Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan industri yang semakin pesat menimbulkan

munculnya industri baru yang secara otomatis akan menambah jumlah

limbah buangan industri hasil dari proses produksinya, yang selalu

menjadi permasalahan internal maupun eksternal bagi perusahaan.

Limbah yang dimiliki berbeda - beda di dalam jenis maupun

banyaknya, tergantung dari jenis usaha masing masing perusahaan.

Limbah industri yang dihasilkan dapat berupa limbah padat, cair,

maupun gas. Limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari

lingkungan. Limbah hasil buangan industri akan dapat menurunkan

kualitas air dan dapat berpotensi menimbulkan dampak yang buruk

terhadap komponen lingkungan baik biotik maupun abiotik jika tidak

diolah dengan benar. Perubahan kualitas air yang terjadi karena

buangan bahan organik maupun anorganik yang larut maupun tidak

larut kedalam air inilah yang bisa disebut pencemaran. Sangat disadari

bahwa air yang bersih dan bebas dari pencemaran yang akan sangat

dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu

seluruh industri yang menghasilkan limbah cair seharusnya mengolah

limbahnya dengan benar sesuai dengan baku mutu limbah cair agar

limbah yang dihasilkan dan dibuang ke badan air penerima tidak

berbahaya.

1
Baku Mutu Limbah Cair merupakan batas kadar yang

diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari

sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak

mengakibatkan dilampauinya baku mutu air ( Srikandi Fardiaz, 202 :

16).

Secara umum limbah buangan industri yang kadarnya masih

berada dalam ambang batas baku mutu limbah cair dapat berarti

bahwa effluent yang dibuang masuk dalam badan air penerima tidak

akan merusak lingkungan dan tidak akan menggangu daya dukung

lingkungan disekitar badan air penerima. Demikian pula jika limbah

buangan industri yang kadarnya diatas ambang batas baku mutu

limbah cair dapat berarti bahwa effluent yang dibuang masuk dalam

badan air penerima akan berpotensi merusak lingkungan dan akan

mengganggu daya dukung lingkungan di sekitar badan air penerima.

Seperti halnya PT. Sari Husada Unit II sebagai perusahaaan

yang merupakan produsen makanan bergizi berupa produk berbasis

susu ( termasuk infant formula ) dan produk berbasis sereal ( base

powder sereal dan bubur susu bayi ) yang juga menghasilkan limbah,

baik limbah padat, cair, maupun gas. Untuk tetap menjaga kelestarian

lingkungan di sekitar wilayah pabrik maka pihak intern perusahaan

perlu meninjau ulang bagaimana sistem pengelolaan dan pengolahan

limbah produksinya apakah telah mencapai baku mutu limbah cair atau

tidak. Pengelolaan dan pengolahan limbah cair ini mempunyai tujuan

untuk mewujudkan suatu sistem pengelolaan dan pengolahan limbah

2
cair yang berwawasan lingkungan sehingga lingkungan tetap menjadi

bersih dan sehat.

Berdasarkan uaraian masalah diatas menunjukkan bahwa

permasalahan pengolahan limbah cair merupakan masalah yang

serius dan perlu penanganan yang intensif. Maka dari penelitian yang

telah dilakukan, penulis mengambil judul yaitu “ Sistem Pengolahan

Limbah Cair Di PT. Sari Husada II Klaten.”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat timbul permasalahan

sebagai berikut :

1. Apakah sistem pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II

Klaten sudah dilakukan dengan baik dan optimal ?

2. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh sistem pengolahan limbah

cair di PT. Sari Husada Unit II Klaten ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair di PT. Sari

Husada Unit II Klaten sudah dilakukan dengan baik dan optimal.

2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh sistem

pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II Klaten.

3
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai pengolahan

limbah cair yang telah diterapkan selama ini.

b. Sebagai sarana pertimbangan guna meningkatkan kualitas air

buangan agar tidak mencemari lingkungan.

c. Mendapat masukan dalam rangka perbaikan mengenai

pengolahan limbah cair.

2. Bagi Penulis

a. Sebagai penerapan teori – teori yang diperoleh dari bangku

perkuliahan ke dalam perusahaan sesunggunhnya.

b. Menambah wawasan dan pengalaman dalam lingkungan dunia

industri terkait dengan ilmu manajemen lingkungan khususnya

pengolahan limbah cair.

c. Untuk bahan perbandingan antara teori tentang penerapan

manajemen lingkungan dengan kenyataan dalam dunia industri

yang sesungguhnya.

3. Bagi Pihak Lain

a. Memberi gambaran kepada masyarakat tentang sistem

pengolahaan limbah cair yang dilakukan oleh PT. Sari Husada

Unit II.

b. Dapat dijadikan sebagai pembanding dan referensi untuk kasus

yang sama.

4
E. Kerangka Pemikiran

Limbah cair hasil proses produksi suatu usaha atau industri

memiliki banyak kandungan bahan berbahaya yang dapat

membahayakan kehidupan makhluk hidup. Oleh karena itu limbah cair

harus diolah secara intensif untuk mengantisipasi jika limbah tersebut

masuk ke dalam badan air penerima maka tidak akan mencemari atau

merusak komponen lingkungan lainnya. Penanganan dan pengolahan

limbah cair yang dilakukan oleh unit instalasi pengolahan limbah cair

diharapkan dapat memberikan hasil maksimal sehingga kadar dari

setiap effluent sesuai dengan baku mutu limbah cair seperti yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Jika setiap parameter limbah yang

dibuang ke badan parameter telah memenuhi baku mutu limbah cair

maka dapat dikatakan bahwa limbah yang dibuang tidak berbahaya

bagi lingkungan.

Berikut ini gambar skema kerangka pemikiran

Limbah Cair Produksi

Unit Instalasi Pengolahan


Limbah Cair

Baku Mutu Limbah Cair

Limbah Tidak Berbahaya

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

5
F. Metodologi Penelitian

1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang penulis gunakan adalah desain

kasus yang setelah dilakukan penelitian terhadap pengolahan

limbah cair yang kemudian dideskripsikan secara rinci mengenai

sistem pengolahan limbah cair yang telah dilakukan oleh PT. Sari

Husada Unit II.

2 Obyek Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada perusahaan yang

merupakan produsen makanan bergizi berupa produk berbasis

susu ( termasuk infant formula ) dan produk berbasis sereal ( base

powder sereal dan bubur susu bayi ) yaitu PT. Sari Husada Unit II

yang berlokasi di Jl. Raya Yogya Solo Km 19, Desa Kemudo

Prambanan, Klaten.

3 Jenis Dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang berhubungan dengan proses

pengolahan limbah cair PT. Sari Husada II yang diperoleh

melalui wawancara langsung dengan informan dan dilakukan

dilokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain

yang berkaitan dengan masalah pengolahan limbah cair dengan

cara membaca literatur, dokumen, buku – buku, serta teori yang

berhubungan dengan penelitian.

6
4 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan berkaitan

dengan informasi yang ingin diperoleh yaitu tentang proses

pengolahan limbah cair.

b. Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan

mengumpulkan data secara langsung sehingga dapat diperoleh

data yang akurat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

c. Studi Pustaka

Dengan mencari dan membaca literature – literature sebagai

pelengkap yang berkaitan dengan objek penelitian.

d. Pemeriksaan Arsip dan Dokumen

Memeriksa arsip dan dokumen yang dibutuhkan untuk

penelitian, data tentang gambaran umum perusahan, dan data –

data yang berhubungan dengan sistem pengolahan limbah cair

di PT. Sari Husada Unit II..

5 Metode Pembahasan

a. Analisa Deskripsi

Analisa dilakukan untuk memberi gambaran tentang

palaksanaan pengolahan limbah cair di PT. Sari Husada Unit II.

b. Pembahasan Kuantitatif

Pembahasan kuantitatif meliputi :

7
1) Mendeskripsikan dan memberikan penjelasan tentang

sistem pengolahan limbah cair melalui bagan mekanisme /

diagram alir proses pengolahan limbah cair PT. Sari Husada

Unit II.

2) Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan oleh pengolahan

limbah cair suatu industri makanan.

8
B
BAAB
B IIII

TTIIN
NJJA
AUUA
ANNP
PUUS
STTA
AKKA
A

A
A.. P
Peennggeerrttiiaann B
Baakkuu M
Muuttuu LLiim
mbbaahh C
Caaiirr

B
Baakkuu M
Muuttuu LLiim
mbbaahh ccaaiirr aaddaallaahh bbaattaass kkaaddaarr yyaanngg ddiippeerrbboolleehhkkaann

bbaaggii zzaatt aattaauu bbaahhaann ppeenncceem


maarr uunnttuukk ddiibbuuaanngg ddaarrii ssuum
mbbeerr ppeenncceem
maarraann

m aaiirr ppaaddaa ssuum


kkee ddaallaam meennggaakkiibbaattkkaann
mbbeerr aaiirr,, sseehhiinnggggaa ttiiddaakk m

ddiillaam muuttuu aaiirr (( FFaarrddiiaazz,, 22000022 :: 1166 ))..


mppaauuiinnyyaa bbaakkuu m

Maaccaam
B.. M
B mbbaahh IInndduussttrrii
m LLiim

M Hiim
Meennuurruutt H Peerraattuurraann –– P
mppuunnaann P Hiidduupp
Peerraattuurraann LLiinnggkkuunnggaann H

ddaallaam
mSSooeeppaarrm
mookkoo ((11999977 :: 330000 )) m
meennyyeebbuuttkkaann bbaahhw
waa ::

11.. JJeenniiss // B
Buuaannggaann IInndduussttrrii aannttaarraa llaaiinn ::

aa.. B
Buuaannggaann ppaaddaatt

bb.. E
Ennddaappaann lluum
mppuurr

cc.. B
Buuaannggaann aaiirr

dd.. B
Buuaannggaann ggaass

ee.. P
Paarrttiikkeell ddeebbuu

ff.. S
Suuaarraa ddaann ssiinnaarr rraaddiioo aakkttiiff

9
22.. IInndduussttrrii –– iinndduussttrrii ppeenncceem
maarr bbeerraatt

aa.. P
Peelleebbuurraann llooggaam
m

bb.. P
Peessttiissiiddaa

cc.. P
Peenngghhaassiill // ppeenngggguunnaa B
B33 ((B
Baahhaann bbeerrbbaahhaayyaa ddaann bbeerraaccuunn ))

dd.. R
Raaddiioo aakkttiiff

ee.. P
Peennggaaw
weettaann kkaayyuu ddeennggaann pprroosseess kkiim
miiaa

ff.. P
Peem
mbbuuaattaann hhuujjaann bbuuaattaann

Unnssuurr –– uunnssuurr lliim


33.. U meennggggaanngguu kkeesseehhaattaann,, yyaattiiuu ::
mbbaahh yyaanngg m

miiuum
Caaddm
aa.. C Cdd )) ;; ggiinnjjaall,, hhaattii
m (( C

maahh hhiittaam
bb.. TTiim Pbb )) ;; ggiiggii,, ttuullaanngg
m (( P

Meerrkkuurrii (( H
cc.. M meellaalluuii iikkaann ,, ggiinnjjaall,, oottaakk
Hgg )) ;; m

m (( C
Crroom
dd.. C meellaalluuii iikkaann,, ggiinnjjaall,, oottaakk
Crr )) ;; m

ee.. C Coo )) ;; sseell –– sseell ttuubbuuhh


Coobbaalltt (( C

ff.. C
Cyyaanniiddaa (( C
Cnn )) ;; hhaattii,, m
meettaabboolliissm
mee ookkssiiggeenn

gg.. H
Hiiddrrookkaarrbboonn (( C
Coo )) ;; ccaarrcciinnooggeenniiss

hh.. M
Miinnyyaakk ddaann lleem
maakk ;; ppeerrnnaaffaassaann

ii.. N
Niikkeell (( N
Nii )) ;; m
meennggggaanngggguu ttaannaam
maann

jj.. P
Peerraakk (( A
Agg ));; kkuulliitt,, m
maattaa

kk.. P
Phheennooll ;; rraaccuunn uunnttuukk ttuubbuuhh

ll.. S
Seenngg (( ZZnn )) ;; rraassaa ppaahhiitt ddaann sseeppaatt ppaaddaa aaiirr m
miinnuum
m

m
m.. TTeem
mbbaaggaa (( C
Cuu )) ;; hhaattii

10
nn.. ZZaatt oorrggaanniikk ;; ssaakkiitt ppeerruutt

44.. U
Unnssuurr –– uunnssuurr ppeenncceem
maarraann ddii uuddaarraa yyaanngg m
meennggggaanngguu kkeesseehhaattaann

yyaaiittuu ::

aa.. S
SOO22 :: ddaarrii ppeem
mbbaakkaarraann ;; bbrroonncchhiittiiss,, aassm
maa

bb.. C
COO :: ddaarrii aassaapp m
moobbiill ;; ddaarraahh

cc.. N
NOO,, N
NOO22 :: ddaarrii ppeem
mbbaakkaarraann ;; ppeerrnnaaffaassaann

dd.. C
COO22 :: ddaarrii ppeem
mbbaakkaarraann ;; ppaarruu –– ppaarruu

H22S
ee.. H meennggggaanngggguu lliinnggkkuunnggaann
S :: ddaarrii bbuuaannggaann iinndduussttrrii ;; m

NH
ff.. N mppaahh ;; bbaauu
H22 :: ddaarrii ggoott,, ssaam

Oxx :: ddaarrii ffoottoo kkiim


gg.. O maattaa
miiaa ;; iirriittaassii m

hh.. P m )) :: ppeem
maahh hhiittaam
Pbb (( ttiim mppaa,, hhaattii,, oottaakk,,
mbbaakkaarraann bbeennssiinn ;; lliim

mssuum
ssuum m

C
C.. M
Maakkssuudd ddaann TTuujjuuaann P
Peennggoollaahhaann

M
Maakkssuudd ddaann ttuujjuuaann ppeennggoollaahhaann lliim
mbbaahh iinnii tteennttuunnyyaa uunnttuukk

m
meennjjaaggaa kkeesseehhaattaann lliinnggkkuunnggaann ddaann aaggaarr ttiiddaakk tteerrjjaaddii ppeenncceem
maarraann

lliinnggkkuunnggaann..

K
Keesseehhaattaann lliinnggkkuunnggaann aattaauu lleebbiihh ddiikkeennaall ddeennggaann eennvviirroonnm
meennttaall

ssaanniittaattiioonn aaddaallaahh bbaaggiiaann ddaarrii ggeenneerraall ppuubblliikk hheeaalltthh yyaanngg m


meelliippuuttii

pprriinnssiipp –– pprriinnssiipp uussaahhaa uunnttuukk m


meennggaaddaakkaann aattaauu sseettiiddaakk –– ttiiddaakknnyyaa

11
m
meenngguuaassaaii ffaakkttoorr lliinnggkkuunnggaann yyaanngg ddaappaatt m
meenniim
mbbuullkkaann ppeennyyaakkiitt,,

S
Sllaam
meett (( 11998844 :: 6699 ))..

LLeebbiihh llaannjjuutt ddiijjeellaasskkaann bbaahhw


waa uussaahhaa ssaanniittaassii tteerrsseebbuutt m
meelliippuuttii ::

11.. K
Keebbeerrssiihhaann aaiirr (( w
waatteerr ssaanniittaattiioonn ))

22.. K
Keebbeerrssiihhaann m
maakkaannaann (( ffoooodd ssaanniittaattiioonn ))

33.. K
Keebbeerrssiihhaann rruum
maahh (( rreeffuussee ddiissppoossaall ))

Peem
44.. P waaggee aanndd eexxcchheettaa ddiissppoossaall ))
mbbuuaannggaann nnaajjiiss ddaann kkoottoorraann (( sseew

55.. P mbbeerraannttaassaabb ttiikkuuss ddaann vviikkttoorr (( vveeccttoorr aannaadd rrooddeenntt ccoonnttrroollee ))


Peem

D.. P
D Saanniittaassii
Peennggeerrttiiaann S

M Azzrruull (( 11998833 :: 99 )) ssaanniittaassii aaddaallaahh uussaahhaa kkeesseehhaattaann


Meennuurruutt A

maassyyaarraakkaatt yyaanngg m
m waassaann tteerrhhaaddaapp
meenniittiikk bbeerraattkkaann ppaaddaa ppeennggaaw

bbeerrbbaaggaaii ffaakkttoorr lliinnggkkuunnggaann yyaanngg m


meem
mppeennggaarruuhhii aattaauu m
muunnggkkiinn

m
meem
mppeennggaarruuhhii ddeerraajjaatt kkeesseehhaattaann m
maannuussiiaa..

E
E.. P
Peennggeerrttiiaann P
Peenncceem
maarraann

M
Meennuurruutt K
Keeppuuttuussaann M
Meenntteerrii N
Neeggaarraa K
Keeppeenndduudduukkaann ddaann

LLiinnggkkuunnggaann H
Hiidduupp N
NOO.. 0022//M
MEEN
NKKLLH
H//II//11998888 ddaallaam
m FFaarrddiiaazz (( 22000022 :: 1155 ))

m
meennyyeebbuuttkkaann bbaahhw
waa yyaanngg ddiim
maakkssuudd ddeennggaann ppeenncceem
maarraann aaiirr ddaann

uuddaarraa aaddaallaahh m
maassuukk aattaauu ddiim
maassuukkkkaannnnyyaa m
maakkhhlluukk hhiidduupp,, zzaatt,, eenneerrggii

12
ddaann aattaauu kkoom
mppoonneenn llaaiinn kkee ddaallaam
m aaiirr // uuddaarraa oolleehh kkeeggiiaattaann m
maannuussiiaa

aattaauu oolleehh pprroosseess aallaam


m,, sseehhiinnggggaa kkuuaalliittaass aaiiaarr // uuddaarraa ttuurruunn ssaam
mppaaii kkee

ttiinnggkkaatt tteerrtteennttuu yyaanngg m


meennyyeebbaabbkkaann aaiirr // uuddaarraa m
meennjjaaddii kkuurraanngg aattaauu

ttiiddaakk ddaappaatt bbeerrffuunnggssii llaaggii sseessuuaaii ddeennggaann ppeerruunnttuukkaannnnyyaa..

FF.. P
Peennaannggaannaann A
Aiirr B
Buuaannggaann

M
Meennuurruutt FFaarrddiiaazz (( 22000022 :: 8800 )) A
Aiirr yyaanngg tteellaahh ddiigguunnaakkaann uunnttuukk

maahh ttaannggggaa,, ddaann kkeeppeerrlluuaann


kkeeppeerrlluuaann iinndduussttrrii,, iirriiggaassii,, kkeeppeerrlluuaann rruum

mbbaalliikkaann llaaggii kkee ssuum


llaaiinnnnyyaa sseerriinngg ddiikkeem Beennttuukk ccoonnttrrooll
mbbeerr aassaallnnyyaa.. B

muum
ppoolluussii aaiirr yyaanngg aapplliinngg uum m iinndduussttrrii –– iinndduussttrrii
m ddiillaakkuukkaann ddii ddaallaam

m bbuuaannggaann ddaann ppeennaannggaannaann aaiirr bbuuaannggaann aaiirr bbuuaannggaann


tteerrddiirrii ddaarrii ssyysstteem

meellaalluuii ssyysstteem
mppuullkkaann m
ddiikkuum mppaatt
m bbuuaannggaann ddaann ddiiaalliirrkkaann kkee tteem

mbbsshh,, ddiim
ppeennggoollaahhssnn lliim mppaatt
maannaa aaiirr bbuuaannggaann yyaanngg kkeelluuaarr ddaarrii tteem

ppeennggoollaahhaann lliim
mbbaahh tteerrsseebbuutt ddiihhaarraappkkaann m
muuttuunnyyaassuuddaahh m
meem
meennuuhhii

ssyyaarraatt uunnttuukk ddiibbuuaanngg kkeem


mbbaallii kkee ddaallaam
m ssuuppllaaii aaiirr uum
muum
m..

P
Prroosseess ppeennaannggaannaann aaiirr bbuuaannggaann ppaaddaa pprriinnssiippnnyyaa tteerrddiirrii ddaarrii ttiiggaa

ttaahhaapp,, yyaaiittuu ::

11.. P
Prroosseess ppeennaannggaannaann pprriim
meerr

P
Prroosseess ppeennaannggaannaann aaiirr bbuuaannggaann pprriim
meerr ppaaddaa ppiinnssiippnnyyaa

tteerrddiirrii ddaarrii ttaahhaapp –– ttaahhaapp uunnttuukk m


meem
miissaahhkkaann aaiirr ddaarrii lliim
mbbaahh

ppaaddaattaann,, yyaaiittuu ddeennggaann ccaarraa m


meem
mbbiiaarrkkaann ppaaddaattaann tteerrsseebbuutt

13
m
meennggeennddaapp aattaauu m
meem
miissaahhkkaann bbaaggiiaann –– bbaaggiiaann ppaaddaattaann yyaanngg

m
meennggaappuunngg sseeppeerrttii ddaauunn,, ppllaassttiikkcc,, kkeerrttaass,, ddaann sseebbaaggaaiinnyyaa TTaahhaapp ––

ttaahhaappnnyyaa aannttaarraa llaaiinn ppeennyyaarriinnggaann,, ppeennggeennddaappaann ddaann ppeem


miissaahhaann

bbeennddaa –– bbeennddaa kkeecciill,, ddaann ppeem


miissaahhaann eennddaappaann..

A
Aiirr hhaassiill pprroosseess ppeennaannggaannaann pprriim
meerr yyaanngg tteellaahh ddiihhiillaannggkkaann

ppaaddaattaann ddaann ppaaddaattaann tteerrssuussppeennssiinnyyaa kkeem


muuddiiaann ddiibbeerrii ppeerrllaakkuuaann

m ddiibbuuaanngg kkee ssuunnggaaii aattaauu ssaalluurraann aaiirr..


ddeennggaann ggaass kkhhlloorriinn sseebbeelluum

mbbeerriiaann ggaass kkhhlloorriinn aaddaallaahh uunnttuukk m


TTuujjuuaann ppeem mbbuunnuuhh bbaakktteerrii
meem

meem
ppeennyyeebbaabb ppeennyyaakkiitt yyaanngg ddaappaatt m Prroosseess
mbbaahhaayyaakkaann lliinnggkkuunnggaann.. P

BO
meenngghhiillaannggkkaann kkiirraa –– kkiirraa sseeppeerrttiiggaa B
iinnii ddaappaatt m D ddaann ppaaddaattaann
OD

mppoonneenn oorrggaanniicc ddaann


tteerrssuussppeennssii ddaann bbeebbeerraappaa ppeerrsseenn ddaarrii kkoom

maann yyaanngg aaddaa..


nnuuttrriieenntt ttaannaam

22.. P
Prroosseess ppeennaannggaannaann sseekkuunnddeerr

D
Daallaam
m pprroosseess ppeennaannggaannaann sseekkuunnddeerr ddiikkeennaall dduuaa m
maaccaam
m

pprroosseess yyaanngg bbiiaassaa ddiigguunnaakkaann,, yyaaiittuu pprroosseess ppeennyyaarriinngg ttrriikkeell ddaann

lluum
mppuurr aakkttiiff.. S
Suuaattuu ssyysstteem
m lluum
mppuurr aakkttiiff yyaanngg eeffiissiieenn ddaappaatt

m
meenngghhiillaannggkkaann ppaaddaattaann tteerrssuussppeennssii ddaann B
BOOD
D ssaam
mppaaii 8800 –– 8855 %
%,,

tteettaappii ddaallaam
m pprraakktteekk bbiiaassaannyyaa hhaannyyaa m
meennccaappaaii 7755 %
%..

S
Syysstteem
m ppeennyyaarriinngg ttrriikkeell (( bbiioollooggiiss )) m
meerruuppaakkaann ccaarraa llaam
maa

ddaallaam
m ppeennaannggaannaann sseekkuunnddeerr aaiirr bbuuaannggaann,, sseeddaannggkkaann ccaarraa yyaanngg

14
lleebbiihh bbaarruu ddiisseebbuutt pprroosseess lluum
mppuurr aakkttiiff,, yyaaiittuu pprroosseess yyaanngg ddiillaakkuukkaann

ddeennggaann m
meennggggaannttii uuddaarraa ddeennggaann ookkssiiggeenn m
muurrnnii yyaanngg

m
meem
muunnggkkiinnkkaann lleebbiihh bbaannyyaakk bbaakktteerrii yyaanngg ddaappaatt ttuum
mbbuuhh ddii ddaallaam
m

tteem
mppaatt yyaanngg lleebbiihh kkeecciill.. S
Syysstteem
m iinnii ddaappaatt m
meennccaappaaii eeffiissiieennssii ttiinnggggii

yyaaiittuu 9900 %
% ppeenngggguunnaaaann ookkssiiggeenn ddiibbaannddiinnggkkaann ddeennggaann 55 –– 1100 %
%

ppaaddaa ssyysstteem
m kkoonnvveennssiioonnaall..

Prroosseess ppeennaannggaannaann tteerrssiieerr


33.. P

P meerr ddaann sseekkuunnddeerr tteerrhhaaddaapp aaiirr


Prroosseess ppeennaannggaannaann pprriim

bbuuaannggaann ddaappaatt m BO
meennuurruunnkkaann nniillaaii B OD meenngghhiillaannggkkaann
D aaiirr ddaann m

bbaakktteerrii yyaanngg bbeerrbbaahhaayyaa.. TTeettaappii kkeedduuaa pprroosseess tteerrsseebbuutt ttiiddaakk ddaappaatt

meenngghhiillaannggkkaann kkoom
m mppoonneenn oorrggaanniikk ddaann aannoorrggaanniikk
mppoonneenn –– kkoom

yyaanngg tteerrllaarruutt.. JJiikkaa aaiirr bbuuaannggaann tteerrsseebbuutt hhaarruuss m meennuuhhii ssttaannddaarrdd


meem

m
muuttuu aaiirr yyaanngg aaddaa,, m
maakkaa bbaahhaann –– bbaahhaann tteerrllaarruutt tteerrsseebbuutt hhaarruuss

ddiihhiillaannggkkaann tteerrlleebbiihh ddaahhuulluu yyaaiittuu ddeennggaann m


meellaakkuukkaann pprroosseess

ppeennaannggaannaann tteerrssiieerr aattaauu ppeennaannggaannaann llaannjjuutt.. B


Beerrbbaaggaaii pprroosseess

ppeennaannggaannaann uunnttuukk m
meenngghhiillaannggkkaann bbaahhaann –– bbaahhaann tteerrllaarruutt tteerrsseebbuutt

tteellaahh ddiikkeem
mbbaannggkkaann,, m
muullaaii ddaarrii pprroosseess bbiioollooggiiss uunnttuukk

m
meenngghhiillaannggkkaann sseennyyaaw
waa –– sseennyyaaw
waa nniittrrooggeenn ddaann ffoossffoorr ssaam
mppaaii

ppaaddaa ppoosseess ppeem


miissaahhaann ffiissiikkaa –– kkiim
miiaa sseeppeerrttii aaddssoorrbbssii,, ddeessttiillaassii ddaann

oossm
moossiiss bbeerrllaaw
waannaann..

15
G
G.. P
Peennggaarruuhh A
Aiirr TTeehhaaddaapp K
Keesseehhaattaann

M
Meennuurruutt S
Sooeem
miirraatt (( 22000044 :: 9955 )) P
Peerraann aaiirr ddaallaam
m tteerrjjaaddiinnyyaa

ppeennyyaakkiitt m
meennuullaarr ddaappaatt bbeerrm
maaccaam
m –– m
maaccaam
m aannttaarraa llaaiinn sseebbaaggaaii

bbeerriikkuutt ::

11.. A
Aiirr sseebbaaggaaii ppeennyyeebbaarr m
miikkrroobbaa ppaatthhooggeenn..

22.. A
Aiirr sseebbaaggaaii ssaarraanngg iinnsseekkttaa ppeennyyeebbaarr ppeennyyaakkiitt..

33.. JJuum meennccuukkuuppii sseehhiinnggggaa oorraanngg ttiiddaakk ddaappaatt


mllaahh aaiirr bbeerrssiihh ttiiddaakk m

m mbbeerrssiihhkkaann ddiirriinnyyaa ddeennggaann bbaaiikk..


meem

Peennggeerrttiiaann D
H.. P
H mppaakk
Daam

M miirraatt (( 22000011 :: 3388 )) D


Sooeem
Meennuurruutt S mppaakk aaddaallaahh ssuuaattuu
Daam

Akkttiivviittaass
ppeerruubbaahhaann yyaanngg tteerrjjaaddii sseebbaaggaaii aakkiibbaatt ssuuaattuu aakkttiivviittaass.. A

tteerrsseebbuutt ddaappaatt bbeerrssiiffaatt aallaam


miiaahh bbaaiikk kkiim
miiaa,, ffiissiikkaa m
maauuppuunn bbiioollooggii..

D
Daam
mppaakk ddaappaatt bbeerrssiiffaatt bbiiooffiissiikk,, ssoossiiaall eekkoonnoom
mii ddaann bbuuddaayyaa..

II.. P
Peennttiinnggnnyyaa P
Peennggoollaahhaann LLiim
mbbaahh

K
Kiirraannyyaa oorraanngg tteellaahh ttaahhuu bbaahhw
waa ppeennggoollaahhaann ssuum
mbbeerr ddaayyaa uunnttuukk

m
maakkssuudd –– m
maakkssuudd pprroodduukkssii ddaann kkoonnssuum
mssii sseellaam
maa iinnii m
meem
mbbeerriikkaann

m
maannffaaaatt bbaaggii m
maannuussiiaa jjuuggaa m
meenniim
mbbuullkkaann bbaahhaayyaa m
maassyyaarraakkaatt yyaaiittuu

ddaallaam
m bbeennttuukk lliim
mbbaahh bbuuaannggaann yyaanngg hhaarruuss ddiikkuurraannggii aattaauu ddiihhiillaannggkkaann

16
ssaam
maa sseekkaallii aaggaarr ttiiddaakk m
meenniim
mbbuullkkaann hhaall –– hhaall yyaanngg ttiiddaakk ddiiinnggiinnkkaann

sseeppeerrttii kkeem
maattiiaann,, kkeellaahhiirraann ccaaccaatt,, ssaakkiitt pprroodduukkttiiffiittaass bbeerrkkuurraanngg ddaann

ppeennddeerriittaa llaaiinnnnyyaa ddiikkaallaannggaann m


maassyyaarraakkaatt.. W
Waallaauuppuunn kkeeaaddaaaann ddaann

ggeejjaallaa –– ggeejjaallaa yyaanngg ddiittiim


mbbuullkkaann aakkiibbaatt ddaarrii lliim
mbbaahh bbuuaannggaann bbeelluum
m

m
meelluuaass ddaann m
muunnggkkiinn bbaarruu aakkaann ddiirraassaakkaann bbeebbeerraappaa ttaahhuunn m
meennddaattaanngg

tteettaappii ddeennggaann sseem


maakkiinn m
meenniinnggkkaattnnyyaa ppeem
mbbaanngguunnaann ddii sseeggaallaa bbiiddaanngg

ddiikkaaw
waattiirrkkaann bbaahhw
waa ppaaddaa w
waakkttuu ddeekkaatt iinnii iinntteennssiittaass ppeennddeerriittaaaann

maakkiinn m
maassyyaarraakkaatt kkaarreennaa lliinnggkkuunnggaann yyaanngg sseem
m mbbuurruukk ddeennggaann cceeppaatt
meem

meenniinnggkkaatt (( R
maakkiinn m
iinnii aakkaann sseem Brrooddjjoonneeggoorroo 22000000 ::
Reekkssoohhaaddiipprrooddjjoo,, B

113399 ))..

17
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1954, pemerintah Republik Indonesia

bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa – Bangsa ( PBB )

mendirikan sebuah pabrik susu nabati yang diberi nama NV.

SARIDELE. Pihak PBB, dalam hal ini UNICEF ( United Nation

Internasional Children’s Emergency Fund ) memberikan pinjaman

mesin pengolahan susu kepada NV. SARIDELE melalui

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tenaga kerja dididik

oleh dan atas biaya FAO ( Food and Agriculture Organitation ).

Setelah Indonesia keluar dari keanggotaan PBB, kemudian

NV. SARIDELE diserahkan kepada Badan Pimpinan Umum ( BPU )

Farmasi Negara dan berubah nama menjadi Perusahaan Negara (

PN ) Sari Husada. Pada tahun 1965, PN. Sari Husada membuat

susu bayi yang kemudian diberi nama SGM ( Susu Gula Madu )

dari bubuk skim yang dicampur dengan gula, lemak nabati, dan

dilengkapi dengan vitamin – vitamin serta bahan – bahan mineral

yang relevan. Kemudian PN. Sari Husada menambah hasil

produksinya dengan memproduksi makanan anak sejenis bubur,

18
yaitu SNM ( Susu Nasi Minyak ) yang ternyata mendapat sambutan

baik dari masyarakat.

Pada tahun 1967, yaitu setelah Indonesia bergabung

kembali dengan PBB, maka seluruh kepemilikan harta perusahaan

diserahkan kepada Departemen Republik Indonesia.

Tanggal 18 Agustus 1967, kepemilikan PN. Sari Husada

diserahkan kepada PT. Kimia Farma Unit IV. Pada tanggal 8 Mei

1972, telah ditandatangani suatu perjanjian kerjasama antara PT.

Kimia Farma Unit IV dengan PT. Tiga Raksa yang telah melahirkan

PT. Sari Husada dihadapan notaris.

Pada tanggal 4 Juni 1983, PT. Sari Husada menjual

sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek

Indonesia. Maka komposisi kepemilikan saham sejak saat ini

adalah sebagai berikut :

a. PT. Kimia Farma = 43,54 %

b. PT. Tiga Raksa = 35,63 %

c. Publik = 20,83 %

Pada tahun 1992, seluruh PT. Sari Husada yang dimiliki PT.

Kimia Farma dijual kepada PT. Tiga Raksa, sehingga saham yang

dimiliki oleh PT. Tiga Raksa kurang lebih menjadi 79, 17%.

Pada tahun 1996, PT. Sari Husada telah mempersiapkan diri

dalam rangka menghadapi era globalisasai dengan mengadakan

restrukturisasi pada semua bidang, yang meliputi :

a. Perbaikan mesin – mesin produksi.

b. Penerapan system manajemen mutu.

19
c. Peningkatan sumber daya manusia dan system penggajian.

d. Investasi strategis melalui pengembangan lahan di Kemudo

Klaten.

Tahun 1998, PT. Sari Husada melakukan aliansi strategis

dengan Nutricia Internasional B. V. yang memiliki kelebihan pada

aspek Internasional yaitu :

a. Research and Development

b. Teknologi

c. International marketing

d. Pengalaman

Kepemilikan saham sejak saat itu adalah :

a. Nutricia International B. V. = 72,99 %

b. PT. Tiga Raksa = 5, 99 %

c. PT. Tiga Raksa Satria = 0,0001 %

d. Publik = 21,03 %

Pada tahun 2001, PT. Sari Husada Unit II telah mengalami

perubahan kepemilikan saham yang baru yaitu :

a. Nutricia Internasional B. V = 80,80 %

b. Lembaga dan masyarakat = 16,50 %

c. Lembaga dan masyarakat asing = 2,70 %

Pada tahun 2003 PT. Sari Husada mengalami perubahan

kepemilikan saham, sesuai dengan RUPS Mei tahun 2002 adalah :

a. Nutricia International B. V = 80,85 %

b. Lembaga dan Masyarakat Indonesia = 15,64 %

20
c. Lembaga dan Masyarakat Asing = 3,51%

Untuk menyempurnakan produk – produk khususnya untuk

produk bayi dan anak, PT. Sari Husada bekerja sama dengan tim

Dokter Ahli Anak Bagian Ilmu Kesehatan Anak dari berbagai

Universitas Negeri di Indonesia, antara lain Universitas Sumatera

Utara di Medan, Universitas Sriwijaya di Palembang, Universitas

Indonesia di Jakarta, Universitas Padjajaran di Bandung,

Universitas Diponegoro di Semarang, Universitas Gadjah Mada di

Yogyakarta dan Universitas Airlangga di Surabaya.

Pada tanggal 19 September 2006, PT. Sari Husada Tbk.

mengirimkan surat kepada Badan Pengawas Pasar Modal (

Bapepam ), Bursa Efek Jakarta ( BEJ ), Bursa Efek Surabaya (

BES ) atas rencananya untuk mengubah status perusahaan

menjadi perusahaan tertutup. Kepada BEJ dan BES, PT. Sari

Husada Tbk. mengemukakan rencananya untuk keluar dari lantai

bursa ( delisting ). Proses kembali menjadi perusahaan tertutup

dikenal sebagai go private. Sehari kemudian, niat tersebut

langsung ditanggapi oleh pemangku otoritas bursa dengan

menghentikan transaksi ( suspensi ) saham PT. Sari Husada sejak

perdagangan saham pukul 09.30 WIB.

Sekurangnya ada tiga hal yang mendorong PT. Sari Husada

Tbk. berubah menjadi perusahaan tertutup yaitu :

a. Selama beberapa tahun terakhir, transaksi saham PT. Sari

Husada Tbk. tidak liquid atau tidak banyak melakukan jual beli

21
saham dan volumenya sangat rendah. Oleh karena itu,

perdagangan saham tidak banyak memberikan manfaat untuk

pengembangan pasar modal dan para investor di lantai bursa.

b. Pemegang saham di PT. Sari Husada Tbk. tidak dapat

memperdagangkan sahamnya karena banyak pemegang

saham yang hanya memiliki saham PT. Sari Husada Tbk.

dibawah satu lot atau kurang dari 500 lembar saham.

c. Penyelarasan kebijakan baru tentang pendanaan perseroan.

Perseroan hanya akan menerima suntikan dana dari Nutricia,

perusahaan afiliasi, dan bank yang ditunjuk. Menurut Nutricia,

pemegang saham mayoritas PT. Sari Husada Tbk. sebaiknya

go private agar lebih fleksibel dan dapat leluasa bekerja sama

secara sinergis dengan anak perusahaan lain.

Perubahan status menjadi perusahaan tertutup juga

membawa manfaat untuk stakeholders, yaitu :

a. Stakeholders bisa mendapatkan penawaran harga saham yang

menarik.

b. Stakeholders yang menjual saham dalam penawaran tender di

bursa efek hanya akan dikenai pajak final 0,1% dari jumlah

bruto nilai transaksi penjualan. Sementara, jika pemegang

saham tidak melepas sahamnya ketika penawaran tender dan

kemudian menjualnya ketika status perusahaan telah berubah,

mereka akan dikenai pajak 30% - 35% sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

22
Sebagaimana pernyataan dari Bapepam, untuk dapat

mengubah status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan

tertutup, perseroan wajib memperoleh persetujuan dari pemegang

saham independen atau minoritas dengan ketentuan bahwa Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) harus dihadiri

pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50% bagian

dari seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki

pemegang saham independen juga. Pada tanggal 21 Desember

2006 RUPSLB telah menyetujui langkah go private sekaligus

delisting dari bursa dan mengubah status dari Penanaman Modal

Dalam Negeri ( PMDN ) menjadi Penanaman Modal Asing ( PMA ).

Kepemilikan saham 100% dimiliki DANONE, sehingga berubah

menjadi PT. Sari Husada ( tertutup ).

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Visi dari PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten adalah

menjadi pemimpin pasar produk nutrisi bergizi untuk bayi dan

anak – anak di Indonesia.

b. Misi

Misi PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten adalah :

1) Turut serta membangun kesehatan dan kecerdasan bayi dan

anak Indonesia dengan menyediakan produk nutrisi

terpercaya dan terjangkau.

2) Menghasilkan pertumbuhan perseroan yang

berkesinambungan melalui system manajemen berkualitas

23
tinggi dan pendekatan inovatif dalam budaya integritas

tinggi.

3) Mengutamakan keputusan seluruh stakeholders.

3. Struktur Organisasi

PT. Sari Husada adalah sebuah perusahaan yang

kepemilkan sahamnya dimiliki oleh DANONE. Struktur organisasi di

PT. Sari Husada berkembang menyesuaikan perkembangan

perusahaan, dengan sistem garis dan staf, dimana setiap bawahan

hanya bisa mendapat perintah dari satu atasan saja dan manajer

atau pimpinan bagian lain tidak bisa memberikan perintah kepada

bagian lain meskipun garis kedudukannya masih dibawah manajer

tersebut. Sistem staf terdiri atas ahli non struktural yang berfungsi

sebagai penasihat sesuai dengan bidang keahliannya, yaitu

penasihat bidang kontrol kualitas produk, penasihat bidang

bangunan, penasihat bidang pembukuan, dan penasihat bidang

keselamatan kerja.

24
Presiden Director

Corporate Secretary Internal Control

Operation Director QA R&D Director Marketing Director HR Direcotr Sales Director


Finance Director

National Sales
Manufacturing Mgr R&D Manager Business Controller General Field MOD Manager

Comp & Benefit National key


Procurement Mgr QA Manager Financial Controller Marketing

Plant Personal Planning &


Supply Chain Mgr IT Manager Marketing

Marketing Plant Personal Trade

Marketing Support Personel

Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Sari Husada Unit II
Employee Serv &

25
4. Lokasi Perusahaan

PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten terletak di wilayah

Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten yang

dibangun diatas tanah seluas 15 hektar dengan luas bangunan

adalah 9.244 m², batas – batas nya meliputi :

Sebelah Timur : jalan raya Yogya – Solo

Sebelah Selatan : jalan raya Yogya – Solo

Sebelah Utara : sawah desa kemudo

Sebelah Barat : sawah desa kemudo

PT. Sari Husada telah merencanakan secara lengkap

seluruh kegiatan produksi dan proses produksi, finishing, packing,

IPAL dan gudang, sarana bahan baku, dan gudang barang / produk

jadi. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa

harga tanah relative murah, kemudahan dalam memperoleh air,

transportasi distribusi dan komunikasi yang mudah ( karena

langsung berhadapan dengan jalan raya yogya – solo ), pengadaan

bahan baku dan banyak tenaga kerja yang baik dan terdidik.

5. Pengembangan Karyawan dan Aspek Penggajian

Jam kerja karyawan mulai pukul 08.00 sampai 16.30 WIB.

Karyawan yang melewati jam kerja diberi uang lembur. Bagi

karyawan non shift menerima gaji tiga kali dalam satu bulan yaitu

pada tanggal 5, 15, dan 25, sedangkan bagi karyawan yang

mengalami pembagian shift menerima gaji tiga kali dalam satu

bulan yaitu pada tanggal 10, 15, dan 25.

26
Jenis pendidikan pada karyawan PT. Sari Husada bervariasi

dari tamatan SD hingga Perguruan Tinggi. Namun mulai awal tahun

1995 dikonsentrasikan pada tamatan Perguruan Tinggi.

Status Kepegawaian PT. Sari Husada Unit II dibagi menurut

system pembayaran gaji, yaitu:

a. Karyawan Tetap

Yaitu karyawan bukan direksi dan pekerja full time hingga

usia 55 tahun menerima upah bulanan dan terdaftar dalam

formasi karyawan pada manajemen umum.

b. Karyawan Honorer

Yaitu karyawan yang bekerja menurut perjanjian kerja

atau ketetapan direksi yang menerima honorium bulanan.

Karyawan honorer dibagi menjadi :

1) Honorer Full Time

Dalam satu hari bekerja selama 8 jam.

2) Honorer Part Time

Bekerja tidak setiap hari atau hari kerja tidak selama 8 jam.

c. Karyawan Lepas

Yaitu karyawan yang dipekerjakan dalam perusahaan

untuk jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja.

PT. Sari Husada telah menetapkan 40 jam kerja setiap

minggu. Dalam satu minggu dibagi menjadi 5 hari kerja yaitu mulai

hari Senin sampai Jumat. Dialur jam kerja ditetapkan sebagai jam

lembur. Jam kerja karyawan shift dibagi menjadi 3, yaitu:

27
Shift I : Pukul 06.30 – 14.30 WIB

Shift II : Pukul 14.30 – 22.30 WIB

Shift III : Pukul 22.30 – 06.30 WIB

Karyawan non shift : Pukul 08.00 – 16.30 WIB

Karyawan shift terdiri dari bagian proses, pengemasan,

Quality Control, IPAL, Engineering dan Security.

Setiap karyawan mempunyai hak yang diberikan oleh

perusahaan yang meliputi gaji, cuti, dan jaminan kesejahteraan

social.

a. Gaji

Pemberian gaji karyawan meliputi gaji bulanan, uang

transport, premi dan uang lembur.

b. Cuti

Cuti tahunan selama 12 hari diberikan bagi karyawan yang

telah bekerja minimal 1 tahun. Sedangkan cuti panjang

merupakan hak setiap karyawan yang telah bekerja selama 6

tahun berturut – turut.

c. Jaminan Kesejahteraan Sosial

Jaminan yang diberikan kepada karyawan diantarannya

berwujud :

1) Uang pakaian setiap tahun sebanyak 2 stel.

2) Jaminan kesejahteraan termasuk keluarganya.

3) Untuk karyawan lapangan :

- Mendapat inventaris yang dipinjami perusahaan.

- Mendapat alat perlindungan kerja.

28
4) Bantuan sosial, perkawinan, kelahiran dan kematian.

5) Tunjangan hari tua.

6) Rekreasi tiap tahun sekali.

7) Mendapat 2 kg susu bubuk setiap bulan.

8) Penghargaan sesuai dengan masa kerja.

9) Penghargaan untuk tiap karyawan yang menonjol.

10) Disediakan makanan dan minuman sesuai jam kerja.

6. Aspek Produksi PT. Sari Husada Unit II

Aspek produksi di PT. Sari Husada Unit II meliputi :

a. Bahan baku

Bahan baku pembuatan susu di PT. Sari Husada antara lain :

1) Susu Segar

Susu segar diperoleh dari petani, yaitu peternak sapi

yang tergabung dalam GKSI ( Gabungan Koperasi Susu

Indonesia ), yaitu dari koperasi Warga Mulyo, Cangkringan :

Koperasi Binadharma, Salatiga : Koperasi Musuk, Boyolali :

Koperasi Puspeta, dan Klaten : Jatinom Klaten.

Kapasitas dan kebutuhan susu segar setiap hari yang

diperlukan dalam proses pembuatan susu bubuk di PT. Sari

Husada Unit II Kemudo Klaten adalah sebanyak 75.000 liter.

GKSI adalah merupakan penyuplai susu segar, dari GKSI

mampu menyuplai sebanyak 85 % dari kebutuhan susu

segar atau sekitar 63.750 liter.

29
2) Skim Milk Powder ( SMP )

SMP diimpor dari New Zealand, Amerika, Jerman,

Belanda, Prancis, dan Inggris. Skim mengandung protein

tinggi, walaupun kendungan proteinnya tinggi, tetapi

kandungan vitamin dan mineralnya rendah. Oleh karena itu,

skim harus ditambah dengan lemak dan vitamin yang cukup

agar menjadi bahan baku yang lebih baik kandungan

gizinya.

3) Whey Protein Concentrate ( WPC )

Bahan ini diimpor dari Australia. WPC berasal dari

susu yang telah diketahui mempunyai kemampuan sebagai

agensia pemacu imun tubuh.

4) Minyak Nabati

Bahan minyak yang dipakai adalah minyak kelapa,

minyak kacang, minyak kedelai, dan minyak kelapa sawit.

Minyak nabati ini digunakan sebagai pengganti asam lemak

jenuh. Semua minyak nabati ini diperoleh dari Semarang,

kemudian dilakukan pencampuran terlebih dahulu sebelum

dijadikan bahan baku. Pencampuran dilakukan di Pabrik

Minyak Kimia Farma, Semarang.

5) Air

Air diperoleh dari sumur yang dimiliki oleh PT. Sari

Husada Unit II Kemudo Klaten.

30
6) Vitamin

Vitamin – vitamin yang digunakan adalah vitamin

yang larut dalam air, yaitu B1, B2, B6, B12, dan vitamin C,

selain itu juga digunakan vitamin yang larut dalam lemak,

yaitu vitamin A, D, E, dan K.

7) Mineral

Jenis mineral yang dipakai adalah Kalsium ( Ca ),

Fosfat ( P ), Magnesium ( Mg ), Kalium biphosphate, Ferro

fumarat, Kalium hidrokida, dan Natrium Chlorida.

8) Gula Pasir

Gula pasir diimpor dari Thailand, Singapura, Jerman,

Australia, dan Korea. Selain impor, gula pasir juga

didatangkan dari dalam negeri yaitu PG. Colomadu dan PG

Madukismo, Yogyakarta.

9) Laktosa

Laktosa adalah karbohidrat utama yang terdapat

dalam susu. Laktosa mudah larut dan mudah terhidrolisasi

dalam asam dan juga oleh enzim. Laktosa diimpor dari

Belanda, New Zealand, dan Australia.

10) Coklat

Coklat adalah bahan baku tambahan yang digunakan

sebagai pemberi rasa coklat. Coklat didatangkan dari PT.

Win Mollen, Bandung.

31
11) Beras

Beras digunakan sebagai sumber karbohidrat. Beras

hanya dipakai untuk bahan baku penbuatan sereal. Beras

didatangkan dari Delanggu, Kulonprogo, dan Solo.

12) Kacang hijau dan kacang kedelai

Kacang hijau dan kacang kedelai digunakan sebagai

bahan baku pembuatan sereal. Kacang hijau dan kacang

kedelai didatangkan dari Yogyakarta.

13) Madu

Madu yang digunakan adalah madu bubuk. Jenis

madu ini diimpor dari Mexico.

14) Flakes

Flakes yang digunakan antara lain flakes buah –

buahan ( strawberi, alpukat, apel, jeruk, pisang ), dan flakes

sayuran ( bayam, wortel, dan tomat )

b. Proses Pengolahan

Secara garis besar, pengolahan susu bubuk dibagi

menjadi 3 kelompok besar, yaitu proses basah ( Wet Process ),

proses kering ( Dry process ), dan pencampuran ( Blending ).

1) Proses basah ( Wet Process )

Proses basah adalah proses yang ditujukan untuk

pembuatan base powder atau bubuk dasar yang akan

digunakan untuk proses pencampuran dengan formula lain.

Material yang digunakan dalam proses basah antara lain

32
susu segar, MVO ( Mixed Vegetable Oil ). Seluruh material

yang diformulasikan tadi dicampur dalam compounding tank

dengan high speed mixer agar tercampur sempurna,

kemudian disirkulasikan sampai semua material larut dan

tercampur menjadi suatu liquid. Liquid tersebut kemudian

diproses melalui beberapa tahap seperti pasteurisasi pada

suhu 80° C selama 15 menit. Homogeniosasi dengan

tekanan sebesar 2000 psi, sehingga produk susu teremulsi

dengan baik dan stabil, pendinginan di plate cooler dengan

suhu sampai dibawah 10° C dan disimpan di mixed storage

tank dengan total padatan 45%. Selanjutnya dilakukan

proses evaporasi untuk menaikkan total padatan menjadi

52% sehingga konsentrat yang terjadi siap untuk disemprot

melalui hihg pressure tank kedalam spray dryer. Kadar air

base powder yang dapat dicapai adalah sekitar 2,5%.

2) Proses Kering ( Dry Process )

Proses yang dilakukan setelah proses basah adalah

proses kering. Proses ini dilakukan dalam alat blended (

ribbon blended ). Alat ini akan mencampur base powder

yang dihasilkan dari proses basah denagn sejumlah material

lain seperti vitamin, mineral, DHA dan sebagainya. Waktu

yang dibutuhkan untuk pencampouran adalah 15 menit.

Setelah pencampuran selesai powder yang dihasilkan

kemudian dilewatkan pada bin filling yang dilengkapi dengan

33
metal detector untuk mendeteksi kemungkinan adanya

logam yang terbawa selama proses, powder yang lulus

pemeriksaan logam kemudian dimasukkan kedalam wood

bin melalui unit – unit bin filter. Wood bin merupakan kotak

kayu dengan kapasitas 685 kg yang berfungsi sebagai

tempat penyimpanan sementara bagi powder sebelum

dikemas di ruang filling and packing. Berikut ini adalah

diagram alir pembuatan susu bubuk di PT. Sari Husada Unit

II Kemudo Klaten.

34
Susu Segar

Pengambil Sampel

. Pengujian Laboratorium Ditolak

Memenuhi Syarat

Pemompaan (Balance Tank)

Penyaringan

Pengukuran Volume (Flow Meter)

Penimpanan (plate Cooler 2o – 4oC)

Penimpanan Sementara (tangki susu segar)

Pasteurisasi (80oC)

Pemanasan (PHE 70oC)

Penyaringan
Vitamin MVO Pencampuran (compounding tank) Raw Material
Homogenisasi

Penyaringan (Duplek Filter)


Penyaringan MST
Evaporasi
Pengeringan (Spay Dryyer)
Susu Bubuk (KA 3%)

Penyaringan (Shifter 4 mesh)

Lolos

Penampungan (Silo Base Powder)


Material Premix Blending Gula
Penampungan (Bin Filling)

Produk
Gambar 3.2
Diagram Alir Pembuatan Susu Bubuk

35
c. Pengisian dan Pengemasan

Proses pengisian di PT. Sari Husada II hampir

seluruhnya dilakukan dengan mesin secara otomatis. Produk

yang telah berada dalam wood bin kemudian dibawa keruang

filling and packing untuk dikemas. Produk dalam wood bin

dibuka dan dimasukkan kedalam bin tipper yang merupakan alat

penampung sebelum dituang kedalam filling hopper. Produk

yang telah berada dalam filling hopper kemudian siap untuk

dikemas kedalam alumunium foil sachet. Produk kemudian

dialirkan dengan menggunakan conveyor yang berbentuk karet

memanjang diatas roda – roda menuju mesin pengepakan

sachet cartoner rovema conveyor.

d. Produk Akhir

Terdapat dua jenis produk PT. Sari Husada, yaitu produk

sendiri dan produk lisensi. Produk sendiri adalah produk yang

diproduksi oleh PT. Sari Husada dengan formula yang dibuat

sendiri. Sedangkan produk lisensi merupakan produk pesanan

dari perusahaan lain, dengan menggunakan formula dari

perusahaan pemesan.

1. Produk PT. Sari Husada

a) Susu formula

Yaitu susu bayi untuk usia sampai dengan 6 bulan,

dengan merk SGM ( Susu Gula Madu )1 dan Vitalac 1.

36
b) Susu Pertumbuhan

Yaitu susu bayi untuk usia 6 bulan sampai dengan 3

tahun, dengan merk SGM 2, SGM 3, Vitalac 2, dan

Vitaplus.

c) Special Formula

Yaitu susu bayi dengan kadar laktosa rendah bagi bayi

yang peka terhadap laktosa, dengan merk LLM ( Low

Laktose Milk ).

d) Bubur bayi dengan merk SGM sereal

Yaitu bubur bayi untuk usia 4 bulan keatas, dengan

berbagai rasa yaitu rasa beras merah, rasa beras putih,

dan rasa kacang hijau. Sedangkan untuk bayI usia 6

bulan keatas, terdapat buah rasa campur, rasa sayur –

sayuran, dan rasa tim ati ayam.

e) Susu formula untuk ibu hamil dan menyusui dengan merk

Lactamil, dengan berbagai rasa

f) Whole Milk Powder dengan merk FCMP ( Full Cream

Milk Powder ), tersedia dengan aroma murni susu dan

rasa coklat, dengan sasaran utama adalah konsumen

industri susu.

2. Produk Lisensi

a) Produk Nutricia dan Holland, dengan merk Nutrilon Base,

Almeron Base, Caipeco, dan Nutricia Cream.

37
b) Produk lisensi dari Holland, dengan merk Bebelac 1 dan

Bebelac 2.

c) Produk dari PT. Shanghiang Perkasa ( Morinaga ) dari

Jepang, dengan merk Chilkid dan Chilmil.

B. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler yang

dilaksanakan oleh mahasisiwa secara berkelompok dengan terjun

ke masyarakat atau dunia kerja. Sasaran tempat pelaksanaan

kegiatan magang kerja adalah macam – macam unit kegiatan

menengah, koperasi, instansi pemerintah atau swasta dan

kelompok masyarakat umum. Adapun bentuk – bentuk kegiatan

magang meliputi praktik kerja, pendampingan, pelatihan,

penyuluhan, pelaporan, dan lain – lain.

Sebelum melaksanakan kegiatan magang kerja, mahasiswa

terlebih dahulu dibekali dengan berbagai pengetahuan praktis,

disamping keahliannya dalam konsentrasi industri masing –

masing.

2. Tujuan dari Magang Kerja

Tujuan yang ingin dicapai dalam magang kerja adalah :

a. Sebagai penerapan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti

perkuliahan di D3 Manajemen Industri, khususnya pada mata

uliah pengendalian kualitas.

38
b. Memberikan pengalaman sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan mengenai dunia kerja.

3. Waktu pelaksanaan magang kerja

a. Tempat dan waktu pelaksanaaan kegiatan magang kerja:

Tempat magang kerja : PT. Sari Husada II

Lokasi : Jl. Raya Yogya Solo Km 19, Desa

Kemudo Prambanan, Klaten.

Waktu magang : 16 Februari – 28 Februari 2009

b. Kegiatan magang kerja

Waktu kegiatan magang kerja sudah disepakati antara

pihak perusahaan dengan penulis, dimana waktu pelaksanaan

magang dilaksanakan selama dua minggu yaitu dari tanggal 16

Februari 2009 – 28 Februari 2009. Untuk waktu pelaksanaan

magang kerja dalam satu minggu masuk lima kali dan lama

magang kerja sekitar 8 jam sesuai jam kantor yaitu mulai pukul

08.00 – 16.30 WIB dan dengan waktu istirahat siang pukul

12.00 – 13.00 WIB.

Dalam pelaksanaan magang kerja, penulis tidak

diwajibkan berpakaian seragam tetapi berpakaian bebas namun

masih dalam batas kerapian yaitu dengan atasan kemeja dan

celana panjang berbahan kain, bukan jeans. Dalam praktik di

lapangan, penulis diwajibkan memakai safety shoes agar

keamanan tetap terjaga selama berada di lapangan tersebut

39
dan mengingat di area tersebut juga dilalui forklift untuk alat

transportasi.

Jadwal pelaksanaan magang kerja yaitu sebagai berikut :

Minggu Pertama : Pengarahan dari pembimbing magang,

pengenalan di departemen filling packing,

ruang PPIC, ruang CCTV, dan seluruh

bagian yang ada di departemen ini.

Melihat proses produksi yang telah

berada di wood bin, proses pengisian dan

pengemasan produk, berkeliling ke

gudang bahan baku dan produk jadi serta

membaca dan mencatat data – data yang

dibutuhkan.

Minggu Kedua : Kegiatan dikhususkan di IPAL ( Instalasi

Pengolahan Air Limbah ), melihat secara

langsung proses pengolahan limbah cair

dan kegiatan – kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan sistem pengolahan

limbah cair.

C. PEMBAHASAN MASALAH

1. Sanitasi Perusahaan

Sanitasi adalah pengendalian yang terencana terhadap

lingkungan, produk, bahan baku, peralatan, dan pekerja. Tujuan

40
sanitasi adalah untuk mencegah timbulnya pencemaran pada hasil

olahan. Selain itu, sanitasi juga dapat mencegah terlanggarnya nilai

– nilai estetika konsumen serta mengusahakan lingkungan kerja

yang bersih, aman, dan nyaman.

a. Sanitasi Karyawan

Sanitasi karyawan adalah hal yang sangat penting.

Sanitasi karyawan harus diperhatikan, karena karyawan

berhubungan langsung dengan bahan baku maupun proses

produksi. Cemaran yang dapat ditimbulkan karena kurang

diperhatikannya sanitasi karyawan adalah cemaran yang

berasal dari rambut karyawan yang rontok, atau dari kotoran

dan debu yang menempel pada pakaian kerja karyawan.

Usaha – usaha yang dapat mencegah terjadinya

cemaran – cemaran tersebut antara lain adalah :

1) Karyawan menjaga kebersihan diri masing – masing.

2) Karyawan wajib menggunakan pakaian kerja menurut

prosedur yang telah ditetapkan.

3) Karyawan wajib mencuci tangan dengan sabun sebelum

bekerja, sebelum atau sesudah makan dan minum, dan ke

kamar mandi.

4) Karyawan harus mengganti pakaian kerja dengan pakaian

rumah jika ingin meninggalkan ruangan kerja.

5) Karyawan harus menggunakan masker dan topi saat berada

di ruang produksi.

41
6) Karyawan dilarang makan dan minum di dalam ruang

produksi.

7) Karyawan menyimpan pakaian pribadi di dalam loker

karyawan.

b. Sanitasi Lingkungan Pabrik

Sanitasi lingkungan pabrik mencakup semua yang ada di

dalam pabrik ataupun yang berada di luar pabrik. Lingkungan

pabrik terdiri dari bangunan ruang produksi dan lingkungan di

sekitar ruang produksi, yang meliputi bangunan ruang

perkantoran, gudang, laboratorium, engineering, bengkel,

sarana penyedia air bersih dan utilitas lain, tempat pengolahan

limbah, kantin, mushola, tempat parkir, serta jalan, dan taman.

Lantai dasar ruang produksi menggunakan lantai yang

dibuat dari bahan keramik buatan Jerman yang bersifat tahan

air, dan juga tahan terhadap asam. Pembersihan lantai pada

ruang produksi dilakukan setiap ada kotoran yang tercecer,

serta setiap akhir shift. Bangunan disekitar ruang produksi

disapu dan dipel setiap hari dengan menggunakan air dan

disinfektan, disinfektan yang dipakai adalah etanol.

Setelah itu disemprot menggunakan pengharum ruangan.

Kusen dan jendela dibersihkan setiap saat. Untuk bagian kaca,

dibersihkan dengan menggunakan alat pembersih kaca. Langit

– langit ruangan dibersihkan dengan menggunakan sapu

tangkai panjang. Setiap ruangan diberi ventilasi yang cukup

42
untuk pergantian udara, lampu neon 40 watt, dan air conditional

( AC ) sehingga menimbulkan suasana yang nyaman saat

bekerja.

Disediakan juga tempat sampah. Disekitar wilayah pabrik

juga di tanami pohon sengon yang berfungsi sebagai penyaring

udara serta untuk tujuan estetika. Selain itu ada tanaman yang

berfungsi sebagai cadangan sumur dalam. Taman dipangkas

agar rapi, serta disapu dan disiram setiap pagi dan sore.

Disekitar taman dan ruang produksi, dibuat selokan untuk

mengalirkan air. Selokan dibersihkan setiap saat agar air tidak

menggenang. Jalan – jalan disekitar pabrik juga diaspal untuk

mencegah debu serta untuk menahan tekanan dari truk – truk

yang keluar masuk pabrik.

c. Sanitasi Alat dan Mesin

Ada dua macam sanitasi alat dan mesin yang dipakai di

PT. Sari Husada Unit II, yaitu :

1) CIP ( Clean In The Place )

CIP adalah pembersih alat dan mesin dengan

menggunakan NaOH 1% - 2% dan HNO2 0,85 – 25, serta air

panas. Fungsi larutan pembersih yang digunakan adalah :

a) HNO2, untuk menghilangkan lemak yang melekat pada

alat.

b) Air panas, untuk menghilangkan sisa larutan pembersih.

43
c) NaOH, untuk menghilangkan sisa bahan organik yang

telah mengeras, misalnya batu susu.

Syarat – syarat yang harus dipenuhi sebagai larutan

pembersih :

a) Mempu melepas kotoran organik dari permukaan alat.

b) Mampu membunuh bakteri.

c) Tidak korosif.

Alat – alat yang dibersihkan secara CIP adalah

homogenizer, tangki penyimpanan, tangki susu kental,

pasteurizer, dan tangki penampung.

2) COP ( Cleaning Out Place )

COP adalah pembersih yang dilakukan dengan cara

membongkar peralatan secara bagian demi bagian. Alat

yang dibongkar tersebut kemudian dibersihkan dengan sikat

secara mekanik, kemudian direndam dalam air panas, dan

dicuci dengan detergen, selanjutnya kemudian dibilas

dengan air panas, dan dikeringkan. Alat – alat yang

dibersihkan secara COP adalah shifter, dan anhydro spray

dryer.

d. Sanitasi Proses Produksi

Sanitasi proses produksi adalah sanitasi yang dilakukan

didalam proses produksi atau selama proses produksi itu sendiri

sedang berlangsung. Sanitasi proses produksi berkaitan dengan

44
komponen sanitasi yang lainnya, seperti sanitasi tenaga kerja,

lingkungan, dan sanitasi bahan dasar produksi.

2. Penanganan Limbah Cair

a. Limbah

Limbah adalah bahan sisa dari suatu kegiatan yang

sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dan harus dibuang agar

tidak mencemari lingkungan. Kadang sebelum dibuang, limbah

harus diolah terlebih dahulu. Sumber utama limbah cair industri

susu adalah air yang digunakan pencucuian pakaian dan sepatu

kerja ataupun air pada proses pembersihan. Selain itu sumber

limbah cair yang lainnya adalah berasal dari air tumpahan dari

boiller dan susu segar yang tercecer.

b. Jenis Limbah

Limbah yang dihasilkan PT. Sari Husada Unit II ada 6

macam, yaitu :

1) Limbah eks pengemas bahan baku atau produk jadi

Yang termasuk jenis limbah eks pengemas bahan baku atau

produk jadi adalah :

- Kertas pembungkus

- Plastik

- Bagor

- Kardus atau folding

- Sendok plastik

45
- Alumunium foil

2) Limbah padat berupa powder

Yang termasuk limbah padat yang berupa powder adalah :

- Powder return

- Produk sapuan

- Produk awal spray

- Powder rusak

- Bahan baku

3) Limbah padat non powder

Yang termasuk limbah padat non powder adalah :

- Kayu

- Besi bekas

- Spare part beak

4) Limbah barang – barang inventaris

Yang termasuk limbah barang – barang inventaris adalah ;

- Perangkat kantor

- Barang – barang inventaris laboratorium

5) Limbah cair B3

Yang termasuk limbah cair B3 dalah :

- Limbah pembersih lantai atau ruangan yang

mengandung kaustik.

- Limbah dari lautan yang digunakan untuk analisa.

6) Limbah cair non B3

Yang termasuk limbah cair non B3 adalah :

46
- Limbah hasil analisa susu segar

- Limbah dari laundry dan pencucian alat

- Limbah dari sisa minyak nabati

Untuk limbah cair non B3, langsung dialirkan ke unit

pengolahan ( bagian IPAL ) dengan menggunakan pipa bawah

tanah dan pertama kali akan ditampung didalam bak control.

PT. Sari Husada Unit II Kemudo Klaten hanya mempunyai unit

pengolahan limbah cair yang berlokasi kira – kira 200 m

disebelah timur lokasi pabrik.

c. Karakteristik Limbah Cair

Karakteristik limbah cair di PT. Sari Husada II adalah

seperti yang terdapat dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Karakteristik Limbah Cair


Parameter Satuan Keterangan
Bau - Tidak berbau
Warna - Jernih
Suhu °C 33 – 36
Ph - 6,5 – 7,5
COD mg / I 60 – 100
BOD mg / I 100 – 300
Debit m³ / hari 300
Kapasitas kg COD / hari -
Sumber : PT. Sari Husada ( 2002 )

d. Analisa Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan PT. Sari Husada Unit II

Kemudo Klaten harus dianalisa kadar BOD, COD, SS, dan VFA

untuk mengetahui apakah kadar limbah tersebut sudah

memenuhi standar ataukah belum.

47
Tabel 3.2 Kondisi limbah cair PT. Sari Husada Unit II
Parameter Kondisi Limbah
Sebelum diolah Setelah diolah
SS 6.000 – 8.000 mg/I 20 – 50 mg/I
BOD 6.000 – 7.500 mg/I 100 – 300 mg/I
COD 9.000 – 10.000 mg/I 60 – 100 mg/I
VFA 2.000 mg/I 10 – 15 mg/I

1) Analisa BOD ( Biochemical Oxigen Demand )

Biochemical Oxigen Demand ( BOD ) menunjukkan

jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme

hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan – bahan

buangan di dalam air. Organisme hidup yang bersifat aerobic

membutuhkan oksigen untuk beberapa reaksi biokimia.

Konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengoksidasi air

pada suhu 20°C selama 5 hari, dan nilai BOD yang

menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi dapat

diketahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen

terlarut sebelum dan setelah pengeraman (inkubasi).

Uji BOD mempunyai beberapa kelemahan,

diantaranya adalah :

a) Dalam uji BOD ikut terhitung oksigen yang dikonsumsi

oleh bahan – bahan anorganik atau bahan – bahan

tereduksi lainnya yang disebut juga “ intermediate oxygen

demand “.

b) Uji BOD memerlukan waktu yang cukup lama yaitu

minimal lima hari.

48
c) Uji BOD yang dilakukan selama lima hari masih belum

dapat menunjukkan nilai total BOD melainkan hanya kira

– kira 68 % dari total BOD.

d) Uji BOD tergantung dari adanya senyawa di dalam air

tersebut, misalnya adanya germisida seperti khlorin dapat

menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang

dibutuhkan untuk merombak bahan organik, sehingga

hasil uji BOD menjadi kurang teliti.

Bahan buangan industri pengolahan pangan sepeerti

industri pengalengan, industri susu, industri gula dan

sebagainya mempunyai nilai BOD yang bervariasi, yaitu

mulai 100 sampai 10.000 ppm, oleh karena itu harus

mengalami penanganan atau pengenceran yang tinggi sekali

pada saat pembuangan ke badan air sekitarnya seperti

sungai atau laut, yaitu untuk mencegah terjadinya penurunan

konsentrasi oksigen terlarut dengan cepat di dalam badan air

tempat pembuangan bahan – bahan tersebut ( Fardiaz, 2002

).

2) Analisa COD ( Chemical Oxygen Demand )

Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air

dapat dilakukan suatu uji yang lebih cepat dari pada uji BOD,

yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan. Uji

tersebut disebut uji COD ( Chemical Oxygen Demand ), yaitu

suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan

49
oleh bahan oksidan, misalnya kalium dikhromat, untuk

mengokasidasi bahan – bahan organik yang terdapat di

dalam air. COD merupakan parameter tingkat polusi air

limbah. Nilai COD dan tingkat pencemaran adalah

perbandingan lurus. Semakin tinggi nilai COD, maka akan

semakin tinggi pula tingkat pencemaran air limbah.

Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan

oksigen yang lebih tinggi daripada uji BOD karena bahan –

bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan

mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD.

Sebagai contoh, selulosa sering tidak terukur melalui uji

BOD karena sukar dioksidasi melalui reaksi biokimia, tetapi

dapat terukur melalui uji COD. Sembilan puluh enam persen

hasil uji COD yang dilakukan selama 10 menit kira – kira

akan setara dengan hasil uji BOD selama 5 hari. Adanya

senyawa khlor selain mangganggu uji BOD juga dapat

mengganggu uji COD karena khlor dapat bereaksi dengan

kalium dikhromat ( Fardiaz, 2002 ).

Prosedur untuk melakukan analisa COD adalah :

a) Mengambil sample air limbah, kemudian mengencerkan.

b) Mengambil sample air yang diencerkan sebanyak 2 ml,

kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi.

50
c) Menambah reagent Kalium dikhromat ( K2Cr207 )

sebanyak 1 ml dan perak sulfat ( AgSO4 ) sebanyak 3

ml, kemudian menutup tabung tersebut.

d) Mengocok agar sample dan reagent tercampur rata

e) Memasukkan tabung kedalam COD reactor dengan

menggunakan suhu 150°C selama 2 jam.

f) Mendinginkan tabung tersebut

g) Menghidupkan spektrofotometer dan memilih program

untuk analisa COD ( 435 ), kemudian menekan tombol

enter dan memutar tombol pengatur panjang gelombang

620 mm.

h) Memasukkan tabung yang berisi blangko ke dalam cell

holder spektrofotometer dan menekan tombol zero untuk

status zeroing kemudian dilayar akan muncul angka 0

mg/I.

i) Mengeluarkan tabung yang berisi blangko dan mengganti

dengan tabung yang berisi sample, kemudian

memasukkan kedalam cell holder.

j) Menekan tombol read untuk memulai pembacaan COD

sample, dan mencatat hasilnya.

3) Analisa SS ( Suspended Sollids )

SS adalah jumlah polutan yang terlarut dalam air

limbah. Kadar SS menurut standar adalah 20 – 50 mg/I. Jika

kadar SS melebihi ketentuan, maka akan terjadi over

51
loading. Penanganan jika terjadi over loading adalah segera

memompa limbah cair tersebut ke dalam tangki buffer untuk

diproses kembali.

4) Analisa VFA

VFA adalah substrat untuk bakteri methan. Pada

kondisi yang normal, konsentrasi VFA pada effluent

anaerobic adalah 10 – 15 mg/I. Jika konsentrasi VFA

melebihi ketentuan, maka akan terjadi over loading.

Tindakan yang dilakukan adalah dengan menghentikan

aliran air limbah hingga kondisi effluent kembali normal.

Pronsip dasar VFA adalah menitrasi sample HCL 0,1

N sampai pH menjadi 3. Karbonat dalam sample akan

berubah menjadi CO2 dan VFA akan berubah bentuk

menjadi bagian yang tidak dapt terurai kembali. Selanjutnya

alkalinitas dan VFA dihitung dari volume asam dan basa

yang digunakan.

Prosedur untuk melakukan analisa VFA adalah :

a) Mangambil sample ( maksimal 100 ml ), kemudian

menambahkan air suling sehingga volumenya menjadi

200 ml.

b) Melakukan titrasi dengan HCL 0,1 N hingga pH menjadi

3,0 ( a ml ).

c) Memindahkan sample yang telah di titrasi ke dalam

erlenmayer, memasukkan beberapa boiling stone ke

52
dalam erlenmayer dan menaruh reflux coulumn di atas

erlenmeyer.

d) Memasukkan selama 3 menit kemudian mendinginkan

selama 2 menit.

e) Memindahkan kedalam gelas beker dan melakukan titrasi

dengan NaOH 0,1 N hingga pH menjadi 6,5 ( b ml ).

f) Menghitung nilai VFA dengan rumus sebagai berikut :

( b x 101 ) - ( a + 100 ) 100


x
99,23 vol.sampel

3. Pengoperasian IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah )

a. Alat yang digunakan

Alat – alat yang digunakan dalam pegolahan limbah cair

adalah :

1) Influent Pit ( T- 100 ) / Tangki Penampungan

Adalah tangki yang mempunyai kapasitas volume

basa sebanyak 62,5 m³. Tangki ini digunakan untuk

menampung limbah yang berasal dari air gelontaran proses

dan dari influent pabrik. Tangki ini mempunyai dimensi

ukuran yaitu panjang x lebar x tinggi adalah 5 m x 5 m x 2,5

m. Tangki ini dilengkapi dengan pompa P- 101 A/B untuk

mengalirkan air limbah. Pada pompa, juga dilengkapi

dengan indikator tekanan P1– 101 untuk mengatur tekanan

pompa. Selain itu tangki juga dilengkapi dengan sebuah

53
level transmitter LT– 101 untuk mencegah pompa

mengalami dry running.

Tabel 3.3 Pengendalian P – 101 A/B oleh LT – 101


LT - 101 Tindakan
Keadaan Dalam meter
Tinggi – tinggi 2,5 Alarm
Tinggi 1,75 Star pompa ke dua
Rendah 1,5 Star pompa
pertama
Rendah - rendah 0,75 Alarm, dan stop
kedua pompa

2) Buffer Tank ( T- 200 )

Adalah tangki yang digunakan sebagai tempat

pencampuran air limbah dari T- 100 dengan lumpur

reserkulasi dari T- 700. Tangki ini mempunyai kapasitas

volume basa adalah sebanyak 250 m³. T- 200 digunakan

untuk menyeragamkan fluktuasi pH , COD, dan debit. T- 200

dilengkapi dengan mixer M- 201 yang berfungsi sebagai

pencampur air limbah atau lumpur agar homogen. Dimensi

ukuran tangki ini adalah diameter x tinggi + 11 meter x 11

meter. T- 200 dilengkapi dengan pompa P- 201 A/B untuk

mengalirkan limbah ke T- 300. Pada pompa juga dilengkapi

dengan indikator tekanan P1– 201 untuk mengatur tekanan

pompa. Tangki juga dilengkapi dengan sebuah level

transmitter LT– 201 untuk mencegah pompa mengalami dry

running.

54
Tabel 3.4 Pengendalian P– 201 A/B oleh LT– 201
LT – 201 Tindakan
Keadaan Dalam meter
Tinggi – tinggi 2,6 Alarm
Tinggi 2,35 Start P – 201 A / B
Rendah 2,1 Stop P – 201 A / B
Rendah - rendah 1,0 Alarm, dan stop M -
201

3) Reaction Tank ( T-300 )

Reaction Tank mempunyai kapasitas maksimum 2 m³.

Di dalam tangki ini, air limbah disiapkan untuk mengalir

menuju DAF unit dengan menambah polimer dan dengan

mengatur pH nya. Dimensi T- 300 adalah diameter x tinggi

adalah 1,40 meter x 1, 75 meter. T- 300 dipasang sebuah

alat pH transmitter AIT– 301 untuk pengendalian pH.

Tabel 3.5 Pengendalian pH oleh AIT– 301


AIT- 301 Tindakan
Keadaan Dalam meter
Tinggi – tinggi 7,5 Alarm, dan stop pompa
polimer P- 301
Tinggi 6,9 Stop pompa NaOH P –
1001 B
Rendah 6,7 Start pompa NaOH P –
1001 B
Rendah - rendah 6,5 Alarm, dan stop pompa
polimer P - 301

4) DAF Unit ( T- 400 )

DAF unit mempunyai kapasitas maksimum 12 m³.

berfungsi sebagai tempat pemisahan padatan dan lemak

dari air limbah. Padatan dan lemak akan dipompa oleh P–

401 ke reactor Biobulk CSTR ( T– 800 ), sementara

cairannya akan mengalir secara gravitasi ke tangki aerasi (

55
T– 500 ). P– 401 akan mengukur tekanan pada pipa

discharge pompa P– 401. Kapasitas P– 401 dipasang untuk

mencegah P– 401 mengalami dry running dan mengontrol

start / stop pompa.

Tabel 3.6 Pengendalian P – 401 oleh LS – 401


LS - 401 Tindakan
Keadaan Level switch
Level tinggi HOLD mm Start P - 401
Level rendah HOLD mm Stop P - 401

5) Aeration Tank ( T- 500 )

Tangki aerasi mempunyai kapasitas sebanyak 1250

m³. Alat ini dilengkapi dengan 3 buah aerator M– 501 A/B.

Tangki ini berfungsi untuk menampung air limbah dari T–

400, overflow sludge thickener dari T– 900, dan resikurlasi

lumpur dari T– 600. Dimensi ukuran T– 500 adalah panjang

x lebar x tinggi adalah 24,0 m x 16,0 x 3,25 m.

6) Final Clarifier ( T- 600 )

Final Clarifier berfungsi untuk mengendapkan lumpur

yang terbawa aliran dari T– 500. Kapasitas T– 600 adalah

150 m³. Dimensi ukuran T– 600 adalah panjang x lebar x

tinggi adalah 8,0 m x 8,0 m x 3,0 m.

7) Clean Water Tank ( T- 700 )

Tangki ini digunakan untuk menampung air limbah

yang telah diolah sebelum dibuang kesungai. Kapasitas alat

ini adalah 14 m³. Bak ini dilengkapi dengan ikan yang

digunakan untuk mengetahui kualitas mutu air.

56
8) Reaktor Biobulk CSTR ( T- 800 )

Biobulk mempunyai kapasitas 500 m³. Aat ini

dilangkapi dengan pH transmitter yang berhubungan

dengan pompa kaustik, sehingga jika pH terlalu rendah atau

terlalu tinggi maka pompa akan menyala secara otomatis.

Reaksi yang terjadi didalam biobulk adalah reaksi secara

aerob. Untuk mengatur suhu dipasang sebuah alat

transmitter suhu T– 801.

9) Sludge Thickener ( T- 900 )

T– 900 digunakan untuk mengencerkan lemak yang

telah diolah dalam T– 800. Alat ini mempunyai kapasitas 45

m ³.

10) UASB ( Uplift Anaerobic Sludg Blanket ) ( T-1800 )

Terdiri dari Transfer Pit ( T– 1600 ), conditional tank,

reactor UASB, biomass storage tank, dan fasilitas dosing

NaOH. Alat ini mempunyai kapasitas 660 m³.

11) Decanter ( S- 1500 )

Alat ini dioperasikan lewat panel control local.

12) Fasilitas Dosing Bahan Kimia

Terdiri dari dosing caustic ( T– 1000 ), dosing FeCl3 (

T- 1100 ), dosing polimer decanter ( T- 1200 ), dan dosing

polimer DAF ( T- 1300 ).

13) Flare Biogas

57
b. Pegolahan Limbah Cair di PT. Sari Husada Unit II

Limbah cair yang berasal dari limbah hasil analisa susu

segar, laundry, dan dari sisa minyak nabati dialirkan kedalam

influent pit ( T- 100 ). Dari T- 100, limbah akan dialirkan ke

dalam buffer tank ( T- 200 ) dengan menggunakan pompa P-

101 A/B. Untuk limbah cair yang mempunyai kandungan SS

yang tinggi, maka limbah akan masuk kedalam dump tank ( unit

baru ), baru kemudian masuk kedalam T- 200. DI dalam T- 200,

air limbah akan bercampur dengan lumpur hasil resirkulasi dari

final clarifier ( T- 700 ). Untuk membuat air limbah dan lumpur

dapat bercampur rata, maka pada T- 200 dipasang sebuah alat

yang disebut homogen surface mixer M- 201. Dari T- 200,

limbah akan dialirkan kedalam reaction tank ( T- 300 ) dengan

menggunakan pompa P- 201 A / B.

Didalam T- 300, air limbah akan mengalami penetralan

dan pengkoagulasian, karena air limbah akan dipersiapkan

menuju DAF Unit ( T- 400 ). Pengaturan dilakukan secara

otomatis, jika air limbah dalam keadaan asam, maka akan

ditambahkan NaOH. Tetapi jika air limbah dalam keadaan basa,

maka akan ditambahkan asam fosfat. Setelah dihasilkan pH

yang netral ( 6,5 – 7,5 ), maka air limbah akan mengalir ke DAF

Unit ( T- 400 ). Di dalam T- 400 akan terjadi pemisahan antara

sludge ( padatan dan lemak ) dan beningan ( liquid ). Lemak

dan padatan akan dipompa oleh P- 401 menuju reaktor Biobulk

58
CSTR ( T- 800 ). Sedangkan untuk liquid akan mengalir secara

gravitasi ke UASB ( Uplift Anaerobic Sludge Banket ) ( T- 1800 )

jika kandungan SS > 2000 mg/ I, maka liquid akan mengalir ke

aeration tank ( T- 500 ).

Lemak dan padatan yang berada di T- 800, akan

dikontrol pH nya dengan penambahan fasilitas dosing bahan

kimia, yaitu polimer, FeCL3, polimer decanter, dan polimer DAF.

Lemak dan padatan dari T- 800 akan mengalir menuju sludge

thickener ( T- 900 ). Di dalam T- 900 akan terjadi pengenceran

lemak dan juga akan terjadi pergantian suasana proses dari

anaerob menjadi aerob. Di dalam T- 900 akan terjadi pemisahan

endapan dan liquid. Endapan yang dihasilkan akan diolah

kembali dalam T- 800 agar menghasilkan endapan dengan

kandungan SS yang rendah. Setelah didapatkan endapan

dengan kandungan SS yang rendah, kemudian endapan akan

mengalir kedalam decanter ( S- 1500 ), akan terjadi proses

pemisahan kembali sehingga didapatkan endapan dan liquid.

Endapan yang dihasilkan dari S- 1500 akan diolah menjadi

pupuk, sedangkan liquid yang dihasilkan akan ditampung

kembali di dalam bak penampung ( T- 100 ).

Liquid yang dihasilkan dari T- 400 akan mengalir ke

dalam T- 1800 atau T- 500. Di dalam T- 1800, liquid akan

mengalami proses pemisahan secara aerobic. Dari T- 1800,

liquid akan mengalir ke T- 500. T- 500 berfungsi sebagai

59
penampung air limbah dari T- 400, overflow sludge thickener

dari T- 900, dan resirkulasi lumpur dari T- 600. Dari T- 500, air

limbah akan menaglir ke final clarifier ( T- 600 ). T- 600

berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terbawa aliran dari

T- 500. Bagian liquid yang dihasilkan dari T- 600 akan

ditampung di dalam clean water tank ( T- 700 ). Tangki ini

menampung air limbah yang telah diolah sebelum akhirnya

dibuang ke sungai. Bak ini berfungsi sebagai biokontrol dengan

menggunakan ikan untuk mengontrol kualitas air.

Secara ringkas, sistem pengolahan limbah cair di PT.

Sari Husada Unit II Kemudo Klaten adalah seperti pada diagram

alir di bawah ini :

60
Limbah cair

T-100
Penampungan

T-200
Ekualisasi limbah

Caustic T -300 Polimer

Pemisahan sludde dan liquid

Sludge Liquid

T-800 T-1800
Mikronutrien (Biobulk) (UASB) Mikronutrien

T-900
Pemisahan sludge dan liquid

T-500
Sludge Sludge Proses aerob

T-600
Pemisahan sludge dan liquid

Liquid Sludge

T-700
BIOKONTROL)
Penampungan
Clean Water

Pengaliran ke sungai

Gambar 3.3
Diagram Alir Pengolahan Limbah Cair

61
c. Penanganan Bau Abnormal Limbah

Limbah cair yang dihasilkan PT. Sari Husada Unit II

Kemudo Klaten kadang – kadang mengasilkan bau yang tidak

sedap yang ditimbulkan oleh proses pengolahan yang berasal

dari berbagai sumber limbah yang diolah. Oleh karena itu

diperlukan suatu tindakan untuk menanggulangi masalah

tersebut. Cara yang dilakukan adalah dengan menutup rapat –

rapat bak T- 100 dan T- 200. Selain itu, bak T- 200 diusahakan

berisi limbah pada level yang serendah mungkin minimal 3 jam,

setelah 3 jam aerator dihidupkan kembali sesuai dengan

kondisinya.

62
DAFTAR PUSTAKA

Azrul, Azwar. 1983. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta :


Mutiara.

Fardiaz, Srikandi. 2002. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.

Reksohadiprodjo, Sukanto dan Budi Andreas. 2000. Ekonomi


Lingkungan. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

Riyadi, Slamet. 1984. Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Karya Anda.

Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Suparmoko, M. 1955. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan.


Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.

63
64
65
66
67
68

Anda mungkin juga menyukai