Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hanif Abiyuza

Nim : F1D215014
Prodi : Teknik Geologi

-Divergent adalah Pergerakan lempeng dimana lempeng-lempeng tersebut bergerak saling


menjauh satu sama lain, dimana gaya yang bekerja pada gerak ini adalah gaya tarikan. Divergent
menyebabkan naiknya magma dari pusat bumi membentuk lantai samudera (kerak samudera).
Contohnya adalah samudera Atlantik.

-Konvergent adalah Pergerakan lempeng dimana lempeng-lempeng tersebut bergerak saling


mendekati satu sama lain, dimana gaya yang bekerja pada gerak ini adalah gaya tekanan.. Ada
tiga jenis pergerakan konvergen yaitu:
-Subduksi: Pergerakan konvergen diantara lempeng benua dengan lempeng samudera, dimana
lempeng samudera akan menunjam ke bawah lempeng benua karena berat jenis lempeng benua
lebih ringan dibandingkan dari lempeng samudera. Contohnya adalah palung.
-Obduksi: Pergerakan konvergen diantara kerak benua dengan kerak samudera, dimana kerak
benua menunjam di bawah kerak samudera.
-Kolisi: Pergerakan konvergen diantara lempeng benua dengan lempeng benua.Kedua lempeng
tersebut sehingga membentuk pegunungan lipatan yang sangat tinggi. Contohnya: Pegunungan
Himalaya, everest, dan sebagainya.

Teori apung benua


Teori Apung Benua (Continental Drift) - Pada awal tahun 1912-an, Alfred.L. Wegener seorang
ahli klimatologi dan geofisika menerbitkan buku yang berjudul The Origin of Continent and
Oceans dalam buku tersebut ia mengajukan sebuah ide tentang teori apung benua. Idenya
berpusat pada benua-benua yang bergerak melintasi permukaan bumi.

Menurut Wagener, benua terdiri atas batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih
besar berat jenisnya. Benua-benua ini bergerak menuju khatulistiwa dan ke bagian barat. Pada
zaman Karbon, kemungkinan besar hanya ada satu benua yaitu pangae. Lebih kurang 200 juta
tahun yang lalu, terbentuk daratan gondwana dan lauratia yang merupakan pecahan dari pangaea,
dan seterusnya. Bersama teman-temannya, ia mengumpulkan bukti atas teorinya. diantaranya
adalah adanya kesesuaian antara Amerika Selatan dan Afrika, baik dari segi paleoklimatik, fosil
maupun struktur batuan yang kesemuanya menunjukkan bahwa kedua benua tersebut pernah
menjadi satu.

Menurut para ahli, teori inilah yang mendasari pembentukan lempeng-lempeng bumi, yang
masih terus bergerak dan memicu gempa di berbagai wilayah. Termasuk gempa-gempa yang
terjadi di Indonesia.
Jika benua dalam satu waktu bergabung, maka batuan dan pegunungan pada waktu yang sama di
lokasi yang berdampingan dan di benua yang berhadapan haruslah cocok. Jalur pegunungan
Appalachian yang berada di Timur benua Amerika Utara dengan sebaran berarah Timur Laut
secara tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundland. Pegunungan yang memiliki umur sama
dengan pegunungan Appalachian juga ditemukan di Timur Greenland, Irlandia, Inggris, dan
Norwegia. Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya
pemisahan / pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang
menerus. Sehingga, menandakan bahwa dahulu kedua daratan yang terpisah ini adalah satu.
Secara garis besar, teori Apungan Benua (Continental Drift) ini melihat dari unsur-unsur bentuk,
struktur, dan umur yang sama atau identik. Namun teori ini masih memiliki kelemahan, yaitu
tidak dapat menjelaskan sebab terjadinya benua atau super-kontinen Pangaea pecah, sehingga
muncul teori baru Teori Penjalaran Dasar Laut (Sea Floor.

Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari
penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan
ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula,
penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justru lebih
mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading)
sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan
adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan
memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation fault).
Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori
yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan. Penelitian lebih
lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic
reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan
tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
Referensi : Jurnal Geology Struktur oleh DJauhari Noor Buku Penuntun Geology Jurusan
tekni9k Geology Fakuktas Teknik Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai