Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pompa mempunyai peranan penting dan dapat dijumpai hampir di setiap industri, baik
industri kecil maupun industri besar.Pompa merupakan mesin konversi energi yang
mengubah bentuk energi mekanik poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang memiliki
mengangkat fluida untuk mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head pompa,
ditunjukkan oleh besarnya perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di
sisi tekan. Energi fluida merupakan jumlah dari energi tekanan,energi kinetik dan energi
karena elevasi (ketinggian).

Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu
dan head (tinggi energi angkat). Pada umumnya pompa dapat digunakan untuk bermacam-
macam keperluan, untuk menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk pengairan, irigasi, dan
sebagainya.

Dalam pelaksanaan operasinya pompa dapat bekerja secara tunggal, seri, dan paralel.Jenis
operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penggunaan instalasi
pompa.Karakteristik pompa harus terlebih dahulu diketahui agar didapatkan sistem yang
optimal.

1.2 tujuan percobaan

Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini adalah untuk mendapatkan kurva
karakteristik dari :

a. Kapasitas terhadap head dan efisiensi


b. Kapasitas terhadap daya
c. Kapasitas terhadap torsi

BAB II
LANDASAN TEORI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan
cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan perbedaan ketinggian atau
hambatan gesek. Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian
yaitu pompa kerja positif (positif displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive
displacement pump)

Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip
kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis)
melalui suatu impeler yang berputar dalam casing. Pada pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Labuan Angin, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe
sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah
benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar)

Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak digunakan
karena mempunyai bentuk yang sederhanadan harga yang relatif murah. Keuntungan pompa
sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah gerakan impeler yang
kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa, keadaan operasi operasi tinggi
disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-katup, kemampuan untuk
beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau
turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil. Lebih ringan dan
biaya istalasi ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.
(industryoleochemical.blogspot.com)
Gambar 2.1 Diagram berbagai pompa

Secara garis besar, pompa dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

- Pompa sentrifugal dan

- Pompa positive displacement.

2.2 PompaSentrifugal (Centrifugal Pump)


Pompasentrifugaladalahsuatupompa yang
memindahkancairandenganmemanfaatkangayasentrifugal yang
dihasilkanolehputaranimpeler.
Pompasentrifugalmengubahenegikecepatanmenjadienergitekanan. Ada juga yang
menyebutnyasebagaimesinkecepatankarenasemakincepatputaranpompanyamakaakansemakin
tinggitekanan (head) dihasilkan

2.3 Cara kerjaPompaSentrifugal


Cairanmasukkeimpelerdenganarahaksialmelaluimataimpeler (impeller eye)
danbergerakkearah radial diantarasudu-suduimpeler (impeller vanes)
hinggacairantersebutkeluardari diameter
luarimpeler.Ketikacairantersebut.meninggalkanimpeler,
cairantersebutdikumpulkandidalamrumahpompa (casing). Salah
satudesaincasingdibentukseperti spiral yang
mengumpulkancairandariimpelerdanmengarahkannyakedischarge nozzle. Discharge
nozzledibentuksepertisuatukerucutsehinggakecepatanaliran yang
tinggidariimpelersecarabertahapturun. Kerucutinidisebutdifuser
(diffuser).Padawaktupenurunankecepatan di dalamdiffuser,
energikecepatanpadaalirancairandiubahmenjadienergitekanan

Gambar 2.2 Aliran fluida dalam pompa sentrifugal


Sumber : Sularso, pompa dan kompresor, 2004

2.4 Keuntungan dan kerugian pompa sentrifugal

2.4.1 Keuntungannya pompa sentrifugal :

 Merupakan jenis yang paling umum/ banyak digunakan


 Konstruksinya sederhana
 Operasinya andal
 Harganya murah
 Kapasitasnya besar
 Efisiensinya bagus
 Dapat digunakan untuk suhu tinggi

2.4.2 Kerugian pompa sentrifugal :

 Cocok untuk cairan yang viskositasnya rendah


 Tidak self priming, walaupun dengan desain khusus dapat dibuat menjadi self
priming
 Tidak cocok untuk kapasitas yang kecil
Gambar2.3PompaSentrifugal
Sumber : Dietzel, pompa,kompresordanturbin, 244

2.5 Bagian Pompa yang tidak bergerak


Berfungsi untuk mendukung seluruh bagian pompa dan tempat kedudukan pompa
terhadap pondasi antara lain :
1. Base Plate
Berfungsi untuk mendukung seluruh bagian pompa dan tempat kedudukan
pompa terhadap pondasi
2. Casing (Rumah Pompa)
Casing adalah bagian terluar dari rumah pompa yang berfungsi sebagai:
- Pelindung semua elemen yang berputar
- Tempat kedudukan difuser guide vane, inlet dan outlet nozzle
- Tempat yang memberikan arah aliran dari impeler
- Tempat mengkonversikan energikinetik menjadi energi tekan( untuk
rumah pompa keong atau volute)
3. Difuser guide vane
Bagian ini biasanya menjadi satu kesatuan dengan casing atau dipasang pada
casing dengan cara dibaut. Bagian ini berfungsi untuk:
- Mengarahkan aliran fluida menuju volute (untuk single stage) atau
menuju stage berikutnya ( untuk multi stage )
- Merubah energi kinetik fluida menjadi energi tekanan
4. Stuffing box
Fungsi utama stuffing box adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran
pada daerah dimana pompa menembus casing, jika pompa bekerja dengan suction
lift dan tekanan pada ujung stuffing box lebih rendah dari tekanan atmosfer, maka
stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran udara masuk kedalam pompa.
Dan bila tekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer, maka berfungsi untuk
mencegah kebocoran cairan keluar pompa. Secara umum stuffing box berbentuk
silindris sebagai tempat kedudukan beberapa mechanical packing yang
mengelilingi shaft sleeve. Untuk menekan packing digunakan gland packing yang
dapat diatur posisinya ke arah aksial dengan cara mengencangkan atau
mengendorkan baut pengikat
5. Wearing ring (cincin penahan aus)
Adalah ring yang dipasang pada casing (tidak berputar) sebagai wearing ring
casing dan dipasang pada impeler (berputar) sebagai wearing ring impeler.
Fungsi utama wearing ring adalah untuk memperkecil kebocoran cairan dari
impeler yang masuk kembali ke bagian eye of impeler.
6. Discharge nozzle
Adalah saluran cairan keluar dari pompa dan berfungsi juga untuk
meningkatkan energi tekanan keluar pompa

1.6 Bagian pompa yang bergerak


Ada beberapa bagian pompa yang bergerak antara lain :
1. Poros (Shaft)
Shaft berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
pompa beroperasi dan merupakan tempat kedudukan impeler dan bagian yang
berputar lainya.
2. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan keausan
khususnya bila poros itu melewati stuffing box
3. Impeler
Impeler berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi
hisap secara terus menerus pula akan mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan sebelumnya.
4. Cincin penahan aus(Wearing ring)
Adalah ring yang di pasang pada casing sebagai wearing ring casing dan
dipasang pada impeler sebagai wearing ring impeler. Fungsi utama wearing ring
adalah untuk memperkecil kebocoran cairan dari impeler yang masuk kembali ke
bagian eye of impeler
2.7 Pengoperasian Pompa
Pengoperasian pompa dengan sistem tunggal, seri dan paralel untuk head atau
kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa saja, maka dapat digunakan
dua pompa atau lebih yang disusun secara seri maupun paralel (Pompa dan Kompresor,
Sularso 1983)
Gambar 2.4 Kurva Aliran Seri dan Pararel

Sumber :Bruce R Muson, Pompa dan Kompresor Sularso

Gambar 2.1 menunjukkan kurva head-kapasitas dari pompa-pompa yang mempunyai


karakteristik yang sama yang dipasang tunggal, seri dan paralel. Dalam gambar ini kurva
untuk pompa tunggal diberi tanda (1) , untuk susunan seri yang terdiri dari dua buah pompa
diberi tanda (2) . Harga head kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1) dikalikan dua
untuk kapasitas Q yang sama. Kurva untuk susunan paralel yang terdiri dari dua buah pompa
, diberi tanda (3). Harga kapasitas Q kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva
(1) dikalikan dua untuk head yang sama.

2.8 Spesifikasi pompa


Dalam memilih suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu harus
diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang akan
dipompa. Selain dari pada itu, agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, perlu
ditaksir berapa tekanan minimum yang tersedia pada sisi masuk pompa yang terpasang pada
instalasinya. Atas dasar tekanan isap ini maka putaran pompa dapat ditentukan.
Kapasitas aliran, head, dan putaran pompa dapat ditentukan seperti tersebut di atas,
tetapi apabila perubahan kondisi operasi sangat besar ( khususnya perubahan kapasitas dan
head) maka putaran dan ukuran pompa yang akan dipilih harus ditentukan dengan
memperhitungkan hal tersebut.
Tabel 1 Data pemilihan pompa
No Data yang diperlukan Keterangan
1 Kapasitas Diperlukan juga keterangan mengenai kapasitas
maksimum dan minimum
2 Kondisi isap Tinggi isap dari permukaanair isap ke level
pompa
Tinggi fluktuasi permukaan air isap
Tekanan yang bekerja pada permukaan air isap
Kondisi pipa isap
3 Kondisi keluar Tinggi permukaan air keluar ke level pompa
Tinggi fluktuasi permukaan air keluar
Besarnya tekanan permukaan air keluar
Kondisi pipa keluar
4 Head total pompa Harus ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi
di atas
5 Jenis zat cair Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus (zat
kimia), temperatur, berat jenis, viskositas,
kandungan zat padat, dll
6 Jumlah pompa
7 Kondisi kerja Kerja terus-menerus, terputus-putus, jumlah
jam kerja seluruhnya dalam setahun
8 Penggerak Motor listrik, motor bakar torak, turbin uap
9 Poros tegak atau Hal ini kadang-kadang ditentukan oleh pabrik
mendatar pompa yang bersangkutan berdasarkan
instalasinya
10 Tempat instalasi Pembatasan-pembatasan pada ruang instalasi,
ketinggian di atas permukaan air laut, di luar
atau di dalam gedung, fluktuasi temperatur
11 Lain-lain

2.9 Kapasitas Aliran pompa


Jika laju aliran keseluruhan telah ditentukan maka kapasitas pompa dapat dihitung
dengan membagi laju aliran total tersebut dengan jumlah pompa yang akan dipakai.
Tabel 2 Diameter isap dan cakupan kapasitas pompa volut kecil (satuan m³/menit)
Diameter 40 50 65 80 100 125 150
hisap(mm)
Kapasitas 50Hz Kurang 0,16- 0,25- 0,40- 0,63- 1,00- 1,60-
m³/menit dari 0,32 0,50 0,80 1,25 2,00 3,15
0,2
60Hz Kurang 0,18- 0,28- 0,45- 0,71- 1,12- 1,80-
dari 0,36 0,56 0,90 1,40 2,24 3,55
0,22

2.10 Sifat-sifat zat cair


Performansi pompa dapat berubah-ubah tergantung pada karakteristik zat cair yang
dialirkan . Jadi dalam menentukan spesifikasi pompa, karakteristik ini harus diperhatikan,
Sifat-sifat air, Berat persatuan volume, viskositas kinematik, dan tekanan uap air untuk
berbagai temperatur dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3 Sifat-sifat air (air di bawah 1 atm, dan air jenuh di atas 100ᵒC).
Temperatur Kerapatan Viskositas Tekanan uap
( ᵒC ) (kg/ l) kinematik (m²/s) jenuh (kgf/cm²)
0 0,9998 1,792 x 10−6 0,00623
5 1,0000 1,520 0,00889
10 0,9998 1,307 0,01251
20 0,9983 1,004 0,02383
30 0,9957 0,801 0,04325
40 0,9923 0,658 0,07520
50 0,9880 0,554 0,112578
60 0,9832 0,475 0,20313
70 0,9777 0,413 0,3178
80 0,9716 0,365 0,4829
90 0,9652 0,326 0,7149
100 0,9581 0,295 1,0332
120 0,9431 0,244 2,0246
140 0,9261 0,211 3,685
160 0,9073 0,186 6,303
180 0,8869 0,168 10,224
200 0,8647 0,155 15,855
220 0,8403 0,150 23,656
240 0,814 0,136 34,138
260 0,784 0,131 47,869
280 0,751 0,128 65,468
300 0,712 0,127 87,621

2.11 Head
a. Head total pompa merupakan keseluruhan head dari suatu kondisi kerja pompa
yang melewati beberapa bagian. Head total yang tersedia harus dapat mengalirkan fluida
sebanyak yang dibutuhkan. Umumnya persamaan yang digunakan, yaitu: (Pompa dan
Kompresor, Sularso 1983)
𝑉²𝑑
𝐻 = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + ℎ1 + ......................................................................................(2.1)
2𝑔

Dimana :
H : Head total pompa (m)
ha : Head statis total (m), head ini adalah perbedaan antara tinggi muka air di sisi keluar dan
di sisi hisap; tanda positif (+) dipakai apabila muka air di sisi keluar lebih tinggi daripada di
sisi hisap.
∆Hp: Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan (m),
∆Hp = hp2-hp1
𝑣2𝑑
h 1 : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan sambungan dan lain-lain (m) : Head
2𝑔

kecepatan keluar (m/dt)


g: Kecepatan grafitasi (9,81 m/s²)
Dalam hal pompa menerima energi dari aliran yang masuk ke sisi isapnya, seperti pada
pompa penguat (pompa booster), maka head total pompa dapat dihitung dengan rumus
berikut :
1
𝐻 = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + ℎ1 + 2𝑔(𝑣 2 𝑑 − 𝑠).......................................................................(2.2)

Di mana :
𝑣 2 𝑑: Kecepatan aliran rata-rata discharge (m/s)
𝑣 2 𝑠: Kecepatan aliran rata-rata suction (m/s)
Adapun hubungan antara tekanan dan head tekan dapat diperoleh dari rumus sebaga
berikut :
𝑝
ℎ𝑝 = 10 × 𝛾 .............................................................................................................(2.3)

di mana :
ℎ𝑝 : Head tekanan (m)
p : Tekanan (kgf/cm²)
𝛾 : Berat per satuan volume zat cair yang dipompa (kgf/l)
b. Head kerugian
- Head kerugian gesek dalam pipa
untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat dipakai salah satu dari rumus
berikut :
𝑣 = 𝐶𝑅 𝑝 𝑆 𝑞 ...............................................................................................................(2.4)
Dimana :
𝑣 = head kerugian gesek (m)
C,p,q = koefisien-koefisien
R = jari-jari hidrolik (m)
R = Luas penampang pipa, tegak lurus aliran (m²)/ Keliling pipa atau saluran yang dibasahi
(m)
S = gradien hidrolik
2.12 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan
suatu aliran dinamakan laminer, transisi atau turbulen. Osborn Reynolds telah mempelajari
untuk mencoba menentukan bila dua situasi aliran yang berbeda akan serupa secara dinamik
bila memenuhi :
1.Kedua aliran tersebut serupa secara geometrik, yakni ukuran- ukuran linier yang
bersesuaian mempunyai perbandingan yang konstan.
2.Garis-garis aliran yang bersesuaian adalah serupa secara geometrik atau tekanan-
tekanan di titik yang bersesuaian mempunyai perbandingan konstan. Dalam manyimak dua
situasi aliran yang serupa secara geometrik, Reynolds menyimpulkan bahwa aliran-aliran
tersebut akan serupa secara dinamik jika persamaan-persamaan differensial umum yang
menggambarkan aliran-aliran tersebut identik, bentuk persamaan tersebut:
𝜌𝑉𝐷⁄
𝑅𝑒 = 𝜇..............................................................................................................(2.5)
Di mana :
𝑅𝑒: Bilangan Reynolds (tak berdimensi)
𝑣: Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
𝐷: Diameter dalam pipa (m)
𝜇: Viskositas kinematik zat cair (m²/s)
𝜌 : Density (kg/m³)

Pada 𝑅𝑒 < 2300, aliran bersifat laminer


Pada 𝑅𝑒 > 4000, aliran bersifat turbulen
Pada 𝑅𝑒 = 2300 – 4000 terdapat daerah transisi, di mana aliran dapat bersifat laminer atau
turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran
a. Aliran Laminer
Dalam hal aliran laminer, koefisien kerugian gesek untuk pipa (λ) dapat dinyatakan :𝜆 =
64
.......................................................................................................................(2.6)
𝑅𝑒

b. Aliran turbulen
Untuk menghitung kerugian gesek dalam pipa, dengan menggunakan rumus Darcy dan
Hazen-Wiliams, dinyatakan dalam :
0,005
𝜆 = 0,020 + ...................................................................................................(2.7)
𝐷

Berbagai rumus-rumus empiris lainnya dipakai rumus Blasius, untuk aliran turbulen
untuk pipa mulus (ɛ/D =0) dengan Re <105 adalah
0,316
𝑓 = 𝑅𝑒 1/4...................................................................................................................(2.8)

2.13 Debit Aliran


Debit aliran adalah volume fluida yang dikeluarkan tiap detiknya. Debit aliran
dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing-masing pipa eksperimen.
Yaitu dengan memakai rumus debit aliran.

Q= 𝑡

Dari persamaan kontinuitas didapat:


Q= VA
Maka :
𝑄
V=1 ..................................................................................................................(2.9)
𝜋𝐷 2
4

Dimana :
1
A= 4 𝜋𝐷²
Dimana :
Q adalah debit aliran (m3/s).
V adalah kecepatan aliran (m/s).
A adalah luas penampang (m2).
∀adalah volume fluida (m3).
D adalah diameter pipa (m).
2.14 Koefisien Gesek
Suatu metode alternatif untuk menentukan faktor gesekan untuk aliran laminer adalah
f = 64/ Re..............................................................................................................(2.10)
persamaan di atas adalah untuk aliran laminer yang tidak tergantung pada kekasaran relatif.
Berbagai rumus-rumus empiris lainnya dipakai rumus Blasius, untuk aliran turbulen
untuk pipa mulus (ɛ/D =0) dengan Re <105 adalah
0,316
f= 𝑅𝑒 1/4...................................................................................................................(2.11)

koefisien gesek pada satu belokan adalah :


𝐷 𝜃
𝑓 = 0,131 + 1.847( 2𝑅)3,5 (90)0,5 ...................................................................................(2.12)

Maka :
𝑣2
ℎ𝑓 = 𝑓 2𝑔 ..............................................................................................................(2.13)

2.15 Manometer U
Manometer U adalah alat yang digunakan secara luas untuk mengukur perbedaan
tekanan di dua titik yang berlawanan. Jenis manometer tertua adalah manometer kolom
cairan. Versi manometer sederhana kolom cairan adalah bentuk pipa U yang diisi cairan
setengahnya (biasanya berisi minyak, air atau air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada
satu sisi pipa
Gambar 1.5 Manometer U
Tekanan pada titik 1 dapat dihitung dengan persamaan berikut
𝑃𝑎 = 𝑃𝑎𝑡𝑚 = 0 𝑔𝑎𝑢𝑔𝑒..................................................................................... (2.14)
𝑃𝑏 = 𝑃𝑐
𝑃𝑏 = 𝑃𝑎 + 𝜌𝑚𝑒𝑟𝑐𝑢𝑟𝑦. 𝑔. ℎ1
𝑃𝑏 = 0 + 13600.0,81. ℎ1
𝑃𝑐 = 𝑃1 + 𝜌𝑎𝑖𝑟. 𝑔. ℎ2
𝑃1 = 𝑃𝑐 − 𝜌𝑎𝑖𝑟. 𝑔. ℎ2
= 𝑃𝑐 − 1000.9,81. ℎ2
2.16 V-notch
V- notch adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur debit pada saluran
terbuka dengan ambang tajam segitiga. Bentuk penampang pelimpah aliran dari ambang
tajam segitiga yaitu penampang berbentuk segitiga sama kaki seperti huruf V yang puncak
sudut ambang mengarah ke hilir (ASTM D 5242-92)

Gambar 2.6 V- notch

1.16.1 Pelat ambang


Tebal pelat ambang dilihat dari aliran berkisar 1-4 mm. Pelat terbuat dari akrilik bening.
Puncak pelat pelimpah harus tajam, licin, datar dan tegak lurus dengan muka udik ambang.
Jika tebal pelat ambang lebih dari 2 mm, maka bagian hilir kelebihannya celah dimiringkan
dengan sudut paling sedikit 600 (ASTM D 5242-92)

Gambar 2.7 Bentuk penampang ambang tajam segitiga

1.16.2 Penghitungan Debit pada V-notch


Persamaan rumus yang digunakan untuk mendapatkan debit pelimpah di atas ambang
tajam segitiga dapat dihitung dengan :
8 𝜃
𝑄 = 𝐶𝑑 15 √2. 𝑔𝑡𝑎𝑛 2 𝐻𝑒 5/2 .................................................................................(2.15)

2. Konstruksi V- notch
Dalam pembuatan v- notch ada ukurun-ukkuran tertentu yang harus ditetapkan sebagai
acuan agar hasil dan konstuksinya dapat diperhitungkan.

Gambar 2.8Konstruksi V- notch


Untuk menentukan tinggi nilai He pada weir maka persamaan yang digunakan adalah
:
𝐻 = 𝐻𝑒 − 𝐾𝑛.........................................................................................................(2.16)
Untuk menentukan tinggi nilai P pada weir maka persamaan yang digunakan adalah :
𝐻/𝑃 ≤ 1,2..............................................................................................................(2.17) 𝐻 ≥
𝐻
....................................................................................................................(2.18)
1,2

Untuk menentukan tinggi nilai B pada weir maka persamaan yang digunakan adalah :
𝐻/𝐵 ≤ 0,4.............................................................................................................(2.19)
𝐻
𝐵≥ ....................................................................................................................(2.20)
0,4
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 alat dan bahan
1. pompa sentrifugal
2. pipa
3. katup
4. elbow
5. plat amang atau V-notch
6. saringan hisap air
7. air
3.2 tabel spesifikasi pompa tunggal
no Bahan spesifikasi jumlah Keterangan
1 Pipa Pvc ø = 0,022 m 0,97 m Pipa hisap
2 Pipa Pvc ø = 0,022m 1,69 m Pipa tekan
3 Stop kran 0,022m 3 pcs Katup
4 Katup hisap 0,022m 1 pcs Saringan
5 Sambungan T Simpangan
6 Elbow 0,022m 4 pcs Sambungan siku

3.3 tabel spesifikasi pompa seri


no Bahan spesifikasi jumlah Keterangan
1 Pipa Pvc ø =0,022m 2,49 m Pipa hisap
2 Pipa Pvc ø =0,022m 1,69 m Pipa tekan
3 Stop kran 0,022m 3 pcs Katup
4 Katup hisap 0,022m 1 pcs Saringan
5 Sambungan T Simpangan
6 Elbow 0,022m 9 pcs Sambungan siku

3.4 tabel spesifikasi pompa paralel


No Bahan spesifikasi jumlah Keterangan

1 Pipa Pvc ø = 0,022m 9,4 m Pipa hisap


2 Pipa Pvc ø =0,022m 2,05 m Pipa tekan
3 Stop kran 0,022m 4 pcs Katup
4 Katup hisap 0,022m 2 pcs Saringan
5 Sambungan T Simpangan
6 Elbow 0,022m 7 pcs Sambungan siku

3.5 spesifikasi pompa


Kapasitas maksimal = 40 liter/ menit
Tinggi hisap =9m
Tegangan = 220 v
Input daya = 325 watt
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 perhitungan debit menggunakan V-notch

a. pompa tunggal
8 Ɵ
Q = cd 𝑥 (√2𝑥9,81) x tan x 𝐻𝑒 5/2
15 2
90
= 0,587 x √2𝑥9,81 x tan x 0,0275/2
2
= 0,587 x 4,42 x tan 45 x 1 x 0.000119
= 0,000305 𝑚3 / detik
Tabel hasil percobaan
Sistem Cd 8/ 15 Tan Ɵ/2 He g Q
pompa

3
tunggal 0,578 1 0,027 m 9,81 m/s 0,000305 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,031 m 9,81 m/s 0,000432 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,031 m 9,81 m/s 0,000432 𝑚 ⁄𝑠

3
Debit rata-rata = 0,000389 𝑚 ⁄𝑠
c. Pompa seri
8 Ɵ
Q = cd 𝑥 (√2𝑥9,81) x tan x 𝐻𝑒 5/2
15 2
90
= 0,587 x √2𝑥9,81 x tan x 0,0395/2
2
= 0,587 x 4,42 x tan 45 x 1 x 0.0003
= 0.000767 𝑚3 / detik

Tabel hasil percobaan


Sistem Cd 8/ 15 Tan Ɵ/2 He g Q
pompa
3
Tunggal 0,578 1 0,039 m 9,81 m/s 0,000767 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,039 m 9,81 m/s 0,000767 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,039 m 9,81 m/s 0,000767 𝑚 ⁄𝑠

3
Debit rata-rata = 0,000767 𝑚 ⁄𝑠

d. Pompa paralel
8 Ɵ
Q = cd 𝑥 (√2𝑥9,81) x tan x 𝐻𝑒 5/2
15 2
90
= 0,587 x √2𝑥9,81 x tan x 0,0415/2
2
= 0,587 x 4,42 x tan 45 x 1 x 0.000340
= 0.000869 𝑚3 / detik

Tabel hasil percobaan


Sistem Cd 8/ 15 Tan Ɵ/2 He g Q
pompa
3
Tunggal 0,578 1 0,041 m 9,81 m/s 0,000869 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,043 m 9,81 m/s 0,000979 𝑚 ⁄𝑠
3
0,578 1 0,042 m 9,81 m/s 0,000923 𝑚 ⁄𝑠

3
Debit rata-rata = 0,000923 𝑚 ⁄𝑠

3.2 perhitungan head total


a. pompa tunggal
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔

ha = tinggi pipa hisap – tinggi pipa tekan


= 0.8 m – 0,43 m
= 0.37 m

∆Hp = panjang pipa tekan – panjang pipa hisap


= 1,69 m – 0,97 m
= 0,72 m

h1 = 3 rugi katup + 4 rugi elbow

𝑣2
Rugi katup = 2,06 x ( 3 buah katup )
2. 𝑔

0,8042
= 2,06 x ( )
2 𝑥 9,81

= 2,06 x 0,04

= 0.082

𝑣2
Rugi elbow = f x ( 4 buah elbow )
2. 𝑔

135 0.8042
= (0.13 + (1,847 𝑥
2
) 𝑥 10.5 ) x (2 𝑥 9,81)

0,804
= 0.2942 x ( )
2 𝑥 9,81

= 0,0294 x 0,04 = 0.038 m

h1 = ( 3x 0.082) + ( 4x 0.038)

= 0,247 + 0.152

= 0.0399 = 0.4 m

𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡
Kecepatan rata- rata =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔

𝑄
V=
𝐴
0,000305
= 3,14
𝑥 0,0222
4

0,000305
=
0,000379

=0, 804 m/s

𝑣2 𝑑 0,8042 𝑥 0,022
=
2 .𝑔 2 𝑥 9,81

= 0,00072

H = 0,37 + 0,72 + 0,4 + 0,00072

= 1,480 m

b.pompa seri
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔

ha = tinggi pipa hisap – tinggi pipa tekan


= 0.8 m – 0,43 m
= 0.37 m

∆Hp = panjang pipa hisap – panjang pipa tekan


= 2,49 m – 1, 69 m
= 1,2 m

𝑄
V=
𝐴

0,000767
= 3,14
𝑥 0,0222
4
0,000767
=
0,000379

= 2,023 m/s

𝑣2 𝑑 2,2032 𝑥 0,022
=
2 .𝑔 2 𝑥 9,81

0,0445
=
19,62

=0,0458 m

h1 = 3 rugi katup + 9 rugi elbow

𝑣2
rugi katup = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔

2,0232
= 2,06 x
2 𝑥 9,81

= 2,06 x 0,208 = 0,429 m

𝑣2
Rugi elbow = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔

13,5 2,0232
= 0,131 + {(1,847 𝑥
2
) 𝑥 10,5 } 𝑥 2 𝑥 9,81

= 0,2942 x 0,208

= 0,061 m

h1 = (3x 0,429) + ( 9x 0,061)

= 1,287 + 0,549

= 1,836 m
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔

= 0,37 m + 1,2 m + 1,836 m + 0,00226 m

= 3,408 m

c.pompa parallel
𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔

Ha = tinggi pipa hisap – tinggi pipa tekan

= 0,8 m – 0,43

= 0,37 m

∆Hp= panjang pipa tekan – panjang pipa hisap

\ = 3,05 m – 1,94 m

= 1,11 m

𝑄
V=
𝐴

0,000923
= 3,14
𝑥 0,0222
4

0,000923
=
0,000379

= 2,435 m/s

𝑣2 𝑑 2,2032 𝑥 0,022
=
2 .𝑔 2 𝑥 9,81

0,13
=
19,62
=0,0664 m

h1 = 4 rugi katup + 7 rugi elbow

𝑣2
rugi katup = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔

2,4352
= 2,06 x
2 𝑥 9,81

= 2,06 x 0,302 = 0,620 m

𝑣2
Rugi elbow = 𝑓 𝑥
2𝑥𝑔

13,5 2,4352
= 0,131 + {(1,847 𝑥
2
) 𝑥 10,5 } 𝑥 2 𝑥 9,81

= 0,2942 x 0,302

= 0,0889 m

h1 = (4 x 0,620) + ( 7 x 0,0889)

= 2,48 + 0,621

= 3,101 m

𝑣2𝑑
H= ha + ∆Hp + h1 +
2𝑔

= 0,37 m + 1,11 m + 3,101 m + 0,0664 m

= 4,6474 m
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
A. rangkaian pompa
3
Pompa tunggal dapat menghasilkan debit aliran sebesar 0,000389 𝑚 ⁄𝑠
3
Sementara pompa seri menghasilkan debit aliran 0,000767 𝑚 ⁄𝑠
3
Dan pompa parallel meghasilkan debit sebesar 0,000923 𝑚 ⁄𝑠
Hasil ini sesuai dengan spesifiasi pompa, hanya saja ntuk pmpa parallel debit nya lebih besar
5% dari pada pompa seri, dikarenakan memiliki 2 katup hisap sedang kan pompa seri
memiliki 1 katup hisap.

B. heat total
Heat total masing-masing rangkaian berbeda-bedasehingga membuat rugi-rugi yang terjadi
pada pipa pun juga berbeda-beda. Pompa parallel lebih besar dari pada 2 rangkaian lainnya
Pengaruh heat total terhadap debit aliran yang terjadi cukup kecil dikarnakan tiinggi pipa
hisap yang pendek sehingga rugi aliran dapaat diabaikan.

5.2 SARAN
Perhitungn iini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan tinggi piap hisap sbesar 9
meter, sesuai dengan spesifikasi pompa, sehingga perhitungan rugi pada pipa hiasap akan
lebih besar .

Sebaiknya percobaan dilakukan dengan menggunakan alat yang baik tanpa ada
kebocoran dan alat ukur yang dalm kondisi baik pula sehingga pengukuran menjadi lebih
tepat dan akurat.

Daftar pustaka

1. Sularso “pompa dan kompressor”


2. V-notch weir / ambang tajam segitiga
3. Bruce R.munson “mekanika fluida”

Anda mungkin juga menyukai