Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN GEOLOGY LAUT

(Analisa Ukuran Butir Sedimen di Pantai Tambak Rejo, Blitar)

Disusun oleh:

Kelompok 4

Fauzul Zain Hardian (125080600111066)

Rizky Apriliansyah (125080600111000)

Ade Diska Ibrahim (125080600111000)

Angga Sukma Lovita (125080600111079)

Ardelia Annisa Larasati (125080600111085)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014
KATA PENGANTAR

Laporan ini ditulis dan disusun untuk memenuhi beberapa tujuan. Tujuan
utama yaitu guna memenuhi tugas praktikum Geology Laut. Kedua untuk
menambah wawasan dan membantu dalam kegiatan pembelajaran analisa
ukuran butir sedimen.
Dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, kami mencoba memadukan
berbagai pikiran dari para ahli teori dengan pusat bahas pada konsep-konsep
yang terap dan berguna. Laporan ini berisi keterangan singkat dari pengamatan
yang telah dilaksanakan saat mengikuti praktikum. Setiap bab disusun secara
sistematis, berisi landasan teori, alat dan bahn yang digunakan dlam praktik,
metode kerja, serta analisis data.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna baik dari segi materi bahasan, analisa, maupun teknis
penyusunannya. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan penulis dalam menuangkan gagasan maupun ide-
ide dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaa makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimaksih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Malang, 9 Juni 2014


Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

1. 2 Rumusan Masalah
Dalam praktikum Geology Laut diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sedimentologi?
2. Bagaimana kondisi geografis Pantai Tambak Rejo?
3. Bagaimana cara menganalisa ukuran butir?

1. 3 Tujuan
Tujuan diakannya praktikum Geology laut agar mengetahui dan memahami
cara- cara dalam pengambilan suatu sampel sedimen dan cara menganalisis
ukuran butir sedimen untuk mengetahui klasifikasi serta jenis sedimen yang ada
di Pantai Tambak Rejo, Blitar.

1. 4 Tempat dan Waktu


Pengambilan sedimen pada praktikum Geology Laut dilaksanakan tanggal 4
Mei 2014 yang berlokasi di Pantai Tambak Rejo, Blitar. Praktikum pengayakan
dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2014 di Laboratorium Tehnik Pengairan.
Analisis visual ukuran sedimen dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2014 di
Laboratorium Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
1. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sedimen

Friedman dan Sander (1978) dalam Rifardi (2012) menyatakan Istilah


sedimen ditujukan pada lapisan kerak bumi yang telah mengalami proses
transportasi. Kata sedimen berasal dari bahasa latin “sedimentum” yang artinya
“pengendapan”. Sebagaimana yang digunakan oleh banyak orang, sedimentologi
adalah ilmu yang mempelajari hanya sedimen (endapan) modern. Jika didefinisikan
dalam arti lebih sempt, sedimentologi meliputi proses sedimentasi, suatu ilmu yang
mempelajari sedimentary

Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern. UR PRESS: Pekanbaru

Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami proses
pelapukan, peluluhan (disintegration), pengangkutan oleh air, angin dan gaya
gravitasi, serta pengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam sehingga
membentuk lapisan-lapisan di permukaan bumi yang padat atau tidak
terkonsolidasi. Sedimen permukaan dasar laut umumnya tersusun oleh material
biogenik yang berasal dari organisme, material autigenik hasil proses kimiawi laut(
seperti glaukonit, garam, fosfar), material residual, material sisa pengendapan
sebelumnya dn material dtritus sebagai hasil erosi asal daratan (seperti kerikil, pair,
lanau, dan lempung) (Vijaya dan Suhartati, 2012)

Vijaya. Isnaniawardhani dan Suhartati. Natsir. 2012. Tipe Sedimen Permukaan Dasar
Laut Selatan dan Utara Kepulauan Tambelan Perairan Natuna Selatan

Sedimen laut terbentuk dari berbagai sumber seperti dari udara, air dan daratan.
Namun sebagian besar material berasal dari sedimen asal darat yang dibawa oleh
aliran sungai. Sedimen klastik ini tersusun dari campuran pasir, lanau dan lempung
dengan proporsi yang berbeda (Supriyadi, 1996)

Supriyadi, Happy, Indarto. 1996. Mengenal Sedimen Laut. Lonarwata. XIX hal. 55-
56. LIPI. Ambon

2.2 Sieve Shaker (Alat Pengayakan)

Sieve shaker merupakan suatu alat yang berfungsi dalam memilah sedimen
berdasarkan ukuran partikelnya. Pada sieve shaker terdapat saringan ataupun
ayakan-ayakan yang pada dasarnya diberikan lubang yang disebut dengan mesh.
Mesh menggunakan jumlah lubang persatuan panjang yang apabila negara yang
menggunakan sistem satuan Inggris menggunakan satuan inci yang dihitung dari
pusat kawat (Heronsubakti,2013).

Heronsubakti. 2013. Penganalan Alat. FMIPA. Universitas Sriwijaya. Melalui


http://laboseanografi.mipa.unsri.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Juni 2014 pukul
09.00 WIB
Sieve shaker merupakan mesin pengayak untuk pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel dalam skala laboratorium. Ayakan seri ini
mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan
berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan, dimana mampu mengukur dari 76 mm
sampai dengan 38 μm (Distantina, 2009)

Distantina, Sperisa. 2009. Penanganan Bahan Padat. FT UNS

2.3 Macam-macam Metode Pengambilan Sampel

1.3.1 Grab Sampler

Berasal dari kata grab yang artinya alat yang berfungsi mengambil sampel
sedimen dengan prinsip capit pada kepiting. Alay ini digunakan untuk
mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal maupun peairan dalam.
Berdasarkan ukurannya ada dua jenis grab sampler yaitu grab sampler
berukuran kecil dan besar (Heronsubakti, 2013).

Pengambilan sedimen dilakukan dengan menggunakan grab sample yang cara


kerjanya menurut Emiyarti (2004)dalam Magfira (2014) :

 Lepaskan batu penduga sebagai pengukur kedalaman di sub stsiun.


Jika kedalamannya sesuia, catat posisi dan waktu pelepasan dengan
GPS
 Lepaskan grab sampler untuk mengambil sedimen. pengambilan
sedimen basah sebanyak ± 200 gram yang kemudian dimasukkan ke
dalam kantung plastik
 Sampel dipisahkan dengan makrozoobenthos , kemudian danalisis
besar butirnyadengan sieve shaker.

Magfira, Nurul. 2014. Observasi Sedimen di Perairan Pulau Bintan. Riau

1.3.2 Core Sampler

Alat yang digunakan untuk penentuan kuantitatif secara vertikal dari


rizosfer menjelaskan organisme pada tanah, dimana memiliki
keuntungan sampel sedimen yang ditarik tidak mengalami pemadatan,
alat tidak akan berkarat, ringan dan tidak membutuhkan pelumas
(Bashan,2007)

Bashan, Yoav. 2007. Vertical Soil Core Sampler. CIBNOR. Mexico

Core sampler merupakan teknik yang digunakan dalam eksplorasi di


bawah laut. Ini digunakan untuk memastikan sifat batuan dasar, seperti
porositas dan permeabilitas, atau untuk menyelidiki ciri kha dari suatu
zona tertentu (misalnya, untuk membandingkan strata pada tingkat
tertentu ) (Dictionary,2014).
Dictionary. 2014. Core Sampling. Diakses melalui
dictionary.reference.com. Pada tanggal 10 Juli 2014 pukul 12.00 WIB
2. METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum Geologi Laut adalah sebagai berikut
- Tabung PVC : sebagai alat yang digunakan untuk mengambil
sedimen dengan teknik core sampler
- Cetok : sebagai alat yang digunakan untuk mengambil
sedimen dengan teknik grab sampler dan batuan
- Kantung plastik : sebagai wadah untuk meletakkan sedimen dan
untuk membungkus pipa PVC
- Mikroskop : sebagai alat yang digunakan untuk mengamati
sedimen yang akan di teliti
- Object glass : sebagai alat yang digunakan untuk meletakkan
sampel yang akan di teliti dibawah mikroskop
- Pinset : sebagai alat yang digunakan untuk mengambil
sedimen yang akan diletakan diatas object glass
- Camera digital : sebagai alat yang digunakan untuk mengambil
gambar saat praktikum
- Lap top : sebagai alat yang digunakan untuk mengolah data
dengan metode sieve analis
Sedangkan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Karet : sebagai bahan untuk mengikat plastik agar dapat
membungkus pipa dengan kuat
- Sampel sedimen : sebagai bahan yang akan di amati
- Batuan : sebagai bahan yang akan diamati
- Kantong plastik : digunakan sebagai tempat untuk meletakkan
sampel yang telah dtimbang
- Kertas : bahan yang digunakan sebagai alas untuk
menimbang sampel
- Tissue : bahan yang digunakan untuk membersihkan
object glass setelah selesai mengamati sampel
pada mikroskop
3.2 Skema Kerja
3.1.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel ke Pantai Tambakrejo

Teknik Grab Sampler

Diambil sedimen pada wilayah dekat


dengan pantai menggunakan skop

Diambil sedimen pada kedalaman 15 cm

Dimasukkan sedimen ke dalam kantung plastik

Dikeringkan
3.1.2 Proses Pengayakan

Diambil sedimen dari teknik grab sampler

Dimasukkan ke oven selama 5 jam pada


suhu 120˚ C

Diayak dengan menggunakan Sieve shaker

Dicatat berat sedimen yang tertinggal pada setiap sieve

Dihitung dengan menggunakan metode sieve analize

3.1.3 Proses Identifikasi

Diambil sedikit sampel dari masing-masing


sieve shaker

Diamati di bawah mikroskop cahaya

Diambil gambarnya

Dicatat hasilnya
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dilakukan di Pantai Tambak Rejo yang terletak di
Kabupaten Blitar. Pengambilan sampel dilakukan di daerah bibir Pantai Tambak
Rejo dengan menggunakan metode Grab Sampler. Alat yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah cetok/skop yang digunakan sebagai pengganti grab
sampler. Dalam pengambilan sampel menggunakan cetok dengan cara
mengambil sedimen dengan kedalaman 15 cm diatas permukaan air laut,
kemudian di masukkan ke dalam kantung plastik. Diambil sedimen yang berupa
pasir secukupnya dan tiap perlakuan didokumentasikan dengan menggunakan
camera digital.

4.2 Metode Pengayakan


Sebelum melakukan pengayakan, sampel sedimen yang telah diambil
dikeringkan dengan menggunakan oven terlebih dahulu untuk mempermudah
proses pengayakan dengan menggunakan sieve shaker. Sebelum dioven
sedimen ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan digital, dan dicatat
sebagai beratbasah. Hal ini dilakukan untuk perbandingan dari sedimen kering.
Pengeringan sedimen dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 120oC
(agar sedimen cepat kering). Proses pengeringan ini dilakukan selama 5 jam
sebagai waktu optimum dimana sedimen dianggap sudah kering.
Pengayakan sedimen dilakukan di laboratorium pengairan, Fakultas
Teknik, Universitas Brawijaya. Pengayakan ini dilakukan untuk menentukan
ukuran butiran sedimen tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Proses
pengayakan merupakan proses penting dalam menentukan ukuran partikel yang
akan didapatkan dari sedimen, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar
dalam menentukan substrat suatu perairan, pantai maupun laut. Pengayakan
adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu
atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel
lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di ayakan (butiran kasar). Ukuran
butiran tertentu yang masih dapat melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran
batas. Hal pertama yang dilakukan saat pengayakan adalah menimbang
sedimen kering dengan menggunakan timbangan digital. Kemudian dimasukkan
ke dalam sieve yang sudah tersusun sesuai dengan urutannya. Lalu ditutup
bagian atas sieve. Setelah itu di ikat pada shakernya agar ketika shaker
dinyalakan sievenyati daklepas. Pastikan ikatannya kuat. Nyalakan tombol On
sieve shaker. Ditunggu selama lima menit yang diasumsikan dimana dalam
jangka 5 menit sedimen benar-benar terpisah dari yang besar ke terkecil. Setelah
itu hasil ayakan di pisah sesuai dengan no dari Sievenya dan ditimbang masing-
masing menggunakan timbangan digital. Kemudian dilakukan pengamatan
dengan mikroskop.

4.3 Pengamatan Bentuk Sedimen pada Mikroskop


Pengamatan bentuk sedimen dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Pengamatan
sedimen ini dilakukan untuk menentukan bentuk dari sedimen menggunakan
mikroskop Binokuler, karena memiliki fokus yang bagus. Setelah pengematan
dilakukan identifikasi bentuknya.

4.4 Hasil

4.4.1 Pengayakan

4.4.2 Sieve Analysis

4.4.2.1 Statistik Sampel (Kurtosis dan Skewness)

4.4.2.2 Gravel Sand Mud Diagram

4.4.2.3 Sand Slit Clay Diagram

4.4.2.4 Analisa Bentuk Sedimen

4.4.2.5 Analisa Identifikasi Visual


5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai