Anda di halaman 1dari 18

TUGAS REKAYASA LINGKUNGAN

PENYUSUN:
YULIANA (325150042)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pertanian merupakan salah satu pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
dengan memanfaatankan sumber daya lahan dan peningkatan ketersediaan lahan. Usaha
ini ditempuh karena adanya kecenderungan penurunan jumlah lahan produktif yang telah
ada dan perubahan status pemanfaatan lahan untuk keperluan lain. Sementara itu, bahan
pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui ekstensifikasi pertanian, yakni
dengan meningkatkan fungsi lahan yang telah ada dan usaha mencetak sawah baru serta
dengan melengkapi prasarana sistem pengairan pertanian. Untuk itu dilakukan usaha
pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi yang dapat menjamin tersedianya air
pertanian dan terairinya lahan kering yang selama ini belum termanfaat.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengidentifikasi rencana pembangunan daerah irigrasi yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik secara langsung atau tidak langsung
serta memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting yang akan terjadi pada
lingkungan serta akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan
pembangunan maupun setelah selesai pembangunan.
2. Mengidentifikasi rona lingkungan awal yang terkena dampak.
3. Mengetahui manfaat pembangunan yang optimum dengan pengurangan dampak
negatif.
BAB II
PEMBAHASAN

I. DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN


Kontraktor : PT. HAP dan CV.TRIJAYA MAKMUR
Proyek : Daerah Irigasi Bendung Batang Indrapura.
Lokasi : Kabupaten Pesisir Selatan
Luas Bendung : 51 m
Tenaga kerja : 13 orang / unit (dari PT)
Waktu : 450 hari
Jam Kerja : 08.00 – 16.00 WIB
Alat Berat : Stamper , ekstfator, truk dan Setum
Perijinan : Proses langsung kepada Pemkot kota setempat.
Sertifikat tanah : Dari pemilik tanah langsung.
Iklim : Panas (± 29 – 35 o C).
Udara : Panas.
Bising : Terlalu bising (jarak ± 5m dari jalan utama).
Getaran : Ada karena terdapat proyek pembangunan.
Topografi : Berada di tanah timbunan.

Daerah irigasi didaerah Tk.II Kabupaten Pesisir Selatan adalah Daerah Irigasi
Batang Indrapura. Daerah Irigasi ini telah dibangun semenjak tahun 1980, yang telah
mempunyai bendung sepanjang 51 m dengan jembatan inspeksi diatasnya yang dapat
menghubungkan daerah dikiri dan kanan bendung . Sejak itu, secara berangsur-angsur
bendung ini telah dilengkapi dengan jaringan utama /sekunder dan jaringan
tersier berikut bangunan serta jalan inspeksi dan juga saluran pembuang/drainase dan
perpanjangan jalan inspeksi.
Sesuai dengan perencanaan, bendung ini direncanakan dapat mengairi lahan
seluas 6,018 ha. Namun dari kondisi saat ini, baru seluas 1,840 ha yang dapat terairi.
Masalah yang dihadapi dalam pengoperasian bendung dan jaringan ini adalah masih
belum sepenuhnya saluran yang ada dapat mengaliri air dari bendung. Keadaan ini
disebabkan oleh kondisi saluran yang ada masih memerlukan bangunan-bangunan
pelengkap lainnya. Disamping itu belum adanya jaringan sekunder dan jaringan tersier
lainnya yang dapat mencapai lahan yang lain dalam daerah irigasi yang dimaksud baik
lahan yang telah menjadi sawah maupun lahan yang akan dicetak sawah baru.
Dengan memperhatikan keadaan diatas, maka pihak proyek melalui Dinas
Pengairan Departemen pekerjaan Umum memandang perlu melakukan usaha
rehabilitasi jaringan yang telah ada dan pembangunan saluran baru guna untuk
memperlancar pendistribusian air, sehingga dapat memenuhi sasaran, sesuai dengan
perencanaan awal. Mengingat setiap kegiatan pembangunan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan, baik berupa dampak positif yang menguntungkan
maupun dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan, maka terhadap
kegiatan pembangunan dan pengoperasian jaringan irigasi batang indrapura,
diperlakukan suatu studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

II. IDENTIFIKASI DAMPAK


A. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL )
Rencana pengelolan lingkungan dimaksudkan untuk mencegah, menangggulangi
dan mengendalikan dampak penting yang bersifat negatif serta upaya untuk
meningkatkan dampak yang bersifat positif yang timbul dalam ruang dan kurun waktu
tertentu.
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Survei dan Investigasi
- Dampak penting yang akan dikelola :
Keresahan masyarakat akibat informasi yang tidak jelas dan khawatir
kehilangan sebagian hak milik tanah.
- Komponen yang terkena dampak :
Masyarakat setempat yang tanahnya terpakai untuk pembangunan saluran
irigasi.
- Tujuan pengelolaan lingkungan :
Mengurangi keresahan masyarakat / pemilik tanah yang terkena pembangunan
saluran irigasi.
- Tolok ukur :
Tingkat keresahan masyarakat
- Upaya Pengelolaan lingkungan :
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai rencana pembangunan irigasi.
- Lokasi pengelolaan :
Pemukiman penduduk yang berada di sekitar pembangunan irigasi.
b. Pembebasan lahan
- Dampak penting yang dikelola :
Kekhawatiran masyarakat akan kehilangan sebagian hak milik atas tanahnya
dan kehilangan pepohonan produktif akibat penebangan.
- Komponen lingkungan yang terkena dampak :
Masyarakat setempat yang tanahnya terkena pembebasan tanah.
- Tujuan pengelolan lingkungan :
Mengurangi dan mencegah keresahan masyarakat pemilik tanah yang terkena
saluran irigasi.
- Tolok ukur :
Tingkat keresahan masyarakat.
- Upaya pengelolaan lingkungan :
Penduduk yang tanahnya terkena pembangunan saluran irigasi diberi ganti rugi
yang layak, demikian pula pepohonan yang ditebang diberi pula kompensasi.
- Instansi pengelolaan lingkungan :
Pengelolaan ini dilakukan oleh Dinas Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum Sub Dinas Pengairan Sumatera Barat.
- Lokasi pengelolaan lingkungan :
Desa-desa yang terkena pembangunan saluran irigasi.
2. Tahap Konstruksi
a. Mobilisasi alat berat dan material bangunan
- Dampak penting yang dikelola :
Kemungkinan terjadinya penurunan kualitas udara di sekitar daerah jalur
lintasan transportasi kendaraan, dan gangguan pada sumber daya lahan dan
sumber daya biologi.
- Komponen lingkungan yang terkena dampak :
Udara dan komponen biologis di sekitar pembangunan saluran irigasi.
- Tolok ukur :
Kualitas udara dan komponen biologis.
- Tujuan pengelolaan lingkungan :
Pengelolaan lingkungan ini untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas
udara serta kerusakan komponen biologis.
- Upaya pengelolaan lingkungan :
Mobilisasi alat berat dan material bangunan dilakukan pada waktu tertentu
untuk menguragi penurunan kualitas udara pada sepanjang jalan yang dilewati.
- Lokasi pengelolaan lingkungan :
Sepanjang jalan yang dilewati kendaraan yang mengangkut material dan alat
berat.
b. Mobilisasi tenaga kerja
- Dampak penting yang dikelola :
Adanya kesempatan kerja bagi penduduk lokal terutama untuk pengangkutan
material.
- Komponen lingkungan yang terkena dampak :
Penduduk lokal sekitar pembangunan saluran irigasi.
- Tolok ukur :
Tingkat penyerapan tenaga kerja penduduk sekitar lokais (lokal).
- Tujuan pengelolaan lingkungan :
Mengusahakan agar penduduk lokal dapat berpartisipasi dalam kegiatan
konstruksi pembangunan saluran irigasi.
- Upaya pengelolaan lingkungan :
Memberikan prioritas kepada penduduk lokal untuk ikut dalam pekerjaan
konstruksi tersebut.
c. Pembersihan dan pembukaan lahan
- Dampak penting yang dikelola :
Gangguan pada sumber daya lahan dan sumber daya biologi serta gangguan
pada lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya penduduk setempat.
- Komponen lingkungan yang terkena dampak :
Penduduk dan flora yang ada di daerah pembersihan dan pembukaan lahan.
- Tolok ukur :
Produktifitas flora dan pendapatan penduduk :
- Tujuan pengelolaan lingkungan :
Mencegah terjadinya erosi pada lahan yang akan dibuka dan mencegah
terjadinya pengurangan pendapatan penduduk.
- Upaya pengelolaan lingkungan :
Memberikan ganti rugi kepada penduduk yang pepohonannya ditebang akibat
pembersihan dan pembukaan lahan. Menganjurkan penduduk untuk menanam
tanaman produkitf pengganti.
- Lokasi pengelolaan lingkungan :
Di daerah sekitar salura irigasi.
d. Pekerjaan galian di badan sungai dan saluran
- Dampak penting yang dikelola :
Menurunnya kestabilan lahan terutama pada daerah bekas galian. Keadaan
ini akan menyebabkan terjadinya erosi dan longsor pada badan sungai.
- Komponen lingkungan yang terkena dampak :
Sumber daya air, flora dan hewan air sekitar bendungan.
- Tolok ukur :
Kualitas air, flora dan hewan air sekitar.
- Tujuan pengelolaan lingkungan :
Mencegah penurunan kualitas air dan rusaknya berbagai flora serta hewan air
yang biasa hidup di sungai.
- Upaya pengelolaan lingkungan :
Melakukan pemantauan biologis di sekitar badan sungai dan saluran.
- Lokasi pengelolaan lingkungan :
Di sekitar badan saluran sungai dan saluran
3. Tahap Pasca Konstruksi / Operasional
a. Operasional dan pemeliharaan irigasi
- Dampak penting yang dikelola :
Meningkatnya pemakaian zat-zat kimia seperti insektisida dalam
mengendalikan hama dan penyakit tanaman.
- Komponen lingkungan terkena dampak :
Tanah dan sumberdaya air.
- Tolok ukur :
Kualitas air dan tanah.
- Tujuan pengelolaan lingkungan :
Untuk tetap mempertahankan umur ekonomis proyek selama 40 tahun dan
optimasi irigasi semaksimal dan seefisien mungkin.
- Upaya pengelolaan lingkungan :
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang menggunakan air untuk
pertanian tentang penggunaan insektisida yang baik dan aman.

B. Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL )


1. Tahap Pra Konstruksi
a. Sumber dampak
Kegiatan tahap ini meliputi kegiatan survei investigasi dan pembebasan lahan.
b. Faktor lingkungan yang dipantau :
- Keresahan sosial akibat kegiatan survei dan investigasi
- Pengurangan lahan pertanian dan pendapatan penduduk
- Pengalihan hak milik tanah penduduk
c. Tolok ukur :
- Tingkat keresahan masyarakat
- Tingkat pendapatan
- Produktifitas lahan
d. Metoda pemantauan :
Metoda pemantauan yang akan dilakukan adalah dengan cara survei dan wawancara
kepada penduduk yang terkena proyek.
e. Perioda pemantauan :
- Pemantauan sosial akibat kegiatan survei dan investigasi serta gangguan fasilitas
umum dan tanaman penduduk akan dilakukan selama kegiatan berlangsung tahap ini.
- Pengurangan lahan pertanian dan pendapatan penduduk dan pengurangan tanaman
produktif dan pendapatan akan dilakukan setiap enam bulan sekali.
f. Pelaksana dan biaya pemantauan :
Kegiatan pemantauan proyek irigasi dan penyandang dana pada tahap ini adalah
Dinas Pertanian Daerah Tk II dan Dept PU Bidang Pengairan Sumbar.
g. Pengawasan pemantauan :
Untuk kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Daerah Tk II dan akan
mendapatkan pengawasan dari Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum.

2. Tahap Konstruksi
a. Sumber dampak :
Kegiatan tahap ini meliputi kegiatan persiapan, mobilisasi alat berat dan material
bangunan, mobilisasi tenaga kerja, pembersihan dan pembukaan lahan, rehabilitasi
jalan, pemanfaatan bahan galian. Pada kegiatan pelaksanaan, pengeringan lokasi
kegiatan, pekerjaan galian di badan sunga dan saluran, pengerukan dan penggalian
saluran pembawa dan pembuangan tanah galian di sekitar lokasi kegiatan.
b. Faktor lingkungan yang dipantau :
- Penyerapan tenaga kerja local
- Erosi dan tanah longsor
- Kualitas udara dan air
c. Tolok ukur :
- Penyerapan tenaga kerja local
- Potensi erosi dan tanah longsor
- Penurunan kualitas udara dan air
d. Metoda pemantauan :
Metoda yang dipakai adalah survei dan wawancara kepada masyarakat, kontraktor dan
pekerja konstruksi.
e. Periode pemantauan :
Pemantauan akan dilakukan setiap enam bulan sekali.
f. Pelaksana dan biaya pemantauan :
Kegiatan pemantauan proyek irigasi dan penyandang dana pada tahap ini adalah Dinas
Pertanian Daerah Tk II dan Dept PU Bidang Pengairan Sumbar.
g. Pengawasan pemantauan :
Untuk kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Daerah Tk II dan akan
mendapatkan pengawasan dari Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum.
3. Tahap Pasca Konstruksi ( Operasional )
a. Sumber dampak :
Kegiatan pengoperasian irigasi ini akan menyebabkan dampak lingkungan berupa
meningkatnya pemakaian zat-zat kimia seperti insektisida dalam mengendalikan hama
dan penyakit tanaman, terbuka lahan usaha bekerja bagi penduduk dalam menggarap
lahan yang tersedia dan kemungkinan terjadinya benturan / konflik dalam pemakaian
air oleh sesama petani.
b. Komponen lingkungan yang dipantau :
- Penyerapan tenaga kerja untuk kegiatan pemeliharaan
- Pemantauan kualitas air sungai dan tanah
c. Tolok ukur :
- Tingkat penyerapan tenaga kerja
- Kualitas air dan tanah
d. Lokasi pemantauan :
Pemantauan dilakukan di sekitar aliran irigasi dan tanah-tanah pertanian.
e. Perioda pemantauan :
Pemantauan akan dilakukan setiap enam bulan sekali.
f. Pelaksana dan biaya pemantauan :
Kegiatan pemantauan proyek irigasi dan penyandang dana pada tahap ini adalah Dinas
Pertanian Daerah Tk II dan Dept PU Bidang Pengairan Sumbar.
g. Pengawasan pemantauan :
Untuk kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Daerah Tk II dan akan
mendapatkan pengawasan dari Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum.
C. URAIAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tahap pra-kontruksi
Pada tahap ini dilakukan penyelidikan lapangan guna untuk menentukan kelayakan
teknis dan kelayakan ekonomis yang telah menghasilkan kerangka acuan, teknis
pelaksanaan proyek dengan anggaran pembiayaannya, penentuan lokasi, pengukuran
secara detail dan penentuan desain. Kemudian pembebasan lahan yang terkena rencana
kegiatan.
2. Tahap konstruksi
a. Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan proyek melakukan kegiatan :
- Mobilisasi alat-alat berat dan material bangunan
- Mobilisasi tenaga kerja
- Pembersihan dan pembukaan lahan
- Pembuatan, pengoperasian direksi
- Rehabilitasi jalan
- Pemanfaatan bahan galian
b. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan konstruksi merupakan kegiatan dilokasi bendung dan
saluran. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan :
- Dilokasi bendung , pekerjaan dilokasi bendung meliputi pekerjaan :
a. Pengeringan lokasi kegiatan
b. Pekerjaan galian dibadan sungai dan saluran
c. Pembuatan bendung dan bangunan pelengkap
d. Mobilitas material bangunan
- Disaluran pembawa dan pembuang
a. Pengerukan dan penggalian saluran pembawa
b. Penggerukan/penggalian saluran pembuang, meliputi penggerukan tanah
untuk keperluan saluran pembuang
c. Pembuangan tanah galian disekitar lokasi kegiatan
3. Tahap pasca kontruksi
Kegiatan pada tahap ini adalah operasional dan pemeliharaan terhadap
pembangunan irigasi dengan saluran induk indrapura kanan dan kiri dengan panjang
15 km, panjang saluran sekunder 45 km, panjang saluran tersier 14,173 km dan dengan
saluran-saluran draenase pada daerah irigasi indrapura yang mengalir kesungai dengan
panjang 54,073 km, yang meliputi pada 11 desa dalam kecamatan pancung soal.
Untuk pengoperasian dan pemeliharaan dilaksanakan oleh instansi dan personil
yang telah ditunjuk yang dalam hal ini Dinas PU Sub Dinas Pengairan,
kantor pengamat pengairan wilayah V cab. Dinas pengairan pesisir selatan dn petani
pemakai air (P3A). sarana penunjang untuk realisasi tahap kegiatan ini, telah diatur dan
ditetapkan dalam rencana anggaran biaya tahun anggaran 1992/1993.
Sebagai tujuan dari pada pemeliharaan adalah untuk tetap mempertahankan umur
ekonomis proyek selama 40 tahun dan optimasi irigasi semaksimal dan seefisien
mungkin.

D. IDENTIFIKASI DAMPAK YANG TELAH DAN AKAN TERJADI


Untuk menentukan dampak yang telah dan akan ditimbulkan dari kegiatan
pembangunan jaringan irigasi ini, maka dilakukan identifikasi dampak dengan
menggunakan pendekatan studi.
Jaringan irigasi batang indrapura telah dibangun sejak tahun 1988. Proses
pembangunan jaringan ini melalui beberapa tahap penyelesaian sesuai dengan alokasi
dana yang tersedia (multy years). Saat studi dilaksanakan, jaringan ini telah mempunyai
bendung sepanjang 51 m dan saluran induk serta saluran pembagi, dan baru dapat
mengairi lahan seluas 1.840 ha. Sementara itu lahan yang dapat diairi adalah 3.330 ha.
Untuk mencapai target mengairi lahan sesuai dengan kapasitas bendung yang telah
dibangun, maka akan dilakukan usaha-usaha:
- Pembangunan jaringan tersier seluas 1.604 ha
- Pembuatan saluran drainase
- Penambahan bangunan pelengkap pada jaringan utama
- Penambahan fasilitas penunjang
- Disamping itu juga akan dibangun tanggul banjir sepanjang 10,40 km.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap dampak yang ditimbulkan dari rencana
kegiatan, diketahui akibat pembangunan jaringan irigasi batang indrapura, telah dan
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
1. Dampak tahap pra-kontruksi.
Komponen kegiatan pada tahap prakontruksi yang telah menimbulkan dampak
terhadap lingkungan adalah kegiatan penyelidikan lapangan, dan kegiatan-kegiatan
pembebasan lahan. Kegiatan penyelidikan telah dilakukan pada daerah peruntukan
jaringan irigasi seluas 3.330 ha. Sedangkan kegiatan pembebasan lahan dilakukan
pada daerah-daerah yang terkena untuk pembangunan bangunan dan prasarana irigasi.
Dengan adanya kegiatan penyelidikan lapangan dan kegiatan pembebasan lahan
yang telah dilakukan oleh proyek, telah menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Dampak dari kegiatan pada tahap ini, terjadi sebagai akibat adanya usaha pembebasan
lahan guna untuk kepentingan jaringan. Dengan dibebaskan lahan milik penduduk
telah menyebabkan lahan yang diolah selama ini berubah status pemanfaatan dan
pemilikannya untuk keperluan lain, kegiatan ini merupakan dampak langsung yang
terjadi pada pemilik lahan.
Proses pembebasan lahan yang dilakukan oleh pihak proyek adalah dengan jalan
ganti rugi sesuai dengan nilai dan harga yang berlaku pada waktu itu dan disepakati
oleh kedua belah pihak. Sementara itu, dampak negative kegiatan penyelidikan
lapangan telah dapat diantisipasi lebih awal, yakni dengan menginformasikan rencana
kegiatan dan prospeknya untuk kegiatan pertanian di daerah ini untuk masa yang akan
datang.
2. Dampak pada tahap kontruksi
a. Persiapan kontruksi
Kegiatan-kegiatan pada tahap persiapan kontruksi, telah dan diperkirakan
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kegiatan utama yang akan
menimbulkan dampak adalah pada saat pekerjaan mobilisasi material dan alat-alat
berat, mobilisasi tenaga dan kegiatan pembersihan lahan.
Lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan-kegiatan pada tahap ini
adalah terjadinya penurunan kualitas udara disekitar daerah jalur lintasan
transportasi kendaraan, gangguan pada sumber daya lahan dan sumberdaya biologi
serta gangguan pada lingkungan social ekonomi dan social budaya penduduk
setempat. Dampak negative yang ditimbulkan bersifat langsung dan telah terjadi
pada saat pekerjaan bendung dan saluran. Dampak yang terjadi ini hanya
berlangsung selama kegiatan persiapan konstruksi dan merupakan dampak sesaat.
Untuk pekerjaan berikutnya, sesuai dengan rencana pengembangan jaringan
dan pembangunan tanggul banjir pada daerah batang penamban dan batang muara
sakai, kegiatan ini masih akan berlangsung dan dampak yang ditimbulkan seperti
pekerjaan terdahulu masih akan terjadi. Namun lokasi terjadinya dampak berada
pada daerah lain sesuai dengan tata letak dan distribusi saluran yang akan
dibangun.
b. Pelaksanaan kontruksi
Kegiatan-kegiatan pada tahap ini yang berpotensi menimbulkan dampak
terhadap lingkungan adalah kegiatan pengerukan/ penggalian disaluran pembawa
dan disaluran pembuang, dan kegiatan pembuangan tanah bekas galian serta
pekerjaan konstruksi saluran.
Akibat dari kegiatan ini telah menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
udara pada lingkungan pemukiman yang dilalui jalur transportasi, menurunnya
kestabilan lahan, menurunnya kualitas lingkungan perairan, lingkungan social
ekonomi dan budaya serta terganggunya prasarana jalan umum.
Kualitas udara didaerah sekitar tapak kegiatan, akan menurun dengan telah
dilakukannya kegiatan-kegiatan pada tahap ini. Lingkungan yang telah terkena
dampak adalah pada daerah sepanjang jalur transportasi dan lingkungan
pemukiman disekittar jalur transportasi tersebut. Dampak negative yang telah
ditimbulkan ini hanya terjadi selama kegiatan konstruksi masih berlangsung.
Untuk pekerjaan berikutnya, dampak pada tahap ini masih akan berlangsung,
sesuai dengan volume material bahan bangunan yang harus ditransportasikan pada
tapak kegiatan, sedangkan lokasi terjadi dampak sudah beralih kelokasi lain,
sesuai dengan tata letak dan distribusi jaringan yang akan dibangun.
Dampak pada sumberdaya lahan juga telah dan akan terjadi dengan adanya
kegiatan pada tahap ini. Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak adalah
kegiatan mobilisasi material dan pekerjaan galian dan timbunan didaerah
bangunan bendung dan saluran yang direncanakan. Dengan adanya usaha
penggalian tanah telah menyebabkan menurunnya kestabilan lahan terutama pada
daerah bekas galian. Keadaan ini menyebabkan terjadinya erosi dan longsor pada
badan sungai. Dampak negative yang ditimbulkan ini hanya terjadi selama
kegiatan konstruksi. Untuk pekerjaan berikutnya, dampak yang sama masih akan
terjadi, namun lokasi terjadinya dampak berada pada tempat lain sesuai dengan
letak saluran.
Sumber daya perairan juga akan terkena dampak negative dengan adanya
kegiatan pada tahap konstruksi ini. Dampak yang telah ada dan akan terjadi
disebabkan oleh kegiatan penggalian badan sungai dan saluran serta pada saat
pembuatan tanggul banjir. Dampak ini hanya akan terjadi selama kegiatan
konstruksi.
Sementara itu di lingkungan social ekonomi dan budaya penduduk disekitar
tapak kegiatan akan menerima dampak positif dan negative dengan adanya
kegiatan-kegiatan pada tahap ini dampak kegiatan pada tahap ini.
Dampak positif terjadi, dengan adanya peluang berusaha dan bekerja bagi
penduduk terutama untuk pekerjaan bangunan bendung dan jaringan irigasi.
Sedangkan dampak negative terjadi sebagai akibat menurunnya kualitas udara
dan meningkatnya kebisingan serta gangguan pada kelancaran mobilitas harian
penduduk. Dampak negative yang terjadi ini, masih merupakan dampak sesaat dan
terjadi selama kegiatan konstruksi berlangsung.
3. Dampak pada tahap operasi dan pemeliharaan
Dengan telah dibangunnya jaringan irigasi batang indrapura, telah dan akan
menimbulkan dampak positif maupun dampak negative bagi penduduk disekitar tapak
kegiatan. Dampak positif yang ditimbulkan adalah, lebih terbukanya lapangan
berusaha dan bekerja bagi penduduk dalam menggarap lahan yang tersedia,
meningkatnya perekonomian penduduk.
Sementara itu dengan, semakin luasnya lahan yang didapat diolah menyebabkan
tuntutan tenaga kerja untuk mengolah lahanpun akan semakin meningkat. Manakala ini
tidak terpenuhi akan menyebabkan lahan yang telah terairi tidak terolah dan akan
menyebabkan munculnya berbagai jenis tanaman pengganggu atau gulma air. Dampak
negative lainnya adalah meningkatnya pemanfaatan zat-zat kimia seperti insektisida
dan jenis bahan kimia lainnya dalam mengendalikan berbagai jenis hama dan penyakit
tanaman. Usaha ini akan menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan perairan.
Dampak pada tahap operasi dan pemeliharaan ini akan terjadi selama jaringan irigasi
ini masih dapat dimanfaatkan, sedangkan dampak lainnya adalah kemungkinan
terjadinya benturan/ konflik dalam pemakaian air oleh sesama petani.
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Kegiatan yang dilakukan pada pembangunan irigasi dan bendungan adalah sebagai
berikut :
1. Tahap pra-kontruksi
Pada tahap ini dilakukan penyelidikan lapangan guna untuk menentukan kelayakan
teknis dan kelayakan ekonomis yang telah menghasilkan kerangka acuan, teknis
pelaksanaan proyek dengan anggaran pembiayaannya, penentuan lokasi,
pengukuran secara detail dan penentuan desain. Kemudian pembebasan lahan yang
terkena rencana kegiatan.
2. Tahap konstruksi
a. Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan proyek melakukan kegiatan :
- Mobilisasi alat-alat berat dan material bangunan
- Mobilisasi tenaga kerja
- Pembersihan dan pembukaan lahan
- Pembuatan, pengoperasian direksi
- Rehabilitasi jalan
- Pemanfaatan bahan galian
b. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan konstruksi merupakan kegiatan dilokasi bendung dan
saluran. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan :
- Dilokasi bendung
Pekerjaan dilokasi bendung meliputi pekerjaan :
a. Pengeringan lokasi kegiatan
b. Pekerjaan galian dibadan sungai dan saluran
c. Pembuatan bendung dan bangunan pelengkap
d. Mobilitas material bangunan
- Disaluran pembawa dan pembuang
a. Pengerukan dan penggalian saluran pembawa
b. Penggerukan/penggalian saluran pembuang, meliputi penggerukan tanah
untuk keperluan saluran pembuang
c. Pembuangan tanah galian disekitar lokasi kegiatan
c. Tahap pasca kontruksi
Kegiatan pada tahap ini adalah operasional dan pemeliharaan terhadap
pembangunan irigasi dengan saluran induk indrapura kanan dan kiri dengan
panjang 15 km, panjang saluran sekunder 45 km, panjang saluran tersier 14,173
km dan dengan saluran-saluran draenase pada daerah irigasi indrapura yang
mengalir kesungai dengan panjang 54,073 km, yang meliputi pada 11 desa
dalam kecamatan pancung soal.
Untuk pengoperasian dan pemeliharaan dilaksanakan oleh instansi dan
personil yang telah ditunjuk yang dalam hal ini Dinas PU Sub Dinas Pengairan,
kantor pengamat pengairan wilayah V cab. Dinas pengairan pesisir selatan dn
petani pemakai air (P3A). sarana penunjang untuk realisasi tahap kegiatan ini,
telah diatur dan ditetapkan dalam rencana anggaran biaya tahun anggaran
1992/1993.
Sebagai tujuan dari pada pemeliharaan adalah untuk tetap mempertahankan
umur ekonomis proyek selama 40 tahun dan optimasi irigasi semaksimal dan
seefisien mungkin.

II. SARAN
1. Lakukan identifikasi dampak yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.
2. Usahakan melakukan pemantauan daerah terlebih dahulu sebelum melakukan
pembangunan, apakah layak atau tidak didirikan.
3. Usahakan dalam pembangunan tidak akan merugikan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai