Anda di halaman 1dari 24

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kemajuan dalam industri pada berbagai aspek memerlukan manajemen atau

pengolaan yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan, keekonomisan serta

keaamanan yang tinggi dalam rangka memperoleh hasil akhir yang sesuai dengan

harapan. Manajemen sebagai ilmu yang mengelola sesuatu kegiatan yang sklanya

dapat bersifat kecil maupun besar mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir

dari suatu pekerjaan. Pengolaan kegiatan dengan investasi berskala besar dan

tingkat konpleksitas yang sangat sulit membutuhkan cara atau teknis yang teruji

sumber daya yang berkualitas serta ilmu pengetahuan yang tepat. Manajemen

sebagai ilmu mengelola suatu kegiatan yang skalanya dapat bersifat kecil maupun

besar mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir. Manajemen proyek kini

merupakan sebuah manajemen yang dibutuhkan secara khusus masa mendatang

menjanjikan suatu peningkatan peran manajemen proyek dalam mendukung

organisasi-organisasi kearah strategis.

Perkembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen berjalan beriringan

dengan perkembangan praktis yang terjadi sehari-hari dalam laju kemajuan

implementasi memberikan suatu data primer yang berguna untuk mengembangkan

teori-teori manajemen agar menjadi lebih luas dan mempunyai nilai tambah,

sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dan

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu manajemenbaik secara teoretis


7

maupun praktis. Untuk memberikan gambaran tentang manajemen, selanjutnya di

uraikan ruang lingkup manajemen, seperti defenisi dan kegiatan-kegiatan dalam

manajemen, manajemen proyek, karateristik proyek, stakeholder (pemangku

kepentingan) pada proyek serta organisasi proyek, kontrak-kontrak pada proyek.

Kinerja proyek, manajemen lingkungan, manajemen resiko, serta system imformasi

manajemen proyek (Abrar Husen, 2010:1)

2.1 Manajemen proyek

Manajemen proyek perlu dikuasi dalam bidang teknik sipil karena tidak

lepas dari perkembangan yang cukup pesatdalam dunia teknologi informasi

maupun dunia industri. Hal ini menyebabkan pihak manajemen dengan

kemampuan mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk

yang bersaing di pasar dengan kualitas yang tinggi. Manajemen proyek dapat

didefinisikan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan

mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan

tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen

proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut

kemampuan akuntansi fleksibilitas, inovasi, kecepatan, dan perbaikan yang

berkelanjutan (Nuhayati 2010:5).

Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan

mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihak-pihak yangterlibat

dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan
8

terjadi adanya tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara bersamaan

(overlapping).

Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan

jelas dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah

terwujud, yaitu:

1. Tepat Waktu.

2. Tepat Kuantitas.

3. Tepat Kualitas.

4. Tepat waktu sesuai dengan biaya rencana.

5. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar.

6. Tercapainya K3 dengan baik.

Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar

organisasi secara solid dan terstruktur.Hal inilah yang menjadi kunci pokok

agar tujuan akhir proyek dapat selesai sesuai dengan scheduleyang telah

direncanakan.

2.2.Manajemen Waktu

Keberhasilan suatau kegiatan atau pekerjaan tergantung dari

manajemennya. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan

teratur, dimana manajemen itu merupakan suatu perangkat dalam melakukan

proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya iyalah serangkaian tahap

kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan hingga akhir

tercapainya kegiatan atau pekerjaan. Manajemen waktu merupakan Standar


9

kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan kegiatan peroyek

beserta durasi dan penggunaan sumber daya (Abrar Husein 2010:64). Dari

semua informasi dan data yang telah diperoleh, dilakukan proses penjadwalan

sehingga akan ada output berupa format-format laporan lengkap mengenai

indikator progres waktu, sebagai berikut:

1. Barchart, diagram batang yang secara sederhana dapat menunjukkan

informasi rencana jadwal proyek beserta durasinya, lalu dibandingkan

dengan progress aktual sehingga diketahui apakah proyek terlambat atau

tidak.

2. Network Planning, sebagai jaringan kerja berbagai kegiatan dapat

menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang membutuhkan pengawasan

ketat agar pelaksanaannya tidak terlambat. Format Network Planning juga

digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang longgar waktu

penyelesaiannya berdasarkan total Float-nya, sehingga semua itu dapat

digunakan untuk memperbaiki jadwal dan agar alokasi sumber daya

menjadi lebih efektif serta efisien.

Kurva S, berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Hal ini ditunjukkan

dari bobot penyelesaian komulatif masing-masing kegiatan dibandingkan dengan

keadaan actual, sehingga apakah proyek terlambat atau tidak, dapat dikontrol

dengan memberikan Baseline pada periode tertentu.


10

2.3. Perencanaan Dan Penjadwalan Proyek

Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan

manajemen proyek. Karena itulah untuk mencapai tuuan, manajemen harus

membuat langkah-langkah proaktif dalam melakukan perencanaan yang

komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Perencanaan dikatakan

baik bila seluruh proses kegiatan yang ada didalamnya dapat

diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal.

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil

perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan

kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja,

peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk

penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan

hubungan antarkegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau

scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan

masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga

tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasaan yang ada.

Selama proses pengendalaian proyek, penjadwalan mengikuti

perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring

serta updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling


11

realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan

sasaran dan tujuan proyek.

Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat seperti berikut.

 Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-

batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.

 Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis

dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan

waktu.

 Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.

 Menghindari pemakaian sumber daya berlebihan, dengan harapan proyek

dapat selesai sebelum waktu yang diterapkan.

 Membarikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.

 Merupakan sarana penting dalam pengendalaian proyek.

2.4. Network Planning

Network planning adalah salah satu metode/alat yang dipakai untuk

penjadwalan waktu pelaksanaan pekerjaan pada penyelenggeraan proyek,

maka perlu ditegaskan letak atau peranan network planning pada

penyelenggaraannya.

Pada penyelenggaraan suatu proyek terdapat proses pengambilan

keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini

perlu adanya masukan informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan

keputusan yang tinggi agar dapat melaksankan pengambilan keputusan.


12

Keputusan yang telah diambil sesuai dengan arah yang telah yang ditetapkan.

Supaya dapat melaksanakan keputusan yang telah diambil tersebut perlu

adanya sumber daya yang dibutuhkan dalam keadaan siap pakai dan perlu

adanya keputusan yang tinggi untuk melaksankan proses pengelolaan sumber

daya guna untuk mencapai produk yang diharapkan.

Network planning menggambarkan lankah menuju suatu

manajemen terpadu yang berhubungan dengan variabel waktu, sumber daya

dan biaya, menggunakan satuan waktu sebagai satuan umum. Ciri utama dari

satuan ini adalah kemampuannya menunjukkan kaitan antar kegiatan dan

urutan pelaksanaan (operasi). Setiap kegiatan mulai dan berhenti pada suatu

titik ruas yang disebut event, garis kegiatan diperlihatkan dengan tanda panah

sebagai arus waktu.

Hal yang perlu diketahui dalam menggunakan network planning

adalah bagimana cara menguasai dengan benar hal-hal yang berhubungan

dengan network, baik teori maupun penggunaannya sebelum digunakan dalam

pratek.

2.4.1 Defenisi Network Planning

Meskipun network planning merupakan system informasi

pada penyelenggaraan proyek, tetapi tidak semua informasi dapat

diberikan pada network planning untuk diproses dan tidak semua

informasi dapat dilaporkan oleh network planning. Informasi yang ada


13

kaitannya dengan network planning hanya menyangkut kegiatan yang

ada dalam network diagram saja.

Dengan demikian dapat disimpulan bahwa network planning

adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek

yang produknya adalah informasi mengenai sumber daya yang

digunakan oleh kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai

jadwal pelaksanaannya.

Jadi network planning dapat diartikan sebagai berikut :

1. Salah satu modal yang digunakan dalam penyelenggaran proyek.

2. Produk dari model ini adalah informasi kegiatan-kegiatan yang ada

dalam model tersebut.

3. Informasi yang dihasilkan mengenai sumber daya yang dibutuhkan

oleh kegiatan beserta jadwal.

2.4.2 Network Diagram

Network diagram adalah visualisasi proyek berdasrkan

network planning. Network planning merupakan jaringan kerja yang

berisi lingtasan-lingtasan kegiatan serta urutan-urutan peristiwa yang ada

selama penyelenggaraan proyek. Dengan network diagram dapat segera

dilihat kaitan suatu kegiatan dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Sehingga

bila sebuah kegiatan terlambat, maka dengan segera dapat dilihat

kegiatan apa saja yang dipengaruhi oleh kegiatan keterlambatan tersebut

dan seberapa pengaruhnya. Juga dengan network diagram dapat


14

diketahui kegiatan-kegiatan mana saja atau lintasan mana saja yang

kritis, sehingga dengan mengetahui tingkat-tingkat kekritisannya dapat

ditetapkan skala prioritas dalam menangani masalah-masalah yang

timbul selama penyelenggaraan proyek. Juga dapat diketahui peristiwa-

peristiwa mana saja yang kritis sehingga usaha-usaha dapat segera

diarahkan dan dimulai sedini mungkin untuk membuat peristiwa kritis

tersebut terjadi pada saatnya. Oleh karena ini dapat dimengerti bahwa

sebuah network diagram yang tepat dan dipakai dengan cara konsekwen

merupakan alat yang sangat menolong dalam pelaksanaan proyek.

Network diagram pada hakikatnya adalah gambaran atau

sketsa maka secara konkrit akan menerangkan simbol apa saja yang

dipakai dan bagaimana cara memakainya. Hal ini diwujudkan agar

jangan sampai terjadi penggambaran yang salah sehingga menyebabkan

terjadinya penarikan kesimpulan yang salah akhirnya pengambilan

keputusan menjadi tidak tepat.

2.4.3 Istilah dan Simbol-Simbol Network Planning

Sebuah network planning merupakan sebuah pernyataan secara

grafis dari kegiatan-kegiatan, yang diperlukan dalam mencapai suatu

tujuan akhir. Untuk membentuk gambar dari rencana network planning

tersebut perlu digunakan simbol-simbol. Adapun simbol-simbol tersebut

adalah :
15

a. Arrow, bentuknya berupa anak panah yang dapat

diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan, disini

didefinisikan sebagi hal yang memerlukan durasi

(jangka waktu tertentu) dalam pemakaian

sejumlah sumber daya.

b. Node event, bentuknya merupakan lingkaran bulat

yang artinya saat peristiwa atau kejadian, disini

didefinisikan sebagai ujung atau penemuan dari

beberapa kegiatan.

c. Dummy, bentuknya berupa anak panah terputus-

putus yang artinya kegiatan semu atau aktivitas

semu, ini berguna untuk membatasi nilainya

kegiatan, tidak perlu diskala dan juga tidak

mempunyai durasi karena tidak memakai dan

menghabiskan sumber daya.

d. Double Arrow, anak panah sejajar, merupakan

kegiatan lintasan kritis (Critical Path).

Dalam membentuk rencana dari jaringan kerja, khusus untuk

diagram panah (Arrow Diagram), istilah dan simbol-simbol

pembentuknya adalah sebagai berikut :

1. Event (Peristiwa) adalah suatu keadaan atau situasi pada suatu saat

event dipergunakan sebagai suatu tanda kapan suatu aktivitas dapat


16

dimulai dilaksanakan (Star Event). Simbol dari Even ini dapat

berbentuk suatu lingkaran (Node) atau bujur telur (Ellips).

Node Elips

Gambar 2.1. Simbol Event

2. Aktivitas (kegiatan) adalah kegiatan apa atau pekerjaan apa saja yang

harus dilaksanakan diantara dua event. Event pertama disebut even

mendahului (preceding event) sedangkan event kedua disebut yang

mengikuti (suceding event). Symbol dari aktivitas ini adalah anak

panah (Arrow), dimana panjang dan kemiringan anak panah hanya

menunjukkan apa yang terjadi. Aktivitas atau kejadian disini

didefinisikan sebagai hal yang memerlukan jangka waktu tertentu

(duration) dan sejumlah sumber daya dan dana (Resources).

Aktivitas
Durasi

Gambar 2.2 Contoh Aktifitas


17

3. Dummy (Aktivitas semu) adalah suatu aktivitas yang tidak

memerlukan waktu (zero time dummy). Aktivitas dummy diperlukan

untuk memperlihatkan hubungan ketergantungan antara dua peristiwa

(event) yang dihubungkannya, akan tetapi kegiatan yang memerlukan

waktu dan sumber daya. Dari uraian ini dapat didefinisikan sebagai

pemberi informasi berpindahnya suatu kejadian ke kejadian yang lain.

Simbol dari kegiatan dummy ini adalah anak panah teputus-putus.

Dummy
Dummy = 0

Gambar 2.3 Contoh Aktivitas Semu

2.4.4 Hubungan Antara Simbol

Untuk dapat membaca diagram network sebuah proyek perlu

diketahui hubungan antara simbol yang ada dalam setiap diagram

network. Hubungan antara simbol ada dua yaitu :

1. Anak panah dengan lingkaran.

Gambar 2.4 Hubungan antara simbol dengan anak panah


18

Sebuah peristiwa awal dengan beberapa kegiatan keluar darinya,

sebuah peristiwa akhir dengan beberapa kegiatan yang menuju

kepadanya, terdapat sebuah kegiatan diantara kedua peristiwa

tersebut.

2. Anak panah teputus-putus dengan lingkaran.

Gambar 2.5 Hubungan antar simbol dengan anak panah terputus.

Sebuah peristiwa dengan kegiatan dan dummy yang keluar darinya,

sebuah peristiwa dengan beberapa kegiatan dan dummy yang menuju

keadaannya dan terdapat sebuah dummy teletak antara kedua

peristiwa tersebut.

2.4.5 Hubungan antar kegiatan

Untuk dapat menggambarkan sebauh network diagram yang

dapat menyatakan logika ketergantungan antar kegiatan, perlu

diketahui hubungan antar kegiatan yang mungkin ada dalam sebuah

proyek. Hubungan antar kegiatan dikategorikan menjadi dua macam

yaitu hubungan seri dan hubungan pararel.

a. Hubungan seri
19

Antara dua kegiatan terdapat hubungan seri bila sebuah kegiatan

tidak dapat dimulai dikerjakan kalau kegiatan lainnya belum

selesai dikerjakan.

1 A 2 B 3 C 4

Gambar 2.6 Hubungan antar kegiatsn secara seri

Kegiatan B baru dapat dimulai setelah kegiatan A selesai. Dan

kegiatan C tidak dapat dimulai, bila peristiwa 3 belum terjadi dan

kegiatan B belum selesai.

b. Hubungan Paralel

Antara dua kegiatan terdapat hubungan pararel, bila untuk memulai

atau menyelesaikan sebuah kegiatan tidak perlu menunggu

kegiatan lainnya mulai atau kegiatan lainnya selesai.

1
A

3 C
4

2 B

Gambar 2.7 Hubungan secara paralel dengan satu pristiwa akhir sama
20

Kegiatan A memiliki peristiwa awal 1 dan peristiwa akhir 3.

Kegiatan B memiliki peristiwa awal 2 dan peristiwa akhir 3. Jadi

peristiwa 3 merupakan peristiwa akhir bagi kegiatan A dan B.

sehingga syarat terjadinya peristiwa 3 adalah kegiatan A dan

keiatan B selesai. Jadi untuk memulai atau menyelesaikan kegiatan

A tidak perlu menunggu kegiatan B mulai atau selesai. Demikian

pula sebaliknya, sehingga kegiatan A dan kegiatan B mempunyai

hubungan paralel, dan memiliki suatu peristiwa akhir yang sama.

3
B
1 A 2

C
4

Gambar 2.8 Contoh kegiatan B dan C menunggu selesai kegiatan A

2.5. CPM (Critical Path Method)

Metode lintasan kritis (Critikal Path Method) merupakan sebuah

model ilmu manajemen untuk perencanaan dan pengendalaian sebuah proyek,

yang dikembangkan sejak tahun 1958 oleh perusahaan Du Pon Company

America untuk membangun suatu pabrik kimia dengan tujuan untuk

menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud


21

pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu

serta tepat biaya (Siswanto 2007).

Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula

hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan proyek. Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan

dikenal istilah jalur kritis yakni rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu

terlama dan waktu penyelesaian proyek yang tercepat (Taha,2007). Oleh

kerena itu, dapat dikatakan bahwa jalur kritis merupakan jalur yang melalui

kegiatan dari awal sampai akhir, jalur yang sangat berpengaruh pada waktu

penyelesaian proyek, walaupun dalam sebuah jaringan kerja dapat saja terjadi

beberapa jalur kritis.

Dalam metode CPM (Critical Path Method) metode jalur kritis

dikenal dengan adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian

komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama. Metode ini

lebih dikenal dengan total jumlah waktu terlama. Metode ini lebih dikenal

dengan istilah lintasan kritis, dimana metode tersebut nantinya akan

membentuk suatu jalur atau lintasan yang memerlukan perhatian khusus.

Tujuan lintasan kritis ini untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan

yang tingkat kepekaan tinggi terhadap keterlambatan pelesanaan, sehingga

suatu saat dapat ditentukan tingkat prioritas kebijaksaan penyelenggaraan

proyek apabila kegiatan yang dilakukan mengalami keterlambatan.


22

Menurut Roger G Schroeder (2000:293), pengertian metode jalur

kritis (CPM) adalah metode berdasarkan jaringan yang menggunakan

keseimbangan waktu-biaya linear. Tiap kegiatan dapat diselesaikan lebih cepat

dari waktu normalnya dengan cara memintas kegiatan untuk sejumlah biaya

tertentu. Dengan demikian, jika waktu penyelesaian proyek tidak memuaskan,

beberapa kegiatan tertentu dapat dipintas untuk dapat menyelelsaikan proyek

dengan waktu yang lebih sedikit.

Menurut Badri (1997), manfaat yang didapat jika mengetahui

lintasan kritis adalah sebagai berikut :

a. Penundaan pekerjaan pada lingtasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan

proyek tertunda penyelesaiannya.

b. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang

ada pada lingtasan kritis dapat dipercepat.

c. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis

yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan ditrade off (pertukaran

waktu dengan biaya yang efisien) dan crash program (diselesaikan dengan

waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau

dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya lembur.

d. Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak

memiliki lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pinpro untuk

memindahkan tenaga kerja, alat, dan biaya kepekerjaan-pekerjaan dilintasan

kritis agar efektif dan efisien.


23

Menurut Handoko (2000:404), dalam proses identifikasi jalur kritis

ada beberapa istilah atau pengertian yang akan digunakan yaitu :

1. Earliest Star Time (ES) yaitu waktu yang paling awal (tercepat) suatu

kegiatan dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu kegiatan yang

diharapkan dan persyratan urutan pekerjaannya.

2. Latest Star Time (LS) yaitu waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu

kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek.

3. Earliest Finish Time (EF) yaitu waktu paling awal kegiatan dapat

diselesaikan atau sama dengan waktu ES+waktu kegiatan yang diharapkan.

4. Latest Finish Time (LF) yaitu waktu paling lambat untuk dapat

menyelesaikan suatu kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara

keseluruhan atau sama dengan LS+waktu kegiatan yang diharapkan.

Berikut ini ilustrasi pembuatan network suatu proyek dalam CPM dapat

diberikan contoh sebagai berikut :

1 A 2 B 3

Untuk mendapatkan perkiraan waktu penyelesaian yang tercepat atau

minimum kita harus mencari Critical Path (jalur kritis) dalam network. Critical

Path dapat diperoleh dengan menentukan rangkaian aktifitas yang terpajang

sejak dari awal sampai penyelesaian proyek. Untuk itu, perlu diketahui waktu
24

paling awal dimulainya setiap aktifitas. Critical Path memiliki sifat atau ciri-

ciri sebagai berikut (Gitosudarmo,2002) :

a. Critical Path merupakan jalur yang memakan waktu terpanjan dalam

sebuah proses.

b. Critical Path adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara waktu

selesainya suatu tahap aktivitas dengan waktu mulainya suatu tahap

aktivitas yang lain dalam sebuah proses.

Dengan tidak adanya tenggang waktu tersebut maka, begitulah sebuah

pekerjaan selesai sehingga harus segera dilanjutkan oleh aktivitas yang

berikutnya, jadi tidak boleh ada waktu istirahat antara selesainya suatu aktivitas

dengan aktivitas berikutnya. Apabila terjadi tenggang waktu atau istirahat

maka, akan terjadi penundaan pada penyelesaian dari seluruh proyek.

Pada jalur yang lain yaitu jalur yang tidak kritis maka akan selalu terdapat

tenggang waktu atau waktu istirahat pada setiap proses. Adapun tahap waktu

penyelesaian untuk setiap kejadian dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

No
EF
Kejadian
ES

Keterangan :

EF = Waktu penyelesaian yang tercepat (Earliest Finish)

LS = Waktu paling lambat harus dimulai (Latest Star)


25

Jika suatu aktivitas mempunyai waktu mulai paling akhir (LS) dengan

waktu mulai paling awal (EF), maka aktivitas ini merupakan kritis. Karena,

EF=LS maka berarti pada jalur ini tidak pernah ada kelonggaran waktu, sebab

setiap saat suatu aktivitas selesai pada saat itu pula aktivitas yang lain harus

segera dimulai (Gitosudarmo,2002).

Jalur kritis dalam suatu diagram jaringan adalah lintasan yang terdiri

dari kegiatan-kegiatan kritis dan peristiwa-peristiwa kritis yang sangat senstif

terhadap keterlambatan, sehingga bila sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari

saja, sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya tidak terlambat maka proyek akan

mengalami keterlambantan satu hari juga (Ali,1997)

Menurut Yamit (2000), kegunaan jalur kritis adalah untuk mengetahui

kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan

penyelesaian pekerjaan, atau disebut juga kegiatan kritis. Apabila kegiatan

keterlambatan proyek maka akan memperlambat penyelesian proyek secara

keseluruhan meskipun kegiatan lain tidak mengalami keterlambatan.

Dalam menentukan jadwal proyek dapat menggunakan proses two-pass

yang terdiri dari forward pass dan backward pass, sedangkan LS dan LF

ditentukan selama backward pass.

1. Forward Pass

Forward pass digunakan untuk mengidentifikasi waktu-waktu

terdahulu. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua pendahulu


26

langsungnya harus diselesaikan. Berikut kriteria dari Forward Pass,

sebagai berikut :

a. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung, maka

ES-nya sama dengan EF dari pendahulunya.

b. Jika suatu kegiatan mempunyai beberapa pendahulu langsung, maka

ES-nya adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya, dengan

rumusan :

ES = Max (EF semua pendahulu langsung) (2.1)

Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan adalah jumlah dari

waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu aktivitasnya, dengan rumusan :

EF = ES + Waktu kegiatan (2.2)

Meskipun Forward Pass memungkinkan untuk menentukan waktu

penyelesaian proyek terdahulu, ia tidak mengidentifikasi jalur kritis.

Untuk mengidentifikasikan jalur kritis. Untuk mengidentifikasikan

jalur kritis, perlu dilakukan Backward Pass untuk menentukan nilai LS

dan LF untuk semua aktivitas.

2. Backward Pass
Backward Pass digunakan untuk menentukan waktu paling akhir
yang masih dapat memulai dan mengaakhiri masing-masing kegiatan
tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara kseluruhan, yang
telah dihasilkan dari perhitungan Forward Pass.
Untuk setiap kegiatan, harus menentukan nilai LF-nya, begitu juga
dengan nilai LS. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, seluruh pendahulu
langsugnya harus diselesaikan.
Adapun kriteria Backward Pass, sebagai berikut :
27

a. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu


kegiatan, LF-nya sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung
mengikutinya.
b. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih dari satu
kegiatan, maka LF-nya adalah nilai minimum dari seluruh nilai LS dari
kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengikutinya, dengan rumus :
LF = min (LS dari seluruh kegiatan yang langsung) 2.3
Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah perbedaan antara
waktu selesai terakhir (LF) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan :
LS = LF – waktu 2.4
3. Slack

Setelah perhitungan Forward Pass dan Backward Pass dari

seluruh kegiatan telah dihitung, maka untuk menentukan waktu Slack

(waktu bebas) yang dimiliki setiap kegiatan menjadi mudah. Slack adalah

waktu yang dimiliki oleh

Sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan


keterlambata proyek keseluruhan (Heizer, Jay dan Render Barry, 2006).
Secara sistematis :

Slack n = LS – ES
LS - LF 2.5
Slack n = LF – EF

Slack ini besarnya ditentukan sebagai perbedaan antara waktu


mulai paling awal (ES) dan waktu mulai paling akhir (EF), waktu selesai
paling akhir (LF) dan waktu selesai paling awal (LS).

Jika waktu penyelesaian proyek lebih besar dari jumlah yang


diperoleh dalam pehitungan slack, maka keseluruhan proyek akan
tertunda. Slack biasanya digunakan untuk network yang disusun
berdasarkan aktivias disebut dengan float.
28

Tersedianya sejumlah waktu tertentu dapat ditunda atau


diperpanjangnya waktu pelaksanaan suatu kegiatan dinamakan activity
float (Nurhayati, 2010). Dalam suatu jaringan kerja memiliki lintasan-
lintasan nonkritis yang waktu pelaksanaan yang lebih pendek
dibandingkan dengan Critical Path, yang berarti pada kegiatan-kegiatan
waktu nonkritis yang dilaluinya mempunyai Float atau sejumlah waktu
untuk terlambat.

Slack time akan selalu muncul pada rangkaian kegiatan yang


bukan merupakan jalur kritis, dan tidak akan pernah muncul pada jalur
kritis. Slack time menjadi perhatian manajemen karena slack time akan
menjadi sumber daya yang bisa digunakan dan sumber penghematan yang
mungkin dilakukan oleh manajemen. Ini dipakai pada waktu penggunanan
network dalam pratek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan
jumlah material, perlatan dan tenaga kerja.

Tedapat beberapa macam tipe Float (Nurhayati, 2010), antara lain :

1. Total float adalah sejumlah waktu untuk penundaan yang terdapat pada
suatu kegiatan dimana kegiatan tersebut dapat diperlambat
pelaksanaanya tanpa mempengaruhi selesainya proyek secara
keseluruhan. Rumus total Float
Total Float = (LF peristiwa akhir) - durasi – ES 2.6
2. Free Float ialah sejumlah waktu dimana suatu kegiatan non kritis bisa
terlambat atau diperlambat pelaksanaannya tanpa mempengaruhi
kegiatan berikutnya. Rumus Free Float :
Free Float = (EF peristiwa akhir – durasi – ES) 2.7
Total slack untuk aktivitas-aktivitas pada jalur kritis adalah selalu nol
(slack=0) bila waktu penyelesaian yang diingikan sama dengan waktu
penyelesaian plaing awal yang diharapkan.
29

Anda mungkin juga menyukai