BAB 1
PENDAHULUAN
Kehamilan kembar adalah suatu keadaan patologis dari kehamilan dimana terdapat dua
atau lebih hasil konsepsi pada saat yang sama. Kehamilan kembar cenderung lebih berisiko
konsekuensi kesehatan bayi, seperti kebutihan pengawasan yang lebih tinggi selama kehamilan,
berat lahir di bawah normal, dan pengakhiran kehamilan secara bedah sesar.
Insidensi kembar adalah satu dalam sembilan puluh kehamilan. Dimana dua pertiga dari
kehamilan kembar tersebut merupakan kembar dizigotik. Frekuensi kejadian meningkat pada ibu
usia 30-40 tahun, serta pada bangsa negro dibandingkan kulit putih. Dalam dua dekade terakhir
terjadi lonjakan tinggi terjadinya kehamilan kembar. Peningkatan secara spesifik yaitu 76% dari
18,9 ke 32,1 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2009. 75% kembar memiliki jenis kelamin yang
sama. Kembar diperhitungkan sebagai salah satu risiko kematian maternal dan perinatan, dengan
tingkat mortalitas bayi baru lahir sebanyak 52,7 kematian per 1000 kelahiran hidup.
Terdapat beberapa perbedaan antara kehamilan dan kelahiran kembar dibandingkan yang
normal. Ibu dengan kehamilan kembar memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi,
peningkatan risiko prematur, berat lahir bayi rendah, frekuensi dan tingkat keparahan anemia
pada ibu, kejadian infeksi saluran kemih, preeklamsia-eklamsia, hidramnion, overdistensi, risiko
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. R
Usia : 31 tahun
Agama : Islam
Suku : Aceh
MR : 07.97.92
2.2 Anamnesis
G3P1A1H1
Pertama kali haid pada usia 13 tahun, siklus haid teratur, durasi haid 6-7 hari. HPHT 1
Pasien datang dengan keluhan mules seperti ingin melahirkan dan datang untuk
Nyeri kepala ringan sejak seminggu yang lalu.Terdapat edema di kaki namun sudah
berkurang sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan terdapat venektasi di kaki kiri
dan kanan
Pasien datang dengan keluhan mules sesekali sejak 2 hari yang lalu, tidak ada
keluhan air merembes atau darah keluar dari kemaluan. Selama hamil ibu rutin
melakukan ANC dan pasien melakukan USG pertama di dokter spesialis pada usia
kehamilan 6 bulan dan didiagnosa dengan kehamilan kembar. Pada konsul ketiga ke
praktek dokter spesialis, pasien dirujuk ke RSUD Cut Meutia untuk dilakukan tindakan
SC atas indikasi usia kehamilan sudah aterm yaitu 38-40 minggu dan previous SC 1 kali.
Ibu mengaku selama 2 minggu terakhir mengalami edema kaki dan hipertensi namun
ibu tidak mengalami sakit kepala hebat, pandangan kabur dan nyeri ulu hati. Ibu rutin
Sejak awal kehamilan, ibu merasa kehamilannya lebih besar dibandingkan yang
sebelumnya dan gerakan janin dirasakan lebih sering. Ibu juga menjadi lebih mudah lelah
A1: abortus
berprofesi sebagai bidan desa. Penghasilan suami cukup menanggung kebutuhan sehari-
hari. Suami bekerja sebagai pedagang. Kesan status ekonomi menengah keatas.
A. Status Present
6) Temperatur : 36,1 oC
5
B. Status General
1) Kulit
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Bintik : (-)
Pucat : (+)
2) Kepala
Hidung : Hiperemis (-/-), sekret (-/-), deviasi septum (-), nafas cuping
hidung (-)
Mulut
3) Leher
Palpasi : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), massa (-)
4) Thoraks
Palpasi : massa (-), fremitus vokal kanan dan kiri simetris serta tidak
meningkat
5) Jantung
sinistra
Perkusi :
6) Abdomen
7) Genitalia
Tidak diperiksa
8) Anus
Tidak diperiksa
9) Ekstremitas
Palpasi
VT : kontrol
1. Polihidramnion
2. Mola hidatidosa
3. Tumor abdomen
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan baik.
Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betadin dan alkohol 70% pada dinding
abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
Dibawah spinal anastesi dilakukan insisi pfannenstiel mulai dari kutis, subkutis,
hingga tampak fascia.
Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya, fascia digunting kekanan dan
kekiri, otot dikuakkan secara tumpul.
Peritonium dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting keatas dan kebawah
kemudian dipasang hack blast.
Lalu plica vesicouterina digunting kekiri dan kekanan dan disisihkan kearah blast
secukupnya.
Selanjutnya dinding uterus diinsisi secara konkaf sampai menembus
subendometrium. Kemudian endometrium ditembus secara tumpul dan diperlebar
sesuai arah sayatan. Selaput ketuban dipecahkan, ketuban I jernih. Dengan meluksir
kepala, lahir bayi laki-laki, BB 2900 gr, PB 45 cm, ketuban II jernih. Dengan
meluksir kepala, lahir bayi laki-laki, BB 3000 gr, PB 50 cm, anus (+).apgar score
7/8/9
Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya.
9
Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat dan penekanan pada fundus, kesan
lengkap.
Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval klem
Kavum uteri dibersihkan dari sisa sisa selaput ketuban dengan kassa steril terbuka
sampai tidak ada sisa selaput atau plasenta yang tertinggal. Kesan :bersih.
Dilakukan penjahitan hemostasis figure of eight pada kedua ujung robekan uterus
dengan vicryl no. 1,dinding uterus dijahit lapis demi lapis jelujur terkunci . Evaluasi
perdarahan terkontrol. Reperitonealisasi dengan plain catgut no.1.0
Klem peritonium dipasang, lalu kavum abdomen dibersihkan dari bekuan darah dan
cairan ketuban. Kesan : bersih
Evaluasi tuba dan ovarium kanan kiri. kesan : normal.
Lalu peritoneum dijahit dengan plain catgut no.00. kemudian dilakukan jahitan
aproksimasi otot dinding abdomen dengan plain cat gut no.00 secara simple
Kedua ujung fascia dijepit dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan vycril no.
1.
Subkutis dijahit secara simple dengan plain cat gut no.00
Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vycril 3/0.
Luka operasi ditutup dengan sufratulle dan kasa steril.
Liang vagina dibersihkan dari sisa sisa darah dengan kapas sublimat hingga bersih.
Keadaan umum ibu post operasi : stabil
2.5 Penatalaksanaan
=> Medikamentosa
- IVFD RL 20 gtt
Darah rutin
2.7 Prognosis
Hemoglobin : 11,1
LED : -
Eritrosit : 4,1
Leukosit : 9,6
Trombosit : 195
Hematokrit : 37,6
MCV : 91
MCH : 27,1
MCHC : 29,6
RDW : 12,7
11
Tanggal S O A P
mmHg a/12jam
12jam
8 jam
T : 36,7°C - Inj.
Ondansetron a/
8jam
- Drip. Tramadol
a/ 8 jam
12
- Betametason
zalp 3x1
T : 36,5OC - Inj.
Ondansetron a/
8jam
- Drip. Tramadol
a/ 8 jam
- Burnazin zalp
3x1
TD : 110/80 a/ 12 jam
mmHg - Inj.
3x1
13
TD : 110/70 2x1
mmHg - Neurodex tab
HR: 78x/i
1x1
RR: 19 x/i
- Cefadroxil
T : 36,0°C
tab 3x1
14
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Kehamilan kembarhere ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sebagian besar
kehamilan kembar ialah kembar dua atau gemelli. Selain itu dengan banyaknya jumlah janin,
dinamakan triplet, kuadruplet, quintuplet, sextuplet, dan septuplet.3
3.2 Epidemiologi
Frekuensi kembar monozigotik relative konstan di suluruh dunia, yaitu sekitar 4 per
1000 kelahiran. Sebaliknya, frekuensi kembar dizigotik bervariasi dalam setiap ras dan
dipengaruhi oleh usia ibu (meningkat dari 3 per 1000 kelahiran pada ibu berusia di atas 20
tahun hingga 14 per 1000 kelahiran pada ibu berusia 35 – 40 tahun) serta paritas. Di
Indonesia, terdapat satu kasus kembar siam untuk setiap 200.000 kelahiran 1,3,4.
3.3 Etiologi
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan
kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormone gonadotropin yang
dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik.
Faktor – faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih
dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea
pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika
telur – telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang
kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada
kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau
sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan di sini sebabnya
ialah faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk,
menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti pada
15
kehamilan kemar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum
amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive
streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive
streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk.1
3.5 Klasifikasi
1. Kehamilan kembar monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kemar monozigotik atau disebut
juga identik, homolog, atau uniovuler. Kira – kira sepertiga kehamilan kembar adalah
monozigotik. Kehamilan ini terjadi 1 dari 250 kehamilan.7 Jenis kehamilan kedua anak sama,
rupanya sama, atau bayangan cermin; mata, kuping, gigi, rambut, kulit, dan ukuran
antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak tangan sama, atau terbalik satu terhadap yang
lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa karena lokasi daerah
motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kira – kira satu pertiga kehamilan
kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta. Kadang – kadang 2
plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik.
Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan 1 atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotik, kematian bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusat.2
Hasil akhir proses pembentukan kembar monozigot bergantung pada kapan pemisahan
terjadi.
1. Jika terjadi dalam 72 jam pertama setelah pembuahan, akan berkembang dua
mudigah, dua amnion dan dua korion dan kehamilan akan bersifat diamnion dan
dikorion. Mungkin terdapat dua plasenta yang terpisah atau satu plasenta.
2. Jika pemisahan terjadi antara hari keempat dan kedelapn, akan berkembang dua
mudigah, masing – masing di kantong amnion yang berbeda, dan satu korion
sehingga terbentuk kehamilan kembar diamnion monokorion.
3. Jika amnion telah terbentuk, yang terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan, pemisahan
akan menghasilkan dua mudigah dalam satu kantong amnion atau kehamilan kembar
monoamnion monokorion.
17
4. Jika pemisahan terjadi lebih belakangan lagi, yaitu setelah terbentuk diskus embrio,
pemisahan berlangsung tidak sempurna dan terbentuk kembar siam.
Gambar 6. Superfekundasi
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau beberapa bulan
setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum pernah dibuktikan, akan
tetapi dapat ditemukan pada kuda.1
Pada kembar monozigotik tidak jarang pembuluh darah dalam plasenta yang satu
beranastomosis dengan pembuluh darah untuk janin yang lain. Karena hal ini, setelah bayi
pertama lahir dan tali pusat dipotong ujung bagian tali pusat yang menuju ke plasenta harus
diikat dengan teliti untuk menghindarkan perdarahan berasal dari janin yang lain.1,2
Pada kehamilan kembar monozigotik, bila terdapat peredaran darah yang tidak seimbang
karena anastomosis pembuluh darah, pada hamil muda dapat terjadi berbagai anomaly.
Jantung janin yang satu, karena peredaran darah yang lebih sempurna, menguasai jantung
serta system peredaran darah janin yang lain melalui pembuluh – pembuluh darah yang
beranastomosis, dengan akibat bahwa janin yang terakhir terganggu pertumbuhannya dan
menjadi suatu monstrum yang dinamakan akardiakus. Akardiakus asefalus adalah monstrum
yang hanya terdiri atas panggul dan ekstremitas bawah. Akardiakus akornus adalah
monstrum tanpa badan. Akardiakus amorfus adalah monstrum tanpa bentuk yang terdiri atas
jaringan ikat yang mengandung berbagai alat rudimenter dan diliputi kulit. Bila tidak
keseimbangan terjadi pada kehamilan yang lebih tua, dapat terjadi sindroma trasnfusi fetal.2,9
Pada janin yang mendapat darah lebih banyak terdapat hidramnion, polisitemia, edema dan
pertumbuhan janin yang baik. Janin kedua kecil, menderita anemia, dehidrasi,
oligohidramnion dan mikokardia.
Bila segmentasi terhambat dan baru terjadi primitive streak terbentuk (lebih kurang 13
hari setelah fertilisasi), maka pemisahan mudigah tidak sempurna, sehingga terjadilah
kembar dempet (kembar siam). Kembar siam sangat jarang dijumpai, yaitu 1:70.000
persalinan. Kembar siam dapat dibagi atas beberapa jenis sesuai lokasi anatomis, yaitu
torakopagus (40%), sifo-omfalopagus (35%), pisopagus (18%), iskiopagus (6%), dan
kraniopagus (12%).
21
Pada kehamilan kembar dizigotik janin dapat juga mengalami kelainan. Kadang – kadang
satu janin meninggal dan yang lainnya tumbuh terus sampai matur. Janin yang mati dapat
diresorbsi sama sekali atau masih ditemukan dalam uterus. Dalam hal terakhir, cairan amnion
dapat diserap semua dan janin berubah menjadi gepeng (fetus papiraseus atau kompresus).
Pada persalinan fetus papiraseus dapat mendahului janin yang normal, sehingga
menyebabkan kesukaran diagnosis, atau dapat tertinggal dalam uterus yang menyebabkan
infeksi dan perdarahan. Plasemta fetus papiraseus biasanya berwarna putih, keras, fibrotic
dan berbatas tegas.1,2,12
3.8 Diagnosis
a. Gejala dan Tanda
Gangguan yang biasanya muncul pada kehamilan akan meningkat pada kehamilan
kembar. Efek dari kehamilan kembar pada pasien antar lain: tekanan pada pelvis yang lebih
berat dan lebih awal, nausea, sakit punggung, varises, konstipasi, hemoroid, distensi
abdominal dan kesulitan bernafas. Aktivitas fetus lebih banyak dan persisten pada kehamilan
kembar.1,2,7
Diagnosis kehamilan kembar 75% didapatkan dari penemuan fisik, tanda-tanda yang
harus diperhatikan pada kehamilan kembar adalah:
1. Uterus lebih besar (>4 cm) dibandingkan usia kehamilannya.
2. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau
obesitas
3. Polihidramnion
4. Ballotement lebih dari satu fetus
5. Banyak bagian kecil yang teraba
6. Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin
7. Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan paling tidak 8 dpm
8. Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan satu bayi.
b. Laboratorium
Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah merah menurun, berhubungan
dengan peningkatan volume darah. Anemia mikrositik hipokrom seringkali muncul pada
kehamilan kembar. Kebutuhan fetus terhadap besi (Fe) melebihi kemampuan maternal
untuk mensuplai Fe didapatkan pada trimester kedua.
Pada tes toleransi glukosa didapatkan gestasional DM dan gestasional hipoglikemi
sering ditemukan pada kehamilan kembar. Pada kehmilan kembar chorionic gonadotropin
pada urin, estriol dan pregnanendiol meningkat. Kehamilan kembar juga dapat
didiagnosis dengan pemeriksaan peningkatan serum alfa fetoprotein ibu walaupun
23
pemeriksaan ini tidak dapat berdiri sendiri. Tidak ada tes biokimia yang dapat
membedakan kehamilan tunggal atau kembar.2
c. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan USG yang teliti, kantung gestasional yang terpisah dapat
diidentifikasi pada awal kehamilan kembar. Identifikasi masing – masing kepala fetus
harus bisa dilakukan dalam bidang tegak lurus sehingga tidak tertukar dengan potongan
lintang badan janin dengan kepala janin yang kedua.2
Pada kehamilan kembar dikhorionik: jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan
dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat
pada dua buah plasenta yang menjadi satu.2
Pada kehamilan monokhorionik, mempunyai membran pemisah yang sangat tipis
sehingga tidak terlihat sampai trimester kedua. Tebal membran < 2mm.2
Gambar 11. Kembar dizigot pada usia kehamilan 5.5 minggu dilihat dengan ultrasonografi
d. Diagnosis pasti
Diagnostis pasti terdapatnya gemelli adalah apabila ditemukan,:
1. Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu atau dua punggun
2. Terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan
kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
3. Sonogram pada trimester pertama
4. Roentgen foto abdomen
3.10 Komplikasi
Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multiple lebih mungkin terkait
dengan banyak komplikasi kehamilan
Ibu
1. Anemia
2. Hipertensi
3. Partus prematurus
4. Atonia uteri
5. Perdarahan pasca persalinan
Janin
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang dilahirkan pada kehamilan
kembar adalah:
1. Prematuritas
25
arteri, vena ke vena, atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan baik sehingga
tidak ada salah satu janin yang menderita. Pada TRAP, terjadi pirau dari arteri ke arteri
plasenta, yang biasanya diikuti dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah
satu kembar mengalahkan yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah
dari kembarannya. Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai kembar resipien
cenderung mengalir ke pembuluh – pembuluh iliaka sehingga hanya member perfusi
bagian bawah tubuh dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
bagian atas.8
8. Kembar Siam
Apabila pembentukan dimulai setelah cakram mudigah dan kantung amnion
rudimeter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak sempurna, akan
terbentuk kembar siam/kembar dempet.
3.11 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan dalam kehamilan
Untuk kepentingan ibu dan janin, perlu diadakan pencegahan terhadap pre-eklampsia
dan eklampsia, partus prematurus, dan anemia. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, perlu
dibuat diagnosis dini kehamilan kembar. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih
sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah
kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda – tanda pre-eklampsia dapat diketahui
dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera. Istirahat – baring dianjurkan lebih
banyak karena hal itu dapat menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga
pertumbuhan janin lebih baik.1
Setelah kehamilan mencapai 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya
dilarang karena dapat merupakan faktor predisposisi partus prematurus. Oleh beberapa
penulis dianjurkan untuk merawat wanita dengan kehamilan kembar setelah kehamilan
mencapai 30 minggu untuk menghindarkan partus prematurus, tetapi berapa jauh
pengaruhnya tidak diketahui dengan pasti.1
Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi
dua bayi dan penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian sulfas ferrosus
sebanyak 3 x 100 mg secara rutin perlu dilakukan. Selain besi, dianjurkan pula untuk
memberikan asam folat sebagai tambahan.1
28
pervaginam dan pada janin kedua dapat dilakukan versi luar sehingga presentasinya menjadi
kepala kemudian dilakukan partus pervaginam atau dilakukan persalinan sungsang. Jika pada
presentasi janin pertama bukan kepala, kedua janin dilahirkan per abdominam.2,11
3.12 Prognosis
Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan tunggal karena
lebih seringnya terjadi anemia, pre-eklampsia dan eklampsia, operasi obstetrik, dan
perdarahan postpartum.
Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan tunggal.
Prematuritas merupakan sebab utama. Selain itu, juga lebih sering terjadi pre-eklampsia dan
eklampsia, hidramnion, kelainan letak, prolapsus funikuli dan operasi perdarahan serebral
dan kemungkinan adanya kelainan bawaan pada bayi.1
Kematian anak kedua lebih tinggi daripada yang pertama karena lebih sering terjadi
gangguan sirkulasi plasenta setelah anak pertama lahir, lebih banyaknya terjadi prolapsus
funikuli, solusio plasenta, serta kelainan letak pada janin kedua.
Kematian anak pada kehamilan monozigotik lebih besar daripada kehamilan dizigotik
karena pada yang pertama dapat terjadi lilitan tali pusat antara janin pertama dan kedua.
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Seorang perempuan, usia 31 tahun, suku aceh, warga Negara Indonesia ,dengan nomor
rekam medis 07.97.92 datang ke RSU Cut Meutia Aceh Utara pada tanggal 9 Oktober 2016
dengan keluhan mules sesekali seperti ingin melahirkan dan ingin melakukan persalinan SC atas
indikasi gemelli dan prev SC. Faktor predisposisi yang menjadi pemicu terjadinya kehamilan
kembar pada kasus ini adalah faktor usia ibu dan faktor keluarga. Pasien adalah seorang bidan
PTT. Ini merupakan kehamilan ketiga. Sebelumnya pasien melakukan persalinan SC pada
Ibu mengaku selama 2 minggu terakhir mengalami edema kaki, varises vena di
ekstremitas dan hipertensi namun ibu tidak mengalami sakit kepala hebat, pandangan kabur dan
nyeri ulu hati. Secara umum perubahan fisiologis maternal pada kehamilan multipel lebih besar
daripada kehamilan tunggal. Edema ekstremitas terjadi pada ibu hamil merupakan adaptasi
fisiologis. Pitting edema yang dapat dilihat dengan mudah pada pergelangan kaki dan tungkai
bawah terjadi pada sebagian besar wanita hamil, khususnya dipenghujung bulan. Akumulasi
cairan ini mungkin berjumlah 1 liter, disebabkan oleh peningkatan tekanan vena dibagian yang
lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik koloid
interstisial yang ditimbulkan oleh kehamilan normal juga cenderung menimbulkan edema pada
akhir kehamilan. Menurunnya aliran darah dan meningkatnya tekanan tekanan darah vena
Seorang wanita dengan kehamilan multipel mempunyai volume darah yang lebih besar
dan mendapatkan beban ekstra pada sistem kardiovaskuler. Biasanya dokter menganjurkan ibu
31
dengan kehamilan multipel beristirahat lebih banyak, diharapkan dengan demikian dapat
mengurangi risiko hipertensi yang dinduksi oleh kehamilan. Peningkatan tekanan darah selama
untuk perbaikan oksigenasi jaringan dan juga peningkatan cairan ekstraseluler yang dapat
Latar belakang ibu yang seorang bidan membuat pasien lebih memperhatikan
kehamilannya. Mulai dari asupan gizi selama kehamilan dan rutin melakukan ANC serta rutin
memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan, sehingga bayi kembar yang dilahirkan pun
memiliki berat badan lahir yang normal dengan skor apgar 7/8/9.
Permasalahan yang dialami pasien post SC adalah terjadinya luka dekubitus. Hal ini
sudah dikonsulkan ke dokter ahli bedah dan didapatkan luka dekubitus terjadi karena
penggunaan alat operasi tidak layak pakai saat proses SC berlangsung dan bukan karena
imobilisasi pasien.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S. Kehamilan Kembar. Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan kedelapan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo,2006. p386-97
3. Twin Pregnancies.UNC Health Care Center For Maternal And Infant Health.2006
4. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Kehamilan multijanin. Dalam: Hartono A, Suyono YJ, Pendit BU (alih bahasa).
Obstetri Williams. Volume 1 edisi 21. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2006.
h. 852-897
5. Multiple pregnancy : antenatal care for twin and triplet pregnancies clinical guidline.
National Institute for Health and Care Excellence (NICE). 2011.
8. Multiple Pregnancy and Birth : Twins, Triplets, and High-Order Multiples, A Guide
for Patients. American Society for Reproductive Medicine.2012.