Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Oleh:
SITI AINUN
NIM : 04510015
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
MALANG
2009
2
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si.)
Oleh:
SITI AINUN
NIM: 04510015
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
MALANG
2009
3
SKRIPSI
Oleh:
SITI AINUN
NIM: 04510015
Mengetahui
Ketua Jurusan Matematika
Abdussakir, M.Pd
NIP. 19751006 200312 1 001
4
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
SITI AINUN
NIM: 04510015
Tanggal:
30 September 2009
Abdussakir, M.Pd
NIP. 19751006 200312 1 001
5
PERSEMBAHAN
MOTTO
t,=n { Ï !© #$ 7
y “% y /nÎ ‘u Ο
É ™
ó $$ /Î &ù t %ø #$
(QS. AL-
AL-Alaq: [96] 1)
7
SURAT PERNYATAAN
NIM : 04510015
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan
bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Yang Menyatakan,
Siti Ainun
04510015
8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, taufiq dan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
Sholawat dan salam semoga senantiasa mengalun indah dan tulus terucap
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing dan menuntun manusia
dari jalan yang penuh dengan kegelapan menuju jalan yang lurus dan penuh
cahaya keindahan yang diridhoi Allah SWT yaitu jalan menuju surga-Nya yang
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu, iringan do’a dan
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang.
2. Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., DSc selaku Dekan Fakultas
skripsi ini.
Maulana Malik Ibrahim Malang dan semua staf yang tidak bisa penulis
7. Kedua orang tua penulis tercinta, Bapak dan Ibu, dan kakak-kakak serta
10. Teman-teman AHAF semua, terkhusus untuk Ainur, Didik, Isnul, Lina,
Nita dan Irma trimakasih banyak atas bantuannya, tidak lupa juga Mbak
11. Semua pihak dan para sahabat yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
10
Tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya dan do’a semoga amal baik mereka mendapat ridho dari Allah SWT.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan semua pembaca. Amin.
Penulis
11
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
13
DAFTAR TABEL
\
14
ABSTRAK
Kata kunci: Matriks, Perkalian Matriks, Metode Strassen, Divide and conquer.
BAB I
PENDAHULUAN
elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi
matriks, suatu bentuk sistem persamaan linear akan lebih sederhana dalam
Perkalian matriks merupakan salah satu masalah utama dan merupakan operasi
yang penting dalam perhitungan matriks. Operasi perkalian pada matriks sering
dalam pembuatan grafik komputer, juga digunakan untuk mencari market share
16
setiap label produk di periode yang akan datang pada masalah manajemen
marketing dan masih banyak lagi manfaat dari perkalian matriks ini. Contoh lain
misalnya pada sistem persamaan linear juga dapat dicari solusinya dengan
didefinisikan oleh:
,
1,2, … , ;
1,2, … ,
1
melibatkan perhitungan yang rumit. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode
Strassen ini menggunakan prinsip divide and conquer, yaitu suatu matriks dibagi
hal ini tergambarkan dalam Al-qur’an sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam
Furqan:2]
Demikian juga dalam ilmu matematika dalam penulisan ini pada materi metode
kesukaran bagimu”
manusia. Dengan demikian, jika manusia menemui suatu kesulitan, maka akan
maka penulis tertarik untuk mengkaji dan menelaah tentang masalah tersebut
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penulisan skripsi ini yaitu
matriks.
internet.
barulah dapat dihitung dengan menggunakan sub-sub matriks P1, P2, …,P7
yang telah didapat, dan yang terakhir menyertakan/ memilih contoh yang
berikut:
BAB II. KAJIAN TEORI: Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep
tersebut antara lain meliputi Pengertian Matriks, Operasi Aljabar dan Sifat-sifat
Matriks, Perkalian Matriks Partisi (Blok), Perkalian Matriks dengan Kolom dan
dengan Baris, Matriks sebagai Kombinasi linear, Metode Strassen dan Kajian Al-
BAB III. PEMBAHASAN: Pada bab ini berisi tentang pembahasan penelitian
BAB IV. PENUTUP: Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari bab-bab
BAB II
KAJIAN TEORI
elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi
Apabila suatu matriks A terdiri dari m baris dan n kolom, maka matriks A
ij merupakan elemen matriks A dari baris i dan kolom j, i dan j dinamakan indeks
(subscript), yaitu petunjuk letak (posisi) bagi setiap elemen. Indeks i dan j
(Supranto, 2003:3)
Jika A suatu matriks dan α suatu skalar, maka αA adalah matriks yang
matriks m x n dan α suatu skalar, maka αA adalah matriks m x n yang entri ke-i j
(Leon, 2001:30)
Contoh:
8 4 6
Jika
' +, maka
'4 2 3+
1
2 4 8 2 1 2 4
sesuai untuk penjumlahan. Jumlah dua matriks adalah matriks lain yang berordo
(Gere, 1987:14)
Jika
- . dan /
- . dua matriks m x n, maka jumlah (selisih)-
- .
-0 ..
(Ayres, 1984:2)
Contoh:
1 2 0 2 1 2
Jika
' + dan /
' + maka
2 3 4 0 3 1
sebagai berikut. Untuk mencari anggota dalam baris i dan kolom j dari AB, pilih
baris i dari matriks A dan kolom j dari matriks B. Kalikan anggota-anggota yang
berpadanan dari baris dan kolom secara bersama-sama dan kemudian jumlahkan
hasil kalinya.
pertama A sama dengan jumlah baris faktor kedua B untuk membentuk hasil kali
AB.
(Anton, 2000:49)
Contoh:
2 3
51 2 36 71 28
513 106
3 1
(f) A(B - C) = AB - AC
(g) (B - C)A = BA – CA
(h) (B + C) = B + C
(i) (B - C) = B – C
(j) ( + b)C = C + bC
(k) ( - b)C = C – bC
(n) 0
0 A
A
(o) 4
0
(p) 0 – A = -A
(q) A0 = 0; 0A = 0
(Anton, 2000:60)
26
a. Matriks Persegi, ialah suatu matriks dimana banyaknya baris sama dengan
persegi order n.
11 12
B=: ;
21 22
Contoh: m = n = 2
aij = 0 untuk i ≠ j
maka matriks A disebut matriks identitas dan biasanya diberi simbol In.
1 0 0
<3
70 1 08
0 0 1
Contoh:
diagonal pokok mempunyai nilai 0 dan paling tidak satu elemen pada
1 0 0
Contoh: =
70 0 08
0 0 4
1 0 0 4 0 0
4<>
4 70 1 08
70 4 08
0 0 1 0 0 4
Contoh: k = 4
e. Matriks Simetris. Apabila matriks A = (aij); dengan i,j = 1,2, …., n dan aij =
2 4 6
Contoh:
74 5 28 ,
, >
> , >
>
6 2 3
0 0
Contoh: 0
70 08
0 0
(Supranto, 2003:8)
Yang dimaksud dengan sub matriks dari matriks A ialah sebarang matriks
yang diperoleh dari A melalui pembuangan sebagian baris atau kolom matriks A.
Misalnya, matriks 5 x 5
1 3 7 4 2
!3 4 6 5 0%
8 0 2 1 2 $$
: ;
1 3 2 4 1$
4 6 7 2 2#
dengan
1 3 7
11
73 4 68
8 0 2
adalah suatu sub matriks dari matriks A yang berukuran 3 x 3, dan
28
22
'4 1+
2 2
adalah suatu sub matriks dari matriks A yang berukuran 2 x 2.
(Cullen, 1992:50)
lebih kecil dengan menyelipkan garis horisontal dan vertikal di antara baris dan
Contoh;
1. Sebuah partisi A menjadi empat sub-matriks A11, A12, A21 dan A22
3. Sebuah partisi A menjadi matriks-matriks kolom c1, c2, c3, dan c4;
(Anton, 2000:51)
atau submatriks, hal ini dilakukan supaya lebih mudah penanganan matriks-
matriks yang berukuran terlalu besar, yang hanya diperlukan sebagian dari matriks
itu. Atau dalam keadaan di mana satu bagian dari matriks itu mempunyai arti fisis
29
yang berbeda dengan bagian yang lain, dan diinginkan untuk memisahkan bagian
(Gere, 1987:31)
21
41 42 43 22
44 45
I K
_
anggap matriks A dikalikan dengan matriks D, yang mempunyai lima baris tetapi
= =
=
I K
= =
Sesuai dengan aturan untuk perkalian matriks maka hasil kali AD adalah sebagai
berikut:
30
L L
I K
L L
matriks R, perlu diatur agar jumlah dari hasil kali matriks; misalkan R11 yang
banyak kolom pada A11 sama dengan banyak baris pada D11; perkalian A12D21
dapat berlangsung bila banyak kolom pada A12 sama dengan banyak baris pada
D21, dan demikian seterusnya untuk perkalian-perkalain yang lain. Semua syarat
ini terpenuhi jika kolom matriks A disekat dengan cara yang benar-benar sama
dengan baris pada matriks D. Sedangkan untuk baris matriks A dan kolom matriks
disekat antara kolom ketiga dan keempat), dapat berlangsung maka matriks D
harus disekat antara baris ketiga dan keempat juga. Sedangkan penyekatan kolom
matriks D tidaklah penting dan boleh antara kolom pertama dan kedua (seperti
31
diatas), atau antara kolom kedua dan ketiga, atau tidak disekat sama sekali. Cara
penyekatan hasil kali matriks AD akan sama seperti baris matriks A dan kolom
matriks D.
Jadi, perkalian antara dua matriks yang disekat dan telah memenuhi
perkalian matriks pada submatriks. Dengan cara ini submatriks dari hasil kali
matriks dapat dihitung. Sehingga, hasil akhirnya akan sama dengan jika matriks-
(Gere, 1987:33)
Mendapatkan baris atau kolom tertentu dari suatu hasil kali matriks AB
hasil-hasil berikut:
matriks baris ke-i dari AB = [matriks baris ke-i dari A]B ……………(ii)
Contoh:
4 1 4 3
1 2 4
' + /
70 41 3 18,
2 6 0
2 7 5 2
Misalnya terdapat matriks dan
maka matriks kolom kedua dari AB dapat diperoleh dari (i) dengan perhitungan
3
1 2 4+ 7
27 +
' 41 8 '
2 6 0 44
7
dan dari (ii) matriks baris pertama dari AB bisa diperoleh dengan perhitungan
4 1 4 3
51 2 46 70 41 3 18
512 27 30 136
2 7 5 2
Jika a1, a2, …, am menyatakan matriks-matriks baris dari A dan b1, b2, …, bn
menyatakan matriks-matriks kolom dari B, maka dari rumus (i) dan (ii) bisa
didapatkan
/
5 " " ··· " N 6
5 " " ··· " 6 ………………..(iii)
/
/
/
B " D /
B D ………………………………………(iv)
"
O O /
(AB dihitung baris perbaris)
Jika A1, A2, …, An adalah matriks-matriks berukuran sama dan c1, c2, …,
disebut suatu kombinasi linear dari A1, A2, …, An dengan koefisien-koefisien c1,
2 3 4 0 2 7 9 46 3
' + /
' + 1
' +
1 3 1 41 3 45 3 0 12
maka 2A – B + >C = 2A + (-1)B + >C
4 6 8 0 42 47 3 42 1
' + ' + ' +
2 6 2 1 43 5 1 0 4
33
7 2 2
' +
4 3 11
(Anton, 2000:48)
adalah juga sebuah kombinasi linear dari matriks-matriks kolom dari A dengan
Contoh:
41 3 2 2 1
7 12 438 7418
7498
2 1 42 3 43
Hasil kali matriks
41 3 2 1
A x
2 7 1 8 4 1 728 3 7438
7498
2 1 42 43
bisa ditulis sebagai kombinasi linear
41 3 2
51 49 436 7 1 2 438
51 49 436
2 1 42
dan hasil kali matriks
(Anton, 2000:52)
Q0
'1 0+ , Q1
'0 1+ , Q2
'0 0+ , Q3
'0 0+
0 0 0 0 1 0 0 1
Maka untuk matriks ' + juga dapat ditulis dalam bentuk kombinasi linear
sebagai berikut:
/
QR Q Q Q> QR Q Q Q>
QR QR QR Q QR Q 22 QR Q>
Q QR Q Q Q Q Q Q Q>
Q QR Q Q Q Q Q Q>
Q> QR Q> Q Q> Q Q> Q>
Q0 Q0 Q1 0 0
Q1 0 0 Q0 Q1
Q2 Q2 Q3 0 0
Q3 0 0 Q2 Q3
35
/
QR Q QR Q Q
QR Q Q
Sehingga matriks C yang merupakan hasil dari perkalian matriks A dan B tersebut
1
QR Q Q Q>
(Klappenecker)
besar, dilakukan dengan membagi (memecah) menjadi bagian yang lebih kecil
dan menggunakan sebuah solusi untuk menyelesaikan problem awal. Dengan fase
sebagai berikut:
rekursif), dan
3 10 19 5 17 1 31 2 20
3 10 19 5 17 1 31 2 20
DIVIDE
3 10 19 5 17 1 31 2 20
3 10 19 5 17 1 31 2 20
min = 3 min =1
COMBINE
3 10 19 5 17 1 31 2 20
min =1
mak =20
(Munir, 2004)
37
dengan matriks biasa. Perkalian dengan metode ini didasarkan pada perkalian
penjumlahan skalar
dimana tiap blok matriksnya merupakan persegi. Dalam perkalian matriks biasa,
12 21 11 12 12 22
/
' + : ;
: 11 11 ;
21 11 22 21 21 12 22 22
P3 = 11(12- 22)
P4 = 22(21- 11)
dengan,
C11 = P1+P4–P5+P7
C12 = P3+P5
C21 = P2+P4
C22 = P1+P3-P2+P6
memberikan kemudahan atas kesulitan yang dihadapi manusia. Oleh karena itu,
solusinya. Hanya saja, manusia sebagai makhluk yang serba terbatas terkadang
belum mampu menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Berkenaan dengan
gambaran tersebut diatas, Allah telah banyak berfirman dalam beberapa surat
kesukaran bagimu”
Artinya: “….dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah
adanya suatu perantara. Perantara yang dimaksud dapat berupa sesuatu yang
Akal merupakan pemberian Allah yang hanya dimiliki oleh manusia dan
tidak bagi makhluk yang lain. Akal adalah suatu daya pikir untuk berusaha
suatu nilai kehinaan. Yaitu dengan keterangan, bahwa makhluk yang berakal
harus bisa berfikir, bersikap dan berbuat atau berkata kearah yang benar dan tepat.
Perangkat hidup ini pada dasarnya harus dilengkapi dengan sarana penunjang
adanya bimbingan hidayah dari sang penciptanya yakni Allah SWT. Meski tanpa
40
bimbingan hidayah sebenarnya akal tetap berfungsi, namun dalam jalan yang
nikmat Allah tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat. Dengan nikmat yang telah
diberikan allah tersebut, harus berusaha dengan sungguh dan yakin setiap
surat Al-Baqarah ayat 185, Al-Insyira ayat 6 dan At-Thalaq ayat 4 diatas.
Dari beberapa ayat tersebut di atas, telah jelas bahwa Allah akan memberi
secara tersamar, seperti yang tersebut dalam surat al-Mujadalah ayat 11 sebagai
berikut:
Ayat ini membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar, yang
pertama sekedar beriman dan beramal saleh, dan yang kedua yang beriman dan
beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi
lebih tinggi bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan
pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan atau tulisan maupun
keteladanan. Ilmu yang dimaksud oleh ayat ini bukan saja ilmu agama, tetapi ilmu
(Shihab, 2002:79-80)
pengetahuan, diperlukan antara lain adanya sarana tertentu, dan dalam hal ini
manusia telah dikaruniai Allah akal sebagai sarana untuk “berfikir”. Dengan akal
sarana ibadah dan sebagai pemenuhan bagi keperluan dan kesejahteraan hidupnya.
Mengenai hal ini, Allah telah berfirman dalam al-Qur’an yakni dalam surat Yunus
untuk kebaikan manusia sendiri, karena antara lain dengan perantara ilmu
42
pengetahuan ini suatu kesulitan dapat diatasi. Alam semesta merupakan salah satu
wujud kemudahan yang diberikan oleh Allah. Karena allah menciptakan alam
semesta memang tidak dengan sia-sia, melainkan untuk kemudahan manusia juga
menyelesaikan berbagai kesulitan yang ditemui. Dengan ilmu pula, manusia dapat
BAB III
PEMBAHASAN
matriks dengan metode Strassen sampai didapatkan hasil akhir dengan disertai
beberapa sub matriks yang memiliki kemiripan dengan matriks semula namun
masalah semula.
A= '11 12 + dan B : 11 12 ;,
21 22 21 22
C = AB
berikut:
S@ = ( )( )
ST = ( )( 4)
dengan
S1 S2 S6 S7 S4 4 S6
AB = : ;
4S3 S7 S1 S3 S4 S5
diatas kedalam c11, c12, c21, dan c22, sehingga diperoleh hasil yang sama dengan
pemecahan untuk 7 perkalian tersebut, digunakan matriks basis Ei. Dalam hal ini
0
'1 0+, 1
'1 0+ , 2
' 0 0+ , 3
'0 1+ dan
0 1 0 0 41 1 0 1
/0
'1 0+, /1
'0 0+ , /2
'1 41+ , /3
'1 0+ …… (3.1)
0 1 0 1 0 0 1 0
dari pernyataan di atas akan dibuktikan bahwa R,……, > adalah suatu basis,
Q 0 = 1
Q1 = 3 40 1
Q3 = 0 41
untuk Ei merupakan suatu kombinasi linier ∑>XR W Q . Begitu juga untuk Bi, i = 0,
…, 3.
a. Matriks Ai
0
'1 0+, 1
'1 0+ , 2
' 0 0+ , 3
'0 1+
0 1 0 0 41 1 0 1
Untuk melihat bahwa S merentang linear, maka dapat diambil matriks sebarang
berikut
W W1
'W0 W2 +
2
46
W W1 1 0 1 0 0 0 0 1
'W0
2 W2 +
W0 '0 1+ W1 '0 0+ W2 '41 1+ W3 '0 1+
W0 0 W1 1 W2 2 W3 3
W0 0 W1 1 W2 2 W3 3
0,
Yaitu,
W0 W1 W3 0 0
:
4W2 W0 W2 W3 ;
'0 0+ , sehinggga
W W1 0 0
'W0
2 W2 +
'0 0+
b. Matriks Bi
1 0 0 0 1 41 1 0
/R
' +, /
' + , /
' + , />
' +
0 1 0 1 0 0 1 0
Untuk melihat bahwa S merentang linear, maka dapat diambil matriks sebarang
berikut
YR Y
: ;
Y Y>
YR /R Y / Y / Y> />
47
YR /R Y / Y / Y> />
0
Yaitu,
1 0 0 0 1 41 1 0 0 0
YR ' + Y ' + Y ' + Y> ' +
' +
0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
Y 0 Y1 0 0+
Z [
'
Y 2 Y3 0 0
terbukti merentang linear yakni karena dapat ditampilkan dalam bentuk kombinasi
0 dan YR
Y
Y
Y>
0 .
1
/
∑>XR W ∑>XR Y /
WR R W W W> > YR /R Y / Y / Y> />
WR YR R /R WR Y R / WR Y R / WR Y> R />
W YR /R W Y / W Y / W Y> />
W YR /R W Y / W Y / W Y> />
W> YR > /R W> Y > / W> Y > / W> Yâ> > />
48
WR YR R WR Y / WR Y / WR Y> /> W YR
W Y 0 W Y / W Y> W YR W Y /
WR YR R WR W Y / WR W Y /
WR YR R W Y0 Y3 W YR Y W> YR Y >
0 0 /1 /2 /3
1 1 0 /2 1
2 2 /1 2 0
3 3 3 0 /3
1
/
WR YR R WR Y / WR Y / WR Y> /> W YR
W Y 0 W Y / W Y> W YR W Y /
WR YR R W Y0 Y3 W YR Y W> YR Y >
Misal
S
W0 Y0
e
c
S
W1 `Y0 Y3 a c
c
S>
W2 `Y0 Y2 a c
c
_ S
W `Y Y a … … … … … … … … … … . . … … … … … 3.2
3
d
@ 0 1
SC
W0 W2 Y1 c
c
c
ST
W0 W1 Y2 c
c
SU
W0 W3 Y3 b
Maka
1
/
S R S S> S@ > SC / ST / SU /> … 3.3
7 perkalian skalar
1 0 1 0 0 0 0 1
1
' +
S '0 + S ' + S> ' + S@ ' +
1 0 0 41 1 0 1
0 0 1 41 1 0
SC ' + ST ' + SU ' +
0 1 0 0 1 0
111
S1 S2 S6 S7
e
112
S4 4 S6 c
c
_
121
4S3 S7 d
8 penjumlahan skalar …………… (3.3)
c
c
122
S1 S3 S4 S5 b
50
1 0 1 0 0 0 0 1
A
' +
WR '0 + W ' + W ' + W> ' +
1 0 0 41 1 1 1
WR W
e
W> c
_
4W d
5 penjumlahan skalar …………… (3.5)
c
WRW W> b
WR
4 + 4
W
+ 4 4
W
4
W>
B berikut ini:
1 0 0 0 1 41 1 0
/
: ;
YR ' + Y ' + Y ' + Y> ' +
0 1 0 1 0 0 1 0
11
Y0 Y2 Y3
e
12
4Y2 c
c
_
21
Y3 d
5 penjumlahan skalar …………… (3.6)
c
c
22
Y0 Y1 b
51
Y0
11 +12 4 21
Y1
22 4 4
Y2
412
Y3
21
S
W0 Y0
4 )( 4 )
S
W1 `Y0 Y3 a
4 4 ) ( 11 12 421 21
11 12 421 422 )( )
S>
W2 `Y0 Y2 a
4 b b 4 b 4 )
4 )( 4 )
S@
W3 `Y0 Y1 a
) ( 11 12 421 411 4 12 21 22 )
)( )
52
SC
W0 W2 Y1
412 21 + 22 421 ) (4b11 412 21 22 )
412 +22 411 412 21 22 )
ST
W0 W1 Y2
412 21 + (11 12 421 422 ( 4)
)( 4 )
S7
W0 W3 Y3
412 21 +
+22 ) ( )
Cara perkalian ini dapat dimanfaatkan untuk perkalian dua matriks persegi
ordo n.
masing-masing g h i g h.
masing g h i g h.
@ = /@
/
C = 4 + /C
4/ 4/ / /
T = /T = 4/
berikut:
S
/
W W W> W@ j Y / Y /
Untuk setiap koefisien W , Y didapat dari himpunan {-1, 0, 1}.
Kemudian setiap hasil yang didapat dari perhitungan sub matriks A dan B
dikalikan keduanya.
S1
1 /1
4 / 4 / /+ / / 4 / /
S2
2 /2
11 12 421 422 /11 /12
/ / / + / 4 / 4 / 4 / 4
/
S 3
3 / 3
421 /11 4/21
4 / /
S4
4 /4
12 /22
S 5
5 / 5
4 +22 4/11 4/12 /21 /22
/ / 4 / 4 / 4 / 4 / /
/
S 6
6 / 6
4/
S 7
7 / 7
21 +22 /
21 /21 +22 /21
matriks maka langkah 1 sampai dengan 3 diulangi lagi. Jika pada langkah ketiga
menghitung S
/ yang hasilnya masih berupa perkalian maka dapat
4.) Dengan menggunakan hasil sub matriks S, S , …, SU dapat dihitung hasil
1
/ /
1
/ + /
1
/ + /
1
/ + /
hasil dari C = AB. Dengan demikian submatriks 1 , 1 , 1 , 1 pada
111
S1 S2 S6 S7
412 21 22 /11 /12 4/21 11 12 421 422 11 12
412 /11 412 /12 12 /21+ / / 4 / /
/ 4 / / / / + / 4 / 4
/ 4 / 4 / 4 / / /
/ /
112
S4 4 S6
12 /22 4 11 4/12
11 /12 12 /22
57
121
4S3 S7
4421 /11 4 /21 21 +22 /21
21 /11 22 /21
122
S1 S3 S4 S5
412 21 22 /11 /12 4/21 421 /11 4 /21
4 / 4 / /+ / / 4 / /
/ 4 / 4 / / /
/ / 4 / 4 / 4 / 4 / /
/
/ /
111 112 S S2 S6 S7 S4 4 S6
: ;
: 1 ;
121 122 4S3 S7 S1 S3 S4 S5
Dari penjabaran rumus metode Strassen diatas, untuk lebih jelasnya, maka
1 2 5 6 5 1 2 1
B3 4 1 8D B1 2 3 7D
6 5 7 1 3 1 6 2
1 2 4 3 5 4 4 3
58
berikut:
masing-masing i
1 2 5 6 5 1 2 1
B3 4 1 8D B1 2 3 7D
6 5 7 1 3 1 6 2
1 2 4 3 5 4 4 3
1
412 21 22
5 6 6 5 7 1 8 0
4 ' +' +' +
' +
1 8 1 2 4 3 4 43
/1
/11 /12 4/21
5 1 2 1 3 1 4 1
' +' +4' +
' +
1 2 3 7 5 4 41 5
2
'47 2+ /2
'7 2+
41 7 4 9
3
'46 45+ /3
' 2 0+
41 42 44 42
4
'5 6+ /4
'6 2 +
1 8 4 3
5
'2 45+ /5
'2 1 +
3 45 5 42
6
'1 2+ /6
'42 41+
3 4 43 47
7
'13 6+ /7
'3 1+
5 5 5 4
59
S1
1 /1
S2
2 /2
'47 2+ '7 2+
'441 4 +
41 7 4 9 21 61
S3
3 /3
'46 45+ ' 2 0 +
'8 10+
41 42 44 42 6 4
S4
4 /4
'5 6+ '6 2+
'54 28+
1 8 4 3 38 26
S5
5 /5
'2 45+ '2 1 +
'421 12+
3 45 5 42 419 13
S6
6 /6
'1 2+ '42 41+
' 48 415+
3 4 43 47 418 431
S7
7 /7
'13 6+ '3 1+
'69 37+
5 5 5 4 40 25
60
111 112 S S2 S6 S7 S4 4 S6
: ;
: 1 ;
121 122 4S3 S7 S1 S3 S4 S5
111
S1 S2 S6 S7
32 8 441 4 48 415 69 37 52 34
' + ' + ' +' +
' +
19 411 21 61 418 431 40 25 62 44
112
S4 4 S6
54 28 48 415 62 43
' +4 ' +
' +
38 26 418 431 56 57
121
4S3 S7
8 10 69 37 61 27
4' + ' +
' +
6 4 34 21 34 21
122
S1 S3 S4 S5
32 8 8 10 54 28 421 12 73 58
' + ' + ' +' +
' +
19 411 6 4 38 26 419 13 44 32
52 34 62 43 52 34 62 43
1 1 57F
E62 57F
1
: ;
E62 44 56 44 56
1 1 61 27 73 58 61 27 73 58
34 21 44 32 34 21 44 32
AB = C
1 2 5 6 5 1 2 1
E3 4 1 8F E1 2 3 7F
6 5 7 1 3 1 6 2
1 2 4 3 5 4 4 3
61
5 2 15 30 1 4 5 24 2 6 30 24 1 14 10 18
B15 4 3 40 3 8 1 32 6 12 6 32 3 28 2 24 D
30 5 21 5 6 10 7 4 12 15 42 4 6 35 14 3
5 2 12 15 1 4 4 12 2 6 24 12 1 14 8 9
52 34 62 43
E62 44 56 57F
61 27 73 58
34 21 44 32
Jadi, dari contoh yang diberikan diatas menunjukkan bahwa matriks ordo
4 dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Strassen dan didapat hasil yang
0 1 2 2 0 1 1 2 3 3 2 1
!1 0 2 1 2 0% !1 3 2 2 1 2%
2 2 1 2 0 1$$ 2 1 1 1 3 1$$
0 1 0 2 1 2$ 3 2 3 2 2 3$
1 2 1 0 2 1$ 2 3 2 3 1 2$
2 0 2 1 0 2# 1 1 1 2 3 2#
berikut:
masing-masing i .
0 1 2 2 0 1 1 2 3 3 2 1
!1 0 2 1 2 0% !1 3 2 2 1 2%
2 2 1 2 0 1$$ 2 1 1 1 3 1$$
0 1 0 2 1 2$ 3 2 3 2 2 3$
1 2 1 0 2 1$ 2 3 2 3 1 2$
2 0 2 1 0 2# 1 1 1 2 3 2#
1
412 21 22
62
2 0 1 0 1 0 2 1 2 0 2 1
4 71 2 08 7 1 2 18 7 0 2 18
70 2 28
2 0 1 2 0 2 1 0 2 1 0 3
/1
/11 /12 4/21
1 2 3 3 2 1 3 2 3 1 2 1
71 3 28 72 1 28 4 72 3 28
71 1 28
2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 3 1
0 41 1 4 4 4
2
71 42 08 / 2
7 3 4 48
1 2 42 3 4 2
0 1 0 42 0 0
3
4 71 2 18 /3
741 0 08
2 0 2 1 0 0
2 0 1 2 2 3
4
7 1 2 08 /4
73 1 28
2 0 1 2 3 2
0 1 1 1 0 2
5
741 0 18 /5
72 0 08
41 0 1 0 0 1
0 1 2 3 2 1
6
7 1 0 28 / 6
4 7 2 1 28
2 2 1 1 3 1
2 2 2 3 2 3
7
7 1 4 28 /7
72 3 28
3 0 4 1 1 1
ℕ atau dengan kata lain tidak terdapat m yang memenuhi n = 2m , jadi, matriks
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
!1 1 1 1 1 1 1 1% ! 1 1 1 1 1 1 1 1%
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1` 1 1 1 1 1 1 1$ 1` 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1# 1 1 1 1 1 1 1 1#
berikut:
masing-masing i
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
!1 1 1 1 1 1 1 1% ! 1 1 1 1 1 1 1 1%
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1` 1 1 1 1 1 1 1$ 1` 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1# 1 1 1 1 1 1 1 1#
1
412 21 22
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 E1 1 1 1F E1 1 1 1F E1 1 1 1F
E1 1 1 1F
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
/1
/11 /12 4/21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 E1 1 1 1F E1 1 1 1F E1 1 1 1F
E1 1 1 1F
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
64
0 0 0 0 2 2 2 2
2
B0 0 0 0D / 2
B2 2 2 2D
0 0 0 0 2 2 2 2
0 0 0 0 2 2 2 2
1 1 1 1 0 0 0 0
3
4 B1 1 1 1D /3
B0 0 0 0D
1 1 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
4
B1 1 1 1D / 4
B1 1 1 1D
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0
5
B0 0 0 0D /5
B0 0 0 0D
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1
6
B1 1 1 1D /6
4 B1 1 1 1D
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 1 1 1 1
7
B2 2 2 2D / 7
B1 1 1 1D
2 2 2 2 1 1 1 1
2 2 2 2 1 1 1 1
kecil, untuk dapat dilakukan penyelesaian dengan metode secara langsung. Maka
S1
1 /1
1 1 1 1 1 1 1 1
E1 1 1 1F E1 1 1 1F
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
65
m 1
412 21 22 4
S
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
g4 ' + ' + ' +h g' + ' +4 ' +h
' +
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
m 2
'0 0+ , S
S m 3
'0 0+ , S m 5
'0 0+,
m 4
'2 2+ , S
0 0 0 0 2 2 0 0
42 42 4 4
SkT
' +, SkU
' +
42 42 4 4
m S
S m2 S
m6 S
m7 m44 S
S m6
Jadi, S1
Z 1 m m m m m4 S
m5
[
4S3 S7 S1 S3 S
4 4 4 4 4 4 4 4
' + ' +
E4 4 4 4 F
E4 4 4 4F
4 4 4 4 4 4 4 4
' + ' +
4 4 4 4 4 4 4 4
S2
2 /2
0 0 0 0 2 2 2 2
E0 0 0 0F E2 2 2 2F
0 0 0 0 2 2 2 2
0 0 0 0 2 2 2 2
0 0 0 0
Jadi, S2
B0 0 0 0D
0 0 0 0
0 0 0 0
S3
3 /3
1 1 1 1 0 0 0 0
4 B1 1 1 1D B0 0 0 0D
1 1 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0
Jadi, S3
B0 0 0 0D
0 0 0 0
0 0 0 0
66
S4
4 /4
1 1 1 1 1 1 1 1
E1 1 1 1F E1 1 1 1F
S
/
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4
Jadi, S4
B4 4 4 4D
4 4 4 4
4 4 4 4
S5
5 /5
0 0 0 0 0 0 0 0
B0 0 0 0 D B0 0 0 0D
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0
Jadi, S5
B0 0 0 0D
0 0 0 0
0 0 0 0
S6
6 /6
1 1 1 1 41 41 41 41
B1 1 1 1 D B 41 41 41 41D
1 1 1 1 41 41 41 41
1 1 1 1 41 41 41 41
m 1
412 21 22 4
S
1 1 1 1 1 1 41 41 41 41 41 41
g4 ' + ' + ' +h g' + ' +4 ' +h
1 1 1 1 1 1 41 41 41 41 41 41
42 42
' +
42 42
m 2
'0 0+ , S
S m 3
'0 0+ , S m 5
'0 0+,
m 4
'42 42+ , S
0 0 0 0 42 42 0 0
2 2 44 44
SkT
' +, SkU
' +
2 2 44 44
67
m S
S m2 Sm6 S
m7 m44 S
S m6
Jadi, S6
Z 1 m3 S
m7 m 1 S
m3 S
m4 S
m5
[
4S S
44 44 44 44 44 44 44 44
' + ' +
E 44 44 44 44 F
E44 44 44 44F
44 44 44 44 44 44 44 44
' + ' +
44 44 44 44 44 44 44 44
S7
7 /7
2 2 2 2 1 1 1 1
E2 2 2 2F E1 1 1 1F
2 2 2 2 1 1 1 1
2 2 2 2 1 1 1 1
m 1
412 21 22 4
S
2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4
g4 ' + ' + ' +h g' + ' +4 ' +h
' +
2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4
m 2
'0 0+ , S
S m 3
'0 0+ , S m 5
'0 0+,
m 4
'4 4+ , S
0 0 0 0 4 4 0 0
44 44 8 8
SkT
' +, SkU
' +
44 44 8 8
m S
S m2 Sm6 S
m7 m44 S
S m6
Jadi, S7
Z 1 m3 S
m7 m 1 S
m3 S
m4 S
m5
[
4S S
4 4 4 4 8 8 8 8
' + ' +
E4 4 4 4 F
E8 8 8 8F
4 4 4 4 8 8 8 8
' + ' +
4 4 4 4 8 8 8 8
111 112 S S2 S6 S7 S4 4 S6
: ;
: 1 ;
121 122 4S3 S7 S1 S3 S4 S5
111
S1 S2 S6 S7
4 4 4 4 0 0 0 0 44 44 44 44 8 8 8 8
E4 4 4 4F E0 0 0 0F E44 44 44 44F E8 8 8 8F
4 4 4 4 0 0 0 0 44 44 44 44 8 8 8 8
4 4 4 4 0 0 0 0 44 44 44 44 8 8 8 8
8 8 8 8
E8 8 8 8F
8 8 8 8
8 8 8 8
112
S4 4 S6
4 4 4 4 44 44 44 44 8 8 8 8
E4 4 4 4F 4 E44 44 44 44F
E8 8 8 8F
4 4 4 4 44 44 44 44 8 8 8 8
4 4 4 4 44 44 44 44 8 8 8 8
121
4S3 S7
0 0 0 0 8 8 8 8 8 8 8 8
4 E0 0 0 0F E8 8 8 8F
E8 8 8 8F
0 0 0 0 8 8 8 8 8 8 8 8
0 0 0 0 8 8 8 8 8 8 8 8
122
S1 S3 S4 S5
4 4 4 4 0 0 0 0 4 4 4 4 0 0 0 0
E4 4 4 4F E0 0 0 0F E4 4 4 4F E0 0 0 0F
4 4 4 4 0 0 0 0 4 4 4 4 0 0 0 0
4 4 4 4 0 0 0 0 4 4 4 4 0 0 0 0
8 8 8 8
E8 8 8 8F
8 8 8 8
8 8 8 8
69
8 8 8 8 8 8 8 8
! 8 8 8 8F 8F%
E E8 8 8
8 8 8 8 8 8 8 8 $
1 1 $
1
: ;
8 8 8 8 8 8 8 8 $
1 1 8 8 8 8 8 8 8 8 $
E8 8 8 8F E8 8 8 8F$
8 8 8 8 8 8 8 8 $
8 8 8 8 8 8 8 8 #
8 8 8 8 8 8 8 8
!8 8 8 8 8 8 8 8%
8 8 8 8 8 8 8 8$
8` 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8#
AB = C
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
!1 1 1 1 1 1 1 1% ! 1 1 1 1 1 1 1 1%
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1` 1 1 1 1 1 1 1$ 1` 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1$ 1 1 1 1 1 1 1 1$
1 1 1 1 1 1 1 1# 1 1 1 1 1 1 1 1#
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
!1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1_
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
70
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1%
$
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1$
_1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1$
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1$
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1$
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1$
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1#
11111111 11111111
!11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111_
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
11111111 11111111
71
11111111 11111111
11111111 11111111 %
$
11111111 11111111$
1
_ 1111111 11111111$
11111111 11111111$
11111111 1 1 1 1 1 1 1 1$
11111111 11111111 $
11111111 11111111 #
8 8 8 8 8 8 8 8
!8 8 8 8 8 8 8 8%
8 8 8 8 8 8 8 8$
$
8 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8$
8 8 8 8 8 8 8 8#
Jadi, dari contoh yang diberikan diatas menunjukkan bahwa matriks ordo
8 dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Strassen dan didapat hasil yang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
adalah:
dari S
/ , untuk i = 1, 2, 3, …, 7 masih berupa perkalian matriks
4.2 Saran
yang ingin membahas lebih lanjut tentang topik yang serupa, maka disarankan
dalam perkalian matriks dengan metode Strassen. Karena disini hanya dibahas
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard. 2000. Dasar-Dasar Aljabar Linier Edisi Tujuh Jilid Satu. Batam
Centre: Interaksara.
Ayres, Frank. Matriks Versi SI/ Metrik Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal.
Jakarta: Erlangga.
Cullen, Charles G. 1993. Aljabar Linier dengan Penerapannya. Jakarta:
Gramedia.
Gere, James W & William weaver. 1987. Aljabar Matriks untuk Para insinyur
Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Klappenecker, Andreas. Strassen’s Matrix Multiplication Algorithm.
http://faculty.cs.tamu.edu/klappi/629/Strassen1.pdf , diakses 25 Agustus
2009.
Leon, steven. 2001. Aljabar Linier dan Aplikasinya Edisi Lima. Jakarta:
Erlangga.
Munir, Rinaldi. 2004. Algoritma Divide and Conquer
http:// kur2003.if.itb.ac.id/file/Kompleksitas%20Algoritma.doc, diakses
14 Agustus 2009.