Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

SUBJEK UJI

Dalam pemilihan subyek, kriteria inklusi dan eksklusi harus dinyatakan dengan jelas
yaitu :

 Subyek merupakan relawan sehat (untuk mengurangi variasi antar subyek)


 Sedapat mungkin pria dan wanita (jika wanita dipertimbangkan resiko pada
wanita usia subur)
 Umur 18-55 tahun
 Berat badan dalam kisaran normal (BMI 18-25 kg/m2 )
 Kriteria sehat berdasarkan uji laboratorium klinis (pemeriksaan hematologi ,
fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah, dan urinalisis) riwayat penyakit, dan
pemeriksaan fisik.
 Pemeriksaan khusus mungkin harus dilakukan sebelum, selama dan setelah
studi selesai, bergantung pada kelas terapi dan profil keamanan obat yang
diteliti.
 Sebaiknya bukan perokok jika perokok sedang (kurang dari 5 batang sehari)
diikutsertakan, harus disebutkan dan efeknya pada hasil studi harus
didiskusikan
 Tidak mempunyai riwayat ketergantungan pada alkohol atau penyalahgunaan
obat
 Tidak kontraindikasi atau hipersensitif terhadap obat yang diuji ; untuk obat
yang terlalu toksik untuk diberikan kepada sukarelawan sehat (misal :
sitostatik, antiaritmia)
 Uji serologis terhadap hepatitis B (HBsAg), hepatitis C (anti-HCV) dan HIV
(anti-HIV).
 Tidak mendonorkan darah atau kehilangan darah lebih dari 450 mL dalam 3
bulan terakhir.
 Sukarelawan tidak mengkonsumsi obat apapun dalam 14 hari terakhir sampai
uji obat dimulai.
 Sukarelawan tidak mengikuti uji obat dalam kurun waktu 4 minggu terakhir
untuk menghindari efek obat yang lama tereliminasi di darah.
Standardisasi kondisi uji Kondisi uji juga harus distandarisasi untuk mengurangi
variabilitas berbagai faktor. Standarisasi yang dapat dilakukan yaitu

 Lama puasa pada malam sebelum pemberian produk yaitu minimal 10 jam
 Jika obat harus diberikan bersama makanan untuk mengurangi efek samping
saluran cerna, maka studi BE harus dilakukan bersama makanan standar
 Volume air yang diminum bersama produk harus konstan (antara 150 – 200
ml) karena dapat mempengaruhi pengosongan lambung
 Semua makanan dan minuman yang dikonsumsi setelah pemberian produk
harus dibakukan komposisi dan waktu pemberiannya selama periode
pengambilan sampel darah yaitu air boleh diminum kapan saja kecuali 1 jam
sebelum dan 2 jam sesudah pemberian produk dan makanan standar diberikan
tidak kurang dari 4 jam setelah pemberian produk
 Subyek tidak boleh makan obat lain apapun (termasuk obat bebas dan obat
tradisional) selama beberapa waktu sebelum penelitian (minimal 1 minggu)
dan selama penelitian. Dalam keadaan darurat, penggunaan obat apapun harus
dilaporkan dosis dan waktu penggunaannya
 Subyek tidak boleh mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat
berinteraksi dengan fungsi sirkulasi, saluran cerna, hati atau ginjal seperti
merokok, minum alkohol, kopi, teh, kola, coklat atau jus buah selama 24 jam
sebelum penelitian dan selama periode pengambilan sampel darah
 Posisi tubuh dan aktivitas fisik juga harus distandarisasi sepanjang hari
penelitian karena akan mempengaruhi motilitas dan aliran darah saluran
cerna.

PUSTAKA
Badan POM RI. (2004). Pedoman Uji Bioekivalensi. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai