Anda di halaman 1dari 5

PENILAIAN, PENGENDALIAN,

PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN


OBAT

No. Sop/
Dokumen
No.Revisi -
SOP
Tanggal
terbit
Halaman 1/3
UPTD Tanda Tangan Kepala Puskesmas
KESEHATAN
PUSKESMAS
BARUNG
BARUNG dr.Dudi Amri
BALANTAI NIP:19850220 201101 1 009
1. Pengertian Penilaian pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan
/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan.
Penggunaan dan pelayanan obat adalah Proses kegiatan yang meliputi
aspek teknis dan non teknis mulai dari perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan, pengendalian obat,
pencatatan dan pelaporan.
2. Tujuan Penilaian Pengendalian obat bertujuan agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit peleyanan kesehatan dasar

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Kesehatan puskesmas Barung Barung Balantai ,


Nomor : /UKP- BBB/I/2018 Tentang penilaian,
pengendalian,penyediaan dan penggunaan obat
4. Referensi Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.30 tahun 2014 tentang
standar pelayan kefarmasian di Puskesmas
Buku Pedoman Pengelolaan Obat di Puskesmas , Direktorat Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI Jakarta,tahun 1994
5. Prosedur dan 1. Alat : -
langkah - Langkah Bahan : -ATK

2. Petugas : Petugas Farmasi

3. Langkah - Langkah

a. Petugas farmasi menghitung perencanaan kebutuhan obat per periode


tertentu.
Perencanaan dibuat berdasarkan daftar penerimaan dan pemakaian obat
selama 1 tahun kebelakang yang disebut dengan RKO (Rencana
Kebutuhan Obat), yang kemudian diajukan kepada kepala Puskesmas
untuk dikoreksi. Apabila disetujui RKO akan diajukan ke IFK.

RKO = (Pemakaian Rata-Rata /Bulanx18bulan)-Sisa Stok

Petugas pengelola obat setiap bulan membuat LPLPO berdasarkan


pemakaian obat dalam satu bulan. Sedangkan pada LPLPO triwulan
disertakan permintaan obat untuk 3 bulan kedepan, disebut dengan
Permintaan obat rutin. Dari Permintaan obat rutin didapat Stok
Optimum. Stok Optimum merupakan stok obat yang harus tersedia
untuk memenuhi

PO= (PR + WT) x RP

kebutuhan obat di unit pelayanan


PO = Permintaan Obat Rutin
PR = Jumlah bulan sebelum penerimaan obat rutin
WT = Waktu Tunggu
RP = Rata-rata pemakaian perbulan

Stok Optimum = Permintaan obat rutin-Sisa Stok

b. Petugas farmasi menerima obat dan perbekalan farmasi dari IFK setiap
3 bulan, dan dalam jangka waktu tersebut jika terjadi kekurangan stok
obat petugas dapat melakukan permintaan obat khusus (Bon)yang
disertai surat permintaan yang telah disetujui oleh pimpinan
puskesmas.

PK= (PR + WT) x RP

PK = Permintaan Obat Khusus


PR = Jumlah bulan sebelum penerimaan obat rutin
WT = Waktu Tunggu
RP = Rata-rata pemakaian perbulan

c. Petugas Farmasi melakukan penyimpanan sesuai ketentuan agar


terjamin mutu obat.
d. Petugas farmasi melakukan pendistribusian ke unit dan sub unit
pelayanan, agar obat tersedia di unit dan sub unit sesuai kebutuhan.
e. Petugas Farmasi melakukan penanganan obat hilang, obat rusak dan
kadaluwarsa
.
Penanganan Obat Hilang.
a. Petugas farmasi setelah mengetahui ada obat hilang segera
menyusun daftar jenis dan jumlah obat hilang beserta Berita
Acaranya, serta melaporkan kepada Kepala Puskesmas. Daftar
tersebut nantinya akan digunakan sebagai lampiran dari Berita
Acara Obat Hilang yang diterbitkan oleh kepala Puskesmas.
b. Petugas farmasi kemudian memeriksa dan memastikan kejadian
tersebut, serta menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
c. Petugas farmasi menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, disertai Berita Acara
Obat Hilang tersebut.
d. Petugas farmasi lalu mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang
tersebut pada Kartu Stok masing-masing.
e. Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi
mencukupi kebutuhan pelayanan,petugas farmasi segera membuat
LPLPO untuk mengajukan tambahan obat.
f. Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan kepada
kepolisian dengan membuat Berita Acara.
Penanganan Obat Rusak / Kadaluwarsa :
a) Petugas farmasi atau unit/sub unit Puskesmas segera melaporkan dan
mengirimkan kembali obat rusak/kadaluarsa kepada Kepala Puskesmas
melalui petugas gudang obat Puskesmas, dengan melampirkan tanda
terima obat rusak/kadaluarsa.
b) Petugas gudang obat Puskesmas menerima dan mengumpulkan obat
rusak/kadaluwarsa yang disertai tanda terima dari unit/sub unit dalam
gudang dan jika di gudang sendiri ditemukan obat tidak layak pakai
maka harus segera dikurangkan dari catatan stok pada masing-masing
kartu stok.
c) Petugas farmasi kemudian melaporkan obat yang diterimanya dari
unit/sub unitPuskesmas ditambah dengan obat rusak/kadaluwarsa dalam
gudang kepada Kepala Puskesmas.
d) Petugas farmasi kemudian melaporkan dan mengirimkan kembali obat
tersebut setiap akhir tahun kepada Kepala Instalasi Farmasi Kabupaten,
untuk kemudian dibuatkan Berita Acara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

5. Diagram Alur
Membuat rencana kebutuhan
obat

Pertriwun (LPLPO)
Pertahun (RKO)
Perbulan
(Bon)
Penerimaan

Penyimpanan

Pendiatribusian

Penanganan obat
hilang/rusak/kadaluarsa

6. Hal - hal yang Permintaan Obat Khusus diajukan sebelum tanggal 10 setiap bulannya
perlu diperhatikan
8. Unit Terkait - Apotik - Labor
- Pustu - Imunisasi
- Poskesri - Poli Gigi
- IGD
9..DokumenTerkait - LPLPO
- RKO
- Surat Pengembalian Obat Rusak/exp
- Surat permintaan obat (bon obat)
- SBBK
- Buku Penerimaan/SBBK dari IFK
- Formularium Nasisonal(Fornas)
10.Rekaman Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan
Perubahan
; PENILAIAN, PENGENDALIAN,
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT

No.
Dokumen
DAFTAR No.Revisi -
TILIK Tanggal
terbit
Halaman 1/4
UPTD.KESEHATAN
PUSKESMAS
Dr.Dudi Amri
BARUNG
Nip.19850220 201101 1 009
BARUNG
BALANTAI

Unit : …………………………………………………………………………

Nama Petugas : …………………………………………………………………………

Tanggal Pelaksanaan : …………………………………………………………………………

NO KEGIATAN YA TIDAK TIDAK


BERLAKU

1. Apakah Petugas farmasi menghitung


perencanaan kebutuhan obat per periode ?

2. Apakah Petugas farmasi menerima obat dan


perbekalan farmasi dari IFK setiap 3 bulan ?

3. Apakah Petugas Farmasi melakukan


penyimpanan sesuai ketentuan agar terjamin
mutu obat?

4. Apakah Petugas farmasi melakukan


pendistribusian ke unit dan sub unit pelayanan,
agar obat tersedia di unit dan sub unit sesuai
kebutuhan ?

5. Apakah Petugas melakukan Penanganan


Obat hilang , Obat rusak dan Kadaluwarsa ??
Jumlah

Compliance Rate (CR)

….………………………..

Observer Tindakan

…………………………

NIP : ………………………

Anda mungkin juga menyukai