Anda di halaman 1dari 228

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

BUKU
PEDOMAN
PERATURAN (PERDIRJEN & SE DIRJEN PERBENDAHARAAN)
PAPARAN MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK & DANA DESA
TAHAPAN PENYALURAN DAK FISIK & DANA DESA
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)
SURAT–SURAT DIREKTUR PELAKSANAAN ANGGARAN
BERITA & GALERI KEGIATAN

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

BUKU
PEDOMAN
PERATURAN (PERDIRJEN & SE DIRJEN PERBENDAHARAAN)
PAPARAN MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK & DANA DESA
TAHAPAN PENYALURAN DAK FISIK & DANA DESA
FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)
SURAT–SURAT DIREKTUR PELAKSANAAN ANGGARAN
BERITA & GALERI KEGIATAN

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Sekapur Sirih
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
telah tercurah, sehingga bisa menyelesaikan Buku Pedoman ini. Buku Pedoman ini disusun
dengan meng-kompilasi peraturan, paparan, pertanyaan dan jawaban seputar penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa, berita dan galeri.

Mulai tahun 2017, penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa yang semula dilaksanakan oleh Ditjen
Perimbangan Keuangan dialihkan kepada Ditjen Perbendaharaan atau KPPN. Tujuan
penyaluran melalui KPPN adalah untuk lebih meningkatkan efektifitas penyaluran dan
mendekatkan kepada Pemerintah Daerah sebagai stakeholder yang melaksanakan
pembangunan di daerah. Pada tahun 2018, Pemda yang menyalurkan DAK Fisik sebanyak 540
Pemda dan Dana Desa sebanyak 434 Pemda. Sedangkan untuk proses penyaluran dari
Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dilaksanakan
pada 171 KPPN di seluruh tanah air.

Bila pada tahun 2017 pagu alokasi DAK Fisik sebesar Rp 58,3 Triliun maka pada tahun 2018
meningkat sebesar 62,4 Triliun. Sedangkan pagu alokasi Dana Desa pada tahun 2017 sama
dengan tahun 2018 sebesar Rp 60 Triliun. Hal ini tentunya sejalan dengan visi pemerintah
untuk membangun Indonesia dengan fokus pada daerah pinggiran, melalui pembangunan di
daerah dan desa.

Dalam hal mekanisme penyaluran DAK Fisik mulai tahun 2018 mengalami perubahan, yaitu
periode penyaluran DAK Fisik yang semula per triwulan menjadi per tahap (tiga tahap).
Dengan tiga tahap penyaluran ini, daerah diharapkan memiliki waktu yang cukup untuk
menyelesaikan proses pengadaan barang dan jasa sehingga diharapkan dapat menjamin
ketercapaian output DAK Fisik.

Kemudian, penambahan syarat penyaluran tahap pertama berupa rencana kegiatan yang
telah disetujui kementerian teknis. Hal ini untuk memastikan target output dan lokasi
kegiatan telah sesuai dengan prioritas nasional yang telah disepakati.

Selain itu, perubahan besaran persentase setiap tahap penyaluran, menjadi tahap pertama
sebesar 25%, tahap kedua 45%, dan tahap ketiga selisih jumlah dana yang telah disalurkan
dengan nilai rencana penyelesaian kegiatan. Perubahan besaran penyaluran ini dimaksudkan
agar setiap dana DAK dapat digunakan lebih efisien oleh daerah.

Sedangkan untuk Dana Desa terdapat perubahan tahapan penyaluran Dana Desa dari semula
dua tahap menjadi tiga tahap. Pada tahap I, dana yang disalurkan sebesar 20%. Selanjutnya,
penyaluran pada tahap II dan III, masing-masing sebesar 40%. Demikian juga untuk
penyampaian dokumen persyaratan juga mengalami perubahan pada rata-rata prosentase
laporan realisasi penyerapan dan capaian output. Perubahan persentase tersebut
mengakomodasi masukan dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa, serta dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, agar desa yang
berkinerja baik dalam pelaksanaan Dana Desa tidak terganggu dengan desa yang mempunyai
kinerja kurang baik.
Pemerintah juga mengubah desain Dana Desa. Dana Desa tahun 2018 lebih banyak disalurkan
untuk membuka lapangan kerja dalam bentuk program padat karya (cash for work). Program
padat karya ini bertujuan agar desa dalam membangun daerahnya dapat memanfaatkan
potensi dimiliki. Selain itu program cash for work diharapkan dapat menambah pendapatan
masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan daya beli.

Tentunya perubahan pola dan besaran prosentase penyaluran tidak akan efektif jika tidak
diiringi dengan pelaksanaan penyaluran dari RKUN ke RKUD maupun penyerapan dana dari
RKUD ke Rekening Kas Desa. Berbagai pertanyaan dan jawaban atas permasalahan
penyaluran Dana Desa telah dikompilasi ke dalam Buku Pedoman untuk dapat dijadikan
referensi penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa. Sebagai pedoman penyaluran disajikan
peraturan-peraturan yang menjadi dasar penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa serta paparan
slide yang dipresentasikan saat acara sosialisasi penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa di
berbagai kota.

Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi bagi pihak-pihak, antara lain
Pejabat Perbendaharaan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa, aparatur Pemerintah Daerah,
dan pembaca lainnya dalam menambah wawasan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa. Buku
Pedoman ini merupakan edisi pertama, sehingga sangat terbuka untuk terus dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para
pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan
selanjutnya.

Jakarta, Juni 2018


Direktur Pelaksanaan Anggaran

Didyk Choiroel
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Berisi Peraturan terkait Penyaluran DAK Fisik &
Dana Desa (Perdirjen Perbendaharaan & SE
Dirjen Perbendaharaan)
Perdirjen PERBENDAHARAAN
nomor per-4/pb/2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS
FISIK DAN DANA DESA PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Perdirjen PERBENDAHARAAN
nomor per-11/pb/2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-4/PB/2017 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS
FISIK DAN DANA DESA PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Perdirjen PERBENDAHARAAN
nomor per-1/pb/2018
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-4/PB/2017 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
DAN DANA DESA PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 1 /PB/2018

TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER-4/PB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DAN DANA DESA PADA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,


Menimbang a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 164
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa,
telah ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-4/ PB/ 2017 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana
Desa pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-11/PB/2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-4/PB/2017 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana
Desa pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
b. bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan program
padat karya tunai yang didanai dengan Dana Desa, telah
ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
225/ PMK.07/2017 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa;
C. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-4/ PB/ 2017 tentang Petunjuk Teknis
Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Desa pada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Mengingat 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5423);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/ PMK.07/2017
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 537)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.07/ 2017 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
50/ PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1970);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR
JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-4/PB/2017
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DANA ALOKASI
KHUSUS FISIK DAN DANA DESA PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal


Perbendaharaan Nomor PER-4/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis
Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Desa pada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-11/ PB/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-4/ PB/ 2017 tentang
Petunjuk Teknis Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana
Desa pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan diubah sebagai
berikut:

1. Ketentuan ayat (2) Pasal 18 diubah, sehingga Pasal 18 berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 18
(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara
pemindahbukuan dani RKUN ke RKUD untuk
selanjutnya dilakukan pemindahbukuan dani RKUD ke
RKD.
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. tahap I paling cepat bulan Januari dan paling lambat
minggu ketiga bulan Juni sebesar 20% (dua puluh
persen);
b. tahap II paling cepat bulan Maret dan paling lambat
minggu keempat bulan Juni sebesar 40% (empat
puluh persen); dan
c. tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 40% (empat
puluh persen).

(3) Penyaluran dani RKUD ke RKD dilakukan paling lama 7
(tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di RKUD.

2. Ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (10),
dan ayat (12) Pasal 21 diubah, di antara ayat (10) dan ayat (11)
Pasal 21 disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (10a) dan ayat (4)
dan ayat (11) Pasal 21 dihapus sehingga Pasal 21 berbunyi
sebagai berikut:

-2

Pasal 21
(1) Penyaluran Dana Desa dani RKUN ke RKUD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 dilaksanakan setelah KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa menerima
dokumen persyaratan penyaluran, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. tahap I berupa:
1. surat pemberitahuan bahwa Pemerintah Daerah
yang bersangkutan telah menyampaikan
Peraturan Daerah mengenai APBD tahun anggaran
berjalan; dan
2. peraturan bupati/walikota mengenai tata cara
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa;
b. tahap IT berupa:
1. laporan realisasi penyaluran Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya; dan
2. laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya.
c. tahap III berupa:
1. laporan realisasi penyaluran Dana Desa sampai
dengan tahap II; dan
2. laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa sampai dengan tahap
(2) Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a angka 1 diterima oleh KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa dalam bentuk rekapitulasi
penerimaan Peraturan Daerah mengenai APBD tahun
anggaran berjalan.
(3) Rekapitulasi penerimaan Peraturan Daerah mengenai
APBD Tahun Anggaran berjalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diterima oleh KPA Penyaluran DAK Fisik
dan Dana Desa dani Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan melalui Koordinator KPA Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa.
(4) Dihapus.
(5) Dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2, huruf b, dan
huruf c disampaikan oleh Kepala Daerah kepada KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(6) Laporan realisasi penyaluran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, menunjukkan paling kurang
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dani Dana Desa
yang diterima di RKUD telah disalurkan ke RKD.

(7) Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
output sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling
kurang sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dani Dana
Desa yang diterima di RKUD dan rata-rata capaian output
paling kurang sebesar 50% (lima puluh persen).

-3
(8) Dokumen persyaratan penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh
Kepala Daerah.
(9) Dalam rangka perekaman dokumen persyaratan
penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala Daerah menunjuk Pejabat/pegawai yang
diberi kewenangan untuk melakukan perekaman
dokumen persyaratan penyaluran ke dalam aplikasi
OMSPAN.
(10) Dokumen persyaratan penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diterima
oleh KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum batas waktu
penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) huruf a.
(10a) Dokumen persyaratan penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diterima
oleh KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum batas waktu
penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) huruf b.
(11) Dihapus.
(12) Dalam hal Kepala Daerah tidak menyampaikan
persyaratan penyaluran Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran, Dana Desa tidak
disalurkan dan menjadi sisa Dana Desa di RKUN.

3. Di antara Pasal 21 dan Pasal 22 disisipkan 1 (satu) pasal yakni


Pasal 21A, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 21A
(1) Sisa Dana Desa di RKUD tahun anggaran sebelumnya
yang belum disalurkan dani RKUD ke RKD sampai
dengan akhir bulan Februari tahun anggaran berjalan
diperhitungkan sebagai pengurang dalam penyaluran
Dana Desa tahap II dani RKUN ke RKUD tahun anggaran
berjalan dan menjadi sisa Dana Desa tahap II.
(2) Kepala Daerah menyampaikan permintaan penyaluran
sisa Dana Desa tahap II sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada KPA penyaluran DAK Fisik dan Dana
Desa paling lambat minggu ketiga bulan Juni tahun
anggaran berjalan.
(3) Berdasarkan permintaan penyaluran sisa Dana Desa
tahap II dani Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
menyalurkan sisa Dana Desa tahap II sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling lambat bulan Juni tahun
anggaran berjalan.
(4) Dalam hal Kepala Daerah tidak menyampaikan
permintaan penyaluran sisa Dana Desa tahap II
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sisa Dana Desa
tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
Sisa Anggaran Lebih pada RKUN.

4. Ketentuan Pasal 24 ditambahkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3),


sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 24
(1) KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melaksanakan
penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa berdasarkan
wilayah kerjanya yang meliputi provinsi/ kabupaten /kota
penerima alokasi DAK Fisik dan Dana Desa.
(2) Penetapan wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf E
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dani Peraturan
Direktur Jenderal mi.
(3) Dalam hal terdapat perubahan atas penetapan wilayah
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan,

5. Ketentuan ayat (4) Pasal 54 diubah, sehingga Pasal 54 berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 54
(1) Evaluasi terhadap penghitungan pembagian besaran
Dana Desa setiap Desa oleh kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf a
dilakukan untuk memastikan pembagian Dana Desa
setiap Desa dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian penghitungan
pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa
oleh kabupaten/kota, KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Desa meminta bupati/walikota untuk melakukan
perubahan peraturan bupati/walikota mengenai tata
cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap
Desa.
(3) Perubahan peraturan bupati/walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.
(4) Perubahan peraturan bupati/ walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menjadi persyaratan penyaluran
Dana Desa tahap III.
6. Mengubah Lampiran huruf E Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-4/PB/2017 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Desa
pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-11/PB/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-4/ PB/2017
tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Dana Alokasi Khusus
Fisik dan Dana Desa, menjadi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dani Peraturan Direktur Jenderal mi.

Pasal II

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku


pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta,

pada tanggal 10 Januar? 2018
DIRJLUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

ts.
1\t7 1401)
u.s

ARJOWIRYONO
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERBENDAHARAAN NOMOR PER /13B/2018
TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-4 / P13/ 20 17 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
DAN DANA DESA PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN

E. PENETAPAN WILAYAH KERJA KPA PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA

NAMA DAN WILAYAH KERJA KPPN SELAKU KPA PENYALURAN


DAK FISIK DAN DANA DESA
WILAYAH K.ERJA
NO NAMA
Prov / Kabupaten /Kota
I KPPN Banda Aceh Provinsi Aceh
Kota Banda Aceh
Kota Sabang
Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Pidie
Kabupaten Pidie Jaya
2 KPPN Lhok Seumawe Kota Lhok Seumawe
Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Bireun
3 KPPN Meulaboh Kabupaten Aceh .Barat
Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Aceh Jaya
Kabupaten SilTleUlue
4 KPPN Langsa Kota Langsa
Kabupaten Aceh Timur
Kabupaten Aceh Tamiang
KPPN Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan
Kabupaten Aceh Barat Daya
Kabupaten Aceh Singkil
Kabupaten Subulussalam
KPPN Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara
Kabupaten Aceh Gayo . Lues
KPPN Takengon Kabupaten Aceh Tengah
Kabupaten Bener Meriah
8 KPPN Medan I Provinsi Sumatera Utara
Kota Medan
KPPN Medan II Kabupaten Langkat
Kabupaten Binjai
10 KPPN Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Serdang Bedagai
11 KPPN Pematang Siantar Kota Pematang Siantar
Kabupaten Simalungun
12 KPPN Padang Sidempuan iota Padang Sidempuan
Kabupaten Tapanuli Selatan
Kabupaten Mandailing Natal
Kabupaten Padang Lawns Utara
Kabupaten Padang Lawns

-7
NO WILAYAH KERJA
N A M .A
Prov/ Kabupaten/Kota
13 KPPN Tanjung13alai Kota Tanjung Balai
Kabupaten Asahan
Kabupaten Bata Bara
14 KPPN Gunung Sitoll Kabupaten Nias
Kabupaten Nias Selatan
Kabupaten Nias Utara
Kabupaten Nias Barat
Kota Gunungsitoli
15 KPPN Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu
Kabupaten Labuhan Batu Utara
Kabupaten Labuhan Batu Selatan
16 KPPN Sibolga Kota Sibolga
Kabupaten Ta.panuli Tengah
17 KPPN Sidikalang Kabupaten Dairi
Kabupaten Karo
Kabupaten Pakpak Bharat
18 KPPN Balige Kabupaten Toba Samosir
Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten Samosir
1
19 KPPN Padang Provinsi Sumatera Barat
Kota Padang
Kota Pariarnan
Kabupaten Kepu1auan Mentawai
Kabupaten Padang Pariaman
20 KPPN Bukittinggi Kota Padang Panjang
Kota Payakumbuh
Kota Bukittinggi
Kabupaten Again
Kabupaten Limapuluh Kota
Kabupaten Tanah Datar
21 KPPN Solok Kota Solok
Kabupaten Solok
Kabupaten Solok Selatan
22 KPPN Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman
Kabupaten Pasaman Barat
23 KPPN Sijunjung Kota Sawahlunto
Kabupaten Sijunjung
Kabupaten Dharmasraya
24 KPPN .Painan Kabupaten Pesisir Selatan
25 KPPN Pekanbaru Provinsi Riau
Kota Pekanbaru
Kabupaten Kampar
Kabupaten Siak
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan Hulu
26 KPPN Dumai Kota Dumai
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Rokan Hilir
Kabupaten Kepulauan Meranti

8
NO WILAYAH KERJA
NAMA
Prov/Kabupaten/Kota
27 KPPN Rengat Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Kuantan Singingi
28 KPPN Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau
Kota Tanjung Pinang
Kabupaten Natuna
Kabupaten Bintan
Kabupaten Lingga
Kabupaten Kepulauan Anambas
29 KPPN Batam Kota Batam
Kabupaten Karimun
30 r
KPPN Jambi Provinsi Jambi
Kota Jambi
Kabupaten Batanghari
Kabupaten Muaro Jambi
31 KPPN Bangko Kabupaten Sarolangun
Kabupaten Merangin
32 KPPN Sungai Penuh Kota Sungai Penuh
Kabupaten Kerinci
33 KPPN Muara Bungo Kabupaten Bung°
Kabupaten Tebo
:
34 KPPN Kuala Tungkal Kabupaten Tanjungjabung Barat
Kabupaten Tanjungjabung Timur
35 KPPN Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Kota Palembang
Kota Prabumulih
Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kabupaten Ogan Ilir
36 KPPN Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
37 KPPN Lahat Kota Pagar Alam
Kabupaten Lahat
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Empat Lawang
38 KPPN Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Banyuasin
39 KPPN Lubuk Linggau Rota Lubuk Linggau
Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Musi Rawas Utara
40 KPPN Bandar Lampung Provinsi Lampung
Kota Bandar Lampung
Kabupaten Lampung Selatan
Kabupaten Tanggamus
Kabupaten Pesawaran
Kabupaten Pringsewu
4I KPPN Metro Kota Metro
Kabupaten Lampung Tengah
Kabupaten Lampung Timur

-9-
NO NAMA WILAYAH KERJA
Prov/Kabupaten/Kota
42 KPPN Kotabumi Kabupaten Lampung Utara
Kabupaten Tulang Bawang
Kabupaten Way Kanan
Kabupaten Mesuji
Kabupaten Tulang Bawang Barat
43 KPPN Liwa Kabupaten Lampung Barat
Kabupaten Pesisir Barat
44 KPPN Bengkulu Provinsi Bengkulu
Kota Bengkulu
Kabupaten Bengkulu Utara
Kabupaten Bengkulu Tengah
45 KPPN Curup Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Lebong
Kabupaten Kepahiang
46 KPPN Mukomuko Kabupaten Mukomuko
47 KPPN Manna Kabupaten Bengkulu Selatan
Kabupaten Seluma
. Kabupaten Kaur
48 KPPN Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung
Kota Pangkalpinang
Kabupaten Bangka
Kabupaten Bangka Barat
Kabupaten Bangka Selatan
Kabupaten Bangka Tengah
49 KPPN Tanjung Pandan Kabupaten Belitung
Kabupaten Beating Timur
50 KPPN Serang Provinsi Banten
Kota Serang
Kota Cilegon
Kabupaten Serang
51 KPPN Tangerang Kota Tangerang
Rota Tangerang Selatan
Kabupaten Tangerang
52 KPPN Rangkasbitung Kabupaten Lebak
Kabupaten Pandeglang
53 KPPN Bandung I Provinsi Jawa Barat
Kota Cimahi
Kabupaten Bandung Barat
54 KPPN Bandung II Kabupaten Bandung
Kota Bandung
55 KPPN Bekasi Kota Bekasi
Kabupaten Bekasi
56 KPPN Bogor Kota Bogor
Rota Depok
Kabupaten Bogor
57 KPPN Sukabumi Kota Sukabumi
Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Cianjur
,
58 KPPN Cirebon Kota Cirebon
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Indramayu

- 10 -
W1LAYAH KERJA
NO NAMA
Prov/Kabupaten/Kota
59 KPPN Tasikmalaya Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Pangandaran
Kabupaten Ciamis
60 KPPN Kuningan Kabupaten Kuningan
Kabupaten Majalengka
61 KPPN Purwakarta Kabupaten Purwakarta
Kabupaten Subang
62 KPPN Garut Kabupaten Garut
63 KPPN Karawang Kabupaten Karawang
-
64 KPPN Sumedang Kabupaten Sumedang
65 KPPN Semarang 1 Provinsi Jawa Tengah
Kota Semarang
66 KPPN Semarang H Kabupaten Kendal
Kabupaten Semarang
Kota Salatiga
67 KPPN Surakarta Kota Surakarta
Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Wonogiri
68 KPPN Pati Kabupaten Pati
Kabupaten Rembang
69 KPPN Kudus Kabupaten Kudus
Kabupaten Demak
Kabupaten Jepara
70 KPPN Pekalongan Kota Pekalongan
Kabupaten Pekalongan
Kabupaten Batang
:
71 KPPN Tegal Kota Tegal
Kabupaten Tegal
Kabupaten Pemalang
Kabupaten Brebes
72 KPPN Purwokerto Kabupaten Banyumas
Kabupaten Purbalingga
73 KPPN Magelang Kota Magelang
Kabupaten Magelang
Kabupaten Temanggung
74 KPPN Klaten Kabupaten Klaten
Kabupaten Boyolali
75 KPPN Sragen Kabupaten Sragen
Kabupaten Karanganyar
76 KPPN Purworejo Kabupaten Purworejo
Kabupaten Kebumen
77 KPPN Purwodadi ' Kabupaten Blora
Kabupaten Grobogan
78 KPPN Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara
Kabupaten Wonosobo
79 KPPN Cilacap Kabupaten Cilacap
80 KPPN Yogyakarta Provinsi D.I. Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Kabupaten Sleman
Kabupaten Bantul
...-
NO WILAYAH KERjA
NAMA
Prov/Kabupaten/Kota
81 KPPN Wonosari Kabupaten Gunungkidul
82 KPPN Wates Kabupaten Kulonprogo
83 KPPN Surabaya I Kabupaten Gresik
84 KPPN Surabaya II Provinsi Jawa Timur
Kota Surabaya
85 KPPN Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo
86 KPPN Malang Kota Malang
Kota Pasuruan
Kota Batu
Kabupaten Malang
Kabupaten Pasuruan
87 KPPN Pamekasan Kabupaten Pain ekasan
Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Sumenep
Kabupaten Sampang
88 KPPN Bondowoso Kota Probolinggo
Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Bondowoso
Kabupaten Situbondo
89 KPPN Madiun Kota Madiun
Kabupaten Madiun
Kabupaten Ponorogo
Kabupaten Magetan
Kabupaten Ngawi
90 KPPN Kediri Kota Kediri
Kabupaten Kediri
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Trenggalek
91 KPPN Blitar Kota Blitu
Kabupaten Blitax
Kabupaten Tulungagung
92 KPPN Mojokerto Kota Mojokerto
Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Jombang
93 KPPN Jember Kabupaten jember
Kabupaten Lumajang
94 KPPN Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Lamongan
95 KPPN Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi
96 KPPN Tuban Kabupaten Tuban
97 KPPN Pacitan Kabupaten Pacitan
98 KPPN Pontianak Provinsi Kalimantan Barat
Kota Pontianak
Kabupaten Mempawah
Kabupaten Kubu Raya
99 KPPN Singkawang Kota Singkawang
Kabupaten Sambas
Kabupaten Bengkayang
100 KPPN Sanggau Kabupaten Sanggau
Kabupaten Landak
Kabupaten Sekadau

- 12
WILAYAH KERJA
NO NAMA
Prov/Kabupaten/Kota
101 KPPN Ketapang Kabupaten Ketapang
Kabupaten Kayong Utara
102 KPPN Sintang Kabupaten Sintang
Kabupaten Melawi
103 KPPN Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu
104 KPPN Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah
Kota Palangkaraya
Kabupaten Kapuas
Kabupaten Puking Pisau
Kabupaten Gunung Mas
105 KPPN Buntok Kabupaten Barito Utara
Kabupaten Barito Selatan
Kabupaten Barito Timur
Kabupaten Murung Raya
106 KPPN Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat
Kabupaten Lamandau
Kabupaten Sukamara
107 KPPN Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur
Kabupaten Katingan
Kabupaten Seruyan
108 KPPN Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan
Kota Banjarmasin
Kota Banjarbaru
Kabupaten Banjar
Kabupaten Barito Kuala
109 KPPN Tanjung Kabupaten Tabalong
Kabupaten Hulu Sungai Utara
Kabupaten Balangan
110 KPPN Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kabupaten Tapin
111 KPPN Pelaihari Kabupaten Tanah Laut
,
112 KPPN Kotabaru Kabupaten Kotabaru
Kabupaten Tanah Bumbu
H
113 KPPN Samarinda Provinsi Kalimantan Timur
Kota Samarinda
Kabupaten Kutai Kertanegara
Kota Bontang
Kabupaten Kutai Timur
Kabupaten Mahakam Ulu
Kabupaten Kutai Barat
114 KPPN Balikpapan Kota Balikpapan
Kabupaten Paser
Kabupaten Penajam Paser Utara
115 KPPN Tanjungredep Kabupaten Berau
116 KPPN Tanjung Selor Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten Bulungan
Kabupaten Malinau
117 KPPN Tarakan Kota Tarakan
Kabupaten Tana Tidung
118 KPPN Nunukan Kabupaten Nunukan

- 13 -
WILAYAH KERJA
NO NAMA
Prov/Kabupaten/Kota
119 KPPN Denpasar Provinsi Bali
Kota Denpasax
Kabupaten Badung
Kabupaten Gianyar
Kabupaten Tabanan
120 KPPN Singaraja Kabupaten Buleleng
Kabupaten Jembrana
121 KPPN Amlapura Kabupaten Karangasem
Kabupaten Klungkung
Kabupaten Baugh
122 KPPN Matararn Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kota Mataram
Kabupaten Lombok Barat
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Utara
123 KPPN Bima Kota Bima
Kabupaten Bima
Kabupaten Dompu
124 KPPN Selong Kabupaten Lombok Timur
125 KPPN Sumbawa Besar Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Sumbawa Barat
126 KPPN Ku pang Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kota Kupang
Kabupaten Kupang
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Kabupaten Rote Ndao
Kabupaten Alor
Kabupaten Sabu Raijua
127 KPPN Waingapu Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Barat
Kabupaten Sumba Barat Daya
Kabupaten Sumba Tengah
128 KPPN Ruteng Kabupaten Mariggarai
Kabupaten Ngada
Kabupaten Mariggarai Barat
Kabupaten Mangzarai Timur
129 KPPN Atambua Kabupaten Belu
Kabupaten Malaka
Kabupaten Timor Tengah Utara
130 KPPN Larantuka Kabupaten Flores Timur
Kabupaten Lembata
131 KPPN Ende Kabupaten Ende
Kabupaten Sikka
Kabupaten Nagekeo
132 KPPN Makassar 1 Kota Makassar
Kabupaten Maros
Kabupaten Pangkep
133 KPPN Makassar II Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Takalar
Kabupaten Gowa

- 14 -
NO , W1LAYAH KERJA
NAMA
Prov/ Kabupaten/ Kota
134 KPPN Pare-Pare Kota Pare-Pare
Kabupaten Pinrang
Kabupaten Barru
Kabupaten Enrekang
Kabupaten Sidenreng Rappang
135 KPPN Palopo Kota Palopo
Kabupaten Luwu
Kabupaten Luwu Utara
Kabupaten LIMA Timur
136 KPPN Bantaeng Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Jeneponto
Kabupaten Bulukumba
137 KPPN Sinjai Kabupaten Sinjai
138 KPPN Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
139 KPPN Watampone Kabupaten Bone
Kabupaten Wajo
Kabupaten Soppeng
140 KPPN Makale Kabupaten Tana Toraja
Kabupaten. Toraja Utara
141 KPPN Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
Kabupaten Mamuju
Kabupaten Mamuju Tengah
Kabupaten Mamuju Utara
142 KPPN Majene Kabupaten Majene
Kabupaten Polewall Mandar
Kabupaten Mamasa
143 KPPN Palu Provinsi Sulawesi Tengah
Kota Palu
Kabupaten Donggala
Kabupaten Parigi Moutong
Kabupaten Sigi
,
144 KPPN Poso Kabupaten Poso
Kabupaten Morowali
Kabupaten Morowali Utara
Kabupaten Tojo Una-Una
,
145 KPPN Luwuk Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai Laut
Kabupaten Banggai Kepulauan
146 KPPN Tolitoli Kabupaten Tolitoli
Kabupaten Buol
147 KPPN Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Rota Kendari
Kabupaten Konawe Selatan
Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Konawe Kepulauan
Kabupaten Bombana
Kabupaten Konawe
148 KPPN Bau-Bau Kota Bau-Bau
Kabupaten Buton
Kabupaten Buton Tengah
Kabupaten Buton Selatan
Kabupaten Wakatobi

- 15
NO WILAYAH KERJA
NAMA
Prov/Kabupaten/Kota
Kabupaten Buton Utara
149 KPPN Raha Kabupaten Muria
Kabupaten Muna Barat
150 KPPN Kolaka Kabupaten Kolaka
Kabupaten Kolaka Timur
Kabupaten Kolaka Utara
151 KPPN Gorontalo Provinsi Gorontalo
Kota Gorontalo
Kabupaten Gorontalo
Kabupaten Bone Bolango
Kabupaten Gorontalo Utara
152 KPPN Marisa Kabupaten Pohuwato
Kabupaten Bualemo
153 KPPN Manado Provinsi Sulawesi Utara
Kota Manado
Kota Tomohon
Kabupaten Minahasa
Kabupaten Minahasa Selatan
Kabupaten Minahasa Tenggara
154 KPPN Kotamobagu Kabupaten Bolaang Mongondow
Kota Kotamobagu
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
155 KPPN Bitung Kabupaten Bitung
Kabupaten Minahasa Utara
Kabupaten Kepulauan Talaud
156 KPPN Tahuna Kabupaten Sangihe
Kabupaten Kep.Siau Tagulandang Biaro
157 KPPN Ternate Provinsi Maluku Utara
Kota Ternate
Kota Tidore Kepulauan
Kabupaten Halmahera Tengah
Kabupaten Halmahera Barat
Kabupaten Halmahera Selatan
Kabupaten Taliabu
Kabupaten Kepulauan Sula
158 KPPN Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
Kabupaten Halmahera Timur
Kabupaten Pulau Morotai
159 KPPN Ambon Provinsi Maluku
Kota Ambon
Kabupaten Buru
Kabupaten Buru Selatan
160 KPPN Masohi Kabupaten Maluku Tengah
Kabupaten &ram Bagian Barat
Kabupaten Scram Bagian Timur
161 KPPN Tual Kabupaten Maluku Tenggara
Kabupaten Kepulauan Aru
Kota Tual
162 KPPN Saumlaki Kabupaten Maluku Tenggara Barat
Kabupaten Maluku Barat Daya

- 16 -
WILAYAH KERJA
NO NAMA
Prov/ Kabupaten/ Kota
163 KPPN Manokwari Provinsi Papua Barat
Kabupaten Manokwari
Kabupaten Manokwari Selatan
Manokwari Pegunungan Arfak
Kabupaten Teluk Bintuni
Kabupaten Teluk Wondama
164 KPPN Sorong Kota Sorong
Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong Selatan
Kabupaten Raja Ampat
Kabupaten Tambrauw
Kabupaten Maybrat
165 KPPN Fak-Pak Kabupaten Fak-Fak
Kabupaten Kaimana
166 KPPN Jayapura Provinsi Papua
Kota Jayapura
Kabupaten Jayapura
Kabupaten Sarmi
Kabupaten Keerom
Kabupaten Mamberamo Raya
Kabupaten Pegunungan Bintang
167 KPPN Merauke Kabupaten Merauke
Kabupaten Mappi
Kabupaten Asmat
Kabupaten Boven Digoel
168 KPPN Biak Kabupaten Biak Numfor
Kabupaten Supiori
169 KPPN Serui Kabupaten Waropen
Kabupaten Kepulauan Yapen
170 KPPN Nabire Kabupaten Nabire
Kabupaten Paniai
Kabupaten Dogiyai
Kabupaten Deiyai
Kabupaten Intan Jaya
171 KPPN Wamena Kabupaten Jayawijaya
Kabupaten Puncak Jaya
Kabupaten Tolikara
Kabupaten Yahukimo
Kabupaten Mamberamo Tengah
Kabupaten Yalimo
Kabupaten Lanny Jaya
. Kabupaten Nduga
172 KPPN Timika Kabupaten Mimika
Kabupaten Puncak

JENDERAL PERBENDAHARAAN,

HARJOWIRYONO
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
SURAT EDARAN DIRJEN PERBENDAHARAAN
nomor SE-72/pb/2018
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYALURAN
DANA ALOKASI KHUSUS DAK FISIK DAN DANA DESA YANG
DILAKSANAKAN OLEH DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Berisi Paparan terkait Mekanisme Penyaluran
DAK Fisik & Dana Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA


MELALUI KPPN

Kebijakan, Mekanisme, dan Overview Penyaluran DAK


Fisik dan Dana Desa Tahun 2017 - 2018

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan


OUTLINE

PENDAHULUAN
Latar Belakang, Tujuan Penyaluran, dan Alur Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

PENYALURAN DAK FISIK TAHUN 2017


Mekanisme dan Realisasi Penyaluran DAK Fisik Tahun 2017

PENYALURAN DANA DESA TAHUN 2017


Mekanisme dan Realisasi Penyaluran Dana Desa Tahun 2017

PENYALURAN DAK FISIK TAHUN 2018


Mekanisme dan Realisasi Penyaluran DAK Fisik Tahun 2018

PENYALURAN DANA DESA TAHUN 2018


Mekanisme dan Realisasi Penyaluran Dana Desa Tahun 2018
PENDAHULUAN
PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA OLEH DITJEN PERBENDAHARAAN

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui KPPN di seluruh Indonesia (kecuali di Jakarta) dilaksanakan berdasarkan
PMK nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagaimana telah diubah terakhir
dengan PMK nomor 225/PMK.07/2017, dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor PER-4/PB/2017 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Desa pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan PER-1/PB/2018

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dilaksanakan berdasarkan kinerja penyerapan dan capaian output yang dilaporkan
dan di-input oleh Pemda melalui Aplikasi berbasis web (OMSPAN)

Pelaksanaan penyaluran oleh KPPN dilakukan oleh KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa yang terdiri dari PPK BUN
dan PPSPM BUN melalui aplikasi SAKTI.

Pencairan dana dilakukan melalui penerbitan SP2D yang ditujukan ke rekening Pemerintah Daerah (pencairan dana dari
RKUN ke RKUD).

4
TUJUAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN
KALTARA
1 KPPN

JAMBI KALTIM SULBAR


5 KPPN 6 KPPN
KALSEL 2 KPPN MALUKU UTARA
RIAU SULSEL
5 KPPN 2 KPPN
3 KPPN 9 KPPN

SUMBAR KALTENG SULTENG MALUKU


6 KPPN 4 KPPN 4 KPPN 4 KPPN
SUMUT
Tujuan Penyaluran
KALBAR SULTRA
11 KPPN
6 KPPN 4 KPPN
ACEH
GORONTALO PAPUA BARAT
Mendekatkan pelayanan Kementerian Keuangan
7 KPPN KEPRI
2 KPPN 2 KPPN 3 KPPN terhadap Pemerintah Daerah melalui 171 (tahun 2018
SULUT
menjadi 172) Kantor Pelayanan Perbendaharaan
BABEL 4 KPPN Negara (KPPN) yang tersebar di seluruh Indonesia
2 KPPN PAPUA
7 KPPN
SUMSEL
5 KPPN
Meningkatkan efisiensi koordinasi dan konsultasi
BENGKULU antara Pemerintah Daerah dengan Kementerian
4 KPPN
Keuangan
LAMPUNG
4 KPPN
NTT
BANTEN 6 KPPN
3 KPPN
Meningkatkan efektivitas monitoring dan evaluasi
NTB serta analisis kinerja pelaksanaan anggaran pusat dan
JABAR 4 KPPN daerah
12 KPPN

DIY
3 KPPN

JATENG
15 KPPN
JATIM
15 KPPN

BALI
3 KPPN
5
ALUR PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA SECARA UMUM
PERSIAPAN PROSES PENYALURAN DAK FISIK/DANA DESA DI KPPN PELAPORAN
Menyusun
RPD
DIPA REKAPITULASI DJPK
Petikan KPA Penyalur

DOK. OM
PERSY. SPAN REKAPITULASI DOK. Data
PERSY. Supplier Koordinator KPA
SK PPK-PPSPM
Data
UNDUH ADK Supplier
DIPA DARI VERIFIKASI
RKAKL DIPA
Kanwil DJPBN
ONLINE PENGUJIAN
PPK
UNGGAH ADK
DIPA KE SAKTI
SKPRTD KPA Penyaluran
SPP-LS DAK Fisik/
SKPRDD

SP2D

PENGUJIAN
PEMDA
SKPRTD DAK Fisik/ PPSPM
SKPRDD DAK Fisik
Vendor
SPM-LS RKUN RKUD
RKD
Dana Desa 6
PENYALURAN DAK FISIK
TAHUN 2017
MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK TAHUN 2017

Penyaluran Bertahap

Triwulan 30%
Triwulan II :: 30% Triwulan
Triwulan II 25%
II :: 25% Triwulan
Triwulan III 25%
III :: 25% Triwulan
Triwulan IVIV : selisih antara
: selisihantara
jumlah dana yg telah disalurkan
jumlah dana yg telah disalurkan s.d.
Penyaluran : paling Penyaluran : paling Penyaluran : paling TW III dengan nilai rencana
cepat bulan Mei – cepat bulan September s.d. TW III dengan nilai rencana
lambat 31 Mei penyelesaian kegiatan
paling lambat 8 – paling lambat 31 penyelesaian kegiatan
Dokumen Persyaratan September Oktober
(Paling Lambat 19 Mei): Penyaluran : paling cepat bulan
Dokumen Dokumen Persyaratan November – paling lambat 31
• Peraturan Daerah Persyaratan (Paling (Paling lambat 21 Desember
mengenai APBD tahun Lambat 31 Agustus): Oktober):
anggaran berjalan Dokumen Persyaratan (Paling
• laporan realisasi • laporan realisasi • laporan realisasi lambat 15 Desember):
penyerapan dana dan penyerapan dana penyerapan dana yang • laporan realisasi penyerapan
capaian output kegiatan yang menunjukkan menunjukkan paling dana yang menunjukkan paling
DAK Fisik tahun anggaran paling sedikit 75% sedikit 75% dari dana sedikit 90% dari dana yang telah
sebelumnya. dari dana yang telah yang telah diterima di diterima di RKUD dan capaian
diterima di RKUD RKUD dan capaian output kegiatan DAK Fisik sampai
dan capaian output output kegiatan DAK dengan triwulan III yang
Khusus Triwulan I TA 2017, kegiatan DAK Fisik Fisik sampai dengan
pemenuhan dokumen menunjukkan paling sedikit 65%.
triwulan I; triwulan II yang
persyaratan disampaikan • nilai rencana penyelesaian
• daftar kontrak menunjukkan paling
oleh DJPK dalam bentuk kegiatan dalam rangka
kegiatan sedikit 30%;
rekomendasi penyaluran penyelesaian capaian output
100%

Untuk pagu bidang s.d. 1 miliar, penyaluran dapat dilaksanakan sekaligus sebesar kebutuhan
Penyaluran Sekaligus dana dalam rangka penyelesaian output kegiatan DAK Fisik (sesuai nilai daftar kontrak)
8
TAMBAHAN DAK FISIK (APBNP) TAHUN 2017
PENYALURAN PERCEPATAN INFRASTRUKTUR
BID. JALAN DAN IRIGASI
Penyaluran dilaksanakan per bidang secara bertahap, yaitu:
PMK nomor 127/PMK
127/PMK.
/PMK.07/
07/2017 tentang Pelaksanaan PENYALURAN PENYELESAIAN DAK FISIK TA 2016
Dana Alokasi Umum dan Tambahan Dana Alokasi
Khusus Fisik pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Penyaluran dilaksanakan sekaligus paling cepat bulan paling cepat bulan September dan paling
Negara Perubahan Tahun Anggaran 2017 September - paling lambat bulan Desember. lambat bulan November 2017 (sebesar 50%
50%
dari pagu alokasi)
Dokumen persyaratan (paling lambat 15 Desember
2017)
2017 Dokumen persyaratan (disampaikan paling
TAMBAHAN DAK FISIK pada APBNP 2017 - Surat permintaan penyaluran yang di ttd oleh lambat 31 Oktober 2017 melalui OMSPAN):
Kepala Daerah TAHAP I - Surat permintaan penyaluran yang di ttd
Sebesar terdiri dari: - Hasil verifikasi output dari APIP Daerah oleh Kepala Daerah
Rp 11,19 T - Perda mengenai perubahan APBD TA
Rp 9,23 T Penyaluran Dilakukan sebesar Hasil Verifikasi Output dari APIP 2017 atau Perkada mengenai penjabaran
Penyelesaian DAK Fisik TA
daerah perubahan APBD TA 2017
2016
Percepatan Infrastruktur Bid. Rp 1,80 T
Jalan
Dalam hal hasil verifikasi output dari APIP Daerah:
Percepatan Infrastruktur Bid. paling cepat bulan Oktober dan paling
Rp 153,29 M - Lebih Besar dari alokasi Tambahan DAK Fisik untuk
Irigasi lambat bulan Desember 2017 (sebesar
Penyelesaian DAK Fisik TA 2016
selisih antara nilai kebutuhan riil
penyelesaian kegiatan DAK Fisik dgn
penyaluran dilakukan sebesar alokasi
dana yg telah disalurkan pada tahap I)
Tambahan DAK Fisik untuk penyelesaian
DAK Fisik TA 2016 Dokumen persyaratan (disampaikan paling
lambat 15 Desember 2017 melalui OMPAN):
- Lebih Kecil dari alokasi Tambahan DAK Fisik untuk - Laporan realisasi penyerapan dana
TAHAP II

Penyelesaian DAK Fisik TA 2016 tahap I yang menunjukkan realisasi


minimal 75% & capaian output
Penyaluran dilakukan sebesar hasil verifikasi minimal 50%, disertai rekap SP2D atas
output dari APIP Daerah penggunaan dana.
- Rekapitulasi nilai kebutuhan riil
penyelesaian kegiatan DAK Fisik

9
REALISASI PENYALURAN DAK FISIK TAHUN 2017

DAK Fisik bertahap


Pagu Realisasi
Triwulan
Pemda Nilai Pemda Nilai %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)/(3)
Rp 69,5 T I 541 17.448.951.088.000 541 17.414.828.351.000 99,80
Total Pagu DAK Fisik II 541 14.540.792.576.000 539 13.268.951.084.000 91,25
III 541 14.540.792.576.000 538 12.950.253.759.732 89,06
IV 541 11.632.640.119.000 527 7.298.508.881.418 62,74
Rp 62,1 T Jumlah 58.163.176.359.000 50.932.542.076.150 87,57
Realisasi Penyaluran DAK Fisik

Rp 7,4 T DAK Fisik sekaligus


Sisa Penyaluran DAK Fisik Rekomendasi Realisasi
Pagu DIPA
Pemda Nilai Pemda Nilai %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)/(2) (7)=(5)/ (3)
179.034.077.000 203 179.034.077.000 189 154.730.075.232 93,10 86,42
89,3%
Persentase Penyaluran
Tambahan DAK Fisik
541 Pagu Realisasi
Uraian
Pemda Nilai Pemda Nilai %
Pemda penerima (1) (2) (3) (6) (7) (8)=(7)/(3)
Penyelesaian 2016 435 9.233.290.000.000 434 9.135.653.760.474 98,94%
Percepatan 56 1.956.000.000.000 56 1.884.266.268.496 96,33%
18 Infrastruktur

Bidang Kegiatan
Pemda yang tidak salur Penyelesaian DAK Fisik 2016 adalah Pemkab Bangka Barat
PENYALURAN DANA DESA
TAHUN 2017
KETENTUAN PENYALURAN DANA DESA TAHUN 2017

PERSENTASE BATAS WAKTU


BATAS WAKTU
PENYAMPAIAN DOKUMEN PERSYARATAN
PENYALURAN DOKUMEN PENYALURAN

1. Perda APBD TA berjalan (berupa hasil rekapitulasi


Paling Cepat Penerimaan Perda APBD dari DJPK);
bulan April, 2. Perkada mengenai tata cara pembagian dan
TAHAP I 60 % 24 Juli 2017
paling lambat penetapan rincian Dana Desa setiap Desa;
bulan Juli 2017
3. Laporan realisasi penyaluran Dana Desa TA
sebelumnya.
4. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa TA sebelumnya.

1. Laporan realisasi penyaluran Dana Desa tahap I


Paling Cepat yang menunjukkan penyaluran dari RKUD ke RKD
bulan Agustus minimal 90%;
TAHAP II 40 % 4 Desember 2017
2017 s.d. 13
2. Laporan konsolidasi realisasi penyaluran yang
Desember 2017
menunjukkan realisasi penyerapan minimal 75%
dan capaian output Dana Desa tahap I minimal
50%.

12
REALISASI PENYALURAN DANA DESA TA 2017
Pagu Dana Desa TA 2017
Rp 60 T Total Realisasi
Rp 59,77 T 99,6%
dari pagu

Sisa Penyaluran Tahap I Sisa Penyaluran Tahap II


PENYALURAN DANA DESA TAHAP I DAN II
Rp 161,14 Miliar Rp 72,02 Miliar
36,0 35,8
Terdiri dari: Terdiri dari:
Desa hilang Rp 51,87 Miliar Desa hilang Rp 4,09 Miliar
24,0 23,9
PAGU Sisa RKUD TA Sisa RKUD yg
REALISASI 2016 Rp 109,27 Miliar disalurkan (Rp 3,85 Miliar)

Triliun Rp
99,6 %
99,7 %
Tidak salur (Rp 71,77 Miliar)
Lebih salur (Rp 98 Ribu)

TAHAP I TAHAP II Selisih Selisih


Rp 97,28 Ribu (Rp 32,97 Ribu)
Pembulatan Pembulatan
REALISASI PENYALURAN DANA DESA TA 2017
Data OMSPAN per 31 Mei 2018

60 T 434 Pemda
Pagu Dana Desa 2017 Penerima Dana Desa

59,77 T 233,42 M
RKUN ke RKUD Sisa Pagu

59,39 T 370,83 M
RKUD ke RKD Sisa Dana di RKUD

52,90 T 6,49 T
Penyerapan di RKD Sisa Dana di RKD
PENYALURAN DAK FISIK
TAHUN 2018
KEBIJAKAN DAK FISIK TA 2018

 Penyempurnaan jenis dan bidang DAK


Fisik sesuai prinsip money follow DAK REGULER DAK PENUGASAN DAK AFFIRMASI
program, berbasis proposal, serta Membantu mendanai Mendukung pencapaian Membantu mempercepat
sinkronisasi DAK dengan belanja K/L kegiatan untuk penyediaan prioritas nasional tahun pembangunan infrastruktur
pelayanan dasar dengan 2018 yang menjadi dan pelayanan dasar pada
 Penguatan peran provinsi dalam target pemenuhan Standar kewenangan daerah, lingkup lokasi prioritas yang
sinkronisasi usulan DAK fisik Pelayanan Minimal dan kegiatan spesifik serta lokasi termasuk kategori daerah
 Memperbaiki penyaluran DAK: ketersediaan sarana dan prioritas tertentu perbatasan, kepulauan,
prasarana tertinggal, dan transmigrasi
a. Secara bertahap per bidang
(area/spatial based)
b. Penyaluran secara sekaligus sesuai
rekomendasi KL dan bidang dgn 1. Pendidikan 1. Pendidikan (SMK) 1. Kesehatan
alokasi s.d. 1 Miliar 2. Kesehatan dan KB 2. Kesehatan 2. Perumahan dan
c. Berbasis kinerja pelaksanaan Permukiman
3. Perumahan dan 3. Air Minum
(performance based) 3. Transportasi
Permukiman 4. Sanitasi
 Mewajibkan daerah melaporkan capaian 4. Industri Kecil dan 4. Pendidikan
output/outcome 5. Jalan
Menengah (IKM) 5. Air Minum, dan
6. Irigasi
5. Pertanian 6. Sanitasi
7. Pasar
6. Kelautan dan Perikanan
8. Energi Skala Kecil, dan
7. Pariwisata
Terdapat 8 bidang baru, sehingga total ada 9. Lingkungan Hidup dan
26 bidang dari semula 18 bidang 8. Jalan Kehutanan
9. Air Minum
10.Sanitasi, dan
11.Pasar
MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK TAHUN 2018

Bertahap
• Penyaluran dilaksanakan per jenis per bidang secara bertahap dalam 3
tahap

Sekaligus
• Untuk pagu bidang sampai dengan 1 miliar rupiah, penyalurannya dapat
dilaksanakan sekaligus. Penyaluran paling cepat bulan April paling lambat
bulan Juli.

Campuran (Bertahap
dan Sekaligus)
• Dilaksanakan dalam hal terdapat sebagian atau seluruh kegiatan
pembayarannya tidak dapat dilakukan secara bertahap

17
KETENTUAN PENYALURAN DAK FISIK BERTAHAP TAHUN 2018

Tahap I : 25% Tahap II : 45% Tahap III : selisih antara jumlah


dana yg telah disalurkan s.d. TW II
Penyaluran : paling cepat bulan Penyaluran : paling cepat bulan April dengan nilai rencana penyelesaian
Februari – paling lambat bulan Juli – paling lambat bulan Oktober kegiatan
Dokumen Persyaratan (Paling Lambat Dokumen Persyaratan (Paling
21 Juli): Lambat 21 Oktober ): Penyaluran : paling cepat bulan
• Peraturan Daerah mengenai APBD • laporan realisasi penyerapan dana September – paling lambat bulan
tahun anggaran berjalan (berupa hasil yang menunjukkan paling sedikit Desember
rekapitulasi Penerimaan Perda APBD 75% dari dana yang telah diterima di Dokumen Persyaratan (Paling
dari DJPK); RKUD dan capaian output kegiatan lambat 15 Desember):
• laporan realisasi penyerapan dana DAK Fisik tahap I;
• laporan realisasi penyerapan dana
dan capaian output kegiatan DAK Fisik yang menunjukkan paling sedikit
tahun anggaran sebelumnya. 90% dari dana yang telah diterima
• Rencana Kegiatan yang telah disetujui di RKUD dan capaian output
oleh K/L Teknis terkait kegiatan DAK Fisik sampai dengan
• Daftar Kontrak Kegiatan tahap II yang menunjukkan paling
sedikit 70%.
• Laporan yang memuat nilai rencana
penyelesaian kegiatan dalam rangka
penyelesaian capaian output 100%

18
Penyaluran DAK Fisik Sekaligus (Tidak Bertahap)

Penyaluran sekaligus Penyaluran sebagian atau seluruhnya sekaligus

ALOKASI BIDANG < 1 MILYAR ALOKASI BIDANG >1 MILYAR

 Dapat dilaksanakan sekaligus sebesar kebutuhan dana  Berdasarkan rekomendasi dari K/L yang diterima DJPK paling
dalam rangka penyelesaian output kegiatan DAK Fisik lambat Februari
 Rentang waktu penyaluran : April – Juli  DJPK menyampaikan ketetapan penyaluran yang tidak dapat
 Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan paling dilaksanankan secara bertahap kepada KPA Penyaluran
lambat 21 Juli melalui Koordinator KPA
 Dokumen Persyaratan :  Rentang waktu penyaluran sekaligus : Agustus - Desember
 Rekapitulasi penerimaan Perda mengenai APBD  Dokumen