Disusun Oleh :
Kelas : A
Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan produk dari proses tahapan akuntansi yang merupakan
informasi yang dihasilkan dari internal perusahaan, dan keberadaan objektivitasnya perlu
diragukan. Harus ada pihak eksternal perusahaan (independen) yang mempunyai hak dalam
menilai dan menentukan kewajaran laporan keuangan itu, yaitu melalui pendapat (opini)
akuntan.
Nilai – nilai etika dan kepatuhan terhadap kode etik profesional sangat penting dalam
profesi akuntansi. Lingkungan yang kompetitif dalam profesi, kompleksitas dan ukuran dari
banyak transaksi keuangan menciptakan banyak celah untuk melakukan kesalahan yang tidak
etis. Yulianti (2005) menyebutkan bahwa laporan keuangan menjadi media penting bagi para
manajer untuk menginformasikan posisi keuangan kepada pemilik perusahaan. Pemilik
perusahaan cenderung menginginkan laba perusahaan meningkat sehingga mendorong manajer
untuk berperilaku tidak etis. Perilaku tidak etis disebabkan adanya asimetri informasi
(information asimetri) dimana pihak manajer sebagai penyaji laporan keuangan dalam hal ini
memiliki informasi yang lebih dibandingkan pemilik dan pemakai laporan keuangan lainnya
sehingga manajer cenderung melakukan konsep manajemen laba (earning management),
bahkan meminta bantuan akuntan untuk menyajikan laporan keuangan yang dapat memenuhi
syarat kewajaran tanpa pengecualian. Sudah barang tentu pihak perusahaan menginginkan agar
informasi yang tidak memberikan dampak yang baik bagi perusahaan tidak disajikan dalam
laporan. Sebaliknya informasi yang dapat menguntungkan perusahaan harus disajikan dalam
laporan, bahkan jika perlu dibuat supaya ada. Sehingga Perilaku etis diperlukan dalam
pelaporan keuangan.
Etika
Menurut estimologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu”Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu yang mendalami standar moral
perorangan atau masyarakat sedemikian rupa untuk menentukan aturan-aturan yang
seharusnya mengatur tingkah laku manusia mengenai tindakan yang benar dan yang salah dan
tindakan yang baik dan buruk yang layak dikembangkan dan perlu dikembangkan dalam hidup.
Laporan Keuangan
Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan
keuangan. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang bermanfaat sebagai
informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan sarana
pengkomunikasian informasi keuangan perusahaan kepada para pihak-pihak pengguna
informasi laporan keuangan. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar pemakai di dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan
keuangan juga merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.
Definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh IAI (2007:1) dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, adalah :“Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat di sajikan dalam beberapa
cara, misalnya sebagai pelaporan arus kas atau lampiran arus dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga”.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas,laporan arus kas, dan catatan ataslaporan keuangan..
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aset, keawajiban serta ekuitas dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan
posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu
buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender.
a. Aset
Aset Lancar
Suatu aset dikatakan sebagai aset lancar, jika memenuhivkategori sebagai
berikut:
1. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi
2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca.
3. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Suatu aset dikatakan sebagai aset tidak lancar apabila aset tersebut tidak
memenuhi kategori dari aset lancar
b. Kewajiban
Kewajiban adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain
yang belum terpenuhi, dimana kewajiban ini merupakan sumber dana atau
modal perusahaan yang berasal dari kreditor. kewajiban dibedakan de dalam:
Kewajiban jangka pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek apabila
memenuhi kategori sebagai berikut:
1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasi perusahaan.
2. Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak atau kewajiban yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dari laba ditahan. Atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-
hutangnya.
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi adalah suatu laporan yang merangkum pendapatan-pendapatan
(revenues) dan biaya-biaya (expenses) perusahaan pada suatu periode akuntansi.
Pelaporan Keuangan
a. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial
lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi,
kredit dan keputusan lain yang sejenis.
b. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial
lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek
penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau
jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada
perusahaan.
c. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut
dan perubahannya.
Sementara itu, bagi organisasi nirlaba (nonbisnis) tujuan pelaporan keuangan akan berbeda
dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisni. Perbedaan tujuan tersebut dikarenakan
karakteristik organisasi yang berbeda. Berikut adalah karakteristik dari organisasi nonbisnis,
antara lain:
Contoh organisasi nirlaba adalah yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
non-government organization (NGO), universitas, unit pemerintahan pusat dan daerah, dan
organisasi keagamaan. Pengguna informasi dari organisasi nirlaba, diantaranya:
Agar pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan
keuangan yang disusun harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim, dan di Indonesia
prinsip akuntansi disusun oleh Ikatan Akutansi Indonesia. Unsur penyajian laporan keuangan
yang layak terdiri dari empat kategori, yaitu:
a. Misstate (kecenderungan untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan)
Kecenderungan bagi setiap perusahaan di Indonesia yang sering mengalami kesulitan
dalam menyajikan laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan standar akuntansi
merupakan sesuatu problematika tersendiri. Dan hal ini merupakan sesuatu kondisi
yang ada korelasinya memiliki keterkaitan antara penyusunan laporan keuangan dan
sikap serta perilaku baik para penyaji maupun penggunanya.
Hal ini memunculkan semacam kode etik yang terbentuk secara prosedural dan
sistematis yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwewenang, yaitu IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia). Namun demikian masih terdapat perbedaan-perbedaan persepsi
tentang penyajian laporan keuangan yang terbentuk dari sikap dan perilaku masing-
masing individu. Oleh karena itu sifat manusia yang cenderung memiliki
ketidakterikatan tentang suatu pemikiran. Bahkan di dalam naungan perusahaan yang
sama pun akan terjadi perbedaan sikap dan persepsi diantara individu-individu yang
berkepentingan terhadap penyajian laporan keuangan.