PENDAHULUAN
1.2 Prinsip
1.3 Tujuan
1
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada saat titrasi.
2
BAB II
TEORI PENUNJANG
3. Tulis zat yang terbentuk sesudah reaksi , yang disebut reatan atau hasil produk.
Contoh : Gas amoniak direaksikan dengan gas oksigen akan menghasilkan gas
nitrogen dan uap air.
𝑁𝐻3 + 𝑂2 → 𝑁2 + 𝐻2 𝑂
Zat-zat di sebelah kiri anak panah ( NH3 dan O2 ) disebut zat reaktan dan zat-zat
di sebelah kanan arah panah ( N2 dan H2O ) disebut hasil reaksi.
Di samping menuliskan wujud zat pada zat reaktan dan produk, jumlah
atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama (sesuai hukum Lavoisier). Untuk
3
menyamakan jumlah atom sebelah kiri anak panah dengan di sebelah kanan anak
panah, persamaan reaksi harus sama dengan koefisien reaksi.
1. Banyaknya atom tiap unsur sebelum dan sesudah reaksi harus sama.
3. Perhatikan unsur N :
Supaya jumlah atom N disebelah kiri dan kanan sama, maka pada ruas kiri
dikalikan 4, dan disebelah kanan dikalikan 2, maka reaksi diatas dapat ditulis :
- Perhatikan unsur H :
-Sebelum reaksi ada 12 atom H.
-Sesudah reaksi ada 2 atom H.
Supaya jumlah atom H disebelah kiri dan kanan sama, maka disebelah kanan
dikalikan 6, sehingga reaksi dapat ditulis :
- Perhatikan unsur O :
-Sebelum reaksi ada 2 atom O.
-Sesudah reaksi ada 6 atom O
4
Supaya jumlah atom O di sebelah kiri dan kanan sama, maka disebelah kiri
dikalikan 3, sehingga reaksi dapat ditulis :
Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya
unsur dan metron yang berarti mengukur. Seorang ahli Kimia Perancis, Jeremias
Benjamin Richter (1762-1807) adalah orang yang pertama kali meletakkan
prinsip-prinsip dasar stoikiometri. Menurutnya stoikiometri adalah ilmu tentang
pengukuran perbandingan kuantitatif atau pengukuran perbandingan antar unsur
kimia yang satu dengan yang lain. Stoikiometri erat kaitannya dengan perhitungan
kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-asas
stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol.
Bilangan Avogadro
2atomH 1atomO
1molekulH 2O
2molH 1molO
1molH 2O
5
6,022 x 1023 partikel. Angka ini tidaklah dipilih secara sembarangan, melainkan
merupakan jumlah atom dalam suatu sampel dari tiap elemen yang mempunyai
massa dalam gram yang jumlah angkanya sama dengan massa atom elemen
tersebut ,misalnya massa atom dari karbon adalah 12,011, maka 1 mol atom
karbon mempunyai massa 12,011 g . Demikian juga massa atom dari oksigen
1 mol C = 12,011 g C
1 mol O = 15,9994 g O
Maka keseimbanganlah yang menjadi alat kita untuk mengukur mol. Untuk
mendapat satu mol dari tiap elemen, yang kita perlukan adalah melihat massa
atom dari elemen tersebut. Angka yang didapat adalah jumlah dari gram elemen
tersebut yang harus kita ambil untuk mendapatkan 1 mol elemen tersebut.
1. Integral
Pada neraca massa jenis integral, digunakan kota hitam yang fokus pada
karakter sistem. Untuk membuat suatu neraca massa integral, pada awalnya harus
diidentifikasi batasan sistem. Pada beberapa sistem, batasan sistem dengan mudah
dapat diidentifikasi.
6
2. Diferensial
Neraca massa diferensial berfokus pada detail yang terjadi dalam sistem
(yang juga mempengaruhi karakteristik menyeluruh). Untuk membuat suatu
neraca massa diferensial, pada awalnya perlu diidentifikasi detail yang ada dalam
sistem. Reaksi yang terjadi dalam sistem dan senyawa kimia apa saja yang terlibat
di dalamnya perlu dengan jelas diketahui.
2. Neraca massa sistem tanpa reaksi keadaan tak tunak (transient) melibatkan
penimbunan massa (akumulasi), ataupun pengosongan (depletion) sistem yang
ditinjau. Neraca berikut ini berlaku untuk total maupun komponen.
b.jumlah massa suatu komponen masuk belum tentu sama dengan massa yang
keluar
d.komponen produk :
7
[massa masuk] + [massa terbentuk dari reaksi] = [massa keluar]
b. Kesetimbangan fasa, yaitu hubungan antara komposisi fasa uap dan komposisi
fasa cair suatu campuran banyak komponen yang tergantung pada temperatur
dan tekanan K-Value dalam kesetimbangan fasa hidrokarbon.
8
BAB III
HASIL PERCOBAAN
1 gr NaOH
Kandungan 3,55 gr yield
1 gr NaOH
2 Ekstrak Berat kering 5,92 gr yield
Tabel 3.2 Penentuan rafinat dan ekstrak
9
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari percobaan 1 diperoleh hasil yaitu CaO yang dititrasi dengan EDTA
dan indikator murexide yang semula berwarna pink keruh berubah menjadi warna
ungu begitu pula pada titrasi Na2CO3 dengan HCl semula sebelum dititrasi dengan
HCl warna awal larutan ini adalah orange karena diberi indikator metil jingga,
kemudian setelah dititrasi warnanya berubah menjadi warna pink. Perubahan
warna ini dapat terjadi karena larutan sudah mencapai titik ekivalen, sehingga
warnanya berubah ketika titik itu sudah tercapai. Pada titrasi CaO dengan EDTA,
perubahan warna yang dihasilkan adalah pink keruh menjadi ungu, hal ini
dikarenakan hampir semua ion Ca2+ berkompleks dengan EDTA, Ca bereaksi
dengan EDTA sehingga warna yang ditimbulkan dari reaksi ini larutan akan
berwarna kuat yaitu ungu , hal ini dikarenakan kesetimbangan Dan kadar CaO
yang didapat yaitu 19,021%, berarti kandungan CaO yang terdapat dalam larutan,
jumlahnya sangat sedikit. Hal ini dikarenakan sampel CaO yang digunakan
memiliki berat yang kecil yaitu 2 gram sehingga CaO yang larutnya pun sedikit.
Untuk melakukan pengukuran zat terlarut dalam volume larutan, maka dilakukan
titrasi, karena titrasi ini dilakukan untuk mengetahui massa yang terlarut dalam
larutan namun dalam skala yang kecil. Pada percobaan titrasi antara Na2CO3,
Na2CO3 yang dititrasi dengan HCl dan indikator metil jingga. Larutan yang
semula berwarna awal orange berubah warna menjadi pink, hal ini menunjukan
bahwa titik ekivalen sudah tercapai dan sehingga menunjukan warna yang muda.
Pada CaO, molaritas yang didapat adalah 0,02716 M, sedangkan pada Na2CO3
adalah 0,2796 M. Molaritas Na2CO3 memiliki nilai yang lebih besar daripada
CaO, hal ini menandakan bahwa jumlah zat terlarut dalam Na2CO3 lebih banyak
terkandung dalam larutan.
Dari percobaan 2 dapat diketahui bahwa volume awal rafinat yang semula
360 mL kemudian menurun hingga 340 mL, hal ini dapat disebabkan karena
10
adanya rafinat yang masih terkandung pada ekstrak dan adanya zat-zat pengotor
yang terdapat pada rafinat, sehingga volume rafinatnya berkurang. Ekstrak yang
diperoleh setelah proses pengeringan adalah 44,64 gram. Hal ini menunjukan
bahwa NaOH banyak terdapat dalam ekstrak yang menyebabkan NaOH
terkandung dalam larutan.
11
BAB V
KESIMPULAN
1. Perubahan warna pada proses titrasi menunjukan titik ekivalen yang telah
adanya titik ekivalen2. Ion logam (Ca2+) akan berkompleks dengan EDTA
sehingga menghasilkan warna yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. FRITZ and SCHENK. 1979. Quantitative Analytical Chemistry. 4th ed. Allyn
and Bacon .Inc. Boston
LAMPIRAN A
13
DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN B
14
CONTOH PERHITUNGAN
Pelarut = 250 mL
Mr = 372,24
Jawab
𝑔𝑟 1
𝑀= ∗
𝑀𝑟 𝐿
𝑔𝑟 1
0,02 = ∗
372,24 0,25
= 1,8612 gram
Mr = 0,2 M
% HCl = 37 %
15
b) Volume HCl yang diambil
Jawab
V1 * M1 = V2 * M2
250 ∗ 0,2
𝑉1 =
12,06
V1 = 4,14 mL
Volume sampel = 25 mL
Jawab :
𝑉1+𝑉2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2
37,5 𝑚𝐿 + 32,4 𝑚𝐿
=
2
= 34,95 mL
16
𝑉1 ∗ 𝑀1 = 𝑉2 ∗ 𝑀2
25 𝑚𝐿 ∗ 𝑀1 = 34,95 𝑚𝐿 ∗ 0,2 𝑀
34,95 𝑚𝐿 ∗ 0,2 𝑀
𝑀1 =
25 𝑚𝐿
𝑀1 = 0,02796 𝑀
Volume sampel = 25 mL
Jawab :
𝑉1+𝑉2
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2
33,2 𝑚𝐿 + 34,7 𝑚𝐿
=
2
= 33,95 mL
𝑉1 ∗ 𝑀1 = 𝑉2 ∗ 𝑀2
25 𝑚𝐿 ∗ 𝑀1 = 34,95 𝑚𝐿 ∗ 0,02 𝑀
33,95 𝑚𝐿 ∗ 0,02 𝑀
𝑀1 =
25 𝑚𝐿
𝑀1 = 0,02716 𝑀
17
Diketahui : M EDTA = 0,02 M
BM CaO = 56 g/mol
Berat CaO = 2 gr
Vol sampel = 25 mL
Ditanyakan : % CaO
Jawab
Berat Na2CO3 = 3 gr
Vol sampel = 25 mL
18
Ditanyakan : % Na2CO3
Jawab
𝑁 𝐻𝐶𝑙 ∗ 𝑉𝑜𝑙 𝐻𝐶𝑙 ∗ 𝐵𝐸 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 ∗ 100 %
% 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 ∗ 𝑉𝑜𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙: 𝑣𝑜𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 ∗ 1000
𝑚𝑔
0,2 𝑁 ∗ 34,95 𝑚𝐿 ∗ 53 ∗ 100%
𝑚𝑔/𝑚 𝑒𝑘𝑣
=
25
3000 𝑚𝑔 ∗
250
3704,7
= 300 ∗ %
= 12,349%
b) berat rafinat
c) densitas rafinat
Jawab
= 54,3 gr – 27,7 gr
= 26,6 gr
19
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝜌
26,6 𝑔𝑟
𝑔𝑟
0,998 𝑚𝐿
= 26,653 𝑚𝐿
= 54,5 gr – 27,7 gr
= 26,8 gr
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡
𝜌 𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑎𝑡 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
26,8 𝑔𝑟
=
26,653 𝑚𝑙
= 1,005 𝑔𝑟/𝑚𝐿
B.2.2 Menghitung kandungan dan berat NaOH dalam rafinat dan ekstrak
𝐶𝑎𝑂 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶𝑎(𝑂𝐻)2
𝑔𝑟𝑎𝑚 15 𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑎𝑂 = = = 0,2678 𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀 56 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚 10 𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 = = = 0,0943 𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀 106 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
Dari reaksi :
𝐶𝑎𝑂 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶𝑎(𝑂𝐻)2
20
1 mol CaO = 1 mol Ca(OH)2
= 9,8112 gr
= 7,544 gram
21
1 gram NaOH
=
5.92 gram yield
LAMPIRAN C
PROSEDUR PERCOBAAN
C.1 Alat
2 . Buret
3. Erlenmeyer 250 mL
4. Pipet tetes
5. Gelas ukur
6. Statif
7. Batang pengaduk
8. Spatula
9. Corong
11. Picnometer
C.2 Bahan
1. CaO
2. Na2CO3
22
3. Aquades
4. EDTA
5. Indikator murexide
6. HCl
1. Sejumlah 2 gram CaO dan 3 gram soda abu (Na2CO3) dilarutkan dengan air
dalam labu takar yang berlainan sehingga diperoleh larutan yang masing-
masing memiliki volume 250 mL.
indikator murexide
23
3. Mempipet 25 mL larutan yang mengandung Na2CO3 sebanyak 25 mL,
kemudian dititrasi menggunakan HCl 0,2 M dengan indikator metil jingga.
Lakukan titrasi duplo, amati volume HCl yang dihabiskan untuk mentitrasi
Na2CO3. Mencatat perubahan warna yang terjadi
1. Menyiapkan padatan 15 gram CaO dalam gelas kimia 400 mL dengan jumlah
tertentu (M1).
2. Menuangkan air kedalam gelas kimia tersebut dan diendapkan selama waktu
tertentu (V1) .
24
3. Mengaduk campuran dalam gelas kimia menggunakan pengaduk bermotor dan
mengendapkan larutan CaO selama 12 menit.
12 menit
Memasukan 10 gr Na2CO3
25
6. Menentukan densitas produk atas, konsentrasi NaOH produk atas dan volume
produk atas.
LAMPIRAN D
KUIS
Tujuan :
Prosedur kerja :
Alat
26
1. Gelas kimia 500 mL
2 . Buret
3. Erlenmeyer 250 mL
4. Pipet tetes
5. Gelas ukur
6. Statif
7. Batang pengaduk
8. Spatula
9. Corong
11. Picnometer
Bahan
1. CaO
2. Na2CO3
3. Aquades
4. EDTA
5. Indikator murexide
6. HCl
27
Cara kerja
1. Sejumlah 2 gram CaO dan 3 gram soda abu (Na2CO3) dilarutkan dengan air
dalam labu takar yang berlainan sehingga diperoleh larutan yang masing-
masing memiliki volume 250 mL.
indikator murexide
28
3. Mempipet 25 mL larutan yang mengandung Na2CO3 sebanyak 25 mL,
kemudian dititrasi menggunakan HCl 0,2 M dengan indikator metil jingga.
Lakukan titrasi duplo, amati volume HCl yang dihabiskan untuk mentitrasi
Na2CO3. Mencatat perubahan warna yang terjadi
1. Menyiapkan padatan 15 gram CaO dalam gelas kimia 400 mL dengan jumlah
tertentu (M1).
2. Menuangkan air kedalam gelas kimia tersebut dan diendapkan selama waktu
tertentu (V1) .
29
3. Mengaduk campuran dalam gelas kimia menggunakan pengaduk bermotor dan
mengendapkan larutan CaO selama 12 menit.
12 menit
Memasukan 10 gr Na2CO3
6. Menentukan densitas produk atas, konsentrasi NaOH produk atas dan volume
produk atas.
30
2. Apa yang dimaksud dengan reaktan pembatas, konversi, reaktan berlebih, dan
perolehan ?
c. Konversi adalah bagian dari reaktan atau zat tertentu pada umpan yang berubah
menjadi hasil (produk)
d. Perolehan menyatakan berat atau mol total hasil dibagi dengan berat atau mol
reaktan semula.
Reaksi :
CaO + H2 O → Ca(OH)2
Diketahui :
40𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑎𝑂 = 𝑔𝑟 = 0.714 𝑚𝑜𝑙
56
𝑚𝑜𝑙
30 𝑔𝑟
𝑚𝑜𝑙 Na2 CO3 = 𝑔 = 0.283 𝑚𝑜𝑙
106
𝑚𝑜𝑙
Dari reaksi :
CaO + H2 O → Ca(OH)2
= 0.357 mol
31
Setimbang : 0.431 0 0.566 0.283
32