Anda di halaman 1dari 10

BAB III PENYALIRAN TAMBANG

BAB IV

PENYALIRAN TAMBANG

Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbua dapat dibedakan menjadi :

(i) "Mine drainage" yang merupakan upaya untuk mencegah masuk mengalirnya air
ke tempat pengaliran. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan
air yang berasal dari sumber air permukaan (sungai, danau dan lain-lain).
(ii) "Mine dewatering" yang merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah
masuk ke tempat penggalian ; terutama untuk penanganan air hujan.

4.1. AIR PERMUKAAN

Sumber utama air permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan. Curah hujan
yang relatif tinggi pada tambang di Indonesia berakibat pentingnya penanganan air hujan
yang baik agar produktivitas tambang tidak menurun.

(i) Saluran air

Saluran air di tambang berfungsi untuk menampung limpasan permukaan pada


suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat pengumpulan (sumuran) atau tempat
lainnya.

Untuk menghitung jumlah air/limpasan permukaan dari suatu daerah digunakan


rumus rasional yaitu :

Q  0,278.C.I.A

Dengan : Q = debit (m3/s)

C = koefisien limpasan

I = intensitas hujan (mm/h)

A = luas daerah (km2)

Beberapa asumsi dalam penggunaan rumus ini adalah :

 Frekuensi hujan = frekuensi limpasan.

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 31


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

 Hujan terdistribusi secara merata di seluruh daerah.


 Debit maksimal merupakan fungsi intensitas hujan dan tercapai pada akhir
waktu konsentrasi.

Dengan demikian penggunaan rumus ini hanya terbatas pada suatu daerah yang
relatif kecil dan homogen. Persyaratan ini umumnya dipenuhi oleh daerah-daerah
tambana terbuka.

Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus dari KIRPICH, yaitu :

t c 0,0195.L0,77 .S 0,382

dengan : tc = waktu konsentrasi

L = jarak terjauh dalam daerah pengaliran ke titk perhitungan (m)

S = gradien/kemiringan

Koefisien limpasan dipengaruhi oleh faktor-faktor tutupan tanah, kemiringan,


intensitas dan lamanya hujan. Koefisien ini merupakan suatu konstanta yang
menggambarkan dampak proses infiltrasi, penguapan, "retention", dan intersepsi
pada daerah tersebut. Beberapa harga C dapat dilihat pada Tabel IV-1.

Tabel IV-1. Beberapa Harga Koefisien Limpasan

Kemiringan Tutupan Koefisien limpasan

< 3% Sawah, rawa 0,2


Hutan, perkebunan 0,3
Perumahan dengan kebun 0,4
3% - 15% Hutan, perkebunan 0,4
Perumahan 0,5
Tumbuhan yang jarang 0,6
Tanpa tumbuhan, daerah penimbunan 0,7
>15% Hutan 0,6
Perumahan, kebun 0,7
Tumbuhan yang jarang 0,8
Tanpa tumbuhan, daerah tambang 0,9

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 32


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

Dalam merancang bentuk dan dimensi saluran air, perlu dilakukan analisis
sehingga saluran air tersebut memenuhi hal-hal sebagai berikut :

 Dapat mengalirkan debit air yang direncanakan.


 Kecepatan air sedemikian sehingga tidak terjadi pengendapan/sedimentasi.
 Kecepatan air sedemikian sehingga tidak merusak saluran (erosi).
 Kemudahan dalam penggalian.

Bentuk penampang saluran air umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe
material perrmbenfuk saluran serta kemudahan dalam pembuatannya. Saluran air
dengan penampang segi empat atau segi tiga umumnya untuk debit kecil
sedangkan penampang trapesium untuk debit yang besar. Perhitungan kapasitas
pengaliran suatu saluran air dilakukan dengan menggunakan rumus Manninq.

Q  1 R 2 / 3S 1 / 2 A
n

A5 / 3S 1 / 2
Q 
np 2 / 3

dengan : Q = debit

R = jari-jari hidrolik = A/P

S = gradient

A = luas penampang basah

P = keliling basah

n = koeffisien kekasaran Manning, yang menunjukkan kekasaran


dinding saluran

Beberapa harga n dapat dilihat pada Tabel IV-2.

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 33


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

Tabel IV-2. Beberapa Harga n

Tipe dinding saluran n

Semen 0,010 - 0,014


Beton 0,011 - 0,016
Bata 0,012 - 0,020
8esi 0013 - 0,017
Tanah 0,020 - 0,030
Gravel 0,022 - 0,035
Tanah yang ditanami 0,025 - 0,040

Dimensi penampang yang paling efisien, yaitu dapat mengalirkan debit yang
maksimum untuk suatu luas penampang basah tertentu, diperoleh jika P minimum.

Dimensi penampang yang paling efisien untuk beberapa bentuk penampang


saluran air adalah sebagai berikut :

a. Penampang segitiga

Sudut tengah = 90° ----> z=1

A = h2

P = 2h 2

H
R =
22

b. Penampang segi empat

B = 2h

A = 2h2

P = 4h

1
R = h
2

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 34


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

c. Penampang trapezium

1
Q = 60 -----> z =
3

B 
= 2 z 1 z
2

h

= B  zh
h
A

h
R =
2

(ii) Sumuran (sump)

Sumuran berfungsi sebagai penampung air sebelum dipompa ke luar tambang.


Dengan demikian, dimensi sumuran ini sangat tergantung dari jumlah air yang
masuk serta keluar dari sumuran.

Jumlah air yang masuk ke dalam sumuran merupakan jumlah air yang diallirkan
oleh saluran-saluran, jumlah limpasan permukaan yang langsung mengalir ke
sumuran dan curah hujan yang jatuh di sumuran. Sedangkan jumlah air yang
keluar dapat dianggap sebagai kapasitas pompa, karena penguapan dianggap
tidak terlalu berarti.

Dengan demikian optimasi antara "input" (masukan) dan "output" (keluaran) maka
dapat ditentukan dimensi sumuran.

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 35


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

Gambar 4-1. Beberapa Penampang Saluran Air

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 36


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

4.2. AIR TANAH

Pengaruh air tanah pada tambang terbuka, selain dari terganggunya permuka kerja
karena aliran air tanah, adalah pengaruhnya pada kestabilan baik lereng tambang
maupun lantai tambang jika terdapat akuifer tertekan.

Metoda penyaliran untuk air tanah sangat tergantung darl Kondisi air tanah serta akuifer
di daerah tersebut.

Beberapa metoda yang dikenal adalah :

I. Lubang penirisan horisontal

Keuntungan cara ini adalah :

- Retatif dapat dengan cepat clan mudah dibuat.


- Penirisan berdasarkan gravitasi sehingga tidak memerlukan pompa.
- Fleksibel terhadap penrbahan struktur geologi.

Kerugiannya adalah pengaruhnya sangat terbatas clan tidak dapat dibuat pada
saat pekerjaan penggalian

II. Sumur penirisan vertikal

Keuntungan :

- Dapat dibuat sebelum penggalian dimulai.


- Instalasinya tidak mengganggu kegiatan produksi.
- "Pre-mining drainage" akan mengurangi biaya peledakan dan pengangkutan.
- Air yang dipompa dapat dimanfaatkan.

Kerugian :

- Modal awal untuk peralatan.

- Jika terjadi kemacetan akan meningkatkan tekanan air tanah.

III. Galeri penirisan

Sistem penirisan ini merupakan upaya untuk mencegah mengalirnya air tanah ke
dalam tambang dengan cara membuat sumur-sumur penirisan yang berfungsi
sebagai "dinding penahan".

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 37


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

Keuntungannya :

- - Potensi penirisannya besar.


- - Lebih terpercaya untuk suatu jangka panjang.
- - Dapat mengambit informasi tentang karakteristik batuan.

Kerugiannya yang utama adalah mahalnya biaya pembuatan instalasi.

IV. Drainage trench

Drainaga trench dapat dibedakan dalam "slope trench" dan "horizontal trench".

Gambar 4-2. Sumur Penirisan

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 38


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

Gambar 4-3. Sistem Galeri Penirisan

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 39


BAB III PENYALIRAN TAMBANG

Gambar 4-4. Drainage Trenches

DIKTAT KULIAH SISTEM PENYALIRAN TAMBANG (TA-3241) 40

Anda mungkin juga menyukai