Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MAWAR DESTIANI

KELAS : VIIID
MATA PELAJARAN : AGAMA

Cerita Nabi Luth


Pada cerita islami kali ini berisi tentang cerita nabi luth as yang berusaha berdakwah,
menasehati kaumnya yaitu kaum yang sesat, namun karena mereka tidak mau menerima nasihat
dan ajakan baik dari nabi luth as, akhirnya mereka mendapatkan azab yang sangat pendih dari
Allah Yang Maha Kuasa. Untuk lebih jelasnya bagaimana kisahnya silahkan simak cerita nabi
luth as lengkap di bawah ini :

Asal usul Nabi Luth

Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as. Ayah Nabi Luth as bernama
hasa bin tareh merupakan saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Beliau pindah bersama Nabi
ibrahim as dari negeri babil ke negeri syam. Tetapi tidak lama kemudian penghidupan memaksa
kedua Nabi ini berpisah. Nabi Luth as menetap di sebuah dusun yang bernama sadum, masih
dalam wilayah palestina.

Allah mengutus Nabi Luth berdakwah di Kota Sadum

Nabi Luth as diutus oleh Allah yang maha bijaksana pegi ke negeri sadum yang penduduknya
sangat durhaka kepada Allah. Sadum adalah bangsa yang tidak tahu malu, mereka selalu
melakukan kejahatan, merampok, membunuh sesama, menganiaya, sehingga tidak ada yang
bearni ke negeri tersebut

Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak
mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiaatan dan
kemungkaran merajalela dalam peragulan hidup mereka. pencurian dan perampasan harta milik
merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi
korban penidasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol adalah
perbuatan hom*o*sek di kalangan lelakinya dan les*bian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis
kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga merupakan suatu kebudayaan
kaum sadum.

Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia
membawa barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jia ia melawan atau
menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu
seorang laki-laki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia kan menjadi rebutan antara
mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu
seorang perempuan muda maka akan menjadi mangsa dari pihak wanitanya pula.

Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian parah
penyakit sosialnya, diutuslah Nabi Luth as sebagai utusan dan Rasul-Nya untuk mengangkat
mereka dari lembah kenistaan, kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka ke alam yang
bersih, bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth as mengajak mereka beriman dan beribadah
kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan
kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan. ia memberi penerang kepada mereka bahwa
Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mereka tidak meridhoi amal perebuatan mereka
yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai kenusiaan dan bahwa
Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuata baik dan
beramal sholeh akan diganjar dengan surga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan
mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka jahanam.
Nabi Luth as berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan yaitu melakukan
perbuatan ho*mo*sek dan les*bian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati
nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam menciptakan manusia menjadi
dua jenis yaitu pria dan wanita. Juga kepada mereka diberi nasihat dan dianjurkan supaya
menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan,
perampokan serta pencurian yang selalu mereka lakukan diantara sesama mereka dan terutama
kepada pengunjung yang datang ke Sandum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan
merugikan mereka sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam
negeri masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.

Demikianlah Nabi Luth as melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tuas risalahnya. Ia tidak hent-
henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam pertemuan dengan kaumnya secara
berkelompok atau secara perseorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Allah
serta menyembah-Nya, melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan
mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah sangat berakar di dalam
pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan sayitan sudah begitu kuat
menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajkkan Nabi Luth as yang dilaksanakan
dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati dan fikiran
mereka. Telinga-telinga mereka telah tuli bagi ajaran-ajaran Nabi Luth as sedang hati dan fikiran
mereka sudah tersumbat rapat dengan ajara-jaran syaitan dan iblis.

Allah mengutus malaikat menimpakan azab untuk kaum Nabi Luth as

Cerita Nabi Luth – Pada akhirnya kaum Nabi Luth merasa kesal hati mendengar dakwah dan
nasehat-nasehat Nabi Luth as yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi
dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarga. Sudah tidak
ada harapan lagi bagi masyarakat sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan
moral mereka dan bahwa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan
fikiran serta menyia-nyiakan waktu, obat satu-satunya menurutf pikiran Nabi Luth as untuk
mencengah penyakit akhlak itu yang sudah parah menular kepada tentangga-tetangga dekatnya,
ialah membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan terhadap kekerasan kepada mereka,
juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat di sekelilingnya. Beliau memohon kepada
Allah yang maha kuasa agar kaumnya yaitu masyarakat Sadum diberi ganjaran berupa azab di
dunia sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.

Jika mereka diberi nasehat mereka menjawab : “Datangkanlah siksaan Allah itu, hai Luth, jika
sekiranya engkau orang yang benar”

Setelah mendengar ejekan dari mereka, Nabi Luth as berdoa kepada Allah, sebagaimana tersebut
dalam Al qur an :

Luth berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum yang berbuat
kerusakan itu” (QS. 29 : 30)

Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah SWT. Allah
mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan azab terhadap kaum Nabi Luth as yang durhaka
dan meningkari Allah. Ketika datang kabar kepada Nabi Ibrahim as akan dibinasakannya negeri
Nabi Luth as dengan kaumnya, karena penduduknya yang selalu durhaka dan maksiat, maka
terperanjatlah Nabi Ibrahim as. Firman Allah dalam Al Qur’an :
Berrkatalah Ibrahim : “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”

Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-
sungguh akan menyelamatkan dia, dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah
termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)” (QS. 29 : 32)

Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang
bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq as,
dan memeberi tahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan azab
kepada kaum Nabi Lutuh as penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan dimana Nabi
Ibrahim as telah memohon agar penurunan azab atas kaum sadum ditunda, kalau kalau mereka
sadar mendengarkan dan mengikuti ajakan Nabi Luth as serta bertaubat dari segala maksiat dan
perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim as mohon agar anak saudaranya,
Nabi Luth as diselamatkan dari azab yang akan diturunkan kepada kaum Sadum permintaan itu
diterima oleh malaikat dan dijiamin bahwa Nabi Luth as dan keluarganya tidak akan terkenal
azab, kecuali istrinya.

Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yan berparas tampan
dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalan mereka hendak memasuki kota, mereka
berselisih dengan orang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air dari sebuah sungai. Para
malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima ke rumah
sebagai tamu. SI gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia berundin terlebih dahulu
dengan keluarganya. Maka ditinggalkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke
rumah cepat-cepat untuk memberi tahu ayahnya

Si ayah yaitu Nabi Luth as sendiri mendengar laporan puterinya menjadi bingung jawaban apa
yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa
waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan akan mengundang resiko
gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja yang
mempunyai tubuh bagus dan wajan yang tampan. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia
sebagai tuan rumah harus bertanggung jawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa
bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.

Setelah difikirkan akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth as kalau ia akan menerima mereka sebagai
tamu di rumahnya apapun yang akan terjadi sebagai akibat keputusanya ia pasarahkan kepada
Allah yang akan melindunginya. Lemudian pergilah Nabi Luth sendiri menemui tamu-tamu yang
sedang menanti di pinggir kota lalu diajaklah mereka bersama-sama ke rumah ketika koda Sadum
sudah dalam keadaan gelap, dan juga para warganya sedang di rumah masing-masing dalam
keadaan tidur nyenyak.

Kepada istri dan kedua anaknya, Nabi Luth as berpesan dan berusaha agar mereka merahasiakan
kedatangan para tamunya, agar tidak diketahui oleh kaumnya yang bengis dan haus maksiat.
Namun karena istri Nabi lutuh yang berpihak dengan masyarakat Sadum yang sesat, sehingga
istrinya membocorkan rahasia atas para tamu tampan yang tinggal di rumahnya.

Selanjutnya, apa yang dicemaskan oleh Nabi Luth benar benar terjadi. Ketika masyarakat Sadum
mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda, maka datanglah mereka ke rumahnya untuk melihat
tamunya yang tampan itu untuk memuaskan nafsunya. Tentu saja Nabi Luth as tidak
membukakan pintu untuk mereka, dan berseru meminta agar mereka pulang lagi ke rumah
masing-masing dan meminta tidan mengganggu para tamu Nabi Luth, yang semestinya dihormati
dan dimuliakan, bukan diganggu. Mareka dinasehati agar meninggalkan kebiasaan yang keji yan
bertentangan dengan fitrai manusia serta kodrat alam, yaitu Tuhan telah menciptakan manusia
untuk berpasangan antara pria dan wanita untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat
manusia sebagai makluk ciptaannya yang termulia di atas bumi. Nabi Luth as berseru meminta
supaya mereka pulang pada istri-istri mereka dan meninggalkan perbuatan mungkar dan maksiat
yang tidak sepantasnya itu, sebelum Allah memberikan mereka zab dan siksaan.
Namun Mereka yang telah sesat tidak dihiraukan dan dipedulikan juga seruan dan nasihat dari
Nabi Luth as. Bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumah Nabi Luth dengan paksa dan
kekerasan jika pintu rumahnya tidak segera dibuka. Karena Nabi Luth merasa dirinya sudah tidak
berdaya untuk menahan orang orang yang kaumnya yang sesat itu, maka Nabi Luth as pun
berkata secara terus terang kepada para tamunya.

“Sesungughnya saya tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Au tidak
memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak punya
mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai
pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat
menghalau gangguan terhadap tamu-tamuku di rumahku sendiri”

Kaum Nabi Luth as ditimpa Azab dari Allah Yang Maha Perkasa

Cerita Nabi Luth – Setelah keluh kesahnya diucapkan oleh Nabi Luth as kepada para tamunya,
para tamu tersebut segra memperkenalkan diri kepada Nabi Luth, bahwa mereka adalah para
malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu kepada Nabi Luth, dan mereka
mengatakan bahwa tujuannya datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas dari Allah yaitu
menurunkan azab dan siksa atas kaumnya yang membangkang.

Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth as untuk membuka pintu rumahnya lebar
untuk memberi kesmepatan bagi orang-orang yang sesak itu masuk. Namun ketika pintu itu
dibuka dan orang orang sesat itu masuk, secara tiba tiba mereka tidak bisa melihat apa apa.
Diusap usapnya mereka mereka, ternyata mata mereka sudah menjadi buta.

Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan dengan satu sama lain. Para
tamu atau malaikat itu berseru dan meminta agar Nabi Luth as meninggalkan perkampungan itu
bersama keluarga yang ia sayangin, karena azab dari Allah swt telah tiba waktunya untuk
ditimpukkan. Nabi Luth as dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat dalam perjalan keluar dari
Sadum tidak menengok ke belakang.

Sehabis tengah malam Nabi Luth as beserta keluarganya yaitu seorang istri, dan dua orang putri
berjalan cepat keluar kota, tidak menoleh ke kanan atau ke kiri sesuati pesan para malaikat.
Namun karena istrinya masih masih berpihak pada masyarakat sadum yang sesat tidak tega
meninggalkannya. Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth as berjalan secara perlahan lahan
tidak secepat langkah suaminya itu, dan tak henti hentinya menoleh ke belakang untuk
mengetahui apa yang akan ditimpa oleh masyarakat sadum itu, serta seolah-olah ragu akan
kebenaran ancaman para malaikat yang telah ia dengar dengan telinganya sendiri.

Kemudian, ketika sewaktu fajar menyingsing Nabi Luth as dan dua putrinya telah melewati batas
kota sadum, begergetarlah dengan dahsyat bumi di bawah kaki masyarakat sadum, begitu juga
dengan istri Nabi Luth as yang munafik itu. Gentaran itu lebih hebat dan kuat dari pada gempa
bumi dan juga diiringi dengan angin kencang serta hujan batu yang menghancurkan kota sadum
dan para warganya yang sesat itu.

Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang sesat, yang sudah
diperingatkan oleh Nabi utusan Allah yang maha mengetahui, namun mereka tetap tidak mau
mendengarkan. Semoga kita dan masyarakat kita terlindung dari kemaksiatan, sehingga tidak
ditimpa azab yang begitu pedih seperti pada cerita Nabi Luth as di atas. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai