PDF PDF
PDF PDF
E-mail: muzaki@maiser.unila.ac.id
Diterima 8 Juli 2005, perbaikan 25 November 2005, disetujui untuk diterbitkan 2 Desember 2005
ABSTRACT
The isolation of terpenoid from pepper leaves (Piper nigrum, Linn) has successfully been performed. The
compound (3 mg) was isolated by the use of 100 % chloroform eluen with the RF of 0.46 as white crystal.
The compound shows activity against Callosobruncus chinensis. Based on the infrared and the mass
spectrometry spectra, the compound obtained is classified as sesquiterpen containing the main functional
groups of –OH and C=C, with the relative molecular mass of 220 m/e. The bioactivity test of this compound
against Callosobruncus chinensis on mung bean leaves showed that the compound causing not only to the
death of the plant diseases but also reducing the feeding activity with the contact time of 72 hours.
aseton selama 2 x 24 jam. Hasil perendaman rpm) rendah menggunakan bantuan vakum
kemudian disaring untuk mendapatkan filtrat. sehingga senyawa-senyawa dalam filtrat relatif
Filtrat tersebut lalu dipekatkan dengan penguap aman dari kerusakan akibat pemanasan yang
putar vakum hingga diperoleh ekstrak kental. berlebihan. Dari hasil pemekatan didapatkan
Ekstrak kental tersebut kemudian dipartisi dengan ekstrak kental sebanyak 50 gram. Ekstrak kasar
menggunakan pelarut n-heksana : H20 (1 : 1). aseton yang diperoleh dipartisi dengan
Fasa n-heksana diambil dan dipekatkan dengan menggunakan n-heksana : air (1 : 1). Partisi ini
penguap putar vakum. Kemudian dilakukan uji bertujuan untuk memperkecil pola penyebaran
KLT dengan eluen n-heksana dan kloroform, plat range komponen senyawa hasil maserasi
KLT tersebut dilihat pada lampu UV kemudian berdasarkan kelarutannya. Setelah didiamkan
disemprot dengan pereaksi Liebermann-Burchad beberapa saat kemudian akan didapatkan 2 lapisan
untuk mengetahui letak senyawa terpenoid. yang selanjutnya dipisahkan dan dihasilkan fasa n-
Setelah itu dilakukan uji bioaktif dengan heksana dan fasa air. Pada kedua fasa tersebut
menggunakan hama gudang Callosobruncus diuji dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Pada
chinensis dan bahan uji biji kacang hijau fasa air tidak terbentuk endapan yang mencirikan
terdapatnya senyawa terpenoid, sedangkan pada
2.3. Pemisahan dengan Kromatografi Kolom fasa n-heksana ternyata didapatkan endapan
berwarna ungu sehingga fasa inilah yang
Ekstrak kental hasil partisi dimasukkan ke dalam dilanjutkan ketahap berikutnya.
kolom dan dielusi dengan pelarut mulai dari n-
heksana, kloroform, metanol dan perbandingan Fasa n-heksana yang didapat kemudian dipekatkan
dari pelarut-pelarut tersebut. Dari hasil dengan penguap putar vakum sehingga didapatkan
pemisahan fraksi-fraksi tersebut kemudian crude n-heksana sebanyak 10 gram. Selanjutnya
dilakukan uji KLT dan uji bioaktif untuk dilakukan uji KLT menggunakan plat KLT dengan
mendapatkan fraksi yang aktif dan mengandung SiO2 sebagai fasa diam. Dari hasil KLT fasa n-
senyawa terpenoid. Untuk memurnikan fraksi heksana didapatkan 10 bercak noda dengan harga
yang diperoleh dari hasil kromatografi kolom , Rf masing-masing Rf1 = 0,03, Rf2 = 0,09, Rf3 =
fraksi tersebut kemudian di rekolom untuk yang 0,16, Rf4 = 0,41, Rf5 = 0,46, Rf6 = 0,5, Rf7 = 0,61,
kedua kalinya. Hasil elusi ditampung setiap 1 ml Rf8 = 0,77, Rf9 = 0,8, dan Rf10 = 0,95 dengan
per botol sampel agar didapatkan pemisahan yang kloroform 100 % sebagai fasa gerak, hasil KLT
lebih baik. diberikan pada Gambar 1.
3.1. Pemisahan dengan Kromatografi Kolom yang berada pada Rf tersebut menjadi target isolasi
berikutnya.
Pemisahan komponen senyawa pada crude n-
heksana dilakukan menggunakan kromatografi
kolom dengan fasa diam silika gel 60 dan fasa
gerak menggunakan cara elusi landaian dimulai
dengan pelarut n-heksana, kloroform, dan
perbandingan dari pelarut tersebut terakhir Rf4
Rf3
menggunakan pelarut metanol. Dari hasil
penampungan kolom kromatografi didapatkan 5 Rf2
fraksi yaitu fraksi n-heksana (1), fraksi n-heksana : Rf1
CHCl3 (2), fraksi CHCl3 (3), fraksi CHCl3 : MeOH
(4) dan fraksi MeOH (5). Hasil kromatografi
kolom fasa n-heksana diberikan pada Tabel 1. Plat KLT SiO2
Eluen CHCl3 100 %
Hasil fraksi-fraksi tersebut dipekatkan dengan
penguap putar vakum, kemudian diambil sejumlah
cuplikan dan dilarutkan dengan aseton untuk uji Gambar 2. Hasil KLT Senyawa Fraksi CHC3
bioaktif terhadap hama Callosobruncus chinensis
untuk mengetahui fraksi yang bersifat aktif. Untuk memisahkan senyawa yang menjadi target
isolasi dari komponen yang lain dilakukan kembali
Dari hasil uji bioaktivitas yang disajikan pada kromatografi kolom dengan menggunakan silika
Tabel 2. dapat dilihat bahwa fraksi n-heksana : gel 60 sebagai fasa diam dan fasa gerak n-heksana,
CHCl3 dan fraksi CHCl3 bersifat aktif. Pada fraksi kloroform, perbandingan pelarut-pelarut yang
n-heksana : CHCl3 mempunyai sifat aktif terhadap digunakan dan MeOH. Hasil rekolom dari fraksi
hama uji tetapi tidak mengandung senyawa CHCl3 dapat dilihat pada Tabel 3.
terpenoid sedangkan fraksi CHCl3 merupakan
fraksi yang aktif terhadap hama gudang Dari hasil rekolom fraksi CHCl3 didapatkan 4
Callosobruncus chinensis dan mengandung fraksi. Pada fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji
senyawa terpenoid ditandai dengan adanya bercak bioaktivitas dan uji terpenoid. Didapatkan
noda yang berwarna ungu kemerahan. Fraksi senyawa target berada difraksi 3.3 dengan eluen
CHCl3 memiliki keaktifan terhadap hama CHCl3 : MeOH dan setelah diuji bioaktivitas
Callosobruncus chinensis dengan waktu kontak ternyata fraksi tersebut aktif terhadap hama gudang
selama 24 jam untuk dapat mematikan semua Callosobruncus chinensis, hasil uji bioaktif
hama uji pada lima kali pengulangan. diberikan pada Tabel 4.
Hasil KLT pada fraksi CHCl3 menunjukkan bahwa Hasil KLT fraksi 3.3 diberikan pada Gambar 3.
dalam fraksi tersebut masih terdapat 4 komponen Dari gambar tersebut dapat dilihat hasil KLT
senyawa dengan harga Rf masing-masing senyawa rekolom fraksi 3.3 bercak noda yang dihasilkan
adalah Rf1 = 0,41, Rf2 = 0,46, Rf3 = 0,5 dan Rf4 sudah satu spot tetapi masih agak memanjang
= 0,61. Pada Rf = 0,46 dan Rf = 0,5 diidentifikasi sehingga perlu dilakukan lagi kromatografi kolom
sebagai senyawa terpenoid karena berwarna ungu terhadap fraksi tersebut untuk mendapatkan
kemerahan dan merah jambu setelah disemprot senyawa target yang lebih murni.
dengan Liebermann-Burchard, maka komponen
Hasil Uji
Fraksi Eluen Warna Fraksi Uji Terpenoid
Bioaktif
1. n-heksan Kuning pekat - +
2. n-heksan : CHCl3 Hijau pekat - +
3. CHCl3 100 % Kuning kemerahan + +
4. CHCl3 : MeOH Hijau kehitaman + +
5. MeOH 100% Hitam - -
e. 0,6357 10 10 6 4 0,6224
Fraksi CHCl3
kacang
a. 0.6388 8 5 3 0 0.6388
hijau
b. 0.7143 6 4 2 0 0.7143 tetap
utuh
c. 0.7292 9 7 5 0 0.7292
d. 0.7386 8 3 0 0 0.7386
e. 0.7840 8 6 4 0 0.7840
Fraksi CHCl3 :
MeOH
a. 0,6844 9 6 1 0 0.6781
b. 0,6625 8 4 2 1 0.6497 kacang
hijau
c. 0,6989 10 8 4 2 0.6901 sedikit
d. 0,7227 8 5 2 0 0.7112 berbubuk
e. 0,7348 8 6 3 1 0.7178
Fraksi MeOH
kacang
a. 0,6921 10 6 5 2 0,6753
hijau
b. 0,6928 10 7 3 1 0,6805 berlubang
c. 0,6133 10 9 6 4 0,5924 dan
d. 0,6685 9 7 4 0 0,6479 berbubuk
e. 0,6319 9 8 4 1 0,6186
Hasil Uji
Fraksi Eluen Warna Fraksi Uji Terpenoid
Bioaktif
3.1 n-heksana 100 %, n- Kuning muda - -
heksana : CHCl3
3.2 CHCl3 100 % Kuning - -
3.3. Identifikasi dengan Spektroskopi Infra dalam rumus molekul tersebut dapat dihitung
Merah berdasarkan rumus DBE dan dihasilkan sebanyak
4 buah ekivalen ikatan rangkap, yaitu 3 buah
Pemeriksaan spektrum infra merah dari senyawa lingkar (siklik) dan 1 buah ikatan rangkap C=C7.
terpenoid yang diperoleh, memberikan pita-pita Adanya gugus – OH pada struktur dugaan
serapan pada bilangan gelombang 3317,3 cm -1 (s) dibuktikan dengan adanya puncak 202 m/e pada
merupakan serapan dari uluran – OH. Serapan data MS dimana ion molekul melepaskan molekul
pada 2931,6 cm -1 (k) yang didukung dengan netral H2O dan didukung dengan adanya serapan
serapan pada 1458,1 cm -1 (s) merupakan uluran pada bilangan gelombang 3317,3 cm-1 pada data
metil, pada bilangan gelombang 2862,2 cm -1 IR. Gugus metil dilihat dari munculnya puncak
merupakan uluran =C-H dan serapan di daerah 205 m/e dimana ion radikal metil dilepaskan dari
sidik jari pada 1373,2 cm -1 menunjukkan uluran - ion molekul dan juga puncak 187 m/e setelah
CH2. Pada 1643,2 cm -1 (l) yang didukung oleh pelepasan H2O dan gugus metil dari ion molekul,
serapan di daerah sidik jari pada 887,2 cm -1 (l) dari data IR gugus metil ditunjukkan dengan
merupakan uluran C=C yang terdapat dalam adanya serapan pada 2931,6 cm-1 dan 1458,1 cm-1.
struktur lingkar. Serapan di daerah sidik jari pada Adanya ikatan rangkap pada siklik ditunjukkan
1126,4 cm -1 (s) merupakan serapan dari C-O dengan adanya serapan pada 1643,2 cm-1 dan
(Sastrohamidjojo, 1990). Data hasil pengukuran 887,2 cm-1. Ikatan =C-H pada ikatan rangkap
spektroskopi IR diberikan pada Gambar 5. ditunjukkan dengan adanya peak pada 2862,2 cm-1.
Hasil pengukuran Spektroskopi Massa diberikan
3.4. Identifikasi dengan Spektroskopi Massa pada Gambar 6.
terpenoid dari daun lada (Piper nigrum, Linn) yang Host, The Diamondbackmoth (Lepidoptera:
bersifat bioaktif terhadap hama Callosobruncus Plutellidea). J. Econ. Ento. 48 (6): 435-411.
chinensis berupa kristal berwarna putih sebanyak 3
mg dengan harga Rf 0,46 menggunakan eluen 3. Bahri, S. dan Rinawati. 2005. Isolasi
CHCl3 100 %. Dari hasil analisis spektroskopi IR Senyawa Alkaloid pada buah lada dengan uji
dan Spektroskopi Massa diperkirakan senyawa aktifitas terhadap hama beras (Sithopilus
hasil isolasi merupakan senyawa terpenoid jenis oryzae L). J. Ilmiah MIPA. VIII(1): 42-47
seskuirterpenoid dengan gugus-gugus fungsi utama
OH dan C=C serta berat molekul relatif 220 m/e. 4. Arnason, B.J.R., I. M Gagnon, N. Lesage,
L.egrave. 2005. Efficacy of Botanical
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil Insecticides from Piper Species (Piperaceae)
penelitian ini adalah sebagai berikut : agar Extracts For Control of European Chafer
didapatkan senyawa hasil isolasi yang memiliki (Coleoptera: Scarabaeidae). J. Econ. Ento.
kemurnian lebih tinggi dilakukan pengukuran 98 (3): 845-855(11)
dengan menggunakan HPLC, perlu dilakukan
pengukuran lebih lanjut dengan NMR agar dapat 5. Isman, M. 2002. Pesticide Outlook, J. Royal
menentukan struktur molekul senyawa terpenoid Soc. Chem. 10.1039/b206507j: 30-37.
yang didapat dari daun lada (Piper nigrum, Linn)
secara pasti. Perlu dilakukan uji bioaktivitas 6. SAS Institut. 1990. SAS/STAT User’s Guide,
terhadap hama Callosobruncus chinensis dengan Version 6, Fourth Edition, Volume 2. North
menggunakan beberapa taraf konsentrasi sehingga Carolina. SAS Institut Inc.
dapat dihitung LC50 (Lethal Concentration).
7. Hamid, A., Y. Nuryani. 1992. Kumpulan
Abstrak Seminar dan Lokakarya Nasional
DAFTAR PUSTAKA Etnobotani, Bogor. Dalam S. Riyadi, A.
Kuncoro, dan A.D.P. Utami. Tumbuhan
1. Suprapto dan Nurjanah, N. 2001. Daya Beracun. Malang : Balitnas.
Insektisida Buah Lada Terhadap Beberapa
Hama Gudang. J. Sains Tek.7(3): 141-146. 8. Rismunandar. 2001. Lada, Budidaya dan Tata
Niaganya. Penebar Swadaya. Jakarta.
2. Idris, A.B dan E. Garfius. 1993. Pesticides Halaman 6-34.
Affect Immature Stangst of Diadegme
Insulare (Hymenoptra: Plutellidea) and it’s 9. Kartasapoetra. 1991. Hama Hasil Tanaman
dalam Gudang. Rineka Cipta. Jakarta.