Bab 04 Pressure Drawdown
Bab 04 Pressure Drawdown
Pressure Drawdown
Testing
BAB IV
PRESSURE DRAWDOWN TESTING
Mengingat hal tersebut di atas, waktu yang paling ideal untuk melakukan
pressure drawdown test adalah pada saat-saat pertaman suatu sumur
berproduksi. Namun tentu saja bahwa test ini tidak hanya terbatas pada sumur-
sumur baru saja. Jadi pada dasarnya, pengujian ini dapat dilakukan pada :
1. Sumur baru.
Seperti telah dibicarakan pada Bab II, apabila suatu sumur diproduksikan
dengan laju alir yang tetap, tiga rejim aliran akan terjadi (gambar 2.6 dan 2.7)
yaitu : perioda transien, perioda transien lanjut dan perioda semi mantap (pseudo
steady-state atau semi steady-state). Di sini adakan dibicarakan metoda analisa
Pressure Drawdown Testing di ketiga perioda tersebut.
Apabila suatu sumur diproduksi dengan laju aliran tetap dan tekanan awal
reservoirnya = P i , maka persamaan tekanan pada lubang bor (r D =1) yang
dinyatakan di dalam variabel-variabel yang tidak berdimensi adalah :
PD 1
2
lnt D 0.80907 (4.1)
Setelah
tD 100 dan setelah efek wellbore storage menghilang, apabila
rD2
persamaan 4.1 digabungkan dengan persamaan- persamaan 2.6 dan 2.7, maka
akhirnya akan didapatkan :
162.6.Q . . B k
Pwf Pi log(t ) log . .Ct .rw2 3.2275 0.86859.S (4.2)
k .h
Pressure Drawdown Testing 2
Dari persamaan 4.2 terlihat bahwa plot antara P wf versus log(t)
merupakan garis lurus dengan kemiringan :
m 162.6k.Q.h. .B (4.3)
P P
S 1.151 1 1hr log Ck r 2 3.2275 (4.4)
m t w
Ada dua grafik yang selalu harus dilakukan di dalam menganalisa pressure
drawdown pada perioda infinite acting ini, yaitu :
Grafik ini, log (P i – P wf ) Vs. Log(t) digunakan untuk menentukan kapan saat
berakhirnya efek dari wellbore storage (lihat Bab 2.5.2). Kemudian saat
mencapai garis lurus semi-log dapat diperkirakan dengan :
Dari log-log plot ini pun dapat diperkirakan besarnya C S (bbl/psi) yaitu
dengan menggunakan persamaan :
CS Q. B
24
Pt (4.5.b)
dimana t dan P adalah harga yang dibaca dari suatu titik pada garis lurus
”unit slope” tersebut.
Grafik ini adalah semilog plot antara P wf Vs. Log(t). Dengan membaca
kemiringannya (m), maka permeabilitas formasi (kalau dianggap hanya satu fasa
fluida yang mengalir, misalnya minyak) dapat ditentukan dari persamaan 4.3 :
k 162.6m.Qh. . B (4.6)
Satu hal yang harus dicatat bahwa P 1hr harus dibaca pada garis lurus
semilognya. Jika data tersebut tidak terletak pada garis lurus, maka harus
dilakukan ekstrapolasi dan harga itulah yang digunakan untuk persamaan 4.4.
Prosedur ini penting sekali untuk menghindari kesalahan harga faktor skin yang
dikarenakan data awal yang masih dipengaruhi oleh wellbore storage.
Gambar 4.2 adalah suatu contoh plot P wf Vs. Log(t) untuk suatu pressure
drawdown test. Terlihat bahwa efek wellbore storage terasa pada saat-saat awal
data tekanan seperti telah diterangkan pada Bab 2.5.2. Kemudian akhir dari
perioda transien terlihat ketika terjadi deviasi data tekanan dari garis lurus, ini
adalah awal dari perioda transien lanjut, yaitu ketika efek batas reservoir mulai
terasa.
Karena kita mengetahui bahwa pada perioda transien lanjut ini sifat-
sifatnya tidak dapat diterangkan oleh pola aliran transien (infinite acting) maupun
pola aliran semi mantap, maka analisa tekanan pada perioda ini berbeda dan
akan dibahas tersendiri.
r 3
Pi Pwf Q
2kh
2Ckt r 2 ln rwe 4 S 2 Bn n , reD Exp n2 , t DW (4.7)
t e
n 1
Apabila laju aliran tetap, maka tekanan rata-rata pada reservoir ini adalah :
Q t
P P1 C1 h re2
(4.8)
Pwf Pˆ Q
2kh
2 Bn n , reD Exp n2 , t DW (4.9)
dimana :
Q r
Pˆ Pwf 2kh
ln( rwe ) 3
4
S (4.10a)
Perlu ditambahkan bahwa P̂ ini akan tetap harganya apabila kita anggap
bahwa perubahan P terhadap waktu dapat diabaikan selama selang waktu yang
Kembali ke persamaan 4.9, semua suku di bawah tanda sigma akan dapat
diabaikan kecuali untuk n = 1 sehingga :
Pwf Pˆ Q
2 rkh
2 B1 1 , reD Exp 12 , t DW (4.40b)
2 B1 ~ 0.84 dan
12 14.68919
r2 eD
Q B k t
Pwf Pˆ 0.84 2kh Exp 14.6819
Ct re2
k t
Pwf Pˆ 118.6 2kh Exp 14.6819 0C.000264
Q B
2 (4.11)
t er
Q B
log Pwf Pˆ log118.6 2kh 0.00168k t
Ct re2
(4.12)
Dari persamaan 4.12 terlihat bahwa grafik log(P wf - P̂ ) Vs. t harus merupakan
garis lurus dengan kemiringan :
Q B
b 118.6 k h
(4.14a)
Q B
k 118.6 bh
(4.14b)
Q B
V p 0.1115 bC (4.15)
S 0.84 P Pˆ
b
ln rrwe 0.75 (4.16)
Pskin b S
0.84
(4.17)
Dari persamaan 2.19, dapat dilihat bahwa P wf Vs. t merupakan garis lurus
dengan kemiringan :
L Q
C t re2
(4.18a)
Q B
V p 0.0418 L C
(4.18b)
PD t D 2 t DA 1
ln
A
ln 2.2458
(4.19)
rW2
2 CA
Pint Pi 70.6 Qk h B ln rA2 ln 2.C2458 2 S (4.21)
w A
m * dan P int ini didapat dari plot P wf Vs. t (perioda semi steady state) yaitu m *
adalah kemiringan dan P int didapat dengan mengekstrapolasi garis linearnya ke
t=0. Selanjutnya bentuk reservoir (reservoir shape) diperkirakan dari :
P P
C A 5.456 mm* Exp 2.303 ihr m int (4.22)
m dan P 1hr diperoleh dari semilog plot P wf Vs log(t) unyuk periofa infinite acting.
Ini merupakan contoh klasik analisa pressure drawdown dari suatu sumur
di Denver Basin, Muddy Sandstone, yang diambil dari monograph # 1 (Matthews
Russell). Data-data yang berhubungan dengan pengujian ini adalah :
o = 1 cp R w = 0.33 ft
Gambar 4.4 adalah plot P wf Vs Log(t). Data tekanan sampai 120 menit
membentuk garis lurus sebagai tanda periode transien. Mulai 120 menit, terjadi
deviasi dari garis lurus yang berarti perioda transien berakhir dan aliran
memasuki perioda transien lanjut dan semi steady state.
P P
S 1.151 i 1hr log Ck r 2 3.2275
m t w
1895 1960
1.151 log ( 0.14)(1.0)(1796.710 6 )( 0.33) 2 3.2275
212
= -5.0
Pressure Drawdown Testing 9
Analisa Pada Perioda Transien Lanjut
Basis analisa pada perioda transien lanjut ini dapat dilihat pada gambar
4.5, yaitu plot log(P wf - P̂ ) Vs. t. Seperti terlihat pada gambar 4.4, akhir dari
perioda transien sekitar 120 menit. Dari gambar 4.6, perioda semi steady state
dimulai pada range t 10 sampai 16 jam. Di dalam analisa pada perioda transien
lanjut ini, data tekanan pada t = 2 sampai 7 jam diikut sertakan.
diperkirakan bahwa P̂ =1460 psig, karena ternyata memberikan garis lurus pada
Q B
V p 0.1115 0.1115 ( 1 0.146.106 Res.Bbl
(800 )(1.25 )
bC )( 320 )(17.710 6 )
74
0.84( 1895320
1460
) ln( 0482
.33
) 0.75
= -5.4
Q B
Vp 0.0418 0.0418 (15.8)(17.7.10 6 ) 0.149 Res.Bbl
( 800 )(125 )
L C
Aliran pada saat awal pada bidang rekahan akan linier karena bentuk
alamiah rekahan tersebut. Oleh karena teori transien tekanan ini dikembangkan
untuk aliran radial, k yang diperoleh pada perioda transien akan cenderung
tinggi. Tetapi dengan berjalannya waktu pengaliran, aliran radial yang berasal
dari tempat yang jauh dari bidang rekahan menjadi dominan. Oleh sebab itu
analisa pada perioda transien lanjut (yang menggunakan teori aliran radial) untuk
mencari parameter reservoir lebih dapat dipercaya di dalam hal ”fractured well”.
P1hr Pint
C A 5.456 mm* Exp[2.303 m
]
C A 5.456 ((18
212 )
.8 )
Exp[2.303 1690 1515
( 212 )
]
= 10.9
a. 1
1 CA = 12.9
(t DA ) pss = 0.7
b. 1
1 CA = 10.8
(t DA ) pss = 0.4
t pss di sini dimulai pada 15.8 jam, maka untuk konfirmasi (t DA ) pss dihitung
dengan menggunakan persamaan :
= 0.216