PENDAHULUAN
Pompa mempunyai peranan penting dan dapat dijumpai hampir di setiap industri, baik
industri kecil maupun industri besar.Pompa merupakan mesin konversi energi yang
mengubah bentuk energi mekanik poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang memiliki
mengangkat fluida untuk mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head pompa,
ditunjukkan oleh besarnya perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di
sisi tekan. Energi fluida merupakan jumlah dari energi tekanan,energi kinetik dan energi
karena elevasi (ketinggian).
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu
dan head (tinggi energi angkat). Pada umumnya pompa dapat digunakan untuk bermacam-
macam keperluan, untuk menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk pengairan, irigasi, dan
sebagainya.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa dapat bekerja secara tunggal, seri, dan paralel.Jenis
operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penggunaan instalasi
pompa.Karakteristik pompa harus terlebih dahulu diketahui agar didapatkan sistem yang
optimal.
Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini adalah untuk mendapatkan kurva
karakteristik dari :
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan
cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan perbedaan ketinggian atau
hambatan gesek. Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian
yaitu pompa kerja positif (positif displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive
displacement pump)
Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip
kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis)
melalui suatu impeler yang berputar dalam casing. Pada pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Labuan Angin, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe
sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah
benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar)
Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak digunakan
karena mempunyai bentuk yang sederhanadan harga yang relatif murah. Keuntungan pompa
sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah gerakan impeler yang
kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa, keadaan operasi operasi tinggi
disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-katup, kemampuan untuk
beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau
turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil. Lebih ringan dan
biaya istalasi ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.
(industryoleochemical.blogspot.com)
Gambar 2.1 Diagram berbagai pompa
2.11 Head
a. Head total pompa merupakan keseluruhan head dari suatu kondisi kerja pompa
yang melewati beberapa bagian. Head total yang tersedia harus dapat mengalirkan fluida
sebanyak yang dibutuhkan. Umumnya persamaan yang digunakan, yaitu: (Pompa dan
Kompresor, Sularso 1983)
𝑉²𝑑
𝐻 = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + ℎ1 + ......................................................................................(2.1)
2𝑔
Dimana :
H : Head total pompa (m)
ha : Head statis total (m), head ini adalah perbedaan antara tinggi muka air di sisi keluar dan
di sisi hisap; tanda positif (+) dipakai apabila muka air di sisi keluar lebih tinggi daripada di
sisi hisap.
∆Hp: Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan (m),
∆Hp = hp2-hp1
𝑣2𝑑
h 1 : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan sambungan dan lain-lain (m) : Head
2𝑔
Di mana :
𝑣 2 𝑑: Kecepatan aliran rata-rata discharge (m/s)
𝑣 2 𝑠: Kecepatan aliran rata-rata suction (m/s)
Adapun hubungan antara tekanan dan head tekan dapat diperoleh dari rumus sebaga
berikut :
𝑝
ℎ𝑝 = 10 × 𝛾 .............................................................................................................(2.3)
di mana :
ℎ𝑝 : Head tekanan (m)
p : Tekanan (kgf/cm²)
𝛾 : Berat per satuan volume zat cair yang dipompa (kgf/l)
b. Head kerugian
- Head kerugian gesek dalam pipa
untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat dipakai salah satu dari rumus
berikut :
𝑣 = 𝐶𝑅 𝑝 𝑆 𝑞 ...............................................................................................................(2.4)
Dimana :
𝑣 = head kerugian gesek (m)
C,p,q = koefisien-koefisien
R = jari-jari hidrolik (m)
R = Luas penampang pipa, tegak lurus aliran (m²)/ Keliling pipa atau saluran yang dibasahi
(m)
S = gradien hidrolik
2.12 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan
suatu aliran dinamakan laminer, transisi atau turbulen. Osborn Reynolds telah mempelajari
untuk mencoba menentukan bila dua situasi aliran yang berbeda akan serupa secara dinamik
bila memenuhi :
1.Kedua aliran tersebut serupa secara geometrik, yakni ukuran- ukuran linier yang
bersesuaian mempunyai perbandingan yang konstan.
2.Garis-garis aliran yang bersesuaian adalah serupa secara geometrik atau tekanan-
tekanan di titik yang bersesuaian mempunyai perbandingan konstan. Dalam manyimak dua
situasi aliran yang serupa secara geometrik, Reynolds menyimpulkan bahwa aliran-aliran
tersebut akan serupa secara dinamik jika persamaan-persamaan differensial umum yang
menggambarkan aliran-aliran tersebut identik, bentuk persamaan tersebut:
𝜌𝑉𝐷⁄
𝑅𝑒 = 𝜇..............................................................................................................(2.5)
Di mana :
𝑅𝑒: Bilangan Reynolds (tak berdimensi)
𝑣: Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
𝐷: Diameter dalam pipa (m)
𝜇: Viskositas kinematik zat cair (m²/s)
𝜌 : Density (kg/m³)
b. Aliran turbulen
Untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa, dengan menggunakan rumus Darcy dan
Hazen-Wiliams, dinyatakan dalam :
0,005
𝜆 = 0,020 + ...................................................................................................(2.7)
𝐷
Berbagai rumus-rumus empiris lainnya dipakai rumus Blasius, untuk aliran turbulen
untuk pipa mulus (ɛ/D =0) dengan Re <105 adalah
0,316
𝑓 = 𝑅𝑒 1/4...................................................................................................................(2.8)
Dimana :
1
A= 4 𝜋𝐷²
Dimana :
Q adalah debit aliran (m3/s).
V adalah kecepatan aliran (m/s).
A adalah luas penampang (m2).
∀adalah volume fluida (m3).
D adalah diameter pipa (m).
2.14 Koefisien Gesek
Suatu metode alternatif untuk menentukan faktor gesekan untuk aliran laminer adalah
f = 64/ Re..............................................................................................................(2.10)
persamaan di atas adalah untuk aliran laminer yang tidak tergantung pada kekasaran relatif.
Berbagai rumus-rumus empiris lainnya dipakai rumus Blasius, untuk aliran turbulen
untuk pipa mulus (ɛ/D =0) dengan Re <105 adalah
0,316
f= 𝑅𝑒 1/4...................................................................................................................(2.11)
Maka :
𝑣2
ℎ𝑓 = 𝑓 2𝑔 ..............................................................................................................(2.13)
2.15 Manometer U
Manometer U adalah alat yang digunakan secara luas untuk mengukur perbedaan
tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer tertua adalah manometer kolom
cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang diisi cairan
setengahnya (biasanya berisi minyak, air atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada
satu sisi pipa
Gambar 1.5 Manometer U
Tekanan pada titik 1 dapat dihitung dengan persamaan berikut
𝑃𝑎 = 𝑃𝑎𝑡𝑚 = 0 𝑔𝑎𝑢𝑔𝑒..................................................................................... (2.14)
𝑃𝑏 = 𝑃𝑐
𝑃𝑏 = 𝑃𝑎 + 𝜌𝑚𝑒𝑟𝑐𝑢𝑟𝑦. 𝑔. ℎ1
𝑃𝑏 = 0 + 13600.0,81. ℎ1
𝑃𝑐 = 𝑃1 + 𝜌𝑎𝑖𝑟. 𝑔. ℎ2
𝑃1 = 𝑃𝑐 − 𝜌𝑎𝑖𝑟. 𝑔. ℎ2
= 𝑃𝑐 − 1000.9,81. ℎ2
2.16 V-notch
V- notch adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur debit pada saluran
terbuka dengan ambang tajam segitiga. Bentuk penampang pelimpah aliran dari ambang
tajam segitiga yaitu penampang berbentuk segitiga sama kaki seperti huruf V yang puncak
sudut ambang mengarah ke hilir (ASTM D 5242-92)
2. Konstruksi V- notch
Dalam pembuatan v- notch ada ukurun-ukkuran tertentu yang harus ditetapkan sebagai
acuan agar hasil dan konstuksinya dapat diperhitungkan.
Untuk menentukan tinggi nilai B pada weir maka persamaan yang digunakan adalah :
𝐻/𝐵 ≤ 0,4.............................................................................................................(2.19)
𝐻
𝐵≥ ....................................................................................................................(2.20)
0,4
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 alat dan bahan
1. pompa sentrifugal
2. pipa
3. katup
4. elbow
5. plat amang atau V-notch
6. saringan hisap air
7. air
3.2 tabel spesifikasi pompa tunggal
no Bahan spesifikasi jumlah Keterangan
1 Pipa Pvc ø = 0,022 m 0,97 m Pipa hisap
2 Pipa Pvc ø = 0,022m 1,69 m Pipa tekan
3 Stop kran 0,022m 3 pcs Katup
4 Katup hisap 0,022m 1 pcs Saringan
5 Sambungan T Simpangan
6 Elbow 0,022m 4 pcs Sambungan siku
a. pompa tunggal
8 Ɵ
Q = cd 𝑥 (√2𝑥9,81) x tan x 𝐻𝑒 5/2
15 2
90
= 0,587 x √2𝑥9,81 x tan x 0,0275/2
2
= 0,587 x 4,42 x tan 45 x 1 x 0.000119
= 0,000305 𝑚3 / detik
Tabel hasil percobaan
Sistem Cd 8/ 15 Tan Ɵ/2 He g Q
pompa
3
tunggal 0,578 1 0,027 m 9,81 m/s 0,000305 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,031 m 9,81 m/s 0,000432 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,031 m 9,81 m/s 0,000432 𝑚 ⁄𝑠
3
Debit rata-rata = 0,000389 𝑚 ⁄𝑠
c. Pompa seri
8 Ɵ
Q = cd 𝑥 (√2𝑥9,81) x tan x 𝐻𝑒 5/2
15 2
90
= 0,587 x √2𝑥9,81 x tan x 0,0395/2
2
= 0,587 x 4,42 x tan 45 x 1 x 0.0003
= 0.000767 𝑚3 / detik
3
Debit rata-rata = 0,000767 𝑚 ⁄𝑠
d. Pompa paralel
8 Ɵ
Q = cd 𝑥 (√2𝑥9,81) x tan x 𝐻𝑒 5/2
15 2
90
= 0,587 x √2𝑥9,81 x tan x 0,0415/2
2
= 0,587 x 4,42 x tan 45 x 1 x 0.000340
= 0.000869 𝑚3 / detik
3
Debit rata-rata = 0,000923 𝑚 ⁄𝑠
𝑣2
Rugi katup = 2,06 x ( 3 buah katup )
2. 𝑔
0,8042
= 2,06 x ( )
2 𝑥 9,81
= 2,06 x 0,04
= 0.082
𝑣2
Rugi elbow = f x ( 4 buah elbow )
2. 𝑔
135 0.8042
= (0.13 + (1,847 𝑥
2
) 𝑥 10.5 ) x (2 𝑥 9,81)
0,804
= 0.2942 x ( )
2 𝑥 9,81
h1 = ( 3x 0.082) + ( 4x 0.038)
= 0,247 + 0.152
= 0.0399 = 0.4 m
𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡
Kecepatan rata- rata =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔
𝑄
V=
𝐴
0,000305
= 3,14
𝑥 0,0222
4
0,000305
=
0,000379
𝑣2 𝑑 0,8042 𝑥 0,022
=
2 .𝑔 2 𝑥 9,81
= 0,00072
= 1,480 m
b.pompa seri
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔
𝑄
V=
𝐴
0,000767
= 3,14
𝑥 0,0222
4
0,000767
=
0,000379
= 2,023 m/s
𝑣2 𝑑 2,2032 𝑥 0,022
=
2 .𝑔 2 𝑥 9,81
0,0445
=
19,62
=0,0458 m
𝑣2
rugi katup = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔
2,0232
= 2,06 x
2 𝑥 9,81
𝑣2
Rugi elbow = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔
13,5 2,0232
= 0,131 + {(1,847 𝑥
2
) 𝑥 10,5 } 𝑥 2 𝑥 9,81
= 0,2942 x 0,208
= 0,061 m
= 1,287 + 0,549
= 1,836 m
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔
= 3,408 m
c.pompa parallel
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔
= 0,8 m – 0,43
= 0,37 m
\ = 3,05 m – 1,94 m
= 1,11 m
𝑄
V=
𝐴
0,000923
= 3,14
𝑥 0,0222
4
0,000923
=
0,000379
= 2,435 m/s
𝑣2 𝑑 2,2032 𝑥 0,022
=
2 .𝑔 2 𝑥 9,81
0,13
=
19,62
=0,0664 m
𝑣2
rugi katup = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔
2,4352
= 2,06 x
2 𝑥 9,81
𝑣2
Rugi elbow = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔
13,5 2,4352
= 0,131 + {(1,847 𝑥
2
) 𝑥 10,5 } 𝑥 2 𝑥 9,81
= 0,2942 x 0,302
= 0,0889 m
h1 = (4 x 0,620) + ( 7 x 0,0889)
= 2,48 + 0,621
= 3,101 m
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔
= 4,6474 m
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
A. rangkaian pompa
3
Pompa tunggal dapat menghasilkan debit aliran sebesar 0,000389 𝑚 ⁄𝑠
3
Sementara pompa seri menghasilkan debit aliran 0,000767 𝑚 ⁄𝑠
3
Dan pompa parallel meghasilkan debit sebesar 0,000923 𝑚 ⁄𝑠
Hasil ini sesuai dengan spesifiasi pompa, hanya saja ntuk pmpa parallel debit nya lebih besar
5% dari pada pompa seri, dikarenakan memiliki 2 katup hisap sedang kan pompa seri
memiliki 1 katup hisap.
B. heat total
Heat total masing-masing rangkaian berbeda-bedasehingga membuat rugi-rugi yang terjadi
pada pipa pun juga berbeda-beda. Pompa parallel lebih besar dari pada 2 rangkaian lainnya
Pengaruh heat total terhadap debit aliran yang terjadi cukup kecil dikarnakan tiinggi pipa
hisap yang pendek sehingga rugi aliran dapaat diabaikan.
5.2 SARAN
Perhitungn iini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan tinggi piap hisap sbesar 9
meter, sesuai dengan spesifikasi pompa, sehingga perhitungan rugi pada pipa hiasap akan
lebih besar .
Sebaiknya percobaan dilakukan dengan menggunakan alat yang baik tanpa ada
kebocoran dan alat ukur yang dalm kondisi baik pula sehingga pengukuran menjadi lebih
tepat dan akurat.
Daftar pustaka