Keekonomian Pembangkit

Listrik Termal Berbahan Bakar

Institut Teknologi Nasional
Bandung, 12 April 2017
Muhammad Arif Susetyo
PT Perusahaan Listrik Negara
Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I
Tujuan Kuliah Umum

 Menjelaskan mengenai :
 Efisiensi berbagai jenis pembangkit listrik yang ada di pasaran
 Konsumsi dan biaya bahan bakar yang dibutuhkan untuk membangkitkan listrik
 Biaya investasi pembangkit listrik
 Biaya Operasi dan Pemeliharaan mesin pembangkit

 Semua parameter diatas menjadi :

 Biaya “modal” pembangkitan listrik Secara keseluruhan (ALL COST)
Materi Kuliah Umum
BAGIAN 1 – Efisiensi Termal
 Konsep Gaya, Torsi, Daya, Energi
 Kandungan energi pada bahan bakar
 Perbandingan efisiensi pembangkit listrik

BAGIAN 2 - Keekonomian
 Konsep harga energi listrik yang dikonsumsi pelanggan
 Konsep harga Energi Listrik
 A. Investasi
 B. Fixed Operation & Maintenance
 C. Bahan Bakar
 D. Variable Operation & Maintenance
 Waktu Konstruksi berbagai pembangkit listrik
 Foto Foto Pembangkit Listrik

KESIMPULAN
 Proses Konversi Energi pada PLTU
Bahan
Bakar Air

Api Boiler Uap Turbin Generator

Air

Udara

Energi Energi Energi Energi

Kimia Kalor Mekanik Listrik

Mengapa terdapat kepentingan untuk mengkonversi Energi di Bahan Bakar?

 Batubara/Minyak/gas relatif mudah untuk disimpan, namun lebih sulit untuk dikirim
 Energi Listrik paling mudah untuk dikirim dan digunakan, namun paling sulit disimpan
 Semua energi yang dibangkitkan pada saat ini, digunakan pada saat ini pula (hampir tidak
ada penyimpanan)
Konsep Satuan Daya & Energi
𝑘𝑔.𝑚2
𝑘𝑔.𝑚2 𝑘𝑔.𝑚2 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑣𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦
𝑠2
𝑃 =𝑇 𝑥 2𝜋 𝑥𝜔 =
𝑠3 𝑠2 𝑟𝑒𝑣𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑠

P = Daya
Besaran Satuan S.I S.I base unit Satuan lain
T = Torsi
Gaya Newton 𝑘𝑔. 𝑚 lbf
w = kecepatan putar mesin
𝑠2
Torsi N.meter 𝑘𝑔. 𝑚2 lb.ft
𝑠2
Satuan Energi Listrik :
Daya Watt (Joule/s) 𝑘𝑔. 𝑚2 Joule
1 Kilowatt Hour (1 kWh) = 861 kCal
𝑠3 s
Energi Joule 𝑘𝑔. 𝑚2 kCal, btu, kWh
𝑠2
Kandungan Energi pada bahan bakar 1 Kilowatt Hour (1 kWh) = 861 kCal
Jenis bahan Kandungan energi Satuan Harga Jual Indonesia Harga Energi Spesifik
bakar per massa transaksi 2017
komersil
Batu Bara 4000−6000 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐿𝐻𝑉 𝑅𝑝 500.000 − 1.000.000 𝑅𝑝 0,14 − 0,18
Ton
𝑘𝑔 𝑇𝑜𝑛 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐿𝐻𝑉
Gas Alam 10000−11000 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝐻𝑉 1 mmbtu 𝑈𝑆𝐷 6 − 10 𝑅𝑝 0,32 − 0,53 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝐻𝑉
𝑘𝑔 (252164 kCal) 𝑚𝑚𝑏𝑡𝑢 𝑅𝑝 0,36 − 0,6 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐿𝐻𝑉
BBM Solar 10301 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝐻𝑉 𝑅𝑝 5500 − 6500 𝑅𝑝 0,64 − 0,75 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝐻𝑉
SG = 0.83 kg/L Liter
𝑘𝑔 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑅𝑝 0,69 − 0,81 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝐻𝑉
Biomassa 2000−3000 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐿𝐻𝑉 𝑅𝑝 0 − 1.000.000 𝑅𝑝 0 − 0,33
Ton
𝑘𝑔 𝑇𝑜𝑛 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐿𝐻𝑉
Marine Fuel
10301 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝐻𝑉 𝑅𝑝 5000 − 6000 𝑅𝑝 0,52 − 6
Oil Liter
SG = 1kg/l 𝑘𝑔 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝐻𝑉
𝑘𝐶𝑎𝑙
𝑅𝑝 𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑘𝑔
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 = 𝑅𝑝
𝑘𝐶𝑎𝑙 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑔
Efisiensi Pembangkit Listrik termal berbahan bakar :
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Foto : Intermediate Pressure Turbine Tanjung Jati B Unit 3

 Efisiensi Konversi Energi PLTU
Turbine & 695 MW (Gross)
BOILER Generator
Batu ή= ή = 44.96% Dijual Ke
Bara 88.98% Turbine Heat jaringan
rate : 1912,68
kcal/kWh
Pemakaian Sendiri
661 MW (Nett)
(35 MW)

𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑃𝐿𝑇𝑈 = 𝑃𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑥 𝜂𝐵𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑥 𝜂 𝑇−𝐺 𝑥 (100% − %𝐴𝑢𝑥

𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑃𝐿𝑇𝑈 (𝑊𝑎𝑡𝑡

𝜂𝑃𝐿𝑇𝑈 % =
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑃𝐿𝑇𝑈 : 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 𝑘𝑒 𝑗𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑊𝑎𝑡𝑡 𝑃𝑓𝑢𝑒𝑙 (𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑡𝑜𝑛
𝑃𝐹𝑢𝑒𝑙 : 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑘𝑎𝑟 (
ℎ
𝜂𝐵𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 : 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 (% 𝑘𝐶𝑎𝑙
𝑘𝐶𝑎𝑙 861
𝜂T−G : 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛𝑒 − 𝐺𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 % 𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑘𝑊ℎ
%𝐴𝑢𝑥: 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 (% 𝑘𝑊ℎ 𝜂𝑃𝐿𝑇𝑈 %
 Siklus Turbine – Generator 660 MW Unit
Transformer
(2x 100 %)

Main
Generator
HPT IPT LPT LPT (1x100%)
Transformer
(1x 100%)

HRH
CRH MS

Main Steam
Temperature : 538 C S
Pressure : 166 BarG T
Steam Flow : 2120 Ton/Hour
A
FDF
BOILER C
2x 50%
K
PAF Pulverizer BCP
2x 50% IDF BUF FGD
2x 50% 6 x 20% 2x 50% 2x 50% 1x 100%

Boiler Feed Water

𝑃𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝐿𝑇𝑈 Turbine – BFP

𝜂 𝑇−𝐺 = HP Heater 2 x 50% LP Heater CEP Condenser
𝑃𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 5,6,7 Deaerator
1,2,3 2x 100% 0.07bar abs
Motor – BFP Condensate
𝑃𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝐿𝑇𝑈 ∶ Daya listrik Keluaran generator 1 x 50%
 Boiler 660 MW Subcritic
𝑃𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 (𝑊𝑎𝑡𝑡 𝑃𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 = 𝑚𝑀𝑆 𝑥 ℎ𝑀𝑆 − 𝑚𝐹𝑊 𝑥 ℎ𝐹𝑊
𝜂𝐵𝑂𝐼𝐿𝐸𝑅 % = + 𝑚𝐻𝑅𝐻 𝑥 ℎ𝐻𝑅𝐻 − 𝑚𝐶𝑅𝐻 𝑥 ℎ𝐶𝑅𝐻
𝑃𝑓𝑢𝑒𝑙 (𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚 : 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 (𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑚𝑀𝑆 = Laju Massa "Main Steam“ (𝑘𝑔/𝑠
ℎ𝑀𝑆 = Enthalpy "Main Steam" (𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑚𝐹𝑊 = Laju Massa "𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟“ (𝑘𝑔/𝑠
ℎ𝐹𝑊 = Enthalpy "𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟"(𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑚𝐻𝑅𝐻 = Laju Massa "Hot Reheated Steam“ (𝑘𝑔/𝑠
ℎ𝐻𝑅𝐻 = Enthalpy "Hot Reheated Steam" (𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝑚𝐶𝑅𝐻 = Laju Massa "𝐶𝑜𝑙𝑑 𝑅𝑒ℎ𝑒𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑆𝑡𝑒𝑎𝑚“ (𝑘𝑔/𝑠
ℎ𝐹𝑊𝑠 = Enthalpy "𝐹𝑒𝑒𝑑 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟"(𝑘𝐽/𝑘𝑔

Maximum Steam Production 2285 Ton/hour (Boiler Maximum Continuous Rating)

Steam Production @ 660 MW Nett 2150 Ton/hour (Maximum Continuous Rating)
Main Steam 170 Bar 540 C
Hot Reheat 35 Bar 540 C
Furnace Pressure -0,1kPa Gauge
Burner (Low Nox Type) 6 Levels Corner Firing w/ Over Firing Air
Pulverizer Capacity 6 x 20% @ 60 ton/hour max
Calorific Value > 5400 kCal/kg Coal (5 Pulverizers Limit)
Minimum Fuel Calorific Value 5100 kCal/kg Coal (6 Pulverizers Limit)
 Rentang Efisiensi PLTU
Jenis Rentang Efisiensi Boiler Efisiensi Turbine- Auxiliary Power Nett Efficiency
PLTU MW (LHV) Generator Consumption (LHV)*
Subcritic <100 89 – 94 % 30 - 33 % 7% 30-35 %
Non-
Reheat
Subcritic 100 - 700 87 – 94 % 43 – 45 % 6% 36 – 41 %
Reheat
Ultrasupe 800 - 87 – 94 % 47 – 52 % 6% 42 – 47 %
rcritical 1200
Reheat
*Sumber Data : Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plants - © Pennwell Corporation 2009

𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑃𝐿𝑇𝑈 = 𝑃𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑥 𝜂𝐵𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 𝑥 𝜂 𝑇−𝐺 𝑥 (100% − %𝐴𝑢𝑥

Efisiensi Pembangkit Listrik termal berbahan bakar : 𝑘𝐶𝑎𝑙
861
PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) 𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒
𝑘𝐶𝑎𝑙
= 𝑘𝑊ℎ
𝑘𝑊ℎ 𝜂𝑃𝐿𝑇𝐺𝑈 %
Bahan Bakar
dibakar di
combustor

Udara Masuk
di Inlet
Compressor

𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝐺𝑇 = 𝑃𝑇𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛𝑒 − 𝑃𝐶𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑜𝑟 = 𝑃𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑥 𝜂𝐺𝑇

Foto : PLTG General Electric TM 6000 (60 MW Gas Turbine)

Efisiensi Pembangkit Listrik termal berbahan bakar :
PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap)

Foto : PLTGU General Electric TM 6000 (60 MW Gas Turbine + 30 MW Steam Turbine)
 Skema PLTGU PLTG 2 Gas buang
Steam memutar
turbin
Bahan Bakar Turbin memutar
Udara yang telah T3 (oC) generator
disaring masuk ṁ 2 (kg/s) Pfuel (Watt) ṁ 3 (kg/s) STACK menghasilkan
ke dalam kompresor P2 (atm) P3 (atm) Daya Lisrik
T2 (oC) T3 (oC) STEAM TURBINE
Pexhaust
𝑘𝐶𝑎𝑙 COMBUSTOR Ps (Watt)
𝑘𝐶𝑎𝑙 861
𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑘𝑊ℎ PEL (Watt) PNett (Watt)
𝑘𝑊ℎ 𝜂𝑃𝐿𝑇𝐺𝑈 %
GENERATOR Penyerapan panas
GENERATOR
Pexhaust steam di dalam
ṁ 1 (kg/s) ṁ 4 (kg/s) kondensor
P1 (atm) T4 (oC) HSRG
T1 (oC) GAS TURBINE
COMPRESSOR
Turbin memutar
generator
Qout (Watt)
menghasilkan Gas panas sisa
CONDENSER
Daya Lisrik pembakaran
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝐺𝑇 = 𝑃𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑥 𝜂𝐺𝑇
Uap air yang telah
PUMP
menjadi air dalam
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑆𝑇 = 𝑃𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑥 (100% − 𝜂𝐺𝑇 𝑥 𝜂𝐻𝑅𝑆𝐺 𝑥 𝜂 𝑇−𝐺 𝑥 (100% − %𝐴𝑢𝑥 bentuk liquid
dipompa kembali
menuju HRSG
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑆𝑇 𝑊𝑎𝑡𝑡 + 𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝐺𝑇 (𝑊𝑎𝑡𝑡
𝜂𝑃𝐿𝑇𝐺𝑈 % =
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑃𝐿𝑇𝐺𝑈 = 𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑠𝑇 + 𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝐺𝑇 𝑃𝑓𝑢𝑒𝑙 (𝑊𝑎𝑡𝑡
 Efisiensi Pembangkit Listrik termal berbahan bakar :
PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas)

𝑃PLTD/PLTMG = 𝑃𝐹𝑢𝑒𝑙 𝑥 𝜂𝑃𝐿𝑇𝐷/𝑃𝐿𝑇𝑀𝐺

𝑘𝐶𝑎𝑙
𝑘𝐶𝑎𝑙 861
𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑘𝑊ℎ
𝑘𝑊ℎ 𝜂𝑃𝐿𝑇𝐷/𝑃𝐿𝑇𝑀𝐺 %

Foto : PLTMG Jenbacher J920 (10,4 MW, 20 silinder V20)

Konsep harga energi yang dibayar pelanggan
 1 kWh = 1000 watt selama 1 jam = Rp 950-1450/kWh *tergantung jenis
pelanggan)
 1kWh adalah satuan energi, yang ekuivalen dengan 861 kCal
 Maka, biaya pembangkitan listrik harus dibawah harga jual
 Komponen Biaya Pembangkitan listrik (Rp/kWh)
 Komponen A : Biaya Investasi (cicilan bank)
 Komponen B : Biaya Operasi dan Pemeliharaan Fixed (Gaji Karyawan Pembangkit)
 Komponen C : Biaya Bahan Bakar (Batubara, Gas Alam, dll)
 Komponen D : Biaya Operasi dan Pemeliharaan Variable (Spare Part Pembangkit)
 Biaya Tersebut Hanya pada titik transaksi (Tegangan Tinggi) pada pembangkit
ke jaringan (kWh meter berlokasi di pembangkt).
 Belum termasuk biaya Transmisi Tegangan Tinggi dan Distribusi Tegangan
Menengah & Rendah
Bagian 2
Keekonomian Pembangkit

Referensi Utama Foto : Burner PLTU Tanjung Jati B Unit 1-2

Hubungan Efisiensi Termal pembangkit terhadap Komponen Biaya C
Jenis Pembangkit Efisiensi Termal Heat Rate Bahan Bakar Komponen C
Listrik Netto* (kCal/kWh) (Rp/kWh)
PLTG 35 - 40 % LHV 2152 – 2460 LHV Gas Alam 774 – 1476
200 MW HSD (solar) 1484 – 1992
PLTGU 50 – 59 % LHV 1459 – 1722 LHV Gas Alam 525 – 1033
800 MW HSD (solar) 1006 – 1394
PLTU 30 – 35 % LHV 2460 – 2870 LHV Batubara 344 – 516
(Non Reheat)30MW Biomassa 0 – 947
PLTU 660 MW 42 – 43 % LHV 2002 – 2050 LHV Batubara 280 – 369
(Reheat Subcritic)
PLTU 660 MW 44 – 47 % LHV 1831 – 1956 LHV Batubara 252 – 362
(Ultrasupercritic)
PLTD 10 MW 40 – 45 % HHV 1913 – 2152 HHV HSD (Solar) 1224 – 1614
(Siklus Diesel) Marine Fuel Oil 994 – 1291
PLTMG 10 MW 45 – 48 % HHV 1793 – 1913 HHV Gas Alam 573 - 1013
(Siklus Otto)

*Sumber Data : Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plants - © Pennwell Corporation 2009
𝑅𝑝 𝑅𝑝 𝑘𝐶𝑎𝑙
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐶 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 𝑥 𝐻𝑒𝑎𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒
𝑘𝑊ℎ 𝑘𝐶𝑎𝑙 𝑘𝑊ℎ
Komponen Biaya A : Cicilan Investasi
𝑅𝑝
𝑅𝑝 𝐶𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐴 = 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑘𝑊ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑘𝑊 𝑥 24 𝑥 30 𝑥 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 [%
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

 Pada saat ini, Bunga untuk PLTU/PLTGU/PLTMG = 5-8%/Tahun Fixed Rate

 Masa CicilanTenor 10 Tahun
 Bunga tersebut sudah termasuk Grace Period Masa konstruksi
 Pembayaran baru dilakukan setelah Commercial Operation Date (COD)
 Bank membayar Lunas Kontraktor pada COD, minus jaminan Garansi 5-10% yang
dibayarkan 1-2 tahun setelah COD.
 Cicilan bulanan konstan dalam Dollar / Yen/ Rupiah / dll (Tergantung
Kesepakatan)
 Hubungan biaya investasi dengan komponen Biaya A (Rp/kWh)
Bunga 7%/tahun, Tenor 10 Tahun, Include Grace Period
Total Pembayaran Cicilan = 1,39 x Pokok Pinjaman
Jenis Kapasitas Investasi Spesifik* Nilai Kontrak Cicilan Bulanan Komponen A Komponen A
Pembangkit (USD /kW terpasang) xRp 1000.000.000 xRp 1000.000.000 CF = 80% CF = 70%
PLTGU 800 MW 550 – 650 5895 – 6967 68,44 – 80,99 148-175 169 – 200
PLTGU 60 MW 700 – 800 562 – 643 6,52 – 7,46 188 – 215 215 – 246
PLTG 250 MW 300 – 400 1004 – 1339 11,65 – 15,54 80 – 107 92 – 123
PLTG 60 MW 500 – 600 401 - 482 4,65 – 5,59 134 – 161 153 – 184
PLTU RH 800 MW 1200 – 1400 12863 - 15006 149,35 – 174,24 324 – 378 370 – 432
PLTU NRH 60 MW 1000 – 1200 803 - 964 9,32 – 11,19 269 – 323 308 – 370
PLTN 1250 MW 2000 – 3000 33479 – 50246 388,71 – 583,39 539 – 810 617 – 926
PLTU Biomass 30 MW 2000 – 2500 803 – 1004 9,32 – 11,65 539 – 674 616 – 770
PLTMG 10 MW 700 – 770 93 – 103 1,07 – 1,19 187 – 207 214 – 237
PLTD 10 MW 650 - 750 87 - 100 1,01 – 1,16 175 – 201 200 - 230
*Sumber Data : Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plants - © Pennwell Corporation 2009
𝑅𝑝
𝑅𝑝 𝐶𝑖𝑐𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐴 = 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑘𝑊ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑘𝑊 𝑥 24 𝑥 30 𝑥 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 [%
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Fixed Cost –
Komponen B
𝑅𝑝
𝑅𝑝 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 & 𝑀𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐵 = 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑘𝑊ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑘𝑊 𝑥 24 𝑥 365 𝑥 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 [%
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

 Fixed Cost Independen terhadap total jumlah energi pembangkitan

 Fixed Cost mayoritas terdiri dari :
 Gaji Karyawan Pembangkit Listrik
 Kontrak dengan pihak ketiga yang berkelanjutan
 Tidak termasuk biaya Spare Part & Consumable Pembangkit
 Biaya Sertifikat & Sertifikasi yang dibutuhkan
 Tidak termasuk biaya Spare Part & Consumable Pembangkit
Biaya Operasi dan Pemeliharaan Fixed Cost –
Komponen B 𝑅𝑝
𝑅𝑝 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 & 𝑀𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐵 = 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑘𝑊ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑃𝑁𝑒𝑡𝑡 𝑘𝑊 𝑥 24 𝑥 365 𝑥 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 [%
ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Jenis Pembangkit Kapasitas* (MW) Biaya O&M Tahunan* CF 80% CF 70% (Rp/kWh)
(USDx1000.000) (Rp/kWh)
PLTGU 800 6–8 14 – 19 16 – 22
PLTGU 60 3–4 97 – 129 110 – 147
PLTG 250 2 – 2.5 15 – 19 17 – 22
PLTG 60 1 – 1.5 32 – 48 36 – 55
PLTU 800 12 – 15 29 – 36 33 – 41
PLTN 1250 40 – 60 62 – 93 70 – 106
PLTU Biomassa 30 3-4 194 – 258 221 - 295

*Sumber Data : Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plants - © Pennwell Corporation 2009
Biaya Pemeliharaan Variable Cost –
Komponen D
𝑅𝑝
𝑅𝑝 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑝𝑎𝑟𝑒 𝑃𝑎𝑟𝑡
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐷 = 𝑀𝑊ℎ
𝑘𝑊ℎ 𝑘𝑊ℎ
1000
𝑀𝑊ℎ

 Variable Cost Proporsional terhadap jumlah pembangkitan

 Variable Cost mayoritas terdiri dari :
 Spare Part Pembangkit : bearing, Seal, Aktuator, Convetor Belt, dl
 Consumable Pembangkit : Oli, gemuk, dll
 Biaya Analisa Engineering spesifik yang dibutuhkan
 Investasi tambahan kepada pembangkit : Sistem tambahan yang dibutuhkan,
gudang tambahan, dll.
 Biaya Pemeliharaan Variable Cost – Komponen D
𝑅𝑝
𝑅𝑝 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑝𝑎𝑟𝑒 𝑃𝑎𝑟𝑡
𝐾𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝐷 = 𝑀𝑊ℎ
𝑘𝑊ℎ 𝑘𝑊ℎ
1000
𝑀𝑊ℎ

Jenis Pembangkit Kapasitas* (MW) Biaya* (USD/MWh) Component D (Rp/kWh)

PLTGU 800 2-3 27 – 40
PLTGU 60 3–4 40 – 54
PLTG 250 3-4 40 – 54
PLTG 60 4-5 54 – 68
PLTU 800 2,5 – 3,5 34 – 47
PLTN 1250 2 27
PLTU Biomassa 30 5-8 68 - 108

*Sumber Data : Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plants - © Pennwell Corporation 2009
 Total Biaya Pembangkitan A+B+C+D
Bunga 7%/tahun, Tenor 10 Tahun, Include Grace Period
Jenis Kapasitas Komponen A Komponen B Komponen C Komponen D TOTAL = A+B+C+D
Pembangkit Unit (Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh)
PLTGU 800 MW 148 – 200 14 – 22 525 – 1033 1006 - 1394 27 – 40 714–1295 GAS 1195–1656 HSD
Gas Alam Solar (HSD)
PLTGU 60 MW 188 – 246 97 – 147 40 – 54 850-1480 GAS 1331-1841 HSD
PLTG 250 MW 80 – 123 15 – 22 774 – 1476 1484 – 1992 40 – 54 909–1675 GAS 1619–2191 HSD
Gas Alam Solar (HSD)
PLTG 60 MW 134 – 184 32 – 55 54 – 68 980–1783 GAS 1690-2299 HSD
PLTU Reheat 800 MW 324 – 432 29 – 41 280 – 352 Batubara 34 – 47 667 – 872 Batubara
PLTU Non Reheat 60 MW 269 – 370 194 – 295 344 – 516 Batubara 68 – 108 875 – 1289 Batubara
PLTN 1250 MW 539 – 926 62 – 106 Tidak Diketahui 27 628 – 1059 (excl. Comp C) Nuklir
PLTU Biomass 30 MW 539 – 770 194 - 295 0 – 947 Biomass 68 – 108 801-2120 Biomassa
PLTMG 10 MW 187 – 237 40 – 60 573 – 1028 Gas Alam 40 – 60 840 – 1370 GAS
PLTD 10 MW 175 – 230 40 - 60 994-1291 1224 – 1614 40 - 60 1249-1641 MFO 1479-1964 HSD
Solar (HSD) MFO
 Waktu Konstruksi Berbagai Jenis Pembangkit Listrik
Jenis Pembangkit Kapasitas Waktu Kebutuhan Lahan
Pembangkit Konstruksi*
(bulan)
PLTGU 800 MW 20 – 30 Medium
PLTG 250 MW 6 – 18 Kecil
PLTD/PLTMG 10 MW 6-18 Medium
PLTU Batubara 800 MW 40 – 50 Besar
PLTN 1250 MW 60 – 80 Besar
PLTU Biomassa 30 MW 22 - 26 Besar

*Sumber Data : Combined Cycle Gas & Steam Turbine Power Plants - © Pennwell Corporation 2009

Faktor Lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan jenis pembangkit listrik :
- Ketersediaan bahan bakar
- Ketersediaan Sumber air pendingin (Untuk PLTU)
- Kebutuhan sistem : Respon terhadap perubahan beban, Peaker/Base Load, dll.
 Kesimpulan
 Berdasarkan berbagai jenis pembangkit dan bahan bakar, maka dapat dinyatakan
bahwa nilai kewajaran biaya pembangkitan listrik thermal berbahan bakar adalah
sekitar Rp 622 – 2450/kWh.
 Durasi proyek, ketersediaan lahan, ketersediaan bahan bakar, sumber air
pendingin, dll adalah fator faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan
jenis pembangkit listrik, selain faktor ekonomik.
 Faktor kebutuhan sistem terhadap kemampuan respon pembangkit juga menjadi
pertimbangan
 Besaran harga produksi listrik ABCD sebuah proyek pembangkit harus dibawah
harga jual listrik, agar bankable (sudut pandang per pembangkit)
 Apabila harga ABCD diatas harga jual listrik, maka harga produksi listrik rata rata
korporasi harus dibawah harga jual listrik (atau dibutuhkan subsidi)
 Secara keekonomian, PLTN dapat menyaingi keekonomian PLTU Batubara, namun
perlu diingat bahwa lebih dari 80% komponen biaya pembangkitan akan digunakan
untuk mencicil Bunga pinjamaan luar negeri.
 Keekonomian Pembangkit Biomassa sangat bergantung kepada penguasaan sumber
Biomassa. Hal ini karena harga energi biomassa di pasaran sangat tinggi.
Terima Kasih Atas Perhatiannya