Abstract. As guarantee in a life insurance is which caused by death. The death results loss of
income of someone or the family. With the result that, a life insurance provides a payment of
specified amount upon the death of a given life. There are two systems in this payment, that the
insurance payable at the moment of death (continuing insurance) and the insurance payable at the
end of the year of death (discrete insurance). If life table are uniformly distributed, so there is a
1
relationship that an immediate payment is equivalent on the average to a payment of (1 + i ) 2
at
the end of the year of death.
16
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )
[5]. l
= 1 − x+n
Tabel Mortalitas lx
Perusahaan asuransi jiwa l −l
= x x+ n
mendasarkan semua perhitungan preminya, lx
17
Jurnal Matematika Vol. 12, No.1, April 2009:16-23
Tabel kematian yang akan digunakan Pembayaran anuitas hidup ini dapat
dalam perhitungan, yaitu tabel 1980 US dilakukan tahunan maupun beberapa kali
CSO (Comisioners Standard Ordinary) setahun. Berdasarkan waktu dan lama
Female Age Nearest dan 1980 US CSO pembayaran maka anuitas hidup dibedakan
Male Age Nearest. Tabel ini dibuat dengan menjadi :
tingkat bunga yang akan digunakan adalah Pembayaran Tahunan
6 % setahun. 1. Anuitas seumur hidup
Anuitas Awal Anuitas Akhir
Simbol Komutasi [5].
Simbol komutasi dibuat untuk N N
ax = x a x = x +1
menyederhanakan perhitungan. Simbol Dx Dx
komutasi yang digunakan antara lain : 2. Endowment murni
Dx = v x l x (2.7)
Dx + n
1 n Ex =
= (1 + i ) , dengan i
−1
dimana v = Dx
(1 + i )
adalah tingkat bunga dalam setahun. 3. Anuitas hidup tertunda
w
• Anuitas seumur hidup tertunda m
N x = ∑ D x + i = D x + D x +1 + ... + Dw
i =0
tahun
Anuitas Awal Anuitas Akhir
w
S x = ∑ N x +i = N x + N x +1 + ... +N w N
x = x + m
N x + m +1
m a m ax =
i =0 Dx Dx
C x = v x +1 d x • Anuitas hidup sementara tertunda
w
M x = ∑ C x + i = C x + C x +1 + ... + C w Anuitas Awal Anuitas Akhir
i =0
(Nx+m − Nx+m+n) Nx+m+1 − Nx+m+n+1
m n ax = m n ax =
w
R x = ∑ M x + i = M x + M x +1 + ... + M w Dx Dx
i =0
4. Anuitas hidup sementara/berjangka
Anuitas Awal Anuitas Akhir
Anuitas Hidup
Anuitas (annuity) adalah N − N x+ n N − N x + n +1
a x:n┐ = x a x:n┐ = x +1
serangkaian pembayaran yang dilakukan Dx Dx
secara berkala [2]. Anuitas dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu Pembayaran Beberapa Kali Setahun
anuitas tentu (annuity certain) dan anuitas 1. Anuitas seumur hidup
hidup (life annuity). Anuitas tentu, Anuitas Awal Anuitas Akhir
pembayaran-nya dilakukan tanpa syarat. (m − 1) a (m ) = a + m − 1
Pada anuitas hidup pembayarannya ax( m ) = ax − x x
2m 2m
dikaitkan dengan hidup-matinya seseorang.
2. Anuitas hidup tertunda
Pada setiap anuitas terdapat nilai
tunai dan nilai akhir. Nilai tunai adalah • Anuitas seumur hidup tertunda
nilai seluruh pembayaran jika dibayar
sekaligus pada awal periode. Sedangkan, Anuitas Awal Anuitas Akhir
nilai akhir adalah jumlah seluruh
ax(m ) = n E x ax+ n −
(m − 1)
a x(m ) = n E x a x + n +
(m − 1)
pembayaran dengan bunganya jika
n
2m n
2m
seluruhnya dinilai pada suatu waktu di
kemudian hari. Jumlah nilai tunai dan nilai
akhir tergantung pada tingkat bunga yang
digunakan [5].
18
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )
19
Jurnal Matematika Vol. 12, No.1, April 2009:16-23
i i
= vq x = A′ x:1┐ [3]. 4. SIMULASI KASUS
δ δ
i Seorang pria berusia 41 tahun
Suatu faktor konstan, , boleh digunakan ingin membeli produk asuransi jiwa pada
δ perusahaan asuransi jika santunan yang
pada semua umur sebagai pendekatan
diinginkan sebesar Rp 15.000.000,-.
untuk perubahan nilai dari pembayaran
Produk-produk yang ditawarkan oleh
santunan asuransi pada akhir tahun
perusahaan asuransi kepada pria tersebut
kematian polis menjadi pembayaran
adalah asuransi jiwa seumur hidup,
santunan asuransi pada saat kematian
asuransi jiwa berjangka/sementara, dan
terjadi.
asuransi jiwa dwiguna. Tentukan masing-
Pendekatan lainnya untuk
masing premi tunggal bersih untuk
memperoleh hubungan antara pembayaran
pembayaran santunan dilakukan pada akhir
santunan asuransi pada saat kematian
tahun kematian polis dengan pembayaran
terjadi dan pembayaran santunan asuransi
santunan dilakukan pada saat kematian
pada akhir tahun kematian polis diuraikan
terjadi jika produk yang dipilih pria
sebagai berikut :
tersebut adalah :
Jika, dari pengasumsian bahwa kematian a. Asuransi jiwa seumur hidup dengan
berdistribusi uniform sepanjang tiap-tiap masa pembayaran premi 8 tahun.
tahun umur, dianggap jumlah kematian b. Asuransi jiwa berjangka/sementara
dipusatkan pada pertengahan tahun, maka dengan masa asuransinya 20 tahun.
dapat disimpulkan bahwa rata-rata c. Asuransi jiwa dwiguna dengan masa
pembayaran santunan asuransi pada saat asuransinya 15 tahun.
1
kematian terjadi ekuivalen dengan (1 + i ) 2
pembayaran santunan asuransi pada akhir
tahun kematian polis [3].
1
A′ x:1┐ = (1 + i ) 2 A′ x:1┐
20
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )
= 2749945 ,17
15720,024 − 9378,740
Jadi premi tunggal bersih (premi yang = 15.000.000 ⋅
85747,295
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
berusia 41 tahun adalah Rp 2.749.945,17 . = 1109297,57
2. Pembayaran santunan asuransi pada saat
kematian terjadi (Asuransi Kontinu) Jadi premi tunggal bersih (premi yang
Premi tunggal bersih dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
D 41 − δ N 41 berusia 41 tahun adalah Rp 1.109.297,57 .
15000000 ⋅ A41 = 15 ⋅ 10 6 ⋅
D41
2. Pembayaran santunan asuransi pada
di mana δ = − ln v = − ln (1 + 0,06 )
−1
saat kematian terjadi (Asuransi
Kontinu)
= ln 1,06 = 0,058268908
15.000.000 ⋅ A41 Premi tunggal bersih
85747,295 − (0,058268908 ⋅ 1194218,803) 15 ⋅ 10 6 ⋅ A′ 41:20┐
= 15 ⋅ 106 ⋅
85747,295
= 15.10 6 ⋅
(
D41 − D61 − δ N 41 − N 61 )
= 2827168,41 D 41
Jadi premi tunggal bersih (premi yang 15 ⋅ 106 ⋅ A′ 41:20┐ = 15 ⋅ 106 ⋅ 0,075920815
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
berusia 41 tahun adalah Rp 2.827.168,41 .
= 1138812,23
3. Hubungan matematis sistem
pembayaran santunan diskret dan
kontinu Jadi premi tunggal bersih (premi yang
Premi tunggal bersih
1
15 ⋅ 106 ⋅ A41 = 15 ⋅ 106 ⋅ (1 + 0,06) 2 A41 dibayar sekaligus) untuk seseorang pria
1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A41 = (1,06) 2 ⋅ 2749945,17 berusia 41 tahun adalah Rp 1.138.812,23 .
= 2831421,84
3. Hubungan matematis sistem
Jadi premi tunggal bersih (premi yang
pembayaran santunan asuransi diskret
dibayar sekaligus) dengan menggunakan
dan kontinu
sistem hubungan untuk seseorang pria
Premi tunggal bersih
berusia 41 tahun adalah Rp 2.831.421,84 . 1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A′ 41:20┐ = 15 ⋅ 10 6 ⋅ (1 + 0,06 ) A′ 41:20┐
2
21
Jurnal Matematika Vol. 12, No.1, April 2009:16-23
1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A′ 41:20┐ = (1,06) 2 ⋅1109297,57 Jadi premi tunggal bersih (premi yang
dibayar sekaligus) dengan menggunakan
= 1142091,75 sistem hubungan untuk seseorang pria
berusia 41 tahun adalah Rp 6.689.108,37 .
Jadi premi tunggal bersih (premi yang
Dari perhitungan di atas, untuk
dibayar sekaligus) dengan menggunakan
setiap sistem pembayaran santunan
sistem hubungan untuk seseorang pria
asuransi terdapat perbedaan nilai premi
berusia 41 tahun adalah Rp 1.142.091,75 .
tunggal bersih. Dari tiap sistem
c. Asuransi jiwa dwiguna dengan masa pembayaran santunan asuransi masing-
asuransinya 15 tahun. masing, dapat dilihat bahwa nilai premi
tunggal bersih pembayaran santunan
1. Pembayaran santunan asuransi pada asuransi pada akhir tahun kematian polis
akhir tahun kematian polis (Asuransi lebih kecil dibandingkan nilai premi
Diskret) tunggal bersih pembayaran santunan
Premi tunggal bersih asuransi pada saat kematian terjadi. Hal ini
disebabkan karena jangka waktu
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15 ⋅ 106 ⋅ M 41 − M 56 + D56 pembayaran untuk premi tunggal bersih
D39
diskret lebih panjang daripada jangka
15⋅106 ⋅ A 41:15┐ waktu pembayaran untuk premi tunggal
15720,024−11192,108+ 32612,.04
= 15⋅106 ⋅ bersih kontinu yang mendekati nol.
85747,295
Untuk nilai premi tunggal bersih
= 6497036 ,39
dalam pembayaran santunan asuransi pada
Jadi premi tunggal bersih (premi yang saat kematian terjadi dengan menggunakan
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria sistem hubungan tidak jauh berbeda
berusia 41 tahun adalah Rp 6.497.036,39 . dengan menggunakan rumus umum pada
pembayaran santunan asuransi pada saat
2. Pembayaran santunan asuransi pada saat kematian terjadi.
kematian terjadi (Asuransi Kontinu)
5. KESIMPULAN
Premi tunggal bersih
1. Dari tiap sistem pembayaran santunan
asuransi masing-masing, dapat dilihat
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15 ⋅ 10 6 ⋅ D41 − δ (N 41 − N 56 )
D41 bahwa nilai premi tunggal bersih
pembayaran santunan asuransi pada
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15.10 6 ⋅ 0,43451384 akhir tahun kematian polis lebih kecil
dibandingkan nilai premi tunggal bersih
= 6517707,54 pembayaran santunan asuransi pada saat
kematian terjadi. Hal ini disebabkan
Jadi premi tunggal bersih (premi yang karena jangka waktu pembayaran untuk
dibayar sekaligus) untuk seseorang pria premi tunggal bersih diskret lebih
berusia 41 tahun adalah Rp panjang daripada jangka waktu
6.517.707,54 . pembayaran untuk premi tunggal bersih
kontinu yang mendekati nol.
3. Hubungan matematis sistem 2. Tabel kematian berdistribusi uniform
pembayaran santunan asuransi diskret sepanjang tiap-tiap tahun umur, maka
dan kontinu terdapat hubungan bahwa rata-rata
Premi tunggal bersih pembayaran santunan asuransi pada saat
1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = 15 ⋅ 10 6 ⋅ (1 + 0,06) A 41:15┐
2
kematian terjadi ekuivalen dengan
1
1
15 ⋅ 10 6 ⋅ A 41:15┐ = (1,06) 2 ⋅ 6497036,39 (1 + i )pembayaran santunan asuransi
2
22
Gina Nurnaeni dan Sunarsih (Penerapan Matematika pada Sistem Pembayaran Diskret dan Kontinu ... )
6. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Catarya, I. (1988), Materi pokok
Asuransi II, Cetakan pertama,
Karunika, Universitas Terbuka,
Jakarta.
[2]. Jones, H. E., dan Long D. L. (1999),
Prinsip-Prinsip Asuransi : Jiwa,
Kesehatan, dan Anuitas, Edisi Kedua,
FLMI Insurance Education Program
Life Management Institute Loma
Atlanta, Georgia.
[3]. Jordan, C. W. (1991), Life
Contingencies, The Society of
Actuaries.
[4]. Purba, R. (1995), Memahami Asuransi
Di Indonesia, Seri Umum Nomor 10.
PT Pustaka Binaman Pressindo.
[5]. Sembiring, R. K. (1986), Buku Materi
Pokok Asuransi I, Penerbit Karunika,
Jakarta.
23