DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 PALABUHANRATU
Jalan Cipatuguran Desa Jayanti Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
Telepon: (0266) 434708 Faximile: (0266) 434708 Email: smkn1_plr@yahoo.co.id
Sukabumi – 43364
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KI3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
3.10. Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca
3.11. Menganalisis kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
4.10. Menyusun opini dalam bentuk artikel
4.11. Mengkonstruksi sebuah artikel dengan memerhatikan fakta dan kebahasaan
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Indikator : 3.10 Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah
artikel yang dibaca
Lampiran-lampiran:
Opini - Adalah salah satu kata yang hampir selalu berdampingan dengan kata fakta dan
keduanya memliki perbedaan yang sangat jelas dan artikel kali ini tujuannya juga untuk
menjelaskan keduanya baik dari sisi pengertian maupun melalui contoh - contoh kalimat
opini dan fakta untuk membedakan antara keduanya.
Pengertian Opini - Menurut Wikipedia opini (opinion) adalah pendapat, ide atau pikiran
untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi
akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian.
Meskipun bukan merupakan sebuah fakta akan tetapi jika suatu saat suatu opini dapat
dibuktikan maka opini tersebut akan berubah menjadi sebuah fakta.
Pengertian Fakta - Fakta (bahasa latin : Factus) adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh
indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi kenyataan.
Dari dua pengertian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa opini adalah kebalikan dari
fakta dan berikut adalah contoh kalimat opini dan contoh kalimat fakta dalam beberapa
kalimat
Contoh Opini
Contoh Fakta
1. Penduduk Indonesia mayoritas beragama islam
2. Ir. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia
3. Denpasar adalah ibukota Bali
4. Gunung Merapi sudah meletus lebih dari satu kali
5. Matahari terbenam di barat dan terbit di timur
6. 1 jam terdiri dari 60 menit
7. Indonesia adalah negara kepulauan
8. Air akan selalu mengikuti bentuk ruang yang di tempatinya
Dari contoh - contoh kalimat di atas dapat diketahui perbedaan antara kalimat opini dan
kalimat fakta antaralain :
Fakta
1. Kebenarannya bersifat objektif
2. Merupakan kenyataan yang sebenarnya terjadi
3. Terdapat data yang akurat sebagai pendukung
Opini
1. Kebenarannya bersifat subyektif
2. Menunjukkan peristiwa yang belum terjadi
3. Tidak adanya data pendukung
UJI KOMPETENSI
Fachri Pribowo
Suatu bangsa akan menjadi besar jika generasi penerusnya memiliki karakter yang baik dan
dimulai dengan pembentukan karakter melalui proses pendidikan. Pendidikan belakangan ini
banyak mendapat sorotan dari kalangan pengguna jasa dan pemerhati pendidikan baik media
massa, seminar, dan berbagai kesempatan. Hal demikian berhubungan maraknya berbagai
penyimpangan prilaku yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, tindakan kriminal,
pelecehan seks, perusakan, etika-etika yang mulai menipis, kurangnya tenggang rasa dan tanggung
jawab menjadi konsumsi sehari-hari di media massa, yang menghawatirkan kondisi ini muncul di
lingkungan pelajar dan mahasiswa seolah–olah mereka tidak mendapatkan pendidikan karakter
saat kegiatan belajar mengajar. Sehingga hal ini menjadi pekerjaan yang sangat sulit di Indonesia.
Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif yang diharapkan dapat
mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil
dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.
Pendidikan karakter di indonesia saat ini bisa dikatakan sudah sangat kurang, begitu banyak terjadi
tindakan-tindakan yang jauh dari norma-norma agama yang paling utama. Kemudian, pada
pengembangan nilai-nilai kebudayaan dan karakter bangsa pada individual masing-masing sudah
tertanam jelas pada pola pikir individual itu sendiri. Sehingga, karakter di dalam dirinya sudah
tertanam di kehidupan nyata sebagai seorang yang bermasyarakat, religius, nasionalis, produktif
dan kreatif. Namun, upaya pemerintah dalam mengembangkan pendidikan karakter tidak semulus
seperti apa yang diharapkan. Di antaranya, pergeseran subtansi pendidikan ke pengajaran, makna
pendidikan yang sarat dengan muatan nilai-nilai moral bergeser kepada pemaknaan pengajaran
yang berkonotasi sebagai transfer pengetahuan.
https://parapenuliskreatif.wordpress.com/2014/06/17/924/
Keterangan
ST : sangat tepat (4)
T : tepat (3)
Pada langkah pertama, pilihlah isu-isu yang hendak diangkat. Perlu pertimbangan tersendiri
untuk menentukan isu apa yang hendak diangkat. Perbedaan pertimbangan inilah yang membedakan
pengangkatan isu setiap media berbeda-beda. Misalnya saja, pada Kamis, 7 September 2007, Media
Indonesia mengangkat masalah buruknya kompetensi transportasi di Indonesia. Sementara Seputar
Indonesia mengangkat masalah siginifikansi APEC.
Tahap berikutnya, kumpulkan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak
disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta seputar topik yang diangkat ini akan memberi nilai
objektivitas pada tulisan daripada sekadar opini belaka. Untuk memberikan nilai yang lebih kuat,
kumpulkanlah pendapat-pendapat yang berotoritas agar opini yang hendak dikemukakan lebih
berbobot.
Langkah ketiga ialah menghubungkan atau mengaitkan. Sebelum menyusun draf editorial,
rembukkan dulu dengan anggota redaksi (ingatlah bahwa editorial itu mewakili sikap media terkait).
Isi editorial yang disampaikan harus jelas dan menyampaikan detail-detail yang akurat, dilengkapi
dengan contoh-contoh pendukung. Berikan argumen yang kuat pada awal dan akhir editorial. Dalam
hal ini, argumen yang dipertentangkan, berikut kelemahan-kelemahannya dapat ditunjukkan. Jangan
lupa, tawarkan solusi pada akhir editorial
Akhirnya, lakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap hasil tulisan tersebut. Editorial itu harus
jelas dan bertenaga. Tapi jangan sampai menyerang pihak lain. Upayakan pula untuk tidak terlalu
mengajari. Susunan paragraf sebaiknya ringkas dan lugas. Sekali lagi, berbagai contoh dan ilustrasi
akan bermanfaat. Apalagi kutipan-kutipan yang berbobot, akan menguatkan opini kita. Yang lebih
penting lagi, kemukakan semua dengan jujur dan akurat.
Langkah-langkah yang ditawarkan oleh Alan Weintraut berikut mungkin perlu diperhatikan
pula.
Tentukan topik yang signifikan dengan sudut pandang berita terkini yang akan menarik minat
pembaca.
Jelaskan isu tertentu secara objektif sebagai wartawwan dan katakan mengapa situasi tersebut
sangat penting dibicarakan.
Berikan terlebih dahulu sudut pandang berlawanan bersama beberapa kutipan dan fakta yang
ada.
Sanggah atau tolak sisi yang lain dan kembangkan kasus Anda dengan menggunakan fakta-
fakta, detail-detail, tokoh-tokoh, dan kutipan-kutipan. Kesampingkan sisi logika lainnya.
Akui poin yang berlawanan--poin-poin tersebut tentu memiliki poin yang baik yang dapat
diakui untuk membuat Anda tampak rasional.
Ulangi frasa kunci untuk memperkuat ide hingga melekat dalam benak pembaca.
Berikan solusi yang realistik kepada masalah yang di luar pengetahuan umum. Berikan
dorongan untuk pemikiran kritis dan tindakan yang proaktif.
Ringkaslah menjadi suatu kesimpulan yang menegaskan kembali pernyataan pada tesis awal.
Jagalah agar tidak lebih dari 500 kata; setiap tulisan diperhatian, hindari penggunaan kata
"saya". (Pada faktanya, hal ini tergantung kebijaksanaan dari masing-masing media.)
Ada beberapa struktur yang bisa digunakan untuk menyusun sebuah editorial. Berikut ini salah
satunya.
"Lead" dengan penjelasan yang objektif terhadap isu/kontroversi tertentu. Jangan lupa
menyertakan prinsip 5W 1H.
Sebagai penulis editorial, Anda tidak hendak menyetujui suatu opini yang mengemuka.
Identifikasikan pihak-pihak yang bertentangan dengan Anda.
Gunakan beragam fakta dan kutipan untuk menyatakan opinin mereka secara objektif.
Berikan posisi oposisi yang kuat. Anda tidak akan mendapat apa pun kalau menyanggah
posisi yang lemah.
Sebelum benar-benar menyanggah, artikel Anda dapat diawali dengan sebuah transisi.
Tariklah fakta-fakta dan kutipan-kutipan dari orang-orang lain yang mendukung posisi Anda.
Akui poin yang valid dari pihak oposisi yang akan membuat Anda tampak rasional, yang
mempertimbangkan seluruh pilihan.
Untuk mempertahankan posisi Anda, berikan alasan yang disajikan dalam urutan semakin
kuat.
Gunakan alusi budaya atau literer yang akan memberikan kredibilitas dan rasa inteligensi.
Berikan solusi dari masalah atau tantang pembaca untuk berbagian memecahkan masalah.
Sebuah kutipan akan efektif, khususnya jika berasal dari sumber terpercaya.
Pertanyaan retoris dapat menjadi simpulan yang efektif juga. Sebab sering kali pertanyaan
seperti ini menyadarkan kalangan tertentu.
Hampir serupa dengan itu, Sebranek dan Kemper juga menawarkan lima butir berikut ini.
Kemukakan pengalaman pribadi dalam bentuk pernyataan yang menjadi sebuah tesis.
Berikan penjelasan dari sudut pandang yang berbeda dengan isu yang diangkat.
Paragraf terakhir hendaknya diakhiri dengan penegasan ulang akan tesis yang dikemukakan
di awal. Akhiri pula dengan catatan yang positif.
UJI KOMPETENSI
1) Setelah kamu mengetahui dan membaca beberapa contoh artikel, buatlah artikel yang
menarik dengan ketentuan sebagai berikut!
2) Amati sebuah fenomena yang sedang menarik atau berita yang sedang menjadi headline!
Judul Berita:
Inti berita:
Fakta: .............................................................. Opini: ...............................................................
Simpulan :
Judul : _____________________________________
baik—
18-20 Sangat sempurna: konstruksi
kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit
kesalahan penggunaan bahasa
(urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi)
Cukup—
7-8 baik: kadang-kadang terjadi
kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan
huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi
tidak mengaburkan makna
MEKANIK
4-6 Sedang—cukup: sering terjadi kesalahan
Berdasar Kurikulum 2013
Revisi
ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital,
dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak
jelas; makna membingungkan atau kabur
KOMENTAR JUMLAH: