Anda di halaman 1dari 5

Rencana Tata Bangungan dan Lingkungan

Kawasan Pusaka Kota Tangerang

pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara


sehingga perlu dilestarikan.

Salah satu dampak dari pengembangan kota adalah tergusurnya situs sejarah berupa

PENDAHULUAN bangunan dan lanskap atau kawasan pusaka. Dengan tergusurnya aset pusaka tersebut,
maka hilanglah jejak dan nilai budaya historis masa lampau yang menjadi identitas sebuah
kota. Identitas atau karakteristik kota merupakan hal penting sebagai tolok ukur
pengembangan kota, guna mewujudkan kota yang lestari, nyaman dan berkelanjutan.

Tidak dapat dipungkiri pelestarian saja tidak cukup.Perlu pengayaan jangka panjang untuk
1.1 LATAR BELAKANG berbagai kepentingan ekonomi, pendidikan dan penelitian. Sebuah pekerjaan besar untuk
Kota bukanlah sekedar mesin ekonomi, tetapi juga menyimpan potensi yang dapat berwujud mewujudkan kota-kota pusaka di Indonesia sebagai kota pelestari peradaban (world heritage
kesenian, adat istiadat, bahasa, situs, arsitektur, dan kawasan bersejarah yang bernilai pusaka cities). Pemerintah Kabupaten/Kota harus dapat bekerjasama dengan komunitas pusaka,
yang dapat mengisi ruang kota. Salah satu instrumen yang kuat dalam sejarah perkotaan dunia usaha dan perguruan tinggi setempat dan terus berkomitmen mengawinkan potensi
adalah pengaturan teritorial, ruang, dan bangunan berdasarkan konsepsi kosmografi serta masa lalu, di mana landmark yang unik serta nafas tradisi harus tetap dipertahankan menjadi
kaidah-kaidah penataannya. ruhnya, kemudian ditransformasikan di era kekinian dalam suatu sustainable urban
development.
Kota bukanlah sekedar mesin ekonomi, tetapi juga menyimpan potensi yang dapat berwujud
kesenian, adat istiadat, bahasa, situs, arsitektur, dan kawasan bersejarah yang bernilai pusaka Untuk dapat mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang seharusnya
yang dapat mengisi ruang kota. Salah satu instrumen yang kuat dalam sejarah perkotaan ditindaklanjuti pula dengan pengaturan dibidang tata bangunan serta memadai diantaranya
adalah pengaturan teritorial, ruang, dan bangunan berdasarkan konsepsi kosmografi serta melalui perangkat peraturan bangunan setempat.
kaidah-kaidah penataannya.
Pada bagian – bagian lingkungan yang memiliki pertumbuhan fisik yang cepat, telah
Pembangunan masa depan secara berkelanjutan hendaknya mampu menyinambungkan berkembang secara kurang tertib, atau kurang serasi dengan lingkungannya, maka diperluka
berbagai peninggalan yang bernilai dan dinamika zaman secara terseleksi, termasuk menjadi pengaturan tata bangunan yang lebih khusus, dimana dapat dengan sekaligus mewujudkan
alat dan modal dalam pengembangan budaya dan ekonomi kota. Sehingga perkembangan kelestarian lingkungan sekitarnya.
kota merupakan perwujudan dari upaya manusia mengembangkan peradaban yang
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diperlukan untuk pengendalian pertumbuhan fisik
dimilikinya.
bangunan dan untuk melengkapi peraturan bangunan di Kabupaten/Kota yang saat ini masih
Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahkan menyiratkan pentingnya bersifat umum, dengan memberikan arahan secara rinci dan khusus serta spesifik. Arahan
melestarikan nilai budaya yang berkembang di masyarakat dalam penyelenggaraan penataan yang rinci dan spesifik inilah diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mengendalikan
ruang, artinya penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, pembangunan di Kawasan Pusaka Kota Tangerang.
termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Sementara itu Undang-
undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya menyatakan bahwa cagar budaya
merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan
manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu

I.1
Rencana Tata Bangungan dan Lingkungan
Kawasan Pusaka Kota Tangerang

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN  Mengembangkan pemanfaatan lahan yang jelas berdasarkan jaringan infrastruktur dan
1.2.1 Maksud kondisi lingkungan yang tertata dengan baik;
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dimaksudkan untuk memberikan arahan  Memperkuat identitas kawasan;
bagi bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan. Arahan tersebut hendaknya memenuhi  Menciptakan keterpaduan antara bentuk, waktu dan ruang pada seluruh kawasan;
kepentingan atau aspirasi masyarakat, pemanfaatan sumber daya setempat dan daya dukung  Meciptakan integrasi sosial dari berbagai bentuk kegiatan dan fasilitas yang mencakup
lahan kelompok bangunan/lingkungan, panduan perlindungan bangunan dan lingkungan, seluruh lapisan masyarakat;
panduan perizinan serta panduan program investasi tanpa menghilangkan jati diri kawasan  Meciptakan arsitektur yang mempertahakan bangunan lama yang menjadi identitas
tersebut. pusaka terhadap kawasan;

1.2.2 Tujuan
1.4 DASAR HUKUM
Penyusunan RTBL, bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kota atau kawasan yang kaya
Dasar hukum kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan
dengan variasi, jati diri, berwawasan lingkungan yang aman dan tertib, selain itu ditujukan juga
Pusaka Kota Tangerang adalah :
untuk mempertahakan fungsi kawasan sebagai kawasan pusaka yang merupakan awal
perkembangan Kota Tangerang dan menjadi identitas kawasan. 1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman ;
2. Undang – Undang Republik Indonesia No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya ;
1.2.3 Sasaran 3. Undang – Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini Bencana.
adalah : 4. Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang ;
5. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
 Tersusunnya Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan
Gedung ;
pusaka Kota Tangerang sesuai dengan Pedoman Penyusunan RTBL yang terdapat pada
6. Undang – Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang Lingkungan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007, yang dapat digunakan sebagai
Hidup.
panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan di kawasan tersebut;
7. Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa
 Tersusunnya Naskah Peraturan Bupati/Walikota tentang penetapan Dokumen RTBL pada
Pemerintahan ;
Kawasan pusaka Kota Tangerang sebagai produk pengaturan yang legal di kawasan
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 tahun 2010 tentang
tersebut.
Penyelenggaraan Penataan Ruang ;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional ;
1.3 MANFAAT
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 tahun 2005 tentang Peaturan
Manfaat kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pusaka
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Kota Tangerang adalah :
11. Peraturan Menteri PU nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung ;

I.2
Rencana Tata Bangungan dan Lingkungan
Kawasan Pusaka Kota Tangerang

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman 1.5.2 Ruang Lingkup Materi
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan ; Ruang lingkup materi penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pusaka
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2010 tentang Pedoman Kota Tangerang, meliputi
Revitalisasi Kawasan ;
 Penetapan lokasi dan delineasi RTBL (disetujui Dinas Teknis, Pemerintah Kota)
14. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/SE/M/2009 tentang Modul
 Program bangunan dan lingkunan
Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ;
 Program investas
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
 Rencana umum (Design Plan)
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ;
 Rencana arahan desain (Design Guidelines)
16. Peraturan Menteri PU nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitasi
 Adminitrasi pengendalian program dan rencana
dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan ;
 Arahan pengendalian pelaksanaan
17. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan ;
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
18. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 perihal Modul
Sistematika pembahasan dalam laporan Antara dalam Penyusunan Rencana Tata Bangunan
Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ;
dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pusaka Kota Tangerang dibagi dalam beberapa bagian,
19. Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 2 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
yaitu :
Lingkungan Hidup;
20. Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah; BAB I PENDAHULUAN
21. Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 3 Tahun 2012 Tentang Bangunan dan Menguraikan berbagai aspek yang mencakup, antara lain latar belakang, maksud, tujuan dan
Gedung. sasaran, manfaat, dasar hukum, ruang lingkup baik wilayah maupun materi dan sistematika
22. Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang laporan.
Wilayah Kota Tangerang.
BAB II PEMAHAMAN RTBL/KAJIAN TEORI
Menguraikan berbagai teori dan kebijakan yang mencakup, antara lain pemahaman mengenai
1.5 RUANG LINGKUP RTBL, teori tentang kawasan, citra kota elemen perancangan kota serta kebijakan
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah pembangunan di Kota Tangerang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06?PRT/M/2007 tentang Pedoman BAB III VISI AWAL KONSEP PERENCANAAN DAN STUDI KASUS
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, bahwa kawasan perencanaan mencakup Menguraikan berbagai aspek yang mencakup, antara lain visi awal konsep perencanaan dan
suatu lingkungan kawasan dengan luasan 5 – 60 Ha. studi kasus.
Wilayah perencanaan berada di Pusat Kota Lama/ Pasar Lama yaitu Kecamatan Tangerang
dengan luas wilayah 44 Ha. Lihat Gambar 1.1.

I.3
Rencana Tata Bangungan dan Lingkungan
Kawasan Pusaka Kota Tangerang

Gambar 1.1 Peta Delineasi Kawasan Perencanaan

I.4
Rencana Tata Bangungan dan Lingkungan
Kawasan Pusaka Kota Tangerang

BAB IV IDENTIFIKASI LOKASI, POTENSI DAN KELEMAHAN


Menguraikan berbagai aspek yang mencakup, antara lain identifikasi kawasan studi dan
penguatan delineasi kawasan perencanaan

BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN


Menguraikan berbagai aspek yang mencakup, antara lain analisis kawasan, analisis
pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat, dan analisis SWOT.

BAB VI TUJUAN, VISI DAN MISI KAWASAN RTBL


Menguraikan berbagai aspek yang mencakup, antara lain tujuan perencanaan kawasan
pusaka serta visi dan misi yang akan dicapai.

BAB VII PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


Menguraikan berbagai aspek yang mencakup, antara lain konsep pengembangan kawasan
terkait dengan bangunan dan lingkungan.

I.5

Anda mungkin juga menyukai