Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS DIARE AKUT

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


PENGERTIAN Buang air besar (BAB) dengan konsistensi lebih encer/cair dari biasanya,
> 3 kali/hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang timbul secara
mendadak dan berlangsung <2 minggu

ANAMNESIS 1. BAB lebih cair/encer dari baisanya, frekuensi ≥ 3 kali/hari.


2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut disentri).
3. Muntah +/-, nyeri perut, panas.
PEMERIKSAAN FISIK Tanda atau gejala dehidrasi (-) atau ringan sedang atau berat
dengan/tanpa syok (renjatan), dapat disertai atau tidak tanda dan gejala
gangguan keseimbangan elektrolit+/- (penurunan kesadaran, hipotoni,
distensi abdomen, kejang )

KRITERIA DIAGNOSIS 1. Anamnesi


BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekuensi ≥ 3 kali/hari
2. Pemeriksaan Fisik
Tanda dan gejala dehidrasi (-) atau ringan sedang atau berat
DIAGNOSIS BANDIG Dianosis banding berdasarkan etiologi
PEMERIKSAAN Tinja
PENUNJANG 1. Dapat disertai darah/lendir
2. pH asam dan clinitest (+)  diare osmotik
3. Lekosit > 5/LPB (birumetilen)  disentri
4. Biakan dan tes sensitivitas untuk etiologi bakteri/terapi.
5. ELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi virus).
6. Elektrolit darah
TERAPI 1. Kuasa
2. Antibiotik hanya untuk
a. Diare disentri: kotrimoksazol 50 mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosis
selama 5 hari; atau kloramfenikol/tiamfenikol 50 mg/kgBB/hari
dibagi 3 dosis.
b. Kolera: tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari diberikan dalam 4 dosis
selama 2 -3 hari
c. Ameba, Giardia, Kriptosporidium: metronidazol 30 – 50
mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 5 hari (10 hari untuk kasus
berat)
3. Anti diare jangan diberikan
4. Diet (sesuai dengan penyebab diare)
a. Intoleransi karbohidrat  susu rendah sampai bebas laktosa
b. Alergi protein susu sapi  susu kedelai
c. Malabsorpsi lemak  susu yang mengandung medium chain
triglyceride (MCT)
Apabila dengan terpai di atas tidaka da respons, gunakan susu
protein hidrolisat.
5. Dehidrasi
Tanpa dehidrasi  Rencana Terapi A

GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJAR IBU


• Teruskan mengobati anak di rumah
• Berikan terapi awal bila terkena diare lagi

MENERANGKAN TIGA CARA TERAPI DIARE DI RUMAH


1. BERIKAN ANAK LEBIH BANYAK CAIRAN DARIPADA BIASANYA UNTUK
MENCEGAH DEHIDRASI
• Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti, seperti
larutan oralit, makanan yang cair (seperti sup, air tajin) dan kalau
tidak ada air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti
dijelaskan dalam kotak di bawah (Catatan jika anak berumur
kurang dari 6 bl dan belum makan makanan padat lebih baik diberi
oralit dan air matang daripada makanan yang cair)
• Berikan larutan ini sebanyak anak mau. Berikan jumlah larutan
oralit seperti di bawah sebagai penuntun
• Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti
2. BERIKAN ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
• Teruskan ASI
• Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan.
Untuk anak kurang dari 6 bl dan belum mendapat makanan padat
dapat diberikan susu yang diencerkan dengan air yang sebanding
selama 2 hari.
• Bila anak 6 bl atau lebih atau telah mendapat makanan padat
− Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila
mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur,
daging atau ikan
− Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk
menambahkan kalium
− Berikan makanan yang segar. Masak dan haluskan atau
tumbuk makanan dengan baik
− Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6
kali sehari
− Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan
berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu
3. ANAK HARUS DIBERI ORALIT DI RUMAH BILA
 Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C
 Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare
memburuk
 Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang dating
ke petugas kesehatan merupakan kebijaksanaan pemerintah
4. BAWA ANAK KEPADA PETUGAS KESEHATAN BILA ANAK TIDAK
MEMBAIK DALAM 3 HARI ATAU MENDERITA SBB.
• Buang air besar cair sering sekali
• Makan atau minum sedikit
• Muntah berulang-ulang
 Demam
• Sangat haus
• Tinja berdarah

JIKA ANAK AKAN DIBERI LARUTAN ORALIT DI RUMAH, TUNJUKKAN


KEPADA IBU JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN SETIAP HABIS BUANG AIR
BESAR DAN BERIKAN ORALIT YANG CUKUP UNTUK 2 HARI

UMUR (th) Jumlah Oralit yang Diberikan Tiap BAB (ml) Jumlah Oralit yang Disediakan
di Rumah (ml/hari)
< 1 5 0 - 1 0 0 400 (2 bungkus)
1 - 4 1 0 0 - 2 0 0 600-800 (3-4 bungkus)
> 5 2 0 0 - 3 0 0 800-1000(4-5 bungkus)
Dew asa 3 0 0 - 4 0 0 1 2 0 0 - 2 8 0 0

TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MENCAMPUR ORALIT


• Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit utuk anak di bawah umur 2 th
• Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
• Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih
sedikit (misalnya sesendok setiap 1-2 menit)
• Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk
memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau
kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan
oralit
Jenis oralit : Formula WHO
Resomal
Komposisi Formula WHO (200 ml)
Na Klorida (garam) : 0,7 g
Glukosa : 4 g
atau
Sukrosa (gula biasa) : 8 g
Trisodium citrate, dihidrat : 0,51 g
atau
Na bikarbonat : 0,5 g
K klorida : 0,3 g

a. Dehidrasi ringan sedang  Rencana Terapi B


JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA

ORALIT yang diberikan dihitung dengan mengalikan BERAT


BADAN penderita (kg) dengan 75 ml

Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk


memudahkan di lapangan, berikan oralit “paling sesuai” tabel di
bawah ini

Umur (th) < 1 1-5 > 5 Dewasa


Jumlah Oralit (ml) 300 600 1200 2400

 Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah


• Dorong ibu untuk meneruskan ASI
• Untuk bayi di bawah 6 bl yang tidak mendapat ASI berikan
juga 100–200 ml air masak selama masa ini

AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN


ORALIT
• Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan
• Tunjukkan cara memberikannya sesendok teh tiap 1–2 menit
untuk anak di bawah 2 th, beberapa teguk dari cangkir untuk
anak yang lebih tua
• Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah
• Bila anak muntah tunggu 10 menit dan kemudian teruskan
pemberian oralit tetapi lebih lambat, misalnya sesendok tiap 2–
3 menit
 Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan
berikan air masak atau ASI. Beri oralit sesuai Rencana Terapi A
bila pembengkakkan telah hilang

SETELAH 3–4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN
PENILAIAN, KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK
MELANJUTKAN TERAPI
• Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila
dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing dan lelah
kemudian mengantuk dan tidur
 Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi
Rencana Terapi B tetapi tawarkan makanan, susu dan sari buah
 seperti Rencana terapi A
 Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana
Terapi C
BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B
• Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3
jam di rumah
 Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari lagi
seperti dijelaskan dalam Rencana Terapi A
 Tunjukkan cara menyiapkan oralit
 Jelaskan 3 cara dalam Rencana Terapi A untuk mengobati anak
di rumah
 Memberikan oralit atau cairan lain hingga diare berhenti
 Memberi makan anak
 Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu

b. Dehidrasi berat  Rencana Terapi C


Ikuti arah anak panah. Jika jawaban dari pertanyaan YA, teruskan
ke kanan.

EDUKASI Pencegahan diare


 Pemberian ASI
 Memperbaiki cara penyapihan
 Menggunakan air bersih
 Mencuci tangan dengan sabun/air mengalir
 Menggunakan jamban tertutup
 Membuang tinja bayi secara baik dan benar
 Imunisasi campak
Pencegahan dehidrasi
 Bagaimana mencampur oralit
 Bagaimana memberikan oralit
 Cairan rumah tangga yang lain
 Meneruskan pemberian ASI
 Pemberian makanan sebelum dan sesudah diare
 Kapan harus kembali
 Tanda dehidrasi
PROGNOSIS Ad vitam Ad bonam
Ad functionam Ad bonam
KEPUTUSAN 1. DEPKES RI. Modul pelatihan pemberantasan penyakit diare bagi
supervisor. Tatalaksana penderita diare. Jakarta ; 1994
2. Harris F. Paediatric fluid therapy. Oxford: Blackwell Scientific
Publications; 1972.
3. WHO. Program for control of diarrhea disease supervisory skills-
treatment of diarrhoeal; 1987.
4. Winters RW. Principles of pediatric fluid therapy; edisi ke-2. Boston:
Little Bro

Anda mungkin juga menyukai