Merokok
Usia paruh baya atau lanjut usia
Obesitas
Diet tinggi lemak
Peningkatan kolesterol
7) Riwayat penggunaan medikasi
8) Stressor yang dialami
9) Status atau kondisi kesehatan (Wahit Iqbal.2005).
b. Pola batuk dan produksi sputum
Menilai apakah batuk termasuk batuk kering, keras dan kuat dengan suara
mendesing, berat, dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami
penyakit kanker juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit
pada bagian tenggorokan saat batuk kronis dan produktif serta saat dimana
pasien sedang makan, merokok, atau pada saat malam hari. Pengkajian
terhadap lingkungan tempat tinggal pasien (apakah berdebu, penuh asap, dan
adanya kecendrungan mengakibatkan alergi). Pengkajian sputum dilakukan
dengan cara memeriksa warna, kejernihan, dan apakah bercampur dengan
darah (Aziz Alimul.2006).
c. Sakit Dada
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas,
intensitas, Faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila
pasien berubah posisi, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu
inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit (Aziz Alimul.2006).
d. Pengkajian Fisik
Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran klien, penampilan umum, postur tubuh,
kondisi kulit dan membrane mukosa, dada, pola napas, (frekuensi,
kedalaman pernapasan, durasi inspirasi dan ekspirasi), ekspansi dada
secara umum, adanya sianosis, deformitas dan jaringan parut pada dada.
Palpasi
Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas
dada pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada
dada dan penggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-
2. Analisa data
Data Subjektif
Perasaan lemah
Sesak napas
Nyeri dada
Batuk tak efektif
Demam
Riwayat merokok
Ansietas
Berat badan menurun
Data Objektif
Gelisah
Dispnea
Trauma
Suara napas tidak normal
Perubahan frekuensi dan kedalaman pernapasan
Obstruksi trakeal
Pendarahan aktif
Infeksi paru
Perubahan irama dan jumlah pernapasan
Penggunaan otot bantu napas
Vasokontriksi
Hipovolemia
Edema
Efusi pleura
Atelektasi
Nilai AGD tidak normal (Wahit Iqbal.2005)
3. Rumusan masalah
Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Ketidakefektifan pola napas.
Gangguan pertukaran gas.
Gangguan perfusi jaringan (Wahit Iqbal.2005).
4. Perencanaan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Berhubungan dengan :
Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif
Obstruksi jalan napas : spasme jalan napas, retensi secret, mucus
berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing dijalan napas,
secret di bronki, dan eksudat di alveoli.
Fisiologi : disfungsi neuromuscular, hyperplasia dinding bronchial,
PPOK, infeksi, asma, trauma jalan napas.
Tujuan :
Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif.
Menunjukkan status pernapasan : kepatenan jalan napas
Kriteria Hasil :
Tidak mengalami aspirasi
Mengeluarkan secret secara efektif
Mempunyai jalan napas yang paten
Irama dan frekuensi pernapasan dalam batas normal
Suara napas jernih
Intervensi dan Rasional :
Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas atau adanya sekreat.
Rasional : Pernapasan bising, ronki dan menunjukkan tertahannya
sekreat / obstruksi jalan napas
Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret
Rasional : Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna (bercak darah) atau
air umumnya normal dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan.
Gunakan oksigen, humidifikasi / nebuliser. Beri cairan tambahan melalui
IV sesuai indikasi.
Rasional : Memberikan hidrasi maksimal membantu pengenceran secret
untuk membantu pengeluarannya.
Dorong masukan cairan peroral (sedikitnya 2500 ml/hari) dalam
toleransi jantung.
Rasional : hidrasi adekuat untuk mempertahankan secret
hilang/peningkatan pengeluaran.
Pantau pernapasan
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat
Pantau tanda-tanda vital
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular,
pernapasan dan suhu tubuh pasien untuk menentukan dan mencegah
komplikasi (Wahit Iqbal.2005).
3) Gangguan pertukaran gas
Berhubungan dengan :
Perubahan membran kapiler-alveolar
Ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
Tujuan :
Gangguan pertukaran gas akan berkurang
Status pernapasan : pertukaran gas tidak akan terganggu
Status pernapasan : ventilasi tidak akan terganggu
Kriteria Hasil :
Fungsi paru dalam batas normal
Ekspansi paru yang simetris
Tidak menggunakan otot aseksoris untuk bernapas.
Intervensi dan Rasional :
Manajemen asam-basa
Rasional : meningkatkan keseimbangan asam-basa dan mencegah
komplikasi akibat ketidakseimbangan asam-basa.
Manajemen jalan napas
Rasional : memfasilitasi kepatenan jalan napas
Manajemen elektrolit
Rasional : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan mencegah
komplikasi akibat kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar
harapan.
Terapi oksigen
Rasional : memberikan oksigen dan memantau efektivitasnya
Bantuan ventilasi
2. Quantity/quality
1) Bagaimana dirasakan
Nyeri dada terasa menyusuk dan berat, napas terasa dalam,berat pada
bagian dada sebelah kanan, skala nyeri 5.
2) Bagaimana dilihat
Terlihat sesak dan napas terasa berat pada saat bernapas, ketika nyeri
meningkat terlihat wajah yang meringis.
3. Region
1) Dimana lokasinya
Nyeri dada dirasakan di bagian dada sebelah kanan.
2) Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyeri menyebar dari bagian dada sebelah kanan ke
bagian dada sebelah kiri dan balakang.
4. Severity
Pasien mengatakan nyeri sangat mengganggu aktivitasnya, karena sesak
dapat timbul meningkat ketika aktivitas pasien meningkat. Dan nyeri dada
nya menyebabkan pasien merasa lemas.
5. Time
Nyeri dan sesak dirasakan selama 2 minggu yang lalu dan meningkat selama
dua hari belakangan ini.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
A. Penyakit Yang Pernah Dialami
Tidak ada penyakit yang dialami os sebelumnya.
B. Pengobatan/Tindakan Yang Dilakukan
Tidak ada pengobatan atau tidakakan yang diberikan.
C. Pernah Dirawat/Dioprasi
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di RS dan tidak pernah dioprasi
sebelumnya.
D. Lama Dirawat
Tidak pernah dirawat.
E. Alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.
F. Imunisasi
Pasien mengatakan tidak pernah imunisasi.
B. Konsep Diri
Gambaran diri : Pasien menyukai seluruh bagian tubuhnya.
Ideal diri : Pasien berharap bias tetap menjadi suami serta ayah
yang baik bagi istri dan anaknya.
Harga diri : Pasien adalah seorang ayah yang baik bagi anak-
anaknya.
Peran diri : Pasien adalah kepala keluarga dan pengambil
keputusan dalam keluarga.
Identitas : Pasien adalah seorang suami dan ayah dari 3 orang
anaknya.
C. Keadaan Emosi
Pasien masih mampu mengendalikan emosinya dengan baik.
D. Hubungan Sosial
Orang yang berarti : orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidup
pasien adalah anak dan istrinya
Hubungan dengan keluarga : baik, keluarga tetap setia menemani,
merawat dan menjaga pasien ketika sedang berada di RS.
Hubungan dengan orang lain : baik, pasien mampu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien tidak
mempunyai hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain
E. Spiritual
Nilai dan keyakinan : Pasien berkeyakinan seorang kristiani.
Kegiatan ibadah : Pasien sering berdoa dan kadang-kadang
membaca alkitab.
VII. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Pasien tampak lemas, sesak napas, kesulitan dalam bernapas, batuk, suara
serak, terdengar adanya sekret dijalan napas, meringis ketika nyeri dada,
terlihat lingkaran hitam di bawah mata, sering menguap.
B. Tanda-Tanda Vital
Suhu tubuh : 36.7oC
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Skala nyeri :5
TB : 170 cm
BB : 68 kg
C. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala dan Rambut
Bentuk : Bulat, tidak ada benjolan atau
pembengkakan.
Ubun-ubun : Simetris.
Kulit kepala : Bersih, tidak ada iritasi.
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut ikal, agak kusam dan
penyebarannya merata.
Bau : Rambut tidak bau dan tidak
beraroma.
Warna kulit : Berwarna kuning langsat.
Wajah
Warna kulit : Kuning langsat.
Struktur wajah : Simetris, dan tidak ada kelainan.
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Bola mata simetris, pergerakan
bola mata normal
Palpebra : Tidak Ptosis
Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik.
Pupil : isokor, reflex cahaya +/+
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Anatomis, simetris.
Lubang hidung : Bersih, tidak ada polip.
Cuping hidung : Pernapasan cuping hidung (+)
Telinga
Bentuk telinga : simetris kanan/kiri
Ukuran telinga : simetris kanan/kiri
Lubang telinga : Bersih dan tidak berbau.
Ketajaman pendengaran : Pendengaran tidak ada kelainan.
Leher
Posisi trachea : Kedudukan trachea normal, tidak
ada massa ataupun nyeri tekan.
Thyroid : tidak ada pembengkakan kelenjar
tyroid
Pemeriksaan integument
Kebersihan : kurang bersih.
Kehangatan : hangat (normal).
Warna : kuning langsat.
Turgor : kembali > 2 detik
Kelembaban : lembab.
Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit.
Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : Normal, anterior posterior 2:1.
Pernafasan : Nafas pasien pendek dan dalam,
frekuensi nafas 24 x/menit, suara
nafas ronki serta terdengar mengi
saat ekspirasi.
Tanda kesulitan bernafas : Terdapat pernafasan cuping
hidung, penggunaan otot bantu
nafas, nafas pasien pendek dan
dalam, suara nafas ronkhi dan
terdengar mengi saat ekspirasi.
Pemeriksaan paru
Palpasi getaran suara : fremitus taktil teraba adanya
vibrasi, namun terasa lemah di
pulmo dextra superior.
Perkusi : suara dullnes di pulmo dextra
superior akibat adanya massa dan
selebihnya resonan.
Auskultasi : ronkhi di pulmo dextra superior,
mengi pada saat ekspirasi,
friction rub di pulmo dextra
superior.
Pemeriksaan jantung
Inspeksi : tidak ada pembengkakan jantung.
Palpasi : pulsasi tidak dirasakan di tangan
pemeriksa, pada bagian apeks
pemeriksa merasakan pulsasi
lembut pada setiap denyut
jantung.
Perkusi : suara ketukan dullness di
interkosta ke 5 sebelah kiri
sternum.
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 normal,
84x/menit, tidak ada suara
tambahan.
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan dan
massa
Auskultasi : peristaltic usus 8x/menit, tidak
ada suara tambahan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada area
suprapubik, acites (-), tidak ada
pembengkakan hepar.
Perkusi (suara abdomen) : tidak ada suara tambahan.
Pemeriksaan neurologi
Nervus Olfaktorius/N I:
Kemampuan menghidu pasien cukup baik
Nervus Optikus/N II :
Pasien tidak mampu membaca dengan jarak > 6 meter
Nervus Okulomotoris/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI:
Pasien mampu menggerakkan bola mata, reflek pupil normal (diameter 3
mm)
Nervus Trigeminus/N V:
Pasien mampu membedakan panas dan dingin, tajam dan tumpul, getaran
dan rabaan.
Nervus Fasialis/N VII :
Pasien mampu membedakan rasa dan mampu menggerakkan otot wajah.
Nervus Akustik/N VIII :
Pasien mampu memdengar detik jam tangan hingga jarak 1 meter pada
masing-masing telinga. Keseimbangan pasien saat berjalan dan berdiri
juga terjaga.
Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut bersih, sikat gigi 2x
sehari.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan akan
dipotong ketika panjang.
3. Pola Kegiatan/Aktivitas
Kegiatan Mandiri Sebahagian Total
Mandi
Makan
BAB
BAK
Ganti pakaian
Pasien susah tidur karena adanya sesak dan nyeri dada, serta keterbatasan
aktivitas akibat kelemahan, frekuensi tidur 3-4 jam pada malam hari, susah
untuk memulai tidur kembali. pasien sering berdoa dan baca alkitab selama
berada di rumah sakit.
B. Radiologi
Dari hasil rongen radiologi disimpulkan bahwa ditemukannya massa di paru
sebelah kanan serta efusi pleura di paru sebelah kanan.
C. Patologi Anatomi
Mikroskopik
Sediaan smear tampak sebaran sel-sel epitel squamous minimal dengan inti
dalam batas normal, latar belakang terdiri dari sel-sel radang limfosit dan PMN
serta debris-debris.
Makroskopik
Cairan BAL dengan volume 10cc warna putih keruh dan encer.
4. DS:
Pasien mengatakan sulit tidur
Tidur hanya 3-4 jam pada malam hari
Sulit untuk memulai tidur kembali
Nyeri mengganggu tidurnya Gangguan pola tidur
DO : (aman nyaman)
Sering menguap
Tampak lingkaran gelap di bawah mata
Terus menerus terjaga
Mengantuk disiang hari
ETIOLOGI
Kanker paru
Batuk
Napas berat dan sesak Pengembangan paru terbatas
Bunyi napas ronkhi
Gangguan pertukaran gas Sesak napas dan
Bersihan jalan napas nyeri dada
Tidur terganggu
B. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b/d hiperventilasi d/d gelisah, GDA tidak normal, kadar
pCO2 menurun, banyak CO2 yang terbuang sehingga konsentrasi ion H
menurun,perubahan frekuensi dan kedalaman napas, pernapasan cuping hidung
(+).
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d obstruksi jalan nafas d/d ronkhi di pulmo
dextra superior, mengi pada saat ekspirasi, sesak napas, adanya secret di jalan
napas,batuk,sekret sulit dikeluarkan.
3. Nyeri dada akut b/d tumbuhnya tumor di dinding dada d/d meringis, skala nyeri 5,
perubahan frekuensi nadi,gelisah, berhati-hati pada area yang sakit, tindakan
melindungi area yang sakit.
4. Gangguan pola tidur b/d nyeri dada dan sesak d/d sering menguap, sulit tidur,
tampak lingkaran gelap dibawah mata, mengantuk disiang hari, frekuensi tidur 3-4
jam pada malam hari, sulit untuk memulai tidur kembali.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Selasa, 2. Tujuan:
18 juni Mempertahankan / memperbaiki fungsi pernapasan.
2013 Oksigenasi/ ventilasi adekuat memenuhi kebutuhan aktivitas pasien.
Kriteria hasil:
Menunjukkan patensi jalan napas
Cairan/secret mudah dikeluarkan
Bunyi napas jelas
Pernapasan tidak bising
Rencana Tindakan Rasional
1. Auskultasi bunyi napas dan adanya 1. Pernapasan bising, ronki, dan mengi
sekret. menunjukkan tertahannya sekret atau
obstruksi jalan napas
2. Bantu dengan instruksikan untuk 2. Posisi duduk memungkinkan ekspansi
napas dalam efektif dan batuk paru maksimal dan penekanan
dengan posisi duduk tinggi dan menguatkan upaya batuk untuk
menekan daerah insisi. memobilisasi dan membuang sekret.
Penekanan dilakukan perawat
3. Observasi jumlah dan karakter 3. Peningkatan jumlah secret tak berwarna
sputum/aspirasi sekret. Selidiki (bercak darah)/berair awalnya normal dan
perubahan sesuai indikasi. harus menurun sesuai kemajuan
penyembuhan. Adanya sputum yang tebal,
berdarah atau purulen diduga terjadi
sebagai masalah skunder (misalnya
dehidrasi, edema paru, pendarahan local
atau infeksi) yang memerlukan perbaikan
atau pengobatan
4. Dorong masukan cairan per oral 4. Hidrasi adekuat untuk mempertahankan
(sedikitnya 2500 ml/hari) dalam sekret hilang/ peningkatan pengeluaran.
toleransi jantung.
5. Gunakan oksigen 5. Memberikan hidrasi maksimal membantu
humidifikasi/nebulizer ultrasonic. penghilangan/pengenceran sekret untuk
Berikan cairan tambahan melalui IV meningkatkan pengeluaran. Gangguan
sesuai indikasi. masukan oral memerlukan tambahan
melalui IV untuk mempertahankan hidrasi.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Rabu, 3. Tujuan:
19 juni Memperlihatkan pengendalian nyeri
2013 Nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
Mempertahankan tingkat nyeri atau kurang
Memperlihatkan teknik relaksasi yang efektif
Mengenali Faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi Faktor tersebut.
Hari / No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
kamis, 4. Tujuan:
20 juni Gangguan pola tidur teratasi atau berkurang.
2013 Kriteria hasil:
Melaporkan perbaikan dalam pola tidur
Mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan segar
4. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Tabel 2.5 Pelaksanaan Keperawatan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/ No. Evaluasi
Implementasi keperawatan
Tanggal Dx (SOAP)
Selasa, 1. Memantau nilai AGDA S:
18 juni Pasien mengatakan sulit
2013 Mengobservasi tanda bernapas.
kesulitan bernapas Sesak, batuk dan ada dahak
di tenggorokan.
Mengobservasi mukosa O:
bibir dan tanda sianosis Bunyi napas ronkhi
Terdengar adanya sekret
2. Mengauskultasi bunyi saat batuk
napas. Batuk efektif (-)
Output 800ml
Mengobservasi adanya TD: 120/80mmHg
sekret. HR: 80x/i
RR: 24x/i
Mengobservasi jumlah dan T: 36.8oC
karakter sekret. A:
Masalah belum teratasi.
Menyelidiki adanya indikasi Batuk efektif (-)
pada sekret Sekret (+)
Nilai AGDA tidak normal
Mengajarkan batuk dan Skala nyeri 5
napas dalam efektif
Pernapasan cuping hidung
Sianosis (-)
Memasukkan cairan per oral P :
sebanyak 2500ml per hari
Intervensi dilanjutkan
Memberikan terapi ventolin
Mengukur tanda-tanda vital + flexotide
Menyelidiki adanya indikasi
3. Menanyakan kepada pasien pada sekret
tentang nyeri.
Mengobservasi jumlah dan
karakter sekret.
Mentukan karakteristik,
Memantau nilai AGDA
intensitas serta durasi nyeri.
EVALUASI
Setelah penulis membahas Asuhan Keperawatan pada pasien kanker paru dengan
prioritas masalah oksigenasi, penulis akan membandingkan dengan konsep keperawatan
oksigenasi dan masalah-masalah yang penulis temukan pada pasien saat pengkajian
maupun intervensi yang perawat berikan, serta evaluasi akhirnya.
Pada saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan dalam
pengambilan data, karena data yang tersedia lengkap dan keluarga pasien dapat diajak
kerjasama dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pada pengkajian penulis
menemukan kesaamaan dari data yang ada pada konsep dan data yang diperoleh langsung
dari pasien.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada konsep dasar oksigenasi, penulis
menemukan diagnose yang sama yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, selain itu penulis
menemukan masalah baru yang diperoleh dari pengkajian langsung kepada pasien yaitu
penulis menemukan adanya gangguan pola tidur pada pasien akibat dari nyeri dada dan
sesak yang dialami oleh pasien.
Sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada kasus, maka
dilakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan dasar pasien, pada diagnosa pertama penulis
melakukan pemantauan terhadap nilai AGDA pasien, dari hasil pengkajian penulis
menemukan ketidaknormalan pada nilai AGDA pasien dimana kadar pCO2 pasien
menurun yang menyebabkan banyak CO2 yang terbuang sehingga ion H pasien menurun,
ini menyebabkan pertukaran gas pasien terganggu, maka perawat memberikan intervensi
dengan member terapi oksigen dan tetap memantau nilai AGDA dan tanda-tanda vital
pasien untuk mengetahui dan menganalisis keseimbangan asam basa serta keadaan
kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh pasien untuk menentukan dan mencegah
komplikasi yang akan terjadi nantinya.
Pada diagnosa kedua penulis melakukan intervensi seperti mengauskultasi bunyi
napas, mengobservasi adanya sekret, mengajarkan batuk dan napas dalam efektif,
memasukkan cairan per oral sebanyak 2500ml, mengukur tanda-tanda vital, dan dari hasil
evaluasi serta catatan perkembangan pasien, bunyi napas pasien ronkhi yang menandakan
adanya secret di jalan napas pasien sehingga perawat memberikan terapi ventolin 1 ampul
dan mengajarkan pasien untuk batuk dalam efektif untuk memperlancar pengeluaran
secret. Setelah diberi intervensi pasien tampak tidak sesak dan napas terasa tidak berat
sehingga pasien lebih rileks dan tidak gelisah.
Pada diagnosa yang ketiga perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas nyeri
pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di bagian dada
sebelah kanan, perawat mengajarkan teknik relaksasi nyeri seperti tarik napas dalam,
hiburan dengan mengajak pasien bercerita tentang hobinya, dan memantau tanda-tanda
vital pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, setelah diberi intervensi selama lima
hari nyeri yang dirasakan pasien berkurang secara bertahap setiap harinya namun,
pemberian analgesic (injeksi ketorolac) masih dibutuhkan pasien untuk mengurangi rasa
nyerinya tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pasien belum dapat mengontrol nyerinya
dengan teknik relaksasi sepenuhnya.
Diagnose terakhir perawat menemukan adanya gangguan pola tidur dari pasien
dengan ditemukannya data pasien sering menguap, terdapat lingkaran hitam di bawah
kelopak mata pasien, dan pasien mengatakan sulit tidur, hanya dapat tidur 4-5 jam
semalaman, dan sulit untuk tertidur kembali. Perawat menganjurkan untuk meminum susu
sebelum tidur untuk dapat tidur dengan cepat karena susu meningkatkan efek relaksasi,
susu mempunyai kualitas suporifik, meningkatkan sintesis serotonin, neurotransmitter
yang membantu pasien tertidur. Dan perawat menganjurkan pasien untuk mendengarkan
musik lembut pada malam hari ketika akan tidur. Dari intervensi yang dilakukan, pasien
masih belum bias tertidur lelap pada malam hari, masi sering menguap dan mengantuk
disiang hari, sehingga perawat melanjutkan intervensinya tetapi mendelegasikannya
kepada perawat lain sehubungan dengan selesainya waktu perawat untuk dinas di RS Haji
Adam Malik Medan. Dalam melakukan implementasi tidak terlalu banyak hambatan yang
dialami penulis, pasien dan keluarga sangat kooperative sehingga pada saat implementasi
hanya berfokus kepada komunikasi dan tindakan terapeutik. Dari empat masalah yang
ditemukan masih belum dapat teratasi berhubungan dengan selesainya masa dinas yang
dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan.