1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untu mengetahui pengaruh pengeringan
terhadap kadar air benih.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam
benih,dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama. Kandungan air benih sangat
menentukanlamanya penyimpanan. Sebagai contoh benih kedelai dengan kandungan
air 15% (atas dasar berat basah) tidak aman untuk disimpan. Pada 14% hanya disimpan
bila temperature rendah,tetapi pada 13% ia dapat disimpan selama setahun. Pada
kandungan air 12% yang menjadi mutu pasaran ia bertahan selama 3 tahun , sedangkan
pada 10% benih kedelai akan dapat bertahan selama 4 tahun. Pada umumnya
penyimpanan sampai lima tahun membutuhkan penurunan kandungan air sebanyak 2%
dari kandungan air untuk penyimpanan setahun (Soedarsono, 1974).
Penjemuran biji dengan panas sinar matahari merupakan salah satu cara
pengeringanyang paling sederhana dan umum dilakukan oleh para petani di Indonesia.
Pada benih-benihtertentu pengeringan tidak bisa dilakukan secara langsung. Missal
benih tomat harus melalui perlakuan pendahuluan dengan pemeraman yang tujuannnya
untuk memisahkan biji dari bahan- bahan yang melapisinya, barulah setelah itu biji
dicuci bersih dan dapat dikeringkan.Pengeringan dapat dilakukan dengam memakai
suatu alat pengering (Articial drying) ataudengan penjemuran di bawah sinar matahari
(sun drying).
Untuk pengeringan biji yang dipergunakan sebagai sebagai benih harus
diperhatikan temperature udara sebaiknya antara 32o - 43oC (90o± 110oF). Bila pada
pengeringan benihdigunakan temperature udara yang tinggi maka pengeringan akan
berlangsung cepat. Tetapi padagabah pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan
timbulnya retak-retak atau ³sun cracking´karena tenperatur di bawah sinar matahari
langsung di daerah tropis dapat mencapai di atas 160o F (71oC). pada beberapa jenis
biji, pengeringan yang terlalu cepat dapat ppula menyebabkanimpermeabilitas kulit biji
melalui perubahan sstruktur pada testa. Bagian luar biji menjadi kerastetapi bagian
dalamnya masih basah. Ini akan menjadi suatu bentuk dormansi yang dipaksakanyang
dikenal sebagai ³case-hardening´.
Pengeringan benih berhubungan erat dengan pengurangan kadar air pada benih
yang akan kita simpan. Pengeringan atau proses penurunan kadar air dapat
meningkatkan viabilitas benih, tetapi pengeringan yang mengakibatkan kadar air yang
terlalu rendah akan mengurangi viabilitas benih. Proses penurunan kadar air benih
dapat dilaksanakan dengan berbagai metode seperti dikeringanginkan, penjemuran
maupun dengan silika gel. Ketiga metode tersebut membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk menurunkan kadar air.
Syarat dari pengeringan benih adalah evaporasi uap air dari permukaan benih
harus diikuti oleh perpindahan uap air dari bagian dalam ke bagian permukaan benih.
Jika evaporasi permukaan terlalu cepat maka tekanan kelembaban yang terjadi akan
merusak embrio benih dan menyebabkan kehilangan viabilitas benih (Justice dan Bass,
1990).
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengeringan benih adalah
benh padi yang baru dipanen, benih cabai, oven, cawan aluminium, baskom.
Benih padi yang baru dipanen ditimbang sebnyak 100 gr dan dibuat sebnyak
2 kali ulangan. Kemudian diletakkan di dalam cawan aluminium. Cawan yang
berisi padi di letakkan di suhu kamar 2 ×24 jam dan di dalam oven suhu 35 C
selama 24 jam. Kemudian benih yang telah dieringkan lalu dihitung KA dan di
kecambahkan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1.2 Pengeringan Benih Padi dengan oven dan Suhu Ruang
9,8 % 26 %
0 (0%) 2 (4%)
2 2
0 1
47 48
4.2 Pembahasan
Kecepatan uap air yang dikeluarkan dari suatu benih tergantung pada berapa
banyak perbedaan antara kadar air benih dengan kelembaban disekelilingnya, juga
tergantung pada suhu udara, komposisi, ukuran dan bentuk benihnya. Bila kadar air
awalnya tinggi, suhu pengeringan tinggi atau kelembaban nisbi udaranya rendah, maka
kecepatan pengeringannya tinggi. Suatu perubahan dari pergerakan udara yang sangat
lambat menjadi cepat akan meningkatkan kecepatan pengeringan. kecepatan
pengeringan akan menurun sejalan dengan menurunnya kadar air benih. Hal ini berarti
semakin menurun kadar air benihnya maka proses pengeringan akan berlangsung lebih
lama
Tujuan dari pengeringan adalah agar benih dapat disimpan sampai benih tersebut
digunakan kembali dan dengan pengeringan yang dilakukan sampai batas kadar air
tertentu dapat mempertahankan mutu benih.
Kadar air benih yang tinggi selama penyimpanan akan dapat menurunkan vigor dan
viabilitas benih dan kadar benih yang tinggi dapat menyebabkan benih mudah terserang
oleh hama.
Pada pengamtan daya kecambah benih dapat diketahui bahwa benih yang
dikecambahkan memiliki kemampuan yang sangat rendah, hal ini disebabkan oleh
benih yang di analisis menggunakn benih yang belum masak fisiologis. Waktu mencari
bahan tidak adapetani yang sedang panen, jadi menggunakan benih yang sudah
menguning tapi belum sempurna.Sehingga hal ini menyebabkan benih sulit untuk
berkecambah sebagaimana terlihat pada data dalam tabel di atas.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
a) Perhitungan KA
KA suhu kamar = 7,6 – 6 × 100 % = 26 %
6
9,1
b) Dokumentasi