Pneumonia 1
Pneumonia 1
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
yang banyak disebabkan oleh virus baik infeksi primer atau komplikasi
dari suatu penyakit virus (Nur Salam, 2005). Pneumonia adalah proses
(Smeltzer, 2001).
7
8
diantaranya :
a. Hidung
Bagian anterior dari hidung dari bagi dalam paruhan kiri dan
udara.Jika terjadi infeksi, efek lokal utama adalah iritasi dari sel
9
b. Sinus
c. Laring
trakhea. Terutama terdiri dari tulang rawan tiroid dan tricoid dan
saluran pernafasan.
10
suara terletak dalam jarak tertentu dari garis tengah dan udara
saat yang sama ambil bagian dalam deglutisi, selama waktu mana
merupakan tuba yang mengalirkan udara kedalam dan keluar dari paru-
paru. Trakea dimulai pada batas bagian bawah dari laring dan melintas
longitudinal dalam bronki yang lebih besar dan trakea. Dalam bronki
yang lebih kecil dan bronkioles hal ini dibatasi oleh dinding posterios.
3. Paru-paru
sirkulasi sendiri.
alveolus. Alveolus terdiri dari sel epitel tipis datar dan disinilah terjadi
kedalam lobus, yang kanan dibagi tiga, yang kiri dibagi dua. Nutrisi
yang datang dari ventrikel kanan. Arteri membagi diri dan membagi
diri kembali dalam cabang yang secara progresif menjadi lebih kecil,
dinding dari alveoli. Dinding dari alveoli maupun kapiler sangat tipis
tahap :
1. Ventilasi
napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas
14
mengikat virus.
secara maksimal.
2. Difusi Gas
15
3. Transportasi Gas
dimiliki pada akhir diastol. Pre load atau jumlah cairan pda akhir
secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu
struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat
1. Fisik
2. Motorik Kasar
b. Kepala dapat memutar dari satu sisi ke sisi lain bila telungkup
3. Motorik Halus
4. Sensori
5. Vokalisasi
6. Sosialisasi
dengan anaknya.
D. Etiologi
1. Bakteri
a. Pneumokokus
b. Streptokokus
c. Stafilokokus
d. Haemophilus Influenzae
e. Pseudomonas aeruginosa
2. Virus
a. Virus Influenza
b. Adenovirus
c. Sitomegalovirus
3. Fungi
a. Aspergillus
b. Koksidiomikosis
19
c. Histoplasma
4. Aspirasi
a. Cairan amnion
b. Makanan
c. Cairan lambung
d. Benda asing
E. Klasifikasi Pneumonia
pneumonia)
c. Pneumonia aspirasi
c. Pneumonia virus
d. Pneumonia jamur
20
a. Pneumonia Lobaris
b. Bronchopneumonia
c. Pneumonia Interstitialis
F. Manifestasi Klinik
1. Batuk
2. Dispnea
21
3. Takipnea
4. Sianosis
dekatnya)
9. Batuk paroksismal mirip pertusis (umum terjadi pada anak yang lebih
kecil)
G. Patofisiologi
mengandung udara. Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena
alveolar. Darah vena yang memasuki paru-paru lewat melalui area yang
kurang terventilasi dan keluar ke sisi kiri jantung. Percampuran darah yang
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
resistensi, akan tetapi, karena hal itu perlu waktu, dan pasien perlu
mEq/500ml/botol infus.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
paru. Agar klien dapat bernapas secara lancar, lendir tersebut harus
yang sempit.
segera hilang,
infus lancar.
b. Kebutuhan Istirahat
obat secara tepat, usahakan keadaan tenang dan nyaman agar pasien
makanan yang kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari
Pada bayi yang masih minum ASI, bila tidak terlalu sesak ia
I. Komplikasi
yaitu :
1. Efusi Pleura
2. Empiema
3. Abses Paru
4. Pneumothoraks
5. Gagal nafas
6. Sepsis
J. . Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan radiologis
pneumonia stafilokok
aspirasi trakea.
K. Pengkajian Fokus
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien pneumonia menurut Suyono, 2009;
4. Demografi
28
c. Pola eliminasi
d. Pola istirahat-tidur
Data yang sering muncul adalah anak sulit tidur karena sesak nafas,
ketidaknyamanan.
e. Pola akitivitas-latihan
f. Pola kognitif-persepsi
otak.
h. Pola peran-hubungan
Anak tampak malas kalau diajak bicara, anak lebih banyak diam dan
i. Pola seksual-reproduksi
Pada anak kecil masih sulit terkaji. Pada anak yang sudah puberta
menangis, kalau sudah remaja saat sakit yang dominan adalah mudah
tersinggung.
6. Pemeriksaan fisik
muncul yaitu :
30
somnolent
c. Tanda-tanda vital :
1) TD : hipertensi
2) Nadi : takikardi
4) Suhu : hipertermi
g. Paru :
nafas.
Infeksi saluran
Kuman >> di bronkus Kuman terbawa ke sal.pencernaan Terbentuk
Suhu ↑ pernapasan
jaringan ikat
Proses peradangan Infeksi di Pelepasan histamin,
sal.cerna Metabolisme ↑ prostaglandin
Kehilangan cairan Jaringan paru
Adanya eksudasi hipertermi
lewat kulit Peristaltic ↑ diganti jaringan ikat
Evaporasi >> Dilatasi
Akumulasi secret >> di bronkus Peningkatan suhu tubuh pembuluh
Diare
darah
Kehilangan cairan
Bersihan jalan tidak efektif Mucus di bronkus↓ Kehilangan cairan kewat kulit Eksudat Edema
dan elektronik plasma masuk alveoli
Bau mulut, perasaan tidak enak di tenggorokan
Gangguan difusi
Resiko Tekanan
dlm kapiler dan
anoreksi kekurangan dinding ↑paru
alveoli
volume cairan
Sumber: Pemenuhan
Resiko tinggi nutrisi Gangguan paru ↓
Hidayat, 2006; Ngastiyah 2005; kurang dari kebutuhan pertukaran gas
Doenges 2000; PDPI 2003; Intoleransi Gangguan
Price 2006. kelemahan Akumulasi Metabolisme
aktivitas hipoksia Suplai o2↓ pola nafas
as.laktat anaerob
32
7
33
M. Diagnosa Keperawatan
menurun.
N. Perencanaan
7
34
efektif.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
a. Auskultas area paru, catat area penurunan / tidak ada aliran udara
bronkodilator, analgetik
menurun.
efektif.
Kriteria hasil:
a. RR = 30 - 40 x/menit
Intervensi :
dengan semi fowler atau kepala agak tinggi kurang lebih 30o.
dinding dada.
terbuka
tubuh.
maksimal.
Kriteria Hasil :
c. N = 90 - 100 x/menit
e. PCO2 normal
37
Intervensi:
diatas 60 mmHg.
38
f. Awasi GDA
paru.
aktivitas
Kriteria Hasil :
b. Dyspnea berkurang
Intervensi :
minat anak.
meningkatkan istirahat.
untuk penyembuhan.
Kriteria Hasil :
o
a. Suhu tubuh dalam batas normal (>37,8 C)
b. Akral dingin
Intervensi :
c. Pantau suhu tubuh anak setiap 2-4 jam, waspadai bila ada kenaikan
efektif.
Kriteria Hasil :
Intervensi:
menumbuhkan kepercayaan.
merasakan ketenangan.
proses keperawatan.
program.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
BB sesuai indikasi.
kekurangan.
Kriteria Hasil :
b. BB stabil
d. IMT Stabil
Intervensi :
mungkin.
makan
pengobatan ini.