Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018

ISSN 2442-501X

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM DI RSUD DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG
TAHUN 2017

Triana Indrayani
Program Studi DIV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional,
Email : trianaindrayani21@gmail.com

Abstrak

Berdasarkan data WHO tahun 2015 bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia
mencapai lebih dari 303.000 orang. Menurut data survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012
menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Prevalensi
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di Indonesia adalah 14,8%. Di RSUD dr. Drajat Prawiranegara
prevalensi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil pada bulan Januari-Desember 2016 yaitu sebesar
10,8%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
hiperemesis gravidarum. Penelitian ini terbatas pada gravida, kehamilan ganda, molahidatidosa dan
riwayat penyakit gastritis. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
dengan pendekatan crosssectional. Populasi penelitian sebanyak 2580 ibu hamil, dengan sampel
sebanyak 400 orang. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu dengan
menggunakan alat pengumpulan data berupa status pasien/rekam medik. Data diolah dengan
perangkat lunak SPSS versi 15.Variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian
hiperemesis gravidarum adalah gravida dengan p-value 0,000, kehamilan ganda dengan p-value
0,000. Dari 4 variabel independen yang memiliki hubungan bermakna dengan hiperemesis
gravidarum kehamilan yaitu gravida dan kehamilan ganda, dan yang tidak memiliki hubungan
bermakna yaitu mola hidatidosa, dan riwayat penyakit gastritis. Diharapkan bidan memberikan
penyuluhan untuk pencegahan hiperemesis gravidarum dan agar ibu hamil dapat mengkonsumsi
menu seimbang untuk memenuhi kebutuhan bagi ibu dan janinnya.

KataKunci : Gravida, Kehamilan ganda, Molahidatidosa, Riwayat penyakit gastritis,


Hiperemesis Gravidarum
Daftarbacaan : 39 (2007-2016)

Abstract

Based on World Health Organization (WHO) data in 2015 that there were 303,000 women died
during labor. According to data from the Indonesian Demographic Health Survey in 2012, the
Maternal Mortality Rate (MMR) was 359 per 100,000 live births. According to WHO, 40% of Maternal
Mortality Rate in developed countries related to anemia in pregnancy. The prevalence of Hyperemesis

9|Page
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

Gravidarum in Indonesia was 14,8 %. In RSUD dr. Prawiranegara Hyperemesis gravidarum prevalence
among pregnant women from January to December 2016 was 10.8%. This research was limited to
gravida, multiple pregnancy, mola hidatidosa, and gastritis history. The study design was analytic
survey with cross sectional method. The Pupulation were 2580 pregnant women , with a sample of
400 pregnant women. This study used secondary data and data were collected by using patient’s status
and medical record. Data was analyzed by using SPSS. The result showed that variables which had
significant relationship with Hyperemesis Gravidarum were gravida (p- value =0.000), a multiple
pregnancy (p-value = 0.000 ). Of 4 independent variables that had significant relationship with
hyperemesis gravidarum in pregnancy were gravida and multiple pregnancy, and which had no
significant relationship with Hyperemesis Gravidarum was Mola Hidatidosa and the history of
gastritis. It is suggested to midwives to provide counseling for the prevention of hyperemesis
gravidarum, thus pregnant women can consume a balanced diet to meet the need for mother and fetus.

Keywords: Gravida, Multiple pregnancy, Molahidatidosa, History of gastritis, Hyperemesis


Gravidarum
References : 39 (2007-2016)

Pendahuluan
Mortalitas dan mordibitas pada kematian ibu di 12 negara maju dan 51
wanita hamil dan bersalin adalah masalah negara persemakmuran (WHO, 2015).
besar di Negara berkembang. Kematian
Menurut World Health Organization
pada saat melahirkan biasanya menjadi
(WHO) jumlah kejadian hiperemesis
faktor utama mortalitas wanita muda
gravidarum mencapai 12,5 % dari jumlah
pada masa puncak produktivitasnya
seluruh kehamilan di dunia. Mual dan
(Sarwono, 2005).
muntah dapat mengganggu dan membuat
Menurut WHO pada tahun 2015 ketidakseimbangan cairan pada cairan
sebanyak 303.000 perempuan meninggal pada jaringan ginjal dan hati menjadi
selama dan setelah kehamilan dan nekrosis (WHO, 2013).
persalinan. Sekitar 830 wanita meninggal
Angka kematian ibu adalah jumlah
akibat komplikasi kehamilan atau
wanita yang meninggal mulai dari saat
melahirkan terkait diseluruh dunia setiap
hamil hinga 6 minggu setelah persalinan
hari. Sebanyak 99% kematian ibu akibat
per 100.000 persalinan. Angka kematian
masalah persalinan atau kelahiran terjadi
ibu menunjukkan kemampuan dan
di negara-negara berkembang. Rasio
kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas
kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi
pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan
hidup jika dibandingkan dengan rasio
dan pengetahuan masyarakat, kualitas

10 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

kesehatan lingkungan, sosial budaya serta oleh perdarahan 64 orang (25,4 %)


hambatan dalam memperoleh akses termasuk kejadian dari abortus, infeksi 7
terhadap pelayanan kesehatan (WHO, orang (2,8%), hipertensi dalam kehamilan
2015). termasuk kejadian eklamsia 75 orang
(29,7%), gangguan system peredaran
Berdasarkan Survei Demografi dan
darah (jantung, stroke,dll) 38 orang
Kesehatan Indonesia (SDKI), angka
(15%), gangguan metabolic (DM, dll) 1
kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi
orang (0,4%) dan 67 orang (26,5%) sebab
yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.
lainnya (Depkes Prov. Banten 2016).
Angka kematian bayi hasil (SDKI) 2012
lebih rendah dari pada hasil 2007, angka Angka kematian ibu di Kabupaten
kematian bayi tahun 2012 adalah 32 serang tahun 2016 terdapat 59/100.000
kematian per 1000 kelahiran hidup, dan per kelahiran hidup,yang disebabkan oleh
salah satu penyebab kematian di perdarahan 15 orang (25,4%), infeksi 1
Indonesia adalah bayi berat lahir rendah orang(1,7 %), hipertensi dalam kehamilan
(SDKI,2012). termasuk kejadian eklamsia 20 orang
(33,9 %) gangguan system peredaran
Berdasarkan hasil penelitian di
darah (jantung, struk, dll) 16 orang (27,1
Indonesia diperoleh data ibu dengan
%) dan 7 orang (11,9 %) orang ibu yang
hiperemesis gravidarum mencapai 14,8 %
meninggal dengan beberapa penyebab
dari seluruh kehamilan. Keluhan mual
lainnya (Profil Dinkes Kab.Serang,2016).
dan muntah terjadi pada 60-40 %
multigravida. Satu diantara seribu Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang
berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh adalah Rumah Sakit Kelas B sebagai pusat
karena meningkatnya kadar hormon rujukan Rumah Sakit Wilayah Provinsi
estrogen dan Hormon Chorionic Banten yang mencangkup daerah Lebak,
Gonadotropin (HCG) dalam serum Pandeglang, Kota Serang serta Kota
perubahan fisiologis kenaikan hormon ini Cilegon untuk dapat melakukan
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pelayanan Profesional di RSUD dr.Drajat
pusat atau pengosongan lambung yang Prawiranegara.
berkurang (Depkes RI, 2013).
Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Berdasarkan dari data yang ada pada Drajat Prawiranegara terdapat 2580 ibu
Dinkes Provinsi Banten pada tahun 2016 hamil yang memeriksakan kehamilannya
Angka Kematian Ibu di Provinsi Banten selama tahun 2016 dan 280 diantaranya
pada Tahun 2016 mencapai 252/100.000 mengalami hiperemesis gravidarum. Oleh
per kelahiran hidup, yang disebabkan karena itu penulis tertarik untuk

11 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

melakukan penelitian tentang Faktor- lembar isian penelitian untuk selanjutnya


Faktor yang Berhubungan dengan dilakukan analisa variabel penelitian..
Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada Data yang telah terkumpul selanjutnya
Ibu Hamil di Rumah Sakit Umum Daerah diolah. Semua data yang terkumpul
Dr. Drajat Prawiranegara tahun 2017. kemudian disajikan dalam susunan yang
baik dan rapi. Yang termasuk dalam
Metode
kegiatan pengolahan data adalah editing,
Desain penelitian ini dilakukan coding, entry data, dan cleaning.
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan analisis
Populasi dalam penelitian ini adalah univariat dan bivariat.
seluruh ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan di RS Dr. Drajat
Hasil Penelitian
Prawiranegara tahun 2016 yang
berjumlah 2580. Penetapan sampel yang Distribusi Frekuensi Ibu Hamil
digunakan dalam penelitian ini Berdasarkan Kejadian Hiperemesis
menggunakan jenis metode random Gravidarum di RSUD dr. Drajat
sampling. Sampel yang diambil dalam Prawiranegara Serang
penelitian ini dari populasi berjumlah Tahun 2016
2580 orang yaitu sebanyak 400 orang. Hiperemesis Frekuensi Persentase

Tempat yang dijadikan lokasi dalam Gravidarum (%)

penelitian ini adalah diRuang Poli Rumah Ya 238 59,5


Sakit RS dr. Drajat Prawiranegara Tidak 162 40,5
Kabupaten Serang. Penelitianini dimulai Jumlah 400 100,0
dari bulan Juni sampai bulan Juli 2017 Dari tabel diatas, hasil penelitian
danwaktu pengumpulan data pada bulan menunjukkan ibu hamil yang
Juni 2017. tidakmengalami hiperemesis gravidarum
yaitu sebanyak162 orang (40,5%) dan ibu
Alat pengumpulan data yang
hamil yang mengalami hiperemesis
digunakan dalam penelitian ini adalah
gravidarum sebanyak 238 orang (59,5%).
buku Register. Buku Register berisi data
rekam medik dan dikelompokan menjadi

12 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Di


Rsud Dr. Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang

Keikutsertaan Pria dalam


Program KB Total ρ value OR
Variabel
Ikut Serta Tidak Ikut
Serta
N % N % N %
Gravida
Primigravida 203 87,1 30 12,9 233 100,0 0,000 25,520
Multigravida 35 20,1 132 79,9 167 100,0
Kehamilan Ganda
Ya 117 92,1 10 7,9 127 100,0
0,000
Tidak 121 44,5 152 55,5 273 100,0 14,698

Mola Hidatidosa Ya
14 60,9 9 39,1 23 100,0
Tidak
224 59,4 153 40,6 377 100,0 1,000 1,063

Riwayat Penyakit
Gastritis 15 42,9 20 57,1 35 100,0
Ya 223 61,1 142 38,9 365 100,0 0,055 0.478
Tidak
Hasil analisis menunjukan bahwa P < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
dari 400 ibu hamil primigravida yang bahwa ada hubungan yang signifikan
mengalami hiperemesis gravidarum antara gravida dengan kejadian
sebanyak 203 orang (87,1%) sedangkan Hiperemesis gravidarum di RSUD dr.
pada primigravida yang tidak mengalami Drajat Prawiranegara tahun 2016. Hasil
hiperemesis gravidarum sebanyak 30 analisis juga di peroleh OR (Odss Ratio) =
orang (12,9%). 25,520.
Dari 400 ibu hamil multigravida Hasil analisis menunjukan bahwa ibu
sebanyak 35 orang (21%) mengalami yang gemeli yang mengalami kejadian
hiperemesis gravidarum, sedangkan pada Hiperemesis Gravidarum sebanyak 117
multigravida yang tidak mengalami orang (92,1 %), sedangkan ibu yang
hiperemesis gravidarum sebanyak 132 gemeli tidak mengalami hiperemesis
orang (79,0%).responden (33,3%) dan gravidarum sebanyak 10 orang (7,9 %).
yang tidak menjadi akseptor KB ada 26 Dan kejadian ibu tidak gemeli yang
responden (66,7%) . mengalami hiperemesis gravidarum
Berdasarkan hasil uji statistik chi sebanyak 121 (44,5 %), sedangkan ibu
square di atas didapatkan p-value = 0,000 yang tidak gemeli tidak mengalami

13 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

hiperemesis gravidarum sebanyak 152 kejadian tidak mengalami hiperemesis


(55,5 %). gravidarum yang mengalami riwayat
penyakit gastritis sebanyak 223 orang
Hasil uji chi square
statistik
(59,5 %) sedangkan yang tidak mengalami
menunjukan bahwa p-value = 0,000.
riwayat penyakit gastritis sebanyak 162
Dapat disimpulkan bahwa P value < α
orang (40,5 %).
(0,05) artinya Ho di tolak, sehingga ada
Hasil uji statistik chi square
hubungan yang signifikan antara
menunjukan bahwa p-value =
kehamilan ganda dengan hiperemesis
0,055.Dapat disimpulkan bahwa P value
gravidarum. Hasil analisis juga di peroleh
< α (0,05) artinya Ho di gagal ditolak,
nilai OR (Odds Ratio) = 14,698.
sehingga tidak ada hubungan yang
Hasil analisis menunjukan bahwa signifikan antara riwayat penyakit
kejadian Hiperemesis Gravidarum yang gastritis dengan hiperemesis gravidarum.
mengalami Molahidatidosa sebanyak 14 Hasil analisis juga di peroleh nilai OR
orang (60,9 %), sedangkan yang tidak (Odds Ratio) = 0,478.
mengalami molahidatidosa sebanyak 9
orang (39,1%). Dan kejadian tidak
Pembahasan
mengalami hiperemesis gravidarum yang
1. Hiperemesis Gravidarum
mengalami molahidatidosa sebanyak 224
orang (59,4 %) sedangkan yang tidak Dari hasil analisis terhadap 400
mengalami molahidatidosa sebanyak 162 kasus ibu hamil yang mengalami
orang (40,5 %). hiperemesis gravidarum adalah 238
Hasil uji chi square
statistik orang (59,5%) dan ibu hamil yang tidak
menunjukan bahwa p-value = 1,000. mengalami hiperemesis gravidarum
Dapat disimpulkan bahwa P value > α adalah162 orang (40,8%).
(0,05) artinya Ho di gagal ditolak, Hiperemesis gravidarum adalah
sehingga tidak ada hubungan yang mual dan muntah berlebihan pada wanita
signifikan antara molahidatidosa dengan hamil sampai mengganggu pekerjaan
hiperemesis gravidarum. Hasil analisis sehari-hari sehingga keadaan umumnya
juga di peroleh nilai OR (Odds Ratio) = menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
1,063. (Mochtar, 1998). Hiperemesis
Hasil analisis menunjukan bahwa Gravidarum adalah mual muntah yang
kejadian Hiperemesis Gravidarum yang berlebihan (< 10 kali / hari) sehingga
mengalami riwayat penyakit gastritis dapat menganggu pekerjaan sehari-hari
sebanyak 15 orang (42,9 %), sedangkan dan keadaan umum ibu menjadi buruk
yang tidak mengalami riwayat penyakit (Prawirohardjo, 2009).
gastritis sebanyak 20 orang (57,1%). Dan

14 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

Berdasarkan penelitian yang lebih besar mengalami hiperemesis


dilakukan oleh Nurul Misbah (2011) Di gravidarum dari pada ibu hamil
RSUD Adjidarmo Rangkas Bitung multigravida.
menyatakan bahwa dari jumlah sampel Hal ini sesuai dengan teori
sebanyak 237 ibu hamil, yang mengalami Winkjosastro (2007), bahwa ibu
hiperemesis gravidarum sebanyak 79 primigravida belum mampu beradaptasi
responden (33,3 %) dan ibu yang tidak dengan hormon estrogen dan khorionik
mengalami hipermemesis gravidarum gonadotropin. Peningkatan hormon ini
sebanyak 158 responden (66,7 %). membuat kadar asam lambung
Menurut asumsi peneliti, kejadian meningkat, hingga muncullah keluhan
hiperemesis gravidarum merupakan salah rasa mual. Keluhan ini biasanya muncul di
satu komplikasi yang sering terjadi, hal ini pagi hari saat perut ibu dalam keadaan
disebabkan karena kurangnya kosong karena teerjadi peningkatan asam
pengetahuan dan kepedulian ibu lambung, kadar gula dalam darah
terhadap kehamilan yaitu tidak mencari menurun sehingga pusing, lemas dan
tahu informasi dari petugas kesehatan mual bisa terjadi. Janin memproduksi
untuk menjaga dan memelihara hormon khorionik gonadotropin yang
kehamilannya sehingga dapat mencegah merangsang indung telur untuk terus
terjadinya hipermesis gridarum. meningkat selama kehamilan sehingga
berpengaruh terhadap melambatnya
2. Hubungan Antara Gravida dengan
gerakan dan mengendurkan otot-otot
Hiperemesis Gravidarum
pada sistem pencernaan, agar gizi
Berdasarkan hasil uji statistik dalam
makanan yang ibu konsumsi bisa lebih
penelitian ini, menunjukkan bahwa
banyak di serap oleh bayi. Otot polos pada
terdapat hubungan yang bermakna antara
area rahim dan katup antara perut dan
gravida dengan kejadian hiperemesis
kerongkongan juga ikut mengendur,
gravidarum. Dimana didapatkan ρvalue
sehingga memicu meningkatnya asam
yaitu 0,000. Pada ibu hamil dengan
lambung.
primigravida resiko terjadinya
Berdasarkan asumsi peneliti terdapat
hiperemesis gravidarum lebih tinggi
hubungan yang signifikan antara gravida
(87,1%) dibandingkan dengan resiko
dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
terjadinya hiperemesis gravidarum pada
Sebagian besar sampel adalah
ibu hamil dengan multigravida (21,0%).
primigravida. Hal ini disebabkan karena
Dari hasil uji statistik diperoleh pula nilai
pada primigravida belum ada kesiapan
Odd Ratio (OR) yaitu = 25,520, hal ini
secara fisik untuk menerima
menunjukkan bahwa ibu hamil
pertumbuhan dan perkembangan janin di
primigravida berpeluang 25,520 kali
dalam rahimnya dengan kata lain pada

15 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

primigravida belum ada pengalaman Menurut asumsi peneliti, ini


melahirkan sehingga mampu beradaptasi menunjukan bahwa ibu yang tidak
dalam perubahan-perubahan yang terjadi kehamilan ganda dapat terjadi
selama kehamilan mulai dari perubahan hiperemesis gravidarum karena penyebab
organ,hormon, dan lain-lain. terjadinya hiperemesis gravidarum
multifaktor. Berdasarkan hasil penelitian
3. Hubungan Antara Kehamilan Ganda
terdapat hubungan antara kehamilan
dengan Hiperemesis Gravidarum
ganda dengan hiperemesis garvidarum.
Berdasarkan hasil uji statistik chi
Hal ini dikarenakan ibu hamil dengan
square test didapatkan p-value = 0,000 P
kehamilan ganda, kadar hormon estrogen
< 0,05 sehingga dapat disimpulkan
dan Hcg (human Chorionic gonadotropin)
bahwa ada hubungan antara kehamilan
meningkat sehingga mual muntah pada
ganda dengan kejadian hiperemesis
kehamilan ini meningkat dibandingkan
gravidarum di RSUD dr. Drajat
dengan kehamilan janin tunggal.
Prawiranegara tahun 2016. Pada ibu
hamil dengan kehamilan ganda resiko 4. Hubungan Antara Mola Hidatidosa
terjadinya hiperemesis gravidarum lebih dengan Hiperemesis Gravidarum
tinggi (92,1%) dibandingkan dengan Berdasarkan hasil uji statistik chi
resiko terjadinya hiperemesis gravidarum square test didapatkan p-value = 1,000 P
pada ibu hamil yang tidak kehamilan > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
ganda (44,3%). Dari hasil uji statistik bahwa tidak ada hubungan antara
diperoleh pula nilai Odd Ratio (OR) yaitu molahidatidosa dengan kejadian
= 14,698 , hal ini menunjukkan bahwa ibu hiperemesis gravidarum di RSUD dr.
hamil kehamilan ganda berpeluang Drajat Prawiranegara tahun 2016. Pada
14,698 kali lebih besar mengalami ibu hamil dengan molahidatidosa resiko
hiperemesis gravidarum dari pada ibu terjadinya hiperemesis gravidarum lebih
hamil yang tidak berkehamilan ganda. tinggi (60,9%) dibandingkan dengan
Hasil penelitian ini di dukung oleh resiko terjadinya hiperemesis gravidarum
penelitian Grun, JP, Meuris, S, De Nayer, P, pada ibu hamil yang tidak molahidatidosa
Dan Glinoer, D. (1997), dalam kehamilan (59,4%). Dari hasil uji statistik diperoleh
ganda plasenta menghasilkan hCG dalam pula nilai Odd Ratio (OR) yaitu = 1,063,
jumlah yang lebih besar dengan jangka hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil
waktu lama di bandingkan kehamilan dengan molahidatidosa berpeluang 1,063
tunggal. Dalam kehamilan ganda puncak kali lebih besar mengalami hiperemesis
konsentrasi konsentrasi Hcg (9-11 gravidarum dari pada ibu hamil yang
minggu) secara signifikan lebih tinggi tidak molahidatidosa.
(rata-rata ± SE 171 000 ± 12 500 vs 65.

16 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

Hal ini tidak sesuai dengan teori Berdasarkan hasil uji statistik chi
menurut Mansjoer (2007), yang square test didapatkan p-value = 0,55 P >
mengatakan bahwa frekuensi terjadinya 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
hiperemesis gravidarum yang tinggi pada tidak ada hubungan antara riwayat
mola hidatidosa dan gemelli penyakit gastritis dengan kejadian
menimbulkan dugaan bahwa faktor hiperemesis gravidarum di RSUD dr.
hormon memegang peranan, karena pada Drajat Prawiranegara tahun 2016. Pada
kedua keadaan tersebut hormon ibu hamil dengan riwayat penyakit
khorionik gonadotropin dibentuk gastritis resiko terjadinya hiperemesis
berlebihan sehingga menyebabkan gravidarum lebih tinggi (42,9%)
terjadinya hiperemesis gravidarum. dibandingkan dengan resiko terjadinya
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil
penelitian Gunawan, Manengkei, dan yang tidak memiliki riwayat penyakit
Octaviyanti (2011), Peningkatan kadar gastritis (59,4%). Dari hasil uji statistik
hCG akan menginduksi memproduksi diperoleh pula nilai Odd Ratio (OR) yaitu
estrogen, yang dapat merangsang mual = 0,478, hal ini menunjukkan bahwa ibu
dan muntah hingga terjadi hiperemesis hamil dengan riwayat penyakit gastritis
gravidarum. berpeluang 0,478 kali lebih besar
Menurut asumsi peneliti hasil mengalami hiperemesis gravidarum dari
penelitian tidak terdapat hubungan yang pada ibu hamil yang tidak mempunyai
signifikan antara mola hidatidosa dengan riwayat penyakit gastritis.
kejadian hiperemesis gravidarum. Hal ini Hal ini tidak sesuai dengan teori
disebabkan karena sebagian besar sampel menurut Hackley&Barbara (2000) yang
adalah tidak mengalami molahidatidosa. menyatakan bahwa wanita hamil dengan
Menurut asumsi peneliti bahwa ibu yang gastritis mungkin lebih rentan terhadap
molahidatidosa juga terdapat yang tidak mual dan muntah. Muntah dan akan
mengalami hiperemesis gravidarum menghalangi ibu dan bayi untuk
karena fakktor psikologis, keluarga yang mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
harmonis, keluarga yang selalu Jika ibu tidak mendapatkan asupan nutrisi
memberikan support dan penderita yang yang cukup, maka akan berpengaruh
menerima musibah yang menimpa pada janin. Misalnya kemungkinan janin
dirinya. mengalami BBLR.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil
5. Hubungan Antara Riwayat Penyakit
penelitian yang dilakukan oleh
Gastritis dengan Hiperemesis
Ardianti66% (33) responden, dan
Gravidarum
Bezircioglu13,8% (5) responden. Hal ini
disebabkan Karena penurunan asupan zat

17 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

besi, dan kurangnya pengetahuan ibu perkembangan janin di dalam rahimnya


tentang pemeriksaan anta natal care, dengan kata lain pada primigravida
penurunan jumlah penyerapan zat besi belum ada pengalaman melahirkan
(Fe), perdarahan pada gastritis dan sehingga mampu beradaptasi dalam
penggunaan zat besi oleh infeksi perubahan-perubahan yang terjadi
Helicobacter Pylori. selama kehamilan mulai dari perubahan
Menurut asumsi peneliti tidak organ,hormon, dan lain-lain.
ditemukan adanya hubungan yang Gravida merupakan variabel yang
bermakna antara riwayat penyakit lebih beresiko terhadap kejadian
gastritis dengan hiperemesis gravidarum hiperemesis gravidarum di bandingkan
karena ibu hamil yang memiliki riwayat dengan variabel lainnya, karena
penyakit gastritis telah mengetahui cara banyaknya angka primigravida yang
pencegahan terjadinya hiperemesis mengalami hiperemesis gravidarum 58,3
gravidarum. Hal ini karena tingkat %.
pengetahuan ibu tentang hiperemesis
gravidarum.
Referensi

Simpulan Dan Saran Anasari T, 2009. Beberapa Determinan


Berdasarkan hasil penelitian ada Penyebab Hipermesis
hubungan gravida (P=0,000) dan Gravidarum. Purwokerto.
kehamilan ganda (p=0,000) dengan
hiperemesis gravidarum. Hasil penelitian Arikunto & Suharsimi, 2010. Metodologi
tidak ada hubungan antara Penelitian, Jakarta : PT. Rineka
molahidatidosa (p=1,000) dan riwayat Cipta.
penyakit gastritis (p=0,55). Hiperemesis
gravidarum mengalami peningkatan dari
Ben-Zion & Taber MD, 2007. Kedaruratan
tahun 2015 sebanyak 254 kejadian
Obstetri dan Ginekologi, Jakarta:
menjadi 280 kejadian selama tahun 2016.
Hasil analisis juga diperoleh nilai OR EGC.
tertinggi (Odss Ratio) = 25,520 yang Brunner & Suddarth, 2007. Keperawatan
berarti ibu hamil yang primigravida Medikal Bedah. Jakarta : ECG.
berepeluang 25,520 lebih besar untuk
mengalami hiperemesis gravidarum bila Cipulita, 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu
dibanding dengan ibu hamil multigravida. Hamil Tentan Hiperemesis
Hal ini dikarenakan pada primigravida Gravidarum, Klaten.
belum ada kesiapan secara fisik untuk
menerima pertumbuhan dan

18 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

Depkes Banten. Profil Kesehatan Provinsi Mansjoer, Arif. 2009.


Banten Tahun 2016. KapitaSelektaKedokteran,Jakarta
: Media Aesculapius.
Depkes RI & Usaid, 2013. Program
Perencanaan Persalinan dan
Manuaba, IBG, 2007. Pengantar Kuliah
Komplikasi dan Pencegahan
Obstetri, Jakarta : ECG.
Komplikasi (P4K) dalam rangka
mempercepat penurunan AKI & Manuaba, IBG,
AKB, Jakarta. 2008. KepaniteraanKlinikObstet
ridanGinekologi,Jakarta : EGC.
Dinkes kab. Serang. 2016.
Manuaba, IBG, 2010. Ilmu Kebidanan,
Dwi, 2014. Faktor Resiko Hiperemesis penyakit Kandungan Edisi
Gravidarum Pada Ibu Hamil, ketiga. Jakarta : Media
Situbondo. Aesculapius.

Farrer H, 2007. Perawatan Maternitas. Mochtar R, 2007. Sinopsis Obstetri.


Jakarta : ECG. Jakarta : ECG.

Fraser, Diane, dkk, 2009. Buku Ajar Bidan Neil &Rose.2007. Mengatasi Mual-Mual
Myles. Jakarta : EGC. dan Gangguan Lain selama
Kehamilan, Manukberi:
Hackley & Barbara,2009. Primary Care of
diglossia.
Women A Guide forMidwives
Providers. Notoatmodjo & Sokiedjo,
2011. Metodologi Penelitian
Hidayat & Alimult, 2007. Metode Kesehatan, Jakarta : Rineke
Penelitian Kebidanan Dan Cipta.
Tehnik Analisis Data, Surabaya: Notoatmodjo & Sokiedjo, 2010. Ilmu
Salemba. Kesehatan Masyarakat, Jakarta :
Puspa Swara.
Ismail, 2010. Pengaruh Pekerjaan
Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan
terhadap Mual muntah dalam
metodologi penelitian
kehamilan, Http://
keperawatan. Jakarta.
www.newshealth.com.

19 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

Prawirohardjo S, 2009. Ilmu Kebidanan. Survey Demografi dan Kesehatan


Jakarta : PT. Bina Pustaka Indonesia, 2012. Laporan
Sarwono. Pendahuluan SDKI 2012.
(http://www.bkkbn.go.id/
Price & Wilson, 2012. Konsep Klinis
Diakses 2 Juni 2012).
Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Vol. 2, Jakarta : ECG. Tiran & Denise, 2006. Mual & Muntah
Kehamilan, Jakarta : ECG.
Proverawati, A. 2009. Buku Ajar Gizi
Kebidanan, Yogyakarta : Varney & Hellen, 2007. Buku Saku Bidan.
NuhaMedika. Jakarta : ECG.

Purniantika, 2010.Komplikasi dan Waryana, 2010. Gizi Reproduksi.


Penyulit dalam kehamilan, Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Jakarta : ECG.
WHO, 2015. Reduction of maternal
Ruri, P, 2011. Hubungan Paritas Dan mortality. A Joint WHO/ UNFPA/
Umur Ibu Dengan Kejadian UNICEF/ world bank statement,
Hiperemesis Gravidarum, Geneva.
Rangkasbitung.
Yunita, 2010. Hubungan Antara
Saiffudin, A. B. 2012. Buku Acuan Karakteristik Responden,
Nasional Pelayanan Maternal Kebiasaan Makan dan Minum
dan Neonatal, Jakarta : Yayasan Serta Pemakaian NSAID dengan
Bina Pustaka Sarwono Terjadinya Gastritis pada
Prawiroharjo. Mahasiswa Kedokteran. Retrived
Desember 4, 2011. From
Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta :
http://adln.lib.unair.ac.id/
Yayasan Bina Pustaka.

Siswosudarmo, R., 2010. Obstetri Fisiologi.


Yogyakarta : Pustaka Cendekia.

Soerjono Soekanto, 2009.Peranan


Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi
Baru. Jakarta : Rajawali Pers.

20 | P a g e
Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor 1, Maret 2018
ISSN 2442-501X

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai