Abstract: The Content of Nitrate and Ammonium on White Spinach Cultivation by Using
Fertilizer from Human Urine. This study aims to determine the content of ammonium and
nitrate in the spinach-crops’s soil that were treated with human urine fertilizer. Spinach planted in
polybags with the treatment of human urine fertilizer that was applied start from 22 days after
seedling (das). The concentration of fertilizer is 0%, 10%, 25% and 50% and NPK which each of
them were applied once every 4 and 12 days. Furthermore, soil samples were taken on day 30 das,
37 das and 45 das for nitrogen content analysis. Ammonium levels were measured by the method
nitroprusside (Baethgen and Alley, 1989) while nitrate analyzed using hydrazine reduction
method (Kamphake et.al., 1967). The results showed that the soil of spinach cultivation applied by
fertilizer applications of human urine have the ammonium concentration reaches 0.2484μg N per
gram of soil and nitrate concentration up to 0.2663 g N per gram of soil.
Abstrak: Kandungan Amonium dan Nitrat Tanah pada Budidaya Bayam Putih dengan
Menggunakan Pupuk Urin Manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan
amonium dan nitrat tanah pada budidaya tanaman bayam yang diperlakukan dengan pupuk urin
manusia. Bayam ditanam dalam polybag dengan perlakuan pupuk urin manusia yang diplikasikan
mulai 22 hari setelah tanam (hst). Adapun konsentrasi pupuknya adalah 0%, 10%, 25% dan 50%
dan NPK yang masing-masing diaplikasikan satu kali setiap 4 dan 12 hari. Selanjutnya, sampel
tanah diambil pada hari ke 30 hst, 37 hst dan 45 hst, untuk dilakukan pengukuruan kandungan
nitrogen. Kadar amonium diukur dengan metode nitroprusid (Baethgen & Alley, 1989) sedangkan
andungan nitrat dianalisis dengan menggunakan metode reduksi hidrazin (Kamphake et.al., 1967).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah budidaya bayam dengan aplikasi pupuk urin
manusia didapatkan amonium dengan konsentrasi mencapai 0.2484µg N per gram tanah dan nitrat
0.2663 µg N per gram tanah.
A. PENDAHULUAN
Penelitian urin manusia sebagai pupuk pada penting bagi pertumbuhan tanaman. Faktanya
budidaya tanaman pertanian telah banyak tidak semua bentuk nitrogen dapat digunakan
digunakan di Meksiko, Jerman, Amerika Serikat, oleh tanaman sebagai nutrisi, tapi juga
Swedia dan Zimbabwe (Hudori, 2009). Urin diantaranya ada yang bersifat racun atau tidak
diyakini dapat mempengaruhi kualitas tanah dapat diserap akar karena terlalu mudah
sebagai media tumbuh tanaman. Hal ini menguap (Pauly, 2015).
disebabkan urin memiliki kandungan nitrogen Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
(Kirchman dan Petterson, 1995) dalam bentuk untuk mengetahui kandungan nitrogen dalam
nutrisi yang siap digunakan oleh tumbuhan. tanah pada budidaya tanaman bayam
Dalam urin terdapat tiga bentuk nitrogen yaitu (Amaranthus hybrida) yang diperlakukan dengan
urea, amonium dan asam urik (Anonym, 2011). pupuk urin manusia. Adapun senyawa nitrogen
Secara umum, salah satu peranan pupuk yang dianalisis adalah nitrogen yang dapat
adalah memberi pengayaan nutrisi yang salah diserap akar tumbuhan yaitu ammonium dan
satunya adalah senyawa nitrogen yang sangat nitrat.
86
Azis & Kurnia, Kandungan Amonium dan Nitrat Tanah pada Budidaya Bayam Putih 87
0,5 A (kontrol)
KOnsentrasi Amonium (NH4+ µg N
0,45
B (NPK)
0,4
0,35 C (urin 10% per 4 hari)
0,3
g-1 tanah)
sangat drastis. Hal lain yang mungkin terjadi sampai pengamatan ke-3. Sama halnya dengan
adalah adanya perubahan bentuk nitrogen dan perlakuan C, D, E, dan F kadar nitratnya
aktifitas dari mikroorganisme yang mampu mengalami penurunan pada pengamatan ke-2 dan
merubah amonium menjadi nitrat. ke-3. Penurunan kadar nitrat diduga terjadi
Menurut Hardjowigeno (2010), karena selain mudah tercuci, nitrat juga telah
perubahan nitrogen dalam tanah dari bahan digunakan oleh tanaman atau telah tercuci. Hal
organik dapat terjadi melalui proses nitrifikasi ini didukung oleh pernyataan Handayanto &
yang merupakan perubahan bentuk nitrogen dari Hairiah (2009), yang menyatakan bahwa nitrat
amonium (NH4+) menjadi nitrit (oleh bakteri dalam tanah mudah tercuci karena bermuatan
Nitrosomonas), kemudian menjadi nitrat (oleh negatif. Berbeda dengan ammonium yang
Nitrobacter). bermuatan poitif, sehingga keberadaanya terikat
Nilai rata-rata pada kadar nitrat dapat oleh koloid tanah mengingat tanah bermuatan
dilihat pada gambar 2. Berdasarkan gambar negatif sehingga perbedaan muatan inilah yang
tersebut dapat dilihat bahwa kadar nitrat menyebabkan ion ammonium tidak mudah hilang
terendah terdapat pada kontrol negatif (A). oleh proses pencucian.
Peningkatan nitrat terjadi pada pengamatan ke-2 Sebagian besar kebutuhan nitrogen
dan menurun pada pengamatan ke-3. Sama tanaman diserap dalam bentuk ion nitrat
halnya dengan perlakuan perlakuan G dan H, sehingga selalu berada dalam tanah tepatnya di
kadar nitrat meningkat pada pengamatan ke-2 dalam larutan tanah. Sifat mudah terlarut dari ion
dan menurun pada pengamatan ke-3. Hal tersebut nitrat inilah yang membuatnya sangat mudah
diduga terjadi karena adanya perubahan bentuk tercuci oleh aliran air. Hardjowigeno (2010),
nitrogen melalui beberapa macam proses menyatakan bahwa arah pencucian hara tanah
diantarnya nitrifikasi. Hal ini sejalan dengan selalu menuju lapisan di bawah daerah perakaran
pernyataan Hardjowigeno (2010) yang tanaman sehingga tidak mudah dimanfaatkan
menyatakan bahwa perubahan bentuk nitrogen oleh tanaman, karenanya tidak mengherankan
dalam tanah dari bahan organik dapat terjadi jika keberdaan nitrat di permukaan tanah hampir
melalui proses nitrifikasi. sangat sedikit ditemukan.
Kadar nitrat cenderung menurun terjadi Pencucian nitrat sering terjadi pada tanah
pada perlakuan B (kontrol NPK) dan C, D, E, F berpasir atau tanah yang sangat gembur. Saat
(Urin manusia). Meskipun demikian, kadar nitrat pencucian terjadi, air memindahkan nitrat
tertinggi selama 3 kali pengamatan terjadi pada menuju lapisan dibawah daerah perakaran
pada kontrol positif B. Kadar nitrat pada tanaman.
perlakuan B menurun pada pengamatan ke-2
0,8
A (kontrol)
Konsentrasi Amonium (NH4+ µg N g-1
0,7
B (NPK)
0,6
C (urin 10% per 4 hari)
0,5
D (urin 10% per 12 hari)
tanah
0,4
E (urin 25% per 4 hari)
0,3
F (urin 25% per 12 hari)
0,2
H (urin 50% per 12 hari)
0,1
0
hari ke-8 hari ke-15 hari ke-23
Erosi pada permukaan tanah akan Sebagian besar nitrogen yang diserap
menghanyutkan nitrogen kesungai yang akhirnya oleh tanaman dalam bentuk ion nitrat sehingga
bermuara ke laut. Selanjutnya akan terjadi proses selalu berada dalam tanah tepatnya di dalam
pengambalian nitrogen ke tanah. Proses ini larutan tanah.Sifat mudah terlarut dari ion nitrat
terjadi secara berkesinambungan yang dikenal inilah yang membuatnya sangat mudah tercuci
dengan siklus nitrogen (Handayanto & Hairiah, oleh aliran air. Hardjowigeno (2010),
2009). menyatakan bahwa arah pencucian hara tanah
Menurut Novizan (2005), baik ion nitrat selalu menuju lapisan dibawah daerah perakaran
maupun ion ammonium, keduanya diserap oleh tanaman sehingga tidak mudah dimanfaatkan
tanaman melalui mekanisme pertukaran kation. oleh tanaman, karenanya tidak mengherankan
Mekanisme ini terjadi karena pernapasan akar jika keberdaan nitrat di permukaan tanah hampir
menghasilkan CO2 yang bergabung dengan air sangat sedikit ditemukan.
didalam tanah lalu membentuk asam karbonat Pencucian nitrat sering terjadi pada tanah
(H2CO3). Selanjutnya H2CO3 tersebut terurai berpasir atau tanah yang sangat gembur. Saat
membentuk H+ dan HCO3-. Ion H+ pada pencucian terjadi, air memindahkan nitrat
permukaan atau di dalam akar akan bertukar menuju lapisan dibawah daerah perakaran
posisi dengan unsur hara yang terikat pada koloid tanaman. Erosi pada permukaan tanah akan
tanah. Akar tanaman yang paling aktif adalah menghanyutkan nitrogen kesungai yang akhirnya
rambut akar yang baru tumbuh. Pada akar ini bermuara kelaut. Selanjutnya akan terjadi proses
terjadi kegiatan respirasi dalam jumlah besar. pengambalian nitrogen ketanah. Proses ini terjadi
Karena itu, dapat dipahami jika pernafasan akar secara berkesinambungan yang dikenal dengan
terhambat karena faktor genangan air atau tanah siklus nitrogen Handayanto & Hairiah (2009).
terlalu padat.
D. KESIMPULAN
Kadar amonium (NH4+) tertinggi pada Kadar nitrat (NO3-) tertinggi pada tanah
tanah yang diperlakukan dengan urin manusia yang diperlakukan dengan urin manusia pada
pada budidaya tanaman bayam terdapat pada budidaya tanaman bayam terdapat pada pupuk
pupuk urin manusia 50% per 4 hari (perlakuan urin manusia 50% per 4 hari (perlakuan G)
G) sebesar 0.2484µg N g-1 yang teramati pada sebesar 0.2663 µg N g-1 yang teramati pada
pengamatan kedua atau 37 hst. pengamatan kedua atau 37 hst.
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonym. (2011, Mei 18). The Urea Cycle. Retrieved Novizan, 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif.
Oktober 11, 2015, from Kimball's Biology Pages: Agromedia pustaka. Jakarta.
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPa Pauly, D. (2015, April 30). Alberta, Agriculture and
ges/U/UreaCycle.html Forestry. Retrieved Oktober 11, 2015, from
Baethgen, W., & Alley, M. (1989). A manual colorimetric Anhydrous Ammonia and Urea Fertilization: Myths
procedure for measuring ammonium nitrogen in soil and Facts - Frequently Asked Questions:
and plant Kjeldahl digests. Commun. Soil. Sci. Plant http://www1.agric.gov.ab.ca/$department/deptdocs.n
Anal. , 20 (9&10) 961-969 sf/all/faq7758
Handayanto dan Hairiah. 2009. Biologi Tanah Landasan Purwanto, B, H. 2007. Recovery rates of nitrogen fertilizer
Pengelolahan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. applied of peat soils in different characteristics and
Malang landuse. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan. 7(2),
Kamphake , L., Hannah, S., & Cohen, J. (1967). Automated 117-121.
analysis for nitrate by Hydrazine Reduction. Water Salisbury, F.B dan Ros, Cleon W. 1995. Fisiologi
Research I, 205.. Tumbuhan, Jilid 2. ITB. Bandung
Kirchman, H., & Petterson, S. (1995). Human urin- Wetzel, R, G. (2001). Limnology: Lake river ecosystems.
Chemical composition and fertilizer use efficiency. Gulf professional publishing
Fertilizer Research, 40:149-154.