Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MATEMATIKA PADA SISTEM PEMBAYARAN

DISKRET DAN KONTINU ASURANSI KEMATIAN

Gina Nurnaeni1 dan Sunarsih2


1, 2
Program Studi Matematika Jurusan Matematika FMIPA UNDIP
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Semarang, 50275

Abstract. As guarantee in a life insurance is which caused by death. The death results loss of
income of someone or the family. With the result that, a life insurance provides a payment of
specified amount upon the death of a given life. There are two systems in this payment, that the
insurance payable at the moment of death (continuing insurance) and the insurance payable at the
end of the year of death (discrete insurance). If life table are uniformly distributed, so there is a
1
relationship that an immediate payment is equivalent on the average to a payment of (1 + i ) 2
at
the end of the year of death.

Keywords: life insurance, discrete and continuing insurance payment systems

1. PENDAHULUAN Perusahaan asuransi tersebut dapat


Pada umumnya masa depan berupa asuransi jiwa. Di Indonesia, ada
manusia tidaklah pasti karena tidak dua kategori dalam asuransi jiwa. Yang
seorangpun mengetahui kemungkinan- pertama adalah asuransi jiwa individu dan
kemungkinan yang akan terjadi atas hidup yang kedua adalah asuransi jiwa
manusia. Akan tetapi, manusia harus selalu kumpulan. Perbedaan yang mendasar dari
berusaha sebaik-baiknya untuk kedua kategori ini adalah, asuransi
menghadapi ketidakpastian tersebut serta individu biasanya ditawarkan bagi individu
berusaha untuk memperkecil akibat buruk atau keluarga yang beranggotakan
dari ketidakpastian itu. Musibah berupa maksimal lima individu, yaitu ayah, ibu,
kecelakaan ataupun sakit tidak dapat dan tiga orang anak. Premi yang
diperkirakan kapan munculnya begitu juga dikeluarkan biasanya relatif lebih tinggi
dengan kematian. daripada asuransi kumpulan. Pada asuransi
Pada tingkat kematian sesaat sistem kumpulan, jumlah individu yang ikut lebih
pembayaran santunan dilakukan dengan banyak dan biasanya premi yang
sistem pembayaran diskret, sedangkan dibayarkan lebih ringan. Biasanya,
untuk pemba-yaran yang dilakukan pada asuransi kategori kumpulan ini banyak
saat kematian terjadi dilakukan dengan digunakan oleh perusahaan untuk para
sistem pembayaran kontinu. karyawannya. Namun dalam penulisan ini,
Setiap orang pasti menginginkan yang akan dibahas hanyalah asuransi jiwa
kehidupan yang terjamin. Demikian juga perorangan. Dalam asuransi jiwa, orang
seorang kepala keluarga tentunya ingin yang telah membayar premi, maka orang
menjamin kesejahteraan keluarganya. Cara tersebut ikut asuransi dan bila terjadi
yang lazim digunakan adalah menyimpan kematian akan mendapat santunan.
secara teratur sebagian tertentu dari
penghasilan setiap bulan sebagai investasi 2. ASURANSI JIWA
yang akan digunakan untuk menjamin Pada hakekatnya, asuransi jiwa
kesejahteraan keluarganya. Penyim-panan merupakan suatu bentuk kerjasama antara
dapat dilakukan pada bank maupun pada orang-orang yang ingin menghindarkan
perusahaan asuransi. atau minimal mengurangi risiko yang
diakibatkan oleh :

16
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )

1. Risiko kematian, kematian jumlah asuransinya, dan sebagainya atas


menyebabkan penghasilan lenyap dan tabel Mortalitas. Tabel itu berisi peluang
mengakibatkan kesulitan ekonomi bagi seorang meninggal menurut umurnya dari
keluarga/tanggungan yang ditinggalkan. kelompok orang yang diasuransikan. Tabel
2. Risiko hari tua, hari tua menyebabkan tersebut menggambarkan peluang
kekurangmampuan untuk memperoleh meninggal sesungguhnya dari kelompok
penghasilan dan mengakibatkan orang yang diasuransikan [5]. Banyak
kesulitan ekonomi bagi diri sendiri dan orang yang tepat berusia x dinyatakan
keluarga/tanggungan. dalam simbol l x . Sedangkan jumlah orang
3. Risiko kecelakaan, kecelakaan yang meninggal dari l x orang sebelum
menyebabkan kematian atau
ketidakmampuan seseorang. [4]. mencapai usia x + 1 dinyatakan dengan
Kerjasama antara orang-orang yang simbol d x ,
ingin menghindarkan atau minimal d x = l x − l x +1
mengurangi resiko dikoordinir oleh Untuk peluang seseorang yang berusia x
perusahaan asuransi jiwa yang bekerja atas akan meninggal sebelum mencapai usia
dasar hukum bilangan besar (the law of x + 1 , atau peluang seseorang yang berusia
large numbers). Prinsip kerjasama ini yang x meninggal antara usia x dan x + 1
menjadi dasar bagi perusahaan asuransi
tahun dinyatakan dengan simbol q x ,
jiwa untuk menyebarkan risiko kepada
orang-orang yang mau bekerjasama. l x − l x +1 d x
qx = =
Penyebaran risiko dilakukan dengan lx lx
memungut iuran (premi) dari orang banyak Tabel mortalitas yang digunakan
dalam jumlah yang kecil sehingga dalam untuk mengetahui besarnya santunan
jangka waktu yang relatif panjang kemungkinan timbulnya kerugian yang
terhimpun dana besar. Dari dana itulah dikarenakan kematian, serta meramalkan
diambil sejumlah uang untuk diberikan berapa lama batas waktu (umur) rata-rata
sebagai santunan (benefit) kepada orang seseorang dapat hidup. Sehingga
yang terkena risiko kematian, hari tua dan perhitungan yang menggunakan hubungan
kecelakaan [4]. antara umur dan waktu berguna dalam
Besarnya santunan asuransi (claim) menentukan peluang hidup-mati.
tergantung atas premi, sedangkan besarnya 1. Peluang Hidup
tergantung atas tiga hal : peluang merupakan peluang seseorang
n px
meninggal, tingkat bunga, dan biaya.
berusia x akan hidup (paling sedikit) n
Peluang meninggal tergantung atas umur,
tahun.
jenis kelamin, dan pekerjaan. Dana yang
terkumpul pada perusahaan asuransi akan l x+n
n px =
diinvestasikan dengan tingkat bunga lx
tertentu dan sebagian dari tersebut 2. Peluang Mati
seharusnyalah menjadi milik Pemegang n qx merupakan peluang seseorang
Polis. Perusahaan asuransi tidak dapat berusia x akan meninggal dalam n
bekerja tanpa biaya, biaya pegawainya tahun, atau sebelum mencapai usia
untuk mengeluarkan polis,
x + n tahun.
mengadministrasikan polis dan membayar
santunan, pajak, komisi dan sebagainya n q x = 1− n p x

[5]. l
= 1 − x+n
Tabel Mortalitas lx
Perusahaan asuransi jiwa l −l
= x x+ n
mendasarkan semua perhitungan preminya, lx

