Anda di halaman 1dari 5

KANDUNGAN AMONIUM DAN NITRAT TANAH PADA BUDIDAYA

BAYAM PUTIH DENGAN MENGGUNAKAN


PUPUK URIN MANUSIA

Andi Asmawati Azis dan Nani Kurnia


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
Jln. Daeng Tata Raya, Parangtambung, Makassar 90224
e-mail: asmaazis@gmail.com

Abstract: The Content of Nitrate and Ammonium on White Spinach Cultivation by Using
Fertilizer from Human Urine. This study aims to determine the content of ammonium and
nitrate in the spinach-crops’s soil that were treated with human urine fertilizer. Spinach planted in
polybags with the treatment of human urine fertilizer that was applied start from 22 days after
seedling (das). The concentration of fertilizer is 0%, 10%, 25% and 50% and NPK which each of
them were applied once every 4 and 12 days. Furthermore, soil samples were taken on day 30 das,
37 das and 45 das for nitrogen content analysis. Ammonium levels were measured by the method
nitroprusside (Baethgen and Alley, 1989) while nitrate analyzed using hydrazine reduction
method (Kamphake et.al., 1967). The results showed that the soil of spinach cultivation applied by
fertilizer applications of human urine have the ammonium concentration reaches 0.2484μg N per
gram of soil and nitrate concentration up to 0.2663 g N per gram of soil.

Abstrak: Kandungan Amonium dan Nitrat Tanah pada Budidaya Bayam Putih dengan
Menggunakan Pupuk Urin Manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan
amonium dan nitrat tanah pada budidaya tanaman bayam yang diperlakukan dengan pupuk urin
manusia. Bayam ditanam dalam polybag dengan perlakuan pupuk urin manusia yang diplikasikan
mulai 22 hari setelah tanam (hst). Adapun konsentrasi pupuknya adalah 0%, 10%, 25% dan 50%
dan NPK yang masing-masing diaplikasikan satu kali setiap 4 dan 12 hari. Selanjutnya, sampel
tanah diambil pada hari ke 30 hst, 37 hst dan 45 hst, untuk dilakukan pengukuruan kandungan
nitrogen. Kadar amonium diukur dengan metode nitroprusid (Baethgen & Alley, 1989) sedangkan
andungan nitrat dianalisis dengan menggunakan metode reduksi hidrazin (Kamphake et.al., 1967).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah budidaya bayam dengan aplikasi pupuk urin
manusia didapatkan amonium dengan konsentrasi mencapai 0.2484µg N per gram tanah dan nitrat
0.2663 µg N per gram tanah.

Kata kunci: bayam, pupuk, urin manusia, amonium dan nitrat.

A. PENDAHULUAN
Penelitian urin manusia sebagai pupuk pada penting bagi pertumbuhan tanaman. Faktanya
budidaya tanaman pertanian telah banyak tidak semua bentuk nitrogen dapat digunakan
digunakan di Meksiko, Jerman, Amerika Serikat, oleh tanaman sebagai nutrisi, tapi juga
Swedia dan Zimbabwe (Hudori, 2009). Urin diantaranya ada yang bersifat racun atau tidak
diyakini dapat mempengaruhi kualitas tanah dapat diserap akar karena terlalu mudah
sebagai media tumbuh tanaman. Hal ini menguap (Pauly, 2015).
disebabkan urin memiliki kandungan nitrogen Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
(Kirchman dan Petterson, 1995) dalam bentuk untuk mengetahui kandungan nitrogen dalam
nutrisi yang siap digunakan oleh tumbuhan. tanah pada budidaya tanaman bayam
Dalam urin terdapat tiga bentuk nitrogen yaitu (Amaranthus hybrida) yang diperlakukan dengan
urea, amonium dan asam urik (Anonym, 2011). pupuk urin manusia. Adapun senyawa nitrogen
Secara umum, salah satu peranan pupuk yang dianalisis adalah nitrogen yang dapat
adalah memberi pengayaan nutrisi yang salah diserap akar tumbuhan yaitu ammonium dan
satunya adalah senyawa nitrogen yang sangat nitrat.

86
Azis & Kurnia, Kandungan Amonium dan Nitrat Tanah pada Budidaya Bayam Putih 87

B. METODE Pengukuran kandungan nitrat juga dilakukan


dengan metoda reduksi hidrazin secara
Penelitian ini menggunakan Rancangan
spektroskopik, namun dengan mengukur serapan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor
warna ungu larutan pada panjang gelombang 540
yaitu konsentrasi urin dan frekuensi aplikasi urin
nm (Kamphake et.al., 1967).
yang terdiri atas 8 perlakuan dengan 3 ulangan.
Rancangan Acak Lengkap dengan 1 kontrol
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
negatif (A) menggunakan air dan 1 kontrol
positif NPK 5 gram per tanaman per 10 hari (B) Hasil penelitian mengenai pengaruh
serta 6 perlakuan yang terdiri dari C (urin 10% aplikasi urin manusia terhadap kandungan
per 4 hari), D (urin 10% per 12 hari), E (urin amonium dan nitrat pada tanah dalam
25% per 4 hari), F (urin 25% per 12 hari), G pertumbuhan bayam putih (Amaranthus tricolor
(urin 50% per 4 hari), dan H ( urin 50% per 12 L.) dijabarkan pada gambar 1. Berdasarkan
hari). Seluruh perlakuan dan kontrol diulang tiga gambar tersebut dapat dilihat bahwa kadar
kali, sehingga total perlakuan yang dilakukan amonium terendah dalam tanah terdapat pada
sebanyak 24 unit. kontrol negatif air (A), dengan jumlah 0.0065 µg
Sepuluh biji bayam disemai pada media N g-1 yang diukur pada pengamatan ke-1.
yang terdiri dari tanah, pasir dan sekam dengan Sedangkan pada pengamatan ke-2 dan hari ke-3,
perbandingan 3:1:1 dalam polybag. Pada 20 hari kadar amoniumnya sedikit meningkat sampai
setelah tanam (hst) dipilih satu tanaman bayam 0.0382 µg N g-1. Padahal, telah diketahui bahwa
per polybag yang memiliki tinggi 10-12 cm tidak ada penambahan urin manusia atau pupuk
dengan jumlah daun 8-10 helai. Aplikasi urin NPK pada perlakuan ini. Ini nampaknya
dilakukan setiap pagi mulai hari ke 22 hst. menunjukkan bahwa tanah secara alami
Selanjutnya sampel tanah di ambil pada hari ke mengandung amonium yang dapat berasal dari
30, 37 dan 45 hst. udara, air dan aktifitas penguraian bakteri.
Sampel tanah selanjutnya di analisis Fiksasi nitrogen oleh bakteri serta
kadar amonium dan nitrat nya dengan mengikuti kejadian alam seperti petir, menjadi sumber
metode nitroprussid dan metode reduksi hidrazin. utama input nitrogen dari udara. Hal ini senada
Selanjutnya pengukuran kandungan amonium dengan pernyataan Begon (2006) bahwa tanah
dilakukan secara spektroskopik dengan dapat memperoleh input nitrogen dari udara
menggunakan mengukur serapan warna hijau berupa N2.
larutan dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 655 nm (Baethgen and Alley, 1989).

0,5 A (kontrol)
KOnsentrasi Amonium (NH4+ µg N

0,45
B (NPK)
0,4
0,35 C (urin 10% per 4 hari)
0,3
g-1 tanah)

D (urin 10% per 12 hari)


0,25
0,2 E (urin 25% per 4 hari)
0,15
F (urin 25% per 12 hari)
0,1
0,05 G (urin 50% per 4 hari)

0 H (urin 50% per 12 hari)


hari ke-8 hari ke-15 hari ke-23
waktu (Hari)

Gambar 1. Grafik Rata-Rata Kadar Amonium (NH4+ µg N g-1 tanah)


88 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 2, Oktober 2015, hlm. 86-90

Dengan menggunakan proses yang adanya perubahan bentuk amonium menjadi


disebut fikasi nitrogen dengan bantuan bakteri bentuk senyawa nitrogen lainnya.
yang dapat mengubah nitrogen menjadi Diantara bentuk-bentuk nitrogen didalam
amonium. Sebanyak 80 kg ha-1 tahun-1 bakteri tanah, ammonium merupakan bentuk nitrogen
menfiksasi nitrogen menjadi ion amonium, yang paling mudah digunakan oleh tumbuhan
sehingga dapat digunakan oleh tanaman legum mengingat efesiensinya dalam metabolisme sel
Aktivitas mikroba lain juga memegang tumbuhan. Menurut Salisbury dan Ross (1995)
peranan penting dalam daur nitrogen didalam nitrogen amonium merupakan ion yang
tanah. Menurut Handayanto dan Hairiah (2009), bermuatan positif dan terserap oleh koloid tanah
yang mengatakan bahwa beberapa bakteri dan sehingga mudah untuk dimanfaatkan oleh
fungi tanah dapat melakukan amonifikasi yaitu tumbuhan. Ditambah lagi, ion amonium yang
pengubahan nitrogen menjadi amonium. bermuatan positif menyebabkan amonium tidak
Konfersi senyawa nitrogen organik menjadi mudah untuk tercuci bersama dengan air.
amonium dipacu oleh enzim yang dihasilkan Berbeda lagi dengan kadar amonium
oleh organisme tanah. pada perlakuan F, G dan H (perlakuan urin
Lain halnya dengan daerah perairan, manusia) yang menunjukkan pola yang sama
suplai utama amonium dan nitrogen berasal dari yaitu meningkat pada pengamatan ke-2. Ini
nitrogen terlarut yang terbawa oleh air dari nampaknya dikarenakan proses pemupukan pada
daratan akibat proses pencucian. Menurut Wetzel pengamatan ke 2 dekat dengan pengambilan
(2001), sebagian besar air tawar mengandung sampel (berselang 2 hari). Pada selang waktu
amonium dan molekul nitrogen yang terlarut. tersebut banyak urea belum banyak amonium
Nitrogen juga bisa diperoleh dari air hujan, belum banyak digunakan oleh tumbuhan,
hingga 1-2 kg ha-1 tahun-1, karena hujan bukan sehingga kadar amoniumnya lebih tinggi.
hanya mengandung air murni tetapi juga Ditambah lagi belum ada ammonium yang
mengandung bahan kimia senyawa organik dari berubah menjadi nitrat. Purwanto (2007)
asam amino, amonia, nitrit, dan nitrat. menyatakan bahwa ammonium berubah menjadi
Sebaliknya pada Kontrol positif NPK (B) nitrat dalam waktu 3-4 hari yang tergantung
kadar amoniumnya berfluktuasi secara berturut- suhu.
turut dari pengamatan pertama, ke-2 dan ke-3 Kandungan kadar amonium pada
yaitu 0,1501; 0,4512; 0,2151 µgN g-1. Kadar perlakuan F,G dan H menurun dengan sangat
nitrogen meningkat tajam pada pengamatan ke-2 nyata pada pengamatan ke-3, hal tersebut diduga
dan mencapai nilai tertinggi dari seluruh hasil dikarenakan nitrogen (amonium) yang terdapat
pengukursan amonium, nampaknya dikarenakan pada urin manusia maupun NPK telah
pengambilan sampel dekat dengan pemupukan mengalami perubahan bentuk menjadi nitrat dan
(berselang 4 hari). Berbeda dengan pada telah banyak digunakan oleh tumbuhan. Hal ini
pengamatan ke-3 yang kadar amoniumnya sejalan dengan pernyataan Purwanto (2007)
menurun drastis sampai setengahnya, yang bahwa dengan adanya penurunan ammonium
mungkin disebabkan pengambilan sampel jauh dalam tanah akan meningkatkan konsentrasi
setelah pemupukan (berselang 9 hari). Ini artinya nitrat dalam tanah karena terjadi proses
jika pengambilan sampel dekat dengan transformasi ammonium menjadi nitrat.
pemupukan maka banyak amonium yang belum Lain halnya dengan perlakuan D dan C
digunakan oleh tanaman dan masih tersimpan di yang kadar amoniumnya cenderung menurun
dalam tanah. Sebaliknya, jika pengambilan secara berturut-turut. Hal ini dikarenakan, selain
sampel berselang jauh dengan pemupukan maka pemupukan berselang jauh, kadar amoniumnya
banyak amonium yang sudah digunakan oleh juga digunakan oleh tanaman. Keadaan yang
tanaman sehingga ketersediaannya didalam tanah berbeda terjadi pada kadar amonium perlakuan E
semakin berkurang. yang kadar amoniumnya stabil sampai
Tingginya kadar ammonium pada B pengamatan ke-2, tetapi menurun drastis pada
dapat terjadi karena banyak nya kandungan pengamatan ke-3. Nampaknya ketersediaan
nitrogen yang jauh diatas kebutuhan tanaman nitrogen pada perlakuan E berlebih untuk
bayam. Lain halnya dengan penurunan kadar tanaman bayam sampai pengamatan ke-2, namun
ammonium pada pengamatan ke 3 yang dapat setelah itu menjadi habis digunakan tanaman
terjadi karena pemanfaatan oleh tanaman serta bayam seiring pertumbuhan tanaman yang pesat,
sehingga kandungan nitrogen menurun dengan
Azis & Kurnia, Kandungan Amonium dan Nitrat Tanah pada Budidaya Bayam Putih 89

sangat drastis. Hal lain yang mungkin terjadi sampai pengamatan ke-3. Sama halnya dengan
adalah adanya perubahan bentuk nitrogen dan perlakuan C, D, E, dan F kadar nitratnya
aktifitas dari mikroorganisme yang mampu mengalami penurunan pada pengamatan ke-2 dan
merubah amonium menjadi nitrat. ke-3. Penurunan kadar nitrat diduga terjadi
Menurut Hardjowigeno (2010), karena selain mudah tercuci, nitrat juga telah
perubahan nitrogen dalam tanah dari bahan digunakan oleh tanaman atau telah tercuci. Hal
organik dapat terjadi melalui proses nitrifikasi ini didukung oleh pernyataan Handayanto &
yang merupakan perubahan bentuk nitrogen dari Hairiah (2009), yang menyatakan bahwa nitrat
amonium (NH4+) menjadi nitrit (oleh bakteri dalam tanah mudah tercuci karena bermuatan
Nitrosomonas), kemudian menjadi nitrat (oleh negatif. Berbeda dengan ammonium yang
Nitrobacter). bermuatan poitif, sehingga keberadaanya terikat
Nilai rata-rata pada kadar nitrat dapat oleh koloid tanah mengingat tanah bermuatan
dilihat pada gambar 2. Berdasarkan gambar negatif sehingga perbedaan muatan inilah yang
tersebut dapat dilihat bahwa kadar nitrat menyebabkan ion ammonium tidak mudah hilang
terendah terdapat pada kontrol negatif (A). oleh proses pencucian.
Peningkatan nitrat terjadi pada pengamatan ke-2 Sebagian besar kebutuhan nitrogen
dan menurun pada pengamatan ke-3. Sama tanaman diserap dalam bentuk ion nitrat
halnya dengan perlakuan perlakuan G dan H, sehingga selalu berada dalam tanah tepatnya di
kadar nitrat meningkat pada pengamatan ke-2 dalam larutan tanah. Sifat mudah terlarut dari ion
dan menurun pada pengamatan ke-3. Hal tersebut nitrat inilah yang membuatnya sangat mudah
diduga terjadi karena adanya perubahan bentuk tercuci oleh aliran air. Hardjowigeno (2010),
nitrogen melalui beberapa macam proses menyatakan bahwa arah pencucian hara tanah
diantarnya nitrifikasi. Hal ini sejalan dengan selalu menuju lapisan di bawah daerah perakaran
pernyataan Hardjowigeno (2010) yang tanaman sehingga tidak mudah dimanfaatkan
menyatakan bahwa perubahan bentuk nitrogen oleh tanaman, karenanya tidak mengherankan
dalam tanah dari bahan organik dapat terjadi jika keberdaan nitrat di permukaan tanah hampir
melalui proses nitrifikasi. sangat sedikit ditemukan.
Kadar nitrat cenderung menurun terjadi Pencucian nitrat sering terjadi pada tanah
pada perlakuan B (kontrol NPK) dan C, D, E, F berpasir atau tanah yang sangat gembur. Saat
(Urin manusia). Meskipun demikian, kadar nitrat pencucian terjadi, air memindahkan nitrat
tertinggi selama 3 kali pengamatan terjadi pada menuju lapisan dibawah daerah perakaran
pada kontrol positif B. Kadar nitrat pada tanaman.
perlakuan B menurun pada pengamatan ke-2

0,8
A (kontrol)
Konsentrasi Amonium (NH4+ µg N g-1

0,7
B (NPK)
0,6
C (urin 10% per 4 hari)
0,5
D (urin 10% per 12 hari)
tanah

0,4
E (urin 25% per 4 hari)
0,3
F (urin 25% per 12 hari)
0,2
H (urin 50% per 12 hari)
0,1

0
hari ke-8 hari ke-15 hari ke-23

Gambar 2. Data rata-rata kadar Nitrat (NO3- µg N g-1 tanah)


90 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 2, Oktober 2015, hlm. 86-90

Erosi pada permukaan tanah akan Sebagian besar nitrogen yang diserap
menghanyutkan nitrogen kesungai yang akhirnya oleh tanaman dalam bentuk ion nitrat sehingga
bermuara ke laut. Selanjutnya akan terjadi proses selalu berada dalam tanah tepatnya di dalam
pengambalian nitrogen ke tanah. Proses ini larutan tanah.Sifat mudah terlarut dari ion nitrat
terjadi secara berkesinambungan yang dikenal inilah yang membuatnya sangat mudah tercuci
dengan siklus nitrogen (Handayanto & Hairiah, oleh aliran air. Hardjowigeno (2010),
2009). menyatakan bahwa arah pencucian hara tanah
Menurut Novizan (2005), baik ion nitrat selalu menuju lapisan dibawah daerah perakaran
maupun ion ammonium, keduanya diserap oleh tanaman sehingga tidak mudah dimanfaatkan
tanaman melalui mekanisme pertukaran kation. oleh tanaman, karenanya tidak mengherankan
Mekanisme ini terjadi karena pernapasan akar jika keberdaan nitrat di permukaan tanah hampir
menghasilkan CO2 yang bergabung dengan air sangat sedikit ditemukan.
didalam tanah lalu membentuk asam karbonat Pencucian nitrat sering terjadi pada tanah
(H2CO3). Selanjutnya H2CO3 tersebut terurai berpasir atau tanah yang sangat gembur. Saat
membentuk H+ dan HCO3-. Ion H+ pada pencucian terjadi, air memindahkan nitrat
permukaan atau di dalam akar akan bertukar menuju lapisan dibawah daerah perakaran
posisi dengan unsur hara yang terikat pada koloid tanaman. Erosi pada permukaan tanah akan
tanah. Akar tanaman yang paling aktif adalah menghanyutkan nitrogen kesungai yang akhirnya
rambut akar yang baru tumbuh. Pada akar ini bermuara kelaut. Selanjutnya akan terjadi proses
terjadi kegiatan respirasi dalam jumlah besar. pengambalian nitrogen ketanah. Proses ini terjadi
Karena itu, dapat dipahami jika pernafasan akar secara berkesinambungan yang dikenal dengan
terhambat karena faktor genangan air atau tanah siklus nitrogen Handayanto & Hairiah (2009).
terlalu padat.

D. KESIMPULAN
Kadar amonium (NH4+) tertinggi pada Kadar nitrat (NO3-) tertinggi pada tanah
tanah yang diperlakukan dengan urin manusia yang diperlakukan dengan urin manusia pada
pada budidaya tanaman bayam terdapat pada budidaya tanaman bayam terdapat pada pupuk
pupuk urin manusia 50% per 4 hari (perlakuan urin manusia 50% per 4 hari (perlakuan G)
G) sebesar 0.2484µg N g-1 yang teramati pada sebesar 0.2663 µg N g-1 yang teramati pada
pengamatan kedua atau 37 hst. pengamatan kedua atau 37 hst.

E. DAFTAR PUSTAKA
Anonym. (2011, Mei 18). The Urea Cycle. Retrieved Novizan, 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif.
Oktober 11, 2015, from Kimball's Biology Pages: Agromedia pustaka. Jakarta.
http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPa Pauly, D. (2015, April 30). Alberta, Agriculture and
ges/U/UreaCycle.html Forestry. Retrieved Oktober 11, 2015, from
Baethgen, W., & Alley, M. (1989). A manual colorimetric Anhydrous Ammonia and Urea Fertilization: Myths
procedure for measuring ammonium nitrogen in soil and Facts - Frequently Asked Questions:
and plant Kjeldahl digests. Commun. Soil. Sci. Plant http://www1.agric.gov.ab.ca/$department/deptdocs.n
Anal. , 20 (9&10) 961-969 sf/all/faq7758
Handayanto dan Hairiah. 2009. Biologi Tanah Landasan Purwanto, B, H. 2007. Recovery rates of nitrogen fertilizer
Pengelolahan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. applied of peat soils in different characteristics and
Malang landuse. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan. 7(2),
Kamphake , L., Hannah, S., & Cohen, J. (1967). Automated 117-121.
analysis for nitrate by Hydrazine Reduction. Water Salisbury, F.B dan Ros, Cleon W. 1995. Fisiologi
Research I, 205.. Tumbuhan, Jilid 2. ITB. Bandung
Kirchman, H., & Petterson, S. (1995). Human urin- Wetzel, R, G. (2001). Limnology: Lake river ecosystems.
Chemical composition and fertilizer use efficiency. Gulf professional publishing
Fertilizer Research, 40:149-154.

Anda mungkin juga menyukai