. Sementara hasil wawancara dan data
berdasarkan kelompok umur adalah balita dan anak-anak serta dewasa berusia 21-
metode USG yaitu diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mojo mencapai
fishbone antara lain keterbatasan yang mau jadi kader, oralit terbatas, petugas
mengolah makanan. Oleh karena itu, diajukan beberapa alternatif solusi, namun
yang menjadi prioritas alternatif solusi adalah MOJO GENCAR (Mojo Bergerak
Cegah Diare) yang terdiri dari Cooking Class, Jo-Clean (Mojo Bersih), Marjan
Agar kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, maka dari itu perlu dilakukan
75
4.2 Saran
76
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN
Lampiran 1
78
Lampiran 2
Konsep Metaplan
PJ : Maharani Dyah P.
Pelaksanaan Metaplan
1. Perkenalan
2. Intermezzo
3. Diskusi
4. Pertanyaan:
kasus diare?
5. Kesimpulan
6. Penutupan
79
Kebutuhan
Dokumentasi Metaplan
80