Mba 1
Mba 1
TESIS
Oleh :
ZUHRIA HILALIA
NIM 20072008005
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
SEPTEMBER 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latihan fisik adalah aktivitas tubuh yang terbentuk dan terpelihara dari fitness
fisik dan kesehatan secara keseluruhan. Latihan fisik ini sering dilakukan untuk
kemampuan atletik (Stampfer, et al., 2000; Hu, 2001). Kemampuan fisik tidak hanya
ditentukan oleh satu faktor saja tetapi dibentuk oleh berbagai komponen. Komponen
pekerjaan secara maksimal tanpa mengalami kelelahan dan bisa serta melakukan
aktivitas selanjutnya. Kebugaran jasmani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berhubungan dengan kesehatan (Health Related Fitness) dan yang berhubungan dengan
dalam keadaan statis dan dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas
muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam
otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, serebelum, area asosiasi) sebagai respon
Sel saraf dan otot diketahui sebagai jaringan yang dapat tereksitasi (excitable
tissue) karena keduanya dapat dengan cepat mengubah permeabilitas membran sehingga
Membran potensial sangat berperan penting dalam berbagai fungsi sel seperti sel
kelenjar, hantaran saraf dan lain sebagainya. Proses yang berperan pada potensial adalah
difusi, transpor aktif dan kebocoran Na+ dan K+ melalui membran. Terdapat 2 kondisi
potensial membran, yaitu aksi potensial dan resting membran (masa istirahat membran)
(Zaky, 2008).
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50% - 60% dari berat badan. Kebutuhan
cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan
yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol
dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler adalah ion Na+ dan K+ serta ion Cl-, dan ion-
ion ini berperan dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh dan potensial aksi
Dalam penelitian ini akan digunakan Oralit yang mengandung ion Na+, K+ dan
glukosa, Oralit selain harganya murah juga mudah didapatkan. Oralit biasa dipakai
untuk mengganti cairan dan elektrolit yang keluar dari tubuh, melalui diare atau
keringat. Pada orang yang melakukan olahraga cairan dan elektrolit akan keluar melalui
keringat yang lama-kelamaan akhirnya akan mengalami dehidrasi yang berlanjut
(Oetoro, 2008).
Gatorade adalah minuman yang ditujukan untuk konsumsi selama aktivitas fisik
aktif, ditujukan untuk mengembalikan cairan tubuh yang bersumber dari karbohidrat
dan elektrolit yang dibutuhkan baik oleh atlet maupun individual pada saat mereka
berkeringat.
B. Rumusan Permasalahan
suatu aktivitas tubuh. Salah satu kebugaran tubuh adalah keseimbangan yang
merupakan interaksi yang kompleks dari sistem sensorik dan muskuloskeletal. Di dalam
keseimbangan ini terlibat proses potensial aksi antara sistem saraf pusat dan aktivitas
otot. Pengaturan keseimbangan dan potensial aksi ini dilakukan oleh ion-ion elektrolit
tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengambil suatu rumusan masalah sebagai berikut ;
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian Oralit terhadap lamanya
2. Tujuan Khusus
A. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil suatu simpulan, yaitu
sebagai berikut :
Oralit.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang jenis dan peranan elektrolit yang
isotonik Gatorade.
Anwar, F., 2003. Pisang Membuat Otak Segar. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber
Daya Keluarga. Institut Pertanian Bogor. [online] Dikutip dari:
<http://www.depkes.go.id/index.php?> (Diakses 8 Juni 2009).
Anwari, M. I., 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral, Polton Sports Science and
Performance Lab, Vol. 1 No. 1, [online] Dikutip dari: <http://www.
pssplab.com /blog/index.php> [Diakses 26 Januari 2009).
Anwari, M. I., 2007. Glukosa dan Metabolisme Energi, Polton Sports Science and
Performance Lab, Vol.1 No. 6, [online] Dikutip dari:
<http://www.pssplab.com /blog/index.php> [Diakses 26 Januari 2009).
Anwari, M. I., 2007. Metabolisme Energi Tubuh dan Olahraga, Polton Sports Science
and Performance Lab, Vol.1 No. 7, [online] Dikutip dari:
<http://www.pssplab.com /blog/index.php> [Diakses 26 Januari 2009).
Anwari, M. I., 2008. Natrium Sitrat dan Performa Olahraga, Polton Sports Science and
Performance Lab, [online] Dikutip dari: <http://www.pssplab.com /blog/
index. php> [Diakses 26 Januari 2009].
Asnaldi, A., 2007. Pengaruh Pemberian Glukosa dengan Program Latihan Fisik
Anaeraobik terhadap Peningkatan Kapasitas Kerja Maksimal. Judul Blog,
[blog] tanggal diposting. Dikutip dari: <http://artikel-olahraga.blogspot.com/>
[Diakses 25 Januari 2009].
Arief, I., 2007. Latihan Fisik yang Teratur dan Terukur dengan Intensitas Ringan Dapat
Memperbaiki Kesehatan Jantung. [online] Dikutip dari:
<http://_____________> [Diakses 16 Januari 2009].
Birmingham, J. D., 2006. How Muscle Contract. [online] Dikutip dari: <http://www.
bigmusclefast.com/how-muscle-contraction.html> [Diakses 5 Juni 2008].
Cahyani, N.S., 2004. Pengantar Sistem Motorik Somatik. Jakarta: Departement Ilmu
Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Cahyani, N.S., 2005. Pengantar faal Otot. Jakarta: Departement Ilmu Faal Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
De Vos, N., Singh, N., Ross, D. & Stavrinos, T., 2005. Optimal Load for Increasing
Muscle Power During Explosive Resistance Training in Older Adults. The
Journals of Gerontology [ProQuest Database] 60A (5), 638-647, Dikutip
dari:___________ website <http://_______________> [Diakses 3 juni 2008].
Dharma, R., Immanuel, S., & Wirawan, R., 1983. Penilaian pemeriksaan hematologi
Rutin. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: PT. Kalbe Farma.
Fefendi, 2008. Mekanisme Keseimbangan Postural pada Lansia. [online] Dikutip dari:
<http://indonesiannursing.com/2008/05/31/> [Diakses 20 Februari 2009].
Galuh, D. R., 2008. Sel Kerucut dan Sel Batang pada Indera Penglihatan (Mata).
Jurusan Kimia Fakultas MIPA. Malang: Universitas Brawijaya.
Gibyanto, 2009. Cairan dan Elektrolit. Judul Blog, [blog] diposting tanggal. Dikutip
dari: <http://gibyanto.blogspot.com/2009/02/cairan-dan-elektrolit.html>
[Diakses 15 Maret 2009].
Ginting, R, Ch., 2009. Nutrisi Otak. [online] Dikutip dari: <http://id.shvoong. com/
authors/ dr.-rosa-ch-ginting/> [Diakses 25 Mei 2009].
Guyton & Hall, 1997. Text Book of Medical Physiology. Diterjemahkan dari bahasa
Inggris oleh Irawati, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Hartanto, W., 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi
Klinik dan Terapeutik. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran.
Hu, F., 2001. Diet, Lifestyle, and The Risk of Type 2 Diabetes Mellitus in Women. The
New England Journal of Medicine [ProQuest Database] 345(11), 790-797,
Dikutip dari:___________ website <http://_______________> [Diakses 3 juni
2008].
Icha, I., 2008. Mengenal Obat Untuk Anak. [online] Dikutip dari: <http://icha.
ilhamicha. com/.> [Diakses 3 Juni 2008].
Ida, 2008. Bangun Kebugaran Jasmani Siswa dalam Belajar. [online] Dikutip dari:
<http://www.radarsemarang.com/community/artikel-untukmu-guruku/493-
bangun -kebugaran-jasmani-siswa-dalam-belajar.html> [Diakses 24 Februari
2009].
Irawan, P., 2008. Sistem Saraf Perifer; Divisi Aferen; Indera. Judul Blog, [blog]
diposting tanggal. Dikutip dari: <http://panji1102.blogspot.com/2008/03/
sistem-saraf-perifer-divisi-aferen.html> [Diakses 26 Januari 2009].
Jamil, 1996. Komparasi kontribusi latihan isotonik dan latihan isometrik terhadap
peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai. Laporan Hasil Penelitian.
Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Japardi, I., 2007. Aspek Neurologik Gangguan Berjalan. [online] Dikutip dari:
<http://koaskomar13.wordpress.com/cpategory/neuro> [Diakses 15 April
2009].
Kuntarti, 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa. [online] Dikutip dari:
<http://sites.google.com/site/asidosis/Home> [Diakses 5 Maret 2009].
Lewis, R., 2008. Human Physiology. McGraw-Hill Higher Education. [online] Dikutip
dari: <http://people.eku.edu/ritchisong/RITCHISO//301notes3.htm> [Diakses
23 Mei 2008].
Madyo, K., 2008. Tes Evaluasi dan Pengukuran. Judul Blog, [blog] diposting tanggal.
Dikutip dari: <http://madyokustantono.blogspot.com> [Diakses 25 Januari
2009].
Mann, M.D., 2003. Myscle Contraction. [online] Dikutip dari: <http://www. unmc.edu /
Physiology/Mann/_mann14.html> [Diakses 23 Mei 2008].
Mcgregor, W., 2003. The Main Types of Exercise. [online] Dikutip dari: <http://www.
weightlossforall.com/> [Diakses tanggal 25 Mei 2008].
Mcgregor, W., 2003. All Exercise Possess Different Calorie Burning Potential But The
Calorie Count for The Same Exercise Can Be Increased. [online] Dikutip dari:
<http://www.weightlossforall.com/EXERCISE.htm> [Diakses tanggal 5 Juni
2008].
Meutia, N., 2005. Peran Hormon Ghrelin dalam Meningkatkan Nafsu Makan. Bagian
Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. [online] Dikutip
dari: <http://_______________> [Diakses 15 Maret 2009].
Murni, S.P., & Tjakradidjaja, F. A., 2008. Komposisi Cairan Rehidrasi pada Olahraga
[pdf] Dikutip dari: <http://www.pdgmi.or.id/media/Edisi%20Agustus%202004
/status%20hidrasi.pdf> [Diakses 29 Maret 2009].
O’Connor, D., Crowe, M., Spinks, W., 2006. Effect of Static Stretching on leg Power.
Turin [ProQuest Database] 46 (1), 52-56, Dikutip dari:___________ website
<http://_______________> [Diakses3 juni 2008].
Oetoro, S., 2008. Kalium Atur Keseimbangan Elektrolit Tubuh. [online] Dikutip dari:
<http://www.klikdokter.com/> [Diakses 15 April 2009].
Schwartz, S. I., 1999. Principle of Surgery Companion Handbook. 7th ed. New York:
McGraw-Hill; 1999: 53-70.
Scott & Edwar. 2001. Exercise Physiolog. North America, USA: McGraw-Hill
Companies.
Stampfer, M., Hu, F., Manson, J., Rimm, E., Willet, W., 2000. Primary Prevention of
Coronary Heart Disease in Women through Diet and Lifestyle. The New
England Journal of Medicine [ProQuest Database] 343 (1), 16-23, Dikutip
dari:___________ website <http://_______________> [Diakses 3 juni 2008].
Sudarsono, N.C., 2005. Pengantar Fall Otot. [pdf] Departemen Ilmu Faal, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Dikutip dari: <http://http://ikdu.
fk.ui.ac.id /Otot2005.pdf> [Diakses 26 Januari 2009].
Suibu, T., 2007. Konsumsi Gula atau Karbohidrat Rantai Pendek menurunkan Daya
Pikir dan Daya Ingat. [online] Dikutip dari: <http://www.primausada.com/
testimonials.php> [Diakses 26 Januari 2009].
Tymask, O., 2008. Salt is Essential for Everyone. Peneliti di Pusat P2TFM – BPPT
Jakarta. [online] Dikutip dari: <http://tymask.worpress.com/> [Diakses 26
Januari 2009].
Utomo, P., 2009. Energi Metabolisme Penggerak Kehidupan. [online] Dikutip dari:
<http://ilmuwanmuda.wordpress.com/> [Diakses 27 mei 2009].
Wilmore, J., Knuttgen,H., 2003. Aerobic Exercise and Endurance Improving Fitness for
Health Benefit. The Physician and Sportsmedicine [ProQuest Database] 31
(5), 45, Dikutip dari:___________ website <http://_______________>
[Diakses 3 juni 2008].
Wood, R. J., 2008. Fitness Testing. [online] Dikutip dari: <http://www. topendsports.
com/ testing/> [Diakses 24 Februari 2009].
TESIS
Oleh :
RICHARDUS HERMAN WALUYA
NIM. 20072008017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DESEMBER 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses buang air besar adalah rutinitas yang terjadi pada orang dewasa dan anak.
Buang air besar atau defekasi secara definisi adalah proses evakuasi feses dari dalam
rektum, yaitu bahan yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh
(Dorland, 1981). Defekasi sendiri mempunyai pola berupa frekuensi, warna serta
konsistensi.
Proses buang air besar pada bayi mempunyai pola seiring dengan pertambahan
usia dan kematangan saluran cerna. Pola defekasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu : pola makan, riwayat kelahiran serta pemberian antibiotik. Air Susu Ibu (ASI)
mengandung berbagai nutrien yang penting seperti protein, lemak, serta berbagai
oligosakarida (Riordan, J., 2005; Espghan, 2004; Coppa, G., et al., 1993). Oligosakarida
pada ASI penting dalam menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas dari Bifidobakteria
Susu formula humanized adalah susu sapi yang lemaknya dihilangkan dan
diganti dengan laktosa dan campuran minyak nabati (Greer, F., 1989). Minyak nabati
yang ditambahkan ini mempunyai struktur molekul yang berbeda dengan lipid yang ada
di ASI yang turut mempengaruhi konsistensi feses menjadi lebih keras (Quinlen, P.T., et
al., 1995). Penambahan nukleotida, laktosa, prebiotik dan probiotik serta nutrien lain
pada susu formula dimaksudkan untuk memberi keuntungan fisiologis sehingga makin
menyerupai ASI.
Untuk bayi yang minum ASI, pola defekasinya berbeda dengan bayi yang
minum susu formula. Penelitian Weaver tahun 1988 pada 200 bayi ASI usia 2 minggu,
mempunyai frekuensi defekasi 4-6 kali per hari dibandingkan dengan bayi susu formula
yaitu 1,5–2 kali per hari. Sedangkan konsistensi feses bayi ASI lebih lunak
dibandingkan dengan feses bayi susu formula (Weaver, L., et al., 1988). Fontana juga
menunjukkan penurunan frekuensi defekasi dari rerata tiga kali sehari dalam bulan
pertama menjadi 1,4 kali pada usia 3 tahun. Lebih lanjut bayi yang minum ASI
mempunyai ASI mempunyai frekuensi defekasi dua kali lebih banyak dibanding bayi
yang minum susu formula dalam tahun pertama kehidupan (Fontana, et al., 1989).
Pola defekasi bayi ditentukan juga oleh cara persalinan. Ini berkaitan dengan
mikroflora usus bayi, dimana yang lahir dengan persalinan pervaginam lebih banyak
(Suau, A., 2003; Biasucci, G., et al., 2008; Gronlund, M., et al., 1999) dibandingkan
dengan yang lahir dengan seksio sesaria ini berakibat pada pertumbuhan kuman patogen
usus. Penelitian di Finlandia, risiko untuk terjadinya diare adalah 1,46 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang lahir normal (Laubereau, B., et al., 2004) sedangkan
penelitian Hakansson menunjukkan risiko bayi yang lahir dengan seksio sesaria untuk
terkena gastroenteritis adalah 1,31 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi lahir
Pemberian antibiotik dapat mengubah komposisi dan fungsi flora usus normal,
overgrowth kuman patogen, memberi efek toksik dan alergi pada mukosa usus ataupun
efek motilitas usus. Penurunan jumlah bakteri kolon akibat antibiotika akan mengurangi
asam lemak rantai pendek dan berkontribusi terhadap terjadinya diare. Salah satu contoh
Frekuensi defekasi pada bayi baru lahir lebih sering dibandingkan dengan bayi
atau anak yang lebih tua usianya. Hal ini disebabkan oleh beberapa organ dan enzim
yang berperan dalam proses pencernaan makanan belum berfungsi secara optimal.
Keadaan di atas bukan merupakan suatu masalah patologi, namun bila tidak dijelaskan
kepada orang tua sering menimbulkan kegelisahan. Aktivitas enzim ini akan bertambah
sesuai dengan bertambahnya usia. Contohnya bayi baru lahir mempunyai aktivitas
laktase yang belum optimal sehingga kemampuan menghidrolisis laktosa pada ASI atau
susu formula juga terbatas. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan osmolar di
dalam lumen usus halus yang mengakibatkan peningkatan frekuensi defekasi (Hegar,
B., et al.,1995).
Orang tua sering membawa anaknya ke dokter untuk berobat dengan keluhan
buang air besar yang terlalu sering atau tidak buang air besar dalam beberapa hari, yang
pada akhirnya terbukti bukan merupakan suatu kelainan. Di Amerika Serikat, sekitar 3%
kunjungan penderita ke dokter spesialis anak dan 25% konsultasi ke dokter subspesialis
2004). Ibu-ibu yang baru melahirkan dan menyusui pada minggu-minggu pertama
membawa bayinya ke dokter karena buang air besar yang terlalu sering, terlalu lunak,
atau terlalu keras. Pada kasus dimana frekuensi defekasi bayi terlalu sering, ditindak
lanjuti dengan tatalaksana diare oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya, akibat
kurangnya pengetahuan misalnya kolostrum yang dapat berperan aktif sebagai laksatif
alami dan menyebabkan seringnya defekasi. Asupan susu formula membuat defekasi
menjadi keras sering ditindaklanjuti sebagai kasus konstipasi dan diberikan terapi yang
tidak pada tempatnya. Perlu kehati-hatian dalam menentukan apakah seorang bayi
mengalami gangguan defekasi. Frekuensi defekasi yang berkurang atau berlebihan tidak
konsistensi dan warna feses serta pengaruh pola makan seperti minum ASI atau susu
formula. Penting juga untuk menilai pertambahan berat badan dari bayi sebagai
parameter tumbuh kembang juga sebagai kontrol apakah pola defekasi bayi ini baik atau
tidak. Keluhan ibu harus dikonfirmasi dengan gambaran klinnis bayi seperti pada
Di Palembang, dengan budaya pemberian makan pada anak yang berbeda turut
B. Rumusan Permasalahan
Pola defekasi bayi berbeda menurut umur dan jenis asupan makanan. Masih
menjadi pertanyaan bagaimana pola defekasi pada bayi usia 0-24 minggu di Kota
orang tua.
C. Hipotesis
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui pola defekasi bayi usia 0-24 minggu di Kota Palembang dan faktor-
Andersson, B., Porras, O., & Hanson L. A., 1986. Inhibition of Attachment of
Streptococcus pneumoniae and Haemophilus influenzae by Human Milk and
Receptor Oligosaccharides. J Infect Dis, 153(2), 232-7.
Arnaud, M.J., 2003. Mild dehydration: a risk factor of constipation?. Eur J Clin Nut,
57(suppl2), s88-95.
Bakrie, A., 2007. Konstipasi fungsional. In: Buku Naskah Lengkap Konas III BKGAI.
Surabaya: BKGAI, p.91-100.
Benninga M.A., Voskuijl, W.P., & Taminiau J.A., 2004. Childhood constipation: is there
new light in the tunnel?. J Pediatr Gastroenterol Nutr, 39, 448-64.
Biasucci, G., Benenati, B., Morelli, L., Bessi, E., & Boehm, G., 2008. Caeserean
delivery may affect the early biodiversity of intestinal bacteria. J Nutr, 138, 448-
64.
Biggs, W., Dery, W., 2006. Evaluation and treatment of constipation in infants and
children. Am Fam Physician. 73, 469-77.
Bongers, M., Lorijn, F., Reitsma, J., Groeneweg, M., Taminiau, J. & Benninga, M.,
2007. The Clinical effect of a new infant formula in term infants with
constipation: a double-blind, randomized cross-over trial. J Nutr. 6, 2891-8.
Coppa, G., Gabrielli, O., Pierani, P., Catassi, C. & Carlucci, A., 1993. Changes in
carbohydrate composition in human milk over 4 monthsof lactation. Pediatric,
91, 637-41.
Engfer, M., Stahl, B., Finke, B., Sawatzki & Daniel, H., 2000. Human milk
oligosaccharides are resistent to enzymatic hydolysis in upper gastrointestinal
tract. Am J Clin Nutr, 71, 1589-96.
Firmansyah, A., 1991. Gangguan saluran cerna. In: Markum AH, Ismael, S., Alatas, H.,
Akib, A.,Firmansyah, A., Sastroasmoro,S., editor. Buku ajar ilmu kesehatan
anak. Jakarta: Balai Pernerbit FKUI, p.408-12.
Fontana, M., Bianchi, C., Cataldo, F., 1989. Bowel frequency in healthy children. Acta
Paediatr Scand, 78(5), 682-4.
Fukuda, S., Matzuzaka, M., Takahashi, I., Oyama, T.,Umeda, T. Shimoyama, T., et al.,
2005. Bowel habit before and during menses in Japanese women on climecteric
age: a population based study. Tohoku J Exp Med, 206, 99-104.
Greer, F., Calcium, phosphorus and magnesium: how much is too much for infant
formulas?. J Nutr, 119, 1846-51.
Gronlund, M., Arvilommi, Kero, P., Lehtonen, P. & Isolauri, E., 2000. Importance of
intestinal colonisation in the maturation of humoral immunity in early infancy: a
prospective followup study of healthy infants aged 0-6 months. Arch DisChild
Fetal Neonatal Ed, 83, 186-92.
Gronlund, M., Lehtonen, O., Eerola, E. & Kero P., 1999. Fecal microflora in healthy
infants born by different methods of delivery: permanent changes in intestinal
flora after caesarean delivery. J Pediatr Gastroenterol Nutr, 28(1), 19-25.
Guyton, A.C., 1991. Human physiology and mechanisms of disease. 3th Ed.
Philadelphia: Saunders, p573-84.
Hacth, T.F., 1988. Encopresis and contipation in children. Pediatr Clin North Am, 35,
257-80.
Hae, T., Priebe, M., Harmsen, H., Stellaard, F., Sun, X.,Welling, G., et al., 2006. Colonic
fermentation may play a role in lactose intolerance in humans. J Nutr, 136, 58-
63.
Hakansson, S. & Kallen, K., 2003. Caesarean section increases the risk of hospital care
in childhood for asthma and gastroenteritis. Clin ExpAllergy, 33(6), 757-64.
Hambidge, K.M., Krebs, N.F., 1997. Nutrition and feeding. In: Merenstein G.B., Kaplan
D.W., Rosenberg, A.A., editor. Handbook of pediatric. 18 th Ed. Connecticut:
Appleton & Lange, p.50-84.
Hegar, B., Buller, H., 1995. Breath hydrogentest in lactose malabsorpsion. Pediatr
Indones, 35, 161-71.
Ismail, R., Nur, B.M., Harjadi, F.J., 1988. Fisiologi traktus gastrointestinal. In:
Suharyono, Boediarso, A., Halimun, E.M., editor. Gastroenterologi anak praktis.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, p.1-6.
Kristina, 2003. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi sampai 4 bulan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi di Indonesia (Analisis data Kor SUSENAS 2001). Tesis
Program Pascasarjana Epidemiologi Universitas Indonesia.
Laubereau, B., Oittrof, F., Berg, A., Grubl, A., Reinhardt, D., Wichmann, H., 2004.
Caesarean section and gastrointestinal symptoms, atipic dermatitis, and
sensitisation during the first year of life. Arch Dis Child, 89, 993-7.
Lawrence, R.A., 1994. Breastfeeding, a guidefor medical profession. 4th Ed. Missouri:
Mosby, p.91-148.
Lievin, V., Peiffer, I.,Hudault, S., Rochat, F., Brassart, D., Neeser, J.R., et al., 2000.
Bifidobacterium strains from resident infant human gastrointestinal microflora
exert antimicrobial activity. Gut, 47, 646-52.
Llyod, B., Halter, R., Kuchan, M. Baggs, G., Ryan, A., Masor, M.,1999. Formula
tolerance in postbreastfedand exclusively formula-fed instant. Pediatrics, 103, 1-
7.
Loening, B.V. & Steffen, R., 1999. Constipation and encopresis. In: Wyllie, R., Hyams,
J.S., editor. Pediatric gastrointestinal disease. 2nd Ed. Philadelphia: Saunder,
p.43-50.
Longstreth, G., Thompson, G., Chey, W., Houghton, L., Mearin, F. & Spiller, P., 2006.
Fuctional bowel disorders. Gastroenterology, 130, 1480-91.
Maldonado, J., Navvaro, J., Narbona, E. & Gil, A., 2001. The influenceof dietary
nucleotideson humoral and cell immunity in the neonate and lactating infant.
Early Human Development, 65, 69-74.
Nelsom, S., Frantz, J. & Ziegler, E., 1998. Absorption of fat and calcium by infants fed
a milk based formula containing palm olein. Journal of The American College of
Nutrition, 17, 327-32.
Nyhan, W.L., 1952. Stool frequency of normalinfants in the first week of life.
Pediatrics, 10, 414-25.
Oettie, G., 1991. Effect of moderate exercise on bowel habit. Gut, 32, 941-4.
Osatakul, S., Yossuk, P., & Mo-suwan, L., 1995. Bowel habits of normal Thai children.
J Pediatr Gastroenterol Nutr, 20(3), 339-42.
Ostrom, K., Borschel, M., Westcott, J., Richardson, K., Krebbs, N., 2002. Lower
calcium absorption in infants fed casein hydrolysate-and soy protein based infant
formulas containingpalm olein versus formulas without palm olein. Journal of
The American College of Nutrition, 21, 564-9.
Potts, M.J. & Sesney, J., 1992. Infant constipation. Clin Pediatr, 31, 143.
Quan, R., Uauy, R. & Gil Angel, 1994. Role of nucleotides in intestinal development
and repair: implication for infant nutrition. J Nutr, 124, 1436-41.
Quinlan, P.T., Lockton, S., Irwin, J. & Lucas A.L, 1995., The relationship between stool
hardness and stool composition in breast-and formula-fed infants. J Pediatr
Gastroenterol Nutr, 20, 81-90.
Rao, S., Beaty, J., Chamberlain, M., Lambert, P., Gisolf, C., 1999. Effect on acute
graded exercise on human colonic motility. Am J Physill, 1221-6.
Riordan, J. 2005. The biological specificity of breastmilk in breast feeding and human
lactation. 3rd Ed. Canada: Jones and Barlett, p.103-11.
Roesli, U., 2000. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya, p.3-4.
Roger, J., 1997. Childhood constipation and the incidence of hospitalisation. Nursing
Standard, 12(8), 40-2.
Soeparto, P., Djupri., L., Sudarmo, S., Ranuh, I., 1999. Sindroma Diare. Seri
Gastroenetrologi Anak Edisi 2. Surabaya: GRAMIK, p.17-21.
Sunoto, 1991. Keadaan saluran cerna normal. In: Markum, A.H., Ismael, S., Alatas, H.,
Akib, A., Firmansyah, A., Sastroasmoro, S., editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, p.407-8.
Suraatmaja, S., 2005. Diare Akut. In Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto, p.1-
21.
Tehuteru, E., 2003. Pola defekasi bayi usia 0-4 bulan yang mendapat ASI eksklusif.
Jakarta: Bagian IKA FK UI.
Tham, E.B., Nathan, R., Davidson, G.P. & Moore, P.J., 1996. Bowel habits of Australia
children aged 0-2 years. J Paediatr Child Health, 6, 504-7.
Tunc, V., Camurdan, A., Ilham, M., Sahin, F., Beyazova, U., 2008. Factors associated
with defecation patterns in 0-24 month old children. Eur J Pediatr, 167(12),
1357-62.
Ulshen, M. 1996. The digestive system. In: Nelson, W.E., Behrman, R.E., Kliegman,
R.M., Arvin, A.M., Textbook of pediatrics. 15th Ed. Philadelphia: Saunders,
p.1031-2.
Weaver, L. Ewing, G. Taylor, L. 1988. The Bowel Habit of Milk-fed Infants. J Pediatr
Gastroenterol Nutr, 7, 568-71.
WHO/UNICEF, 1990. Innocenti declaration: Breastfeeding in the 1990, a global
initiotive. Italia: ______.
Yoshioka, H., Iseki, K., Fujita., K. 1983. Development and differences of intestinal flora
in the neonatal period in breast-fed and bottle-fed infants. Pediatrics, 72, 317-
21.
Zieger, E., Vanderhoof, J., Petschow, B., Mitmesser, S.H., Stolz, S. & Harris, C., 2007.
Term infants fed formula supplemented with selected blends of prebiotics grow
normally and have soft stools similir to those reported for breast-fed infants. J
Pediatr Gastroenterol Nutr, 44, 359-64.
SPESIES LALAT DI TPA/TPS DAN BERBAGAI
JENIS
SAMPAH KOTA BATURAJA DALAM
VARIASI MUSIM SERTA PEMERIKSAAN
PARASIT USUS PADA
SPESIES LALAT
TESIS
Oleh :
SRI REZEKI METHIA MARYUNI
NIM. 20062008003
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
SEPTEMBER 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalat dengan sejumlah besar spesies yang tersebar di seluruh dunia dan daerah
tropik di Asia (Tumrasvin and Shinonaga, 1978), termasuk negara kita Indonesia.
Masing-masing belahan dunia tersebut mempunyai spesies lalat yang hanya ada di suatu
daerah tertentu dan tidak terdapat pada bagian dunia yang lain. Contohnya, lalat yang
dikenal sebagai agen potensial penyakit tidur kala azar yaitu lalat tsetse (Genus:
Glossina) di Afrika (Anon., 2005), sampai saat ini belum ditemukan di bagian dunia
yang lain. Tetapi ada spesies lalat lain yang hampir ada di tiap daerah di seluruh dunia
pupa-dewasa. Pada stadium larva dan dewasa telah banyak dilaporkan menimbulkan
gangguan dan penyakit. Stadium larva dari spesies lalat tertentu dapat menyebabkan
menyebabkan myiasis pada luka (Horobin, 2002) dan stadium dewasa dapat
menimbulkan gangguan dan menjadi agen potensial berbagai penyakit virus, bakteri dan
bahan makanan yang biasa kita gunakan sehari-hari (Jacobs, 2003; Anon., 2004;
Gordon, 2005; Anon., 2006) melalui kontak fecal yang dibawa oleh kaki dan bagian-
Karena kebiasaan lalat-lalat itu yang lebih menyukai sisa-sisa makanan, sesuatu yang
merangsang indera penciuman mereka, adanya bau-bauan yang menyengat dan biasa
dalam tempat yang terbuka sehingga mengundang berbagai lalat untuk hinggap dan
berkunjung.
masalah kesehatan pada masyarakat karena peranannya sebagai agen potensial berbagai
penyakit misalnya sebagai vektor mekanik dari Salmonella pullorum dan kasus diare
pada ayam ternak (Gerberrich, 1952; Banjo et al., 2005), sebagai agen potensial parasit
potensial pembawa telur Taenia sp, Entamoeba colli, Giardia lamblia dan
Adanya berbagai jenis sampel yang telah digunakan oleh Alahmed (2003) &
Ahmed (2005) pada suatu penelitian menentukan populasi spesies lalat tertentu. Sampel
diambil dari berbagai jenis sampah dan bahan di sebuah lokasi peternakan yang menarik
indra penciuman lalat-lalat tersebut dan diamati populasi lalat yang dapat ditangkap dari
penelitian itu. Ada perbedaan populasi dari beberapa spesies lalat yang diteliti di
peternakan itu.
dari lokasi penelitian di atas yaitu dengan mengamati populasi lalat yang terdapat di
Yogyakarta. Dengan jenis sampah yang umumnya seragam dari beberapa TPS tersebut
yaitu sisa-sisa sayuran, buah-buahan, sisa-sisa daging dan ikan serta buangannya hasil
dari kegiatan pasar pagi. Di lokasi tersebut ditemukan beberapa spesies yaitu M.
makan dan beberapa lokasi pasar yang ada di kota tersebut. Walaupun jenis sampah di
kedua TPS tersebut ada beberapa kesamaan, dijumpai spesies yang sedikit berbeda
penelitian ini pula dibuktikan beberapa dari spesies tersebut ternyata membawa berbagai
parasit usus yaitu telur Ascaris lumbricoides, telur cacing Trichuris trichiura, telur
Pada survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada awal November
2007 lalu di TPS Pasar Baru kota Baturaja, telah ditangkap 10 ekor lalat di sebuah
warung makan yang berada di dalam lokasi pasar tersebut dan dipastikan spesies dari 10
ekor lalat tersebut adalah Musca domestica dari famili Muscidae (setelah melihat
pictorial key of dipteri). Belum diteliti lebih lanjut populasi spesies lalat yang terdapat
di semua TPS di lokasi pasar tersebut. Seperti diketahui bahwa penularan beberapa
parasit usus adalah menelan telur atau kista matang, dengan demikian penularan
berbagai penyakit yang dibawa oleh lalat-lalat tersebut melalui makanan yang
menentukan populasi dari beberapa spesies lalat. Pada suatu penelitian yang cukup lama
tahun 1917 oleh Kisliuk menyatakan bahwa pengamatan yang dilakukannya selama
musim dingin dalam dua kurun waktu yaitu Desember-Januari dan Februari-Maret
ditemukan populasi yang berbeda dari berbagai famili Muscidae. Setelah sebelumnya
famili Tabanidae spesies Tabanus albipalpis serta Stomoxys calcitrans dan Stomoxys
nigra dari famili Muscidae lebih sedikit jumlahnya dibandingkan lalat spesies yang
sama yang dibiakkan juga pada waktu musim hujan di Negara Nigeria. Tetapi genus
yang lain yaitu Chrysops spesies Chrysops distinctipennis justru populasi lebih banyak
pada musim kemarau (Ahmed, 2005). Demikian juga pada penelitian Alahmed (2003)
menunjukkan bahwa pupa housefly dan pupa stablefly meningkat pada musim semi dan
seperti yang telah diteliti di atas maka peneliti ingin mengamati populasi lalat yang
terdapat di tempat pembuangan sampah akhir (TPA), beberapa lokasi TPS dan berbagai
jenis sampah yang ada di TPA dan TPS tersebut yaitu sampah yang membusuk
(garbage) misalnya sisa-sisa sayuran, sisa-sisa daging, ikan dan buangannya serta
dan bahan-bahan yang tidak bisa hancur (Slamet, 1996) di kota Baturaja dilihat dari 2
musim yang ada di Indonesia yaitu musim hujan (yang diamati pada Januari 2008) dan
B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimanakah jumlah populasi spesies lalat yang terdapat di TPA, TPS dan
berbagai jenis sampah pada musim hujan dan musim kemarau di kota Baturaja.
2. Parasit usus apa saja yang dibawa pada tubuh dan alat-alat tubuh spesies lalat
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, A.B., Okiwelu, S.N. and Samdi, S.M., 2005. Species Diversity Abudance and
Seasonal Occurance of Some Briting Filesin Southern Kaduna Nigeria.
Africans Journal of Biomedical Research, 8, 113-118.
Anna, M.W., 1993. Parasites & Pestilence: Infection Public Health Chalenges Myiasis.
Hum Bio 103.
Anon., 2003. Moth Flies in the Home. Departement of Entomology. Journal of Insect
Science 6, [online] Dikutip dari: <http://www.insect science.org> [Diakses
_________].
Anon., 2004a. Flies Lets Get Rid of Them. Vector Control Program. [online] Dikutip
dari: <www.sbcounty.gov/dehs> [Diakses__________].
Anon., 2005a. The Importance of Blood Sucking Insects. Cambridge University Press.
[online] Dikutip dari: <www.cambridge.org> [Diakses__________].
Anon., 2006. Feedlot Flies-Identfying The Problem and Some Solutions. Departement
of Primary Industries. [online] Dikutip dari: <www.mla.com.au>
[Diakses______].
Anon., 2008. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2008. Badan Meteorologi dan Geofisika.
[online] Dikutip dari: <www.bmg.go.id> [Diakses ___________].
Anon., 2008a. Solid Waste Regulations. [online] Dikutip dari: <J:\ Health\
Enviromental\ Solid Waste <mgt\SWREGS. DOC].
Ansori, I.Z. dan C. Anwar, 1999. Survei Lalat di Beberapa Tempat dalam Kotamadya
Palembang. MKS, 31(3): 34-38.
Anwar, C. dan R. Ismail, 2007. Handout EtikPenelitian Biomedik. Palembang: FK Unsri
Palembang.
Banjao, A.D., O.A. Lawal and O.O., Adeduji, 2005. Bacterian and Fungi Isolated from
Housefly (Musca domestica L) larvae. African Journal of Biotechnology, 4(8),
780-784.
Beaver, P.C., R.C. Jung and E.W. Cupp, 1984. Clinical Parasitology. 9th Edition.
Philadelphia: Lea & Febriger.
Benecke, M. and R. Lessing, 2001. Child Neglect and Forensic Entomology. Forensic
Science International, 120, 155-159.
Clavel, A., O. Doiz, S. Morales., M. Varea, C. Seral, F.J. Castillo, J. Fleta, C. Rubio and
R. Gomez-lus, 2002. House Fly (Musca domestica) as A Vector Transport
Vector of Cryptosporidium parvum. Folia Parasitologica, 49, 163-164.
Crespo, D.C., R.E. Lecuona and J.A. Hogsette. 2002. Strategies for Controlling
Housefly Populations Resistens to Cyromazine. Neotropical Entomology,
31(1): 141-147.
Cutter, R.M. Identification Key to the Common Forensically Important Adult Flies
(Diptera) of Nothern Kentucky. Departement of Biological Sciences, Kentucky
University. [online] Dikutip dari: <biosci/Courses of Degree/ ForensicFlyKey/
Homepage.htm.> [Diakses 5 Mei 2008].
De Carvalho, C.J.B., M.S. Couri, A.C. Pount, D. Pamploma, S.M. Lopes, 2005. A
Catalogue of the Muscidae (Diptera) of The Neotropical Region. Zootaxa 860.
[online] Dikutip dari: <http://www.mapress.com/zootaxa> [Diakses_______].
Dubendorfer, A., M. Hediger, G. Burghardt and Bopp, 2002. Musca domestica Window
on The Evolution of Sex Determining Mechanism in Insect. Int. J. Dev. Biol,
46, 75-79.
Faust, E.C., and P.F. Russel, 1964. Clinical Parasitology. 7th Edition. Throughly Revised
352 Illustrations and 8 Colored Plates. Philadelphia.
Filho, J., Zanuncio, D.B. Fragoso, J.E. Serrao and Mc. Lacerda, 2003. Biology of
Bronchotorus tabidus (Heteroptera: Pentatomidae) Fed with Musca domestica
(Diptera: Muscidae) Larvae. J. Biol, 63(3): 463-468.
Franklin. A.N. and H.W. Brown. 1994. Basic Clinical Parasitology. 6th Edition. Norwal
Connecticut: Appleton & lange.
Gabre, R.M., Adham, F.K. and Hsin Chi, 2005. Life Table of Chrysomya Megacephala
(Fabricus) (Diptera: Calliphoridae). Acta Oecologica, 27, 179-183.
Gilles, J., J.F. David, G. Duvallet, De La Roscque and E. Tillard, 2007. Efficiency of
Trap for Stomoxys calcitrans and Stomoxys niger on Reunion Island. Medical
and Veterinary Entomology, 21, 65-69.
Gracczyk, T.K., Cranfield, M.R., Fayer, R. and Bixler, H., 1999. House Flies (Musca
domestica) as Transport Hosts of Cryptosporidium parvum. J. Trop. Med. Hyg,
500-504.
Horobin, A.J., D.I. Pritchard and K.M. Shakesheff, 2002. How Do Larvae of Lucilla
sericata Initiate Human Wound Healing?. Europan Cells and Materials, 4, 69.
Horenstein, M.M., Linhares, A.X., Rosso, B. And Garcia, M.D., 2007. Species
Composition and Seasonal Succession of Saprophagous Calliphorids in A
Rural Area of Cordoba, Argentina. Biol Res, 163-171.
Howell, D. Introduction to Insect Biology and Diversity. Tokyo Japan: Kosaido Printing
Co.
Hugh-Jone, M.E. and Vos, Vd., 2002. Antrhax and Wilddlife. Rev. Sci. Tech. Int. Epiz,
21(2): 359-383.
Jacobs, R.D., J.A. Hoghest and R.W. Miller, 2003. Using Sticky Cards to Monitor
FlyPopulations in Poultry Houses. Institute of Food and Agricultural Sciences.
University of Florida. PS7, June 2007.
Jawetz, E., J.L. Melnick and E.A. Adelberg, 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20.
alih bahasa Edi Nugroho dan Maulany. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 643-670.
Kilgore, W.W. and R.R. Painter, 1964. Effect of the Chemosterilant Apholate on the
Synthesis of Cellular Components in Developing Housefly Eggs. Biochem J,
353-355.
Kisliuk, M., 1917. Some Winter Observation of Muscid Flies. The Ohio Journal of
Science, XVII(8), 285-294.
Kocisova, A., M. Petrovsky, J. Toporcak and P. Novak, 2004. The Potential of Some
Insect Growth Regulators in Housefly (Musca domestica) Control. Biology
Bratislava, 59(5): 661-668.
Kurahashi, H., 1981. Blowflies from Fiji with Descriptions of Three New Spesies of
genus Onesia (Diptera: Calliphoridae). Mem. Inst. Oswaldo Cruz. Rio de
Janeiro, 98(2), 213-216.
Mian, L.S., H.Maag and J.V. Tacal, 2002. Isolation of Salmonella from Muscoid Flies at
Commercial Animal Establishments in San Bernardino Country California.
Journal of Vector Ecology, 27(1), 82-85.
Miller, D.F., C.A. Doan and H. Wilson, 1932. The Treatment of Osteomyelitis (Infection
of Bone) with Fly Larva. The Ohio Journal of Science, 32(1), 1-4.
Miramba, F., A.B. Broce and L. Zurek, 2007. Vector Competence of Stableflies,
Stomoxys calcitrans L (Diptera: Muscidae) for Enterobactersakazakii. Journal
of Vector Ecology, 32(1), 134-139.
Nazni, W.A., B. Seleena, H.L. Lee, J. Jeffrey., T. Rogayah., T.A.R and M.A. Sofian,
2005. Bacteria Fauna from The Housefly Musca domestica. Tropical
Biomedicine, 22(2), 225-231.
Stranger, J., 1995. Control of Flies on Dairy Farms. Agriculture Notes Stateof Victora.
Departement of Primary Industries, 1-10.
Sutiyoso,Y., 1986. Lalat dan Gangguannya terhadap Manusia dan Hewan. Forum
Pengetahuan, 13-15.
Takahashi, H., Horibe, N., T. Ikegamai and M. Shimada, 2007. Analyzing the
Housefly’s Exploratory Behaviour with Autogressions Methode. J. Physic
Social Japan,1-17.
Tomberline, J.K., 2007. Horn Fly & Stable Fly Two Common Biting Flies on Cattle.
jktomberline@ag.tamu.edu.