17
Jurnal Matematika Vol. 12, No.1, April 2009:16-23

Tabel kematian yang akan digunakan Pembayaran anuitas hidup ini dapat
dalam perhitungan, yaitu tabel 1980 US dilakukan tahunan maupun beberapa kali
CSO (Comisioners Standard Ordinary) setahun. Berdasarkan waktu dan lama
Female Age Nearest dan 1980 US CSO pembayaran maka anuitas hidup dibedakan
Male Age Nearest. Tabel ini dibuat dengan menjadi :
tingkat bunga yang akan digunakan adalah  Pembayaran Tahunan
6 % setahun. 1. Anuitas seumur hidup
Anuitas Awal Anuitas Akhir
Simbol Komutasi [5].
Simbol komutasi dibuat untuk N N
ax = x a x = x +1
menyederhanakan perhitungan. Simbol Dx Dx
komutasi yang digunakan antara lain : 2. Endowment murni
Dx = v x l x (2.7)
Dx + n
1 n Ex =
= (1 + i ) , dengan i
−1
dimana v = Dx
(1 + i )
adalah tingkat bunga dalam setahun. 3. Anuitas hidup tertunda
w
• Anuitas seumur hidup tertunda m
N x = ∑ D x + i = D x + D x +1 + ... + Dw
i =0
tahun
Anuitas Awal Anuitas Akhir
w
S x = ∑ N x +i = N x + N x +1 + ... +N w N
x = x + m
N x + m +1
m a m ax =
i =0 Dx Dx
C x = v x +1 d x • Anuitas hidup sementara tertunda
w
M x = ∑ C x + i = C x + C x +1 + ... + C w Anuitas Awal Anuitas Akhir
i =0
(Nx+m − Nx+m+n) Nx+m+1 − Nx+m+n+1
m n ax = m n ax =
w 
R x = ∑ M x + i = M x + M x +1 + ... + M w Dx Dx
i =0
4. Anuitas hidup sementara/berjangka
Anuitas Awal Anuitas Akhir
Anuitas Hidup
Anuitas (annuity) adalah N − N x+ n N − N x + n +1
a x:n┐ = x a x:n┐ = x +1
serangkaian pembayaran yang dilakukan Dx Dx
secara berkala [2]. Anuitas dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu  Pembayaran Beberapa Kali Setahun
anuitas tentu (annuity certain) dan anuitas 1. Anuitas seumur hidup
hidup (life annuity). Anuitas tentu, Anuitas Awal Anuitas Akhir
pembayaran-nya dilakukan tanpa syarat. (m − 1) a (m ) = a + m − 1
Pada anuitas hidup pembayarannya ax( m ) = ax − x x
2m 2m
dikaitkan dengan hidup-matinya seseorang.
2. Anuitas hidup tertunda
Pada setiap anuitas terdapat nilai
tunai dan nilai akhir. Nilai tunai adalah • Anuitas seumur hidup tertunda
nilai seluruh pembayaran jika dibayar
sekaligus pada awal periode. Sedangkan, Anuitas Awal Anuitas Akhir
nilai akhir adalah jumlah seluruh 
ax(m ) = n E x  ax+ n −
(m − 1)  
a x(m ) = n E x  a x + n +
(m − 1) 
 
pembayaran dengan bunganya jika
n
 2m  n
 2m 
seluruhnya dinilai pada suatu waktu di
kemudian hari. Jumlah nilai tunai dan nilai
akhir tergantung pada tingkat bunga yang
digunakan [5].

18
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )

3. Anuitas hidup sementara/berjangka 3. Asuransi Jiwa Dwiguna/Endowment


A x:n┐ = n E x + A′ x:n┐
Anuitas Awal Anuitas Akhir
M − M x+n + Dx+n
= x
a(m) x:n┐ =ax:n┐ a(m) x:n┐ =ax:n┐ Dx
m −1 m −1
(1−n Ex )  Pembayaran Santunan Asuransi Pada
− (1−n Ex ) +
2m 2m Saat Kematian Terjadi
1. Asuransi Jiwa Seumur Hidup
w
D − δ Nx
Anuitas Kontinu Ax = ∫ v t ⋅t p x ⋅ µ x +t dt = x
Pada anuitas hidup juga terdapat 0
Dx
cara pembayaran yang dilakukan secara 2. Asuransi Jiwa Berjangka/Sementara
kontinu. Bila anuitas hidup dengan n

pembayaran m kali setahun dapat A′ x:n┐ = ∫ v t ⋅t p x ⋅ µ x +t dt


dibayarkan tiap saat sehingga m → ∞ dan 0

jumlah pembayaran setahun sebesar Rp 1,- =


(
Dx − Dx+ n − δ N x − N x +n )
maka disebut anuitas kontinu yang Dx
dinyatakan dengan simbol a x [1]. 3. Asuransi Jiwa Dwiguna/Endowment
 Anuitas kontinu seumur hidup
w A x:n┐ = n E x + A′ x:n┐
N
a x = lim a x = ∫ v t t p x dt = x
(m )
Dx − δ (N x − N x + n )
m→∞
0
Dx =
Dx
 Anuitas kontinu sementara/berjangka
Agar perusahaan asuransi cukup
n
(N − N x+n )
a x:n┐ = ∫ v t t p x dt = x memiliki dana untuk membayar santunan
0
Dx polis ketika jatuh tempo, maka perusahaan
asuransi menetapkan premi yang akan
Sistem Pembayaran Santunan Asuransi dikenakan kepada tertanggung untuk
Jiwa pertanggungan tertentu yang diterbitkan
Sebuah asuransi jiwa menyediakan oleh perusahaan asuransi [2].
suatu pembayaran santunan asuransi Besarnya premi yang dibayar
(claim) dari jumlah yang ditetapkan atas didasarkan pada rumus dasar yang
suatu kematian, yang dikenal sebagai menyatakan bahwa nilai sekarang dari
tertanggung (insured). Dalam pembayaran premi yang akan dibayar sama dengan nilai
ini terdapat dua asumsi, yaitu pembayaran sekarang dari asuransi yang diambil.
santunan asuransi pada saat kematian
terjadi (asuransi kontinu) dan pembayaran Nilai Tunai Premi = Nilai Tunai Santunan
santunan asuransi pada akhir tahun P . a = A
kematian polis (asuransi diskret).
 Pembayaran Santunan Asuransi Pada 3. SISTEM PEMBAYARAN
Akhir Tahun Kematian Polis SANTUNAN DISKRET DAN
1. Asuransi Jiwa Seumur Hidup KONTINU ASURANSI KEMATIAN
w− x
M
Ax = ∑ t px ⋅ qx + t ⋅ v t +1 = x Tabel kematian yang digunakan
t =0 Dx harus berdistribusi uniform sepanjang tiap-
2. Asuransi Jiwa Berjangka/Sementara tiap tahun umur maka terjadi hubungan
n −1 sistem pembayaran santunan asuransi
A′ x:n┐ = ∑ t p x ⋅ q x + t ⋅ v t +1 antara pembayaran santunan asuransi pada
t =0
akhir tahun kematian polis dengan
M x − M x+n pembayaran santunan asuransi pada saat
=
Dx kematian terjadi.

19
Jurnal Matematika Vol. 12, No.1, April 2009:16-23

Syarat–syarat tabel kematian Sehingga, untuk asuransi jiwa berjangka n


berdistribusi uniform dengan 0 ≤ t ≤ 1 dan tahun,
x usia bulat adalah :
i
A′ x:n┐ = A′ x:n┐
1. px = 1 − t ⋅ qx
t δ
2. t q x = t ⋅ q x 1
atau A′ x:n┐ = (1 + i ) 2 A′ x:n┐
qx
3. µ x +t = Untuk asuransi jiwa seumur hidup,
1 − t ⋅ qx
i
4. p x µ x +t = q x Ax = Ax
t δ
Dimisalkan asuransi jiwa berjangka 1 1
atau Ax = (1 + i ) 2 Ax
tahun, maka
1
A′ x:1┐ = ∫ v t ⋅t p x ⋅ µ x +t dt Untuk asuransi jiwa dwiguna,
0
i
A x:n┐ = n E x + A′ x:n┐
1 δ
= ∫ v t ⋅ q x dt atau
1
A x:n┐ = n E x + (1 + i ) 2 A′ x:n┐
0

i i
= vq x = A′ x:1┐ [3]. 4. SIMULASI KASUS
δ δ
i Seorang pria berusia 41 tahun
Suatu faktor konstan, , boleh digunakan ingin membeli produk asuransi jiwa pada
δ perusahaan asuransi jika santunan yang
pada semua umur sebagai pendekatan
diinginkan sebesar Rp 15.000.000,-.
untuk perubahan nilai dari pembayaran
Produk-produk yang ditawarkan oleh
santunan asuransi pada akhir tahun
perusahaan asuransi kepada pria tersebut
kematian polis menjadi pembayaran
adalah asuransi jiwa seumur hidup,
santunan asuransi pada saat kematian
asuransi jiwa berjangka/sementara, dan
terjadi.
asuransi jiwa dwiguna. Tentukan masing-
Pendekatan lainnya untuk
masing premi tunggal bersih untuk
memperoleh hubungan antara pembayaran
pembayaran santunan dilakukan pada akhir
santunan asuransi pada saat kematian
tahun kematian polis dengan pembayaran
terjadi dan pembayaran santunan asuransi
santunan dilakukan pada saat kematian
pada akhir tahun kematian polis diuraikan
terjadi jika produk yang dipilih pria
sebagai berikut :
tersebut adalah :
Jika, dari pengasumsian bahwa kematian a. Asuransi jiwa seumur hidup dengan
berdistribusi uniform sepanjang tiap-tiap masa pembayaran premi 8 tahun.
tahun umur, dianggap jumlah kematian b. Asuransi jiwa berjangka/sementara
dipusatkan pada pertengahan tahun, maka dengan masa asuransinya 20 tahun.
dapat disimpulkan bahwa rata-rata c. Asuransi jiwa dwiguna dengan masa
pembayaran santunan asuransi pada saat asuransinya 15 tahun.
1
kematian terjadi ekuivalen dengan (1 + i ) 2
pembayaran santunan asuransi pada akhir
tahun kematian polis [3].
1
A′ x:1┐ = (1 + i ) 2 A′ x:1┐

20
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )

a. Asuransi jiwa seumur hidup dengan b. Asuransi jiwa berjangka/sementara


masa pembayaran premi 8 tahun. dengan masa asuransinya 20 tahun.
1. Pembayaran santunan asuransi pada 1. Pembayaran santunan asuransi pada
akhir tahun kematian polis (Asuransi akhir tahun kematian polis (Asuransi
Diskret) Diskret)

Premi tunggal bersih Premi tunggal bersih


6M
15.000.000 ⋅ A41 = 15 ⋅ 10 ⋅ 41 M 41 − M 61
D41 15.000.000 ⋅ A′ 41:20┐ = 15.000.000 ⋅
D41
15720,024
15.000.000 ⋅ A41 = 15 ⋅ 10 6 ⋅
85747,295 15.000.000 ⋅ A′ 41:20

= 2749945 ,17
15720,024 − 9378,740
Jadi premi tunggal bersih (premi yang = 15.000.000 ⋅
85747,295
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
berusia 41 tahun adalah Rp 2.749.945,17 . = 1109297,57
2. Pembayaran santunan asuransi pada saat
kematian terjadi (Asuransi Kontinu) Jadi premi tunggal bersih (premi yang
Premi tunggal bersih dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
D 41 − δ N 41 berusia 41 tahun adalah Rp 1.109.297,57 .
15000000 ⋅ A41 = 15 ⋅ 10 6 ⋅
D41
2. Pembayaran santunan asuransi pada
di mana δ = − ln v = − ln (1 + 0,06 )
−1
saat kematian terjadi (Asuransi
Kontinu)
= ln 1,06 = 0,058268908
15.000.000 ⋅ A41 Premi tunggal bersih
85747,295 − (0,058268908 ⋅ 1194218,803) 15 ⋅ 10 6 ⋅ A′ 41:20┐
= 15 ⋅ 106 ⋅
85747,295
= 15.10 6 ⋅
(
D41 − D61 − δ N 41 − N 61 )
= 2827168,41 D 41

Jadi premi tunggal bersih (premi yang 15 ⋅ 106 ⋅ A′ 41:20┐ = 15 ⋅ 106 ⋅ 0,075920815
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
berusia 41 tahun adalah Rp 2.827.168,41 .
= 1138812,23
3. Hubungan matematis sistem
pembayaran santunan diskret dan
kontinu Jadi premi tunggal bersih (premi yang
Premi tunggal bersih
1
15 ⋅ 106 ⋅ A41 = 15 ⋅ 106 ⋅ (1 + 0,06) 2 A41 dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A41 = (1,06) 2 ⋅ 2749945,17 berusia 41 tahun adalah Rp 1.138.812,23 .
= 2831421,84
3. Hubungan matematis sistem
Jadi premi tunggal bersih (premi yang
pembayaran santunan asuransi diskret
dibayar sekaligus) dengan menggunakan
dan kontinu
sistem hubungan untuk seseorang pria
Premi tunggal bersih
berusia 41 tahun adalah Rp 2.831.421,84 . 1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A′ 41:20┐ = 15 ⋅ 10 6 ⋅ (1 + 0,06 ) A′ 41:20┐
2

21
Jurnal Matematika Vol. 12, No.1, April 2009:16-23

1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A′ 41:20┐ = (1,06) 2 ⋅1109297,57 Jadi premi tunggal bersih (premi yang
dibayar sekaligus) dengan menggunakan
= 1142091,75 sistem hubungan untuk seseorang pria
berusia 41 tahun adalah Rp 6.689.108,37 .
Jadi premi tunggal bersih (premi yang
Dari perhitungan di atas, untuk
dibayar sekaligus) dengan menggunakan
setiap sistem pembayaran santunan
sistem hubungan untuk seseorang pria
asuransi terdapat perbedaan nilai premi
berusia 41 tahun adalah Rp 1.142.091,75 .
tunggal bersih. Dari tiap sistem
c. Asuransi jiwa dwiguna dengan masa pembayaran santunan asuransi masing-
asuransinya 15 tahun. masing, dapat dilihat bahwa nilai premi
tunggal bersih pembayaran santunan
1. Pembayaran santunan asuransi pada asuransi pada akhir tahun kematian polis
akhir tahun kematian polis (Asuransi lebih kecil dibandingkan nilai premi
Diskret) tunggal bersih pembayaran santunan
Premi tunggal bersih asuransi pada saat kematian terjadi. Hal ini
disebabkan karena jangka waktu
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15 ⋅ 106 ⋅ M 41 − M 56 + D56 pembayaran untuk premi tunggal bersih
D39
diskret lebih panjang daripada jangka
15⋅106 ⋅ A 41:15┐ waktu pembayaran untuk premi tunggal
15720,024−11192,108+ 32612,.04
= 15⋅106 ⋅ bersih kontinu yang mendekati nol.
85747,295
Untuk nilai premi tunggal bersih
= 6497036 ,39
dalam pembayaran santunan asuransi pada
Jadi premi tunggal bersih (premi yang saat kematian terjadi dengan menggunakan
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria sistem hubungan tidak jauh berbeda
berusia 41 tahun adalah Rp 6.497.036,39 . dengan menggunakan rumus umum pada
pembayaran santunan asuransi pada saat
2. Pembayaran santunan asuransi pada saat kematian terjadi.
kematian terjadi (Asuransi Kontinu)
5. KESIMPULAN
Premi tunggal bersih
1. Dari tiap sistem pembayaran santunan
asuransi masing-masing, dapat dilihat
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15 ⋅ 10 6 ⋅ D41 − δ (N 41 − N 56 )
D41 bahwa nilai premi tunggal bersih
pembayaran santunan asuransi pada
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15.10 6 ⋅ 0,43451384 akhir tahun kematian polis lebih kecil
dibandingkan nilai premi tunggal bersih
= 6517707,54 pembayaran santunan asuransi pada saat
kematian terjadi. Hal ini disebabkan
Jadi premi tunggal bersih (premi yang karena jangka waktu pembayaran untuk
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria premi tunggal bersih diskret lebih
berusia 41 tahun adalah Rp panjang daripada jangka waktu
6.517.707,54 . pembayaran untuk premi tunggal bersih
kontinu yang mendekati nol.
3. Hubungan matematis sistem 2. Tabel kematian berdistribusi uniform
pembayaran santunan asuransi diskret sepanjang tiap-tiap tahun umur, maka
dan kontinu terdapat hubungan bahwa rata-rata
Premi tunggal bersih pembayaran santunan asuransi pada saat
1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15 ⋅ 10 6 ⋅ (1 + 0,06) A 41:15┐
2
kematian terjadi ekuivalen dengan
1
1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = (1,06) 2 ⋅ 6497036,39 (1 + i )pembayaran santunan asuransi
2

pada akhir tahun kematian polis.


= 6689108 ,37

22
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )

6. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Catarya, I. (1988), Materi pokok
Asuransi II, Cetakan pertama,
Karunika, Universitas Terbuka,
Jakarta.
[2]. Jones, H. E., dan Long D. L. (1999),
Prinsip-Prinsip Asuransi : Jiwa,
Kesehatan, dan Anuitas, Edisi Kedua,
FLMI Insurance Education Program
Life Management Institute Loma
Atlanta, Georgia.
[3]. Jordan, C. W. (1991), Life
Contingencies, The Society of
Actuaries.
[4]. Purba, R. (1995), Memahami Asuransi
Di Indonesia, Seri Umum Nomor 10.
PT Pustaka Binaman Pressindo.
[5]. Sembiring, R. K. (1986), Buku Materi
Pokok Asuransi I, Penerbit Karunika,
Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai