DI Susun Oleh:
2017/2018
(GENAP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam merupakan salah satu sebab yang sering membuat orang tua
segera membawa anaknya berobat. Sebenarnya panas bukan penyakit
melainkan gejala suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi
atau penyakit, yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ketika
melawan penyakit/ infeksi yang masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah
panas ke kulit tubuh . Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan
infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal (>37,5°C).
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
anak yang mengalami demam. Pemberian kompres hangat pada daerah
pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada area
preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh.
B. Tujuan
Tujuan Umum : Setelah Dilakukan Aplikasi kompres hangat diharapkan
suhu tubuh menurun.
Tujuan Khusus : Setelah Diberikan Kompres hangat pada An. D dIharapkan
kelurga mampu:
1. Memahami konsep demam
2. Metode kompres dalam penurunan demam
3. Mampu menerapkan aplikasi apabila terjadi demam
BAB II
TINJAU TEORI
A. Konsep Dasar
1. Definisi
2. Klasifikasi
a) Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi
hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
b) Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.
c) Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari
sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d) Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
e) Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
3. Penyebab
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi
pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit
kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia,
2000).Menurut Guyton (1990)
demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri
atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-
penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma).
4. Manifestasi Klinis
6. Pemeriksaan Diagmostik
a. Pemeriksaan Fisik
b. Labortorium (Darah rutin,kultur urin,dan kultur darah)
c. Hematologi (CRP,SGOT,SGPT)
d. Lumbal fungsi
e. Sebelum meningkatkan ke pemirksaan yang lebih mutakhir yang
siap untuk digunakan seperti ultrasonografi,endoscopi,atau
scaning.dalam tahap melalui biopsy pada bagian bagian yang
dicurigai.dapat juga dilakukan pemeriksaan anginografi,aortografi
atau limfaniografi.
7. Komplikasi
f. Kejang
g. Resiko Persisten bakteremia
h. Resiko meningitis
i. Resiko kearah keseriusan penyakit
8. Penatalaksanaan
a. Kompres Hangat
b. Antipiretik
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama : An.D
Usia : 2th,9bln
No Rm :C515661
Jenis Kelamin : Perempuan
Orang Tua/wali: Ny.S
DX. medis : Kejang Demam
b. Riwayat Keeperawatan
Keluhan Utama : Demam Tinggi disertai Kejang
Kronologi Penyakit : Ibu klien mengatakan anaknya mengalami kejang
demam mulai usia 5 bulan. Kejang bisa 2 kali terjadi dalam 24
jam,pada saati itu ibu member penanganan dengan paracetamol untuk
mengurangi demam nya,sampai anak umur 2th 9bln demam memang
sering disertai kejang juga,tetapi ibu lupa berapa kalinya,hingga 2 hari
sebelum masuk Rs anaknya demam,disertai batuk dan diare anaknya
tampak lemas dan pucat sampai anaknya langsung dibawa ke RSUP
dr.Kariadi dan saat ini An.D dirawat di ruang anak lt1 pada saat di Rs
penah kejang 2-3 kali saat demam tinggi,ibu juga mengatakan anaknya
memiliki riwayat CP SPASTIK.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu menagatakan anaknya memiliki riwayat CP SPASTIK sudah
melakukan fisioterapi rutin di rsdk kejang demam dari usia 5 bulan
d. Riwayat Imunisasi
Hepatitis,polio,BCG,DPT,Campak,HiB
e. Riwayat Keluarga
Ibu klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kejang
f. Pemeriksaan
Suhu: 39,50C
HR: 150x/m
RR: 50x/m terpasang O2 nasal 2LPM
Auskultasi : suara tambahan Ronchi
3. Intervensi
Hipertermi b.d proses infeksi
NOC: Termoregulasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam masalah
hipertermi teratasi dengan Kriteria hasil :
Suhu rentan normal 36,5-37,5
RR normal 30-39
Tidak ada perubahan warna kulit
Tidak teraba panas/hangat
NIC :
1. Monitor suhu tubuh
2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor TTV
4. Monitor kesadaran pasien
5. Ajarkan Kompres hangat pada dahi 10-15 menit
6. Kolaborasi pemberian cairan Intravena
7. Kolaborasi pemberian antipiretik
4. Implementasi
1. Mengukur suhu tubuh
2. Memonitor warna dan suhu kulit
3. Memonitor TTV
4. Memonitor kesadaran pasien
5. Mengajarkan kompres hangat pada dahi
6. Memberikan cairan intravena RL 3ml/jam
7. Memberikan Antipiretik
5. Evaluasi
S:-
O: badan teraba hangat ,RR: 48x/m suhu 38,50C
A: masalah belum teratasi
P: Laanjutkn intervensi (1,2,3,4,5,6,7)
BAB IV
APLIKASI JURNAL
EVIDENCE BASED NURSING RISET
A. Data focus
Usia 2th 9 bulan,jenis kelamin,suhu >37,50 c
Hasil pengkajian : suhu 39,50C demam tidak disertai kejang,teraba hangat
B. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi b.d proses infeksi
PEMBAHASAN APLIKASI
B. Kelebihan EBN
Bermanfaat bagi pembaca dan memang perlu diterapkan kompres sebelum
diberikan antipiretik pada anak demam, metode yang digunakan sangat
mudah dipahami dan mudah untuk dilakukan .
C. Kekurangan EBN
Tidak dituliskan berapa lama dilakukan kompres hangatnya.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi perawat untuk
dijadikan sebagai penatalaksanaan keperawatan dalam menangani anak
demam
DAFTAR PUSTAKA
Surinah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 bulan. Jakarta: PT Pramedia
Pustaka Utama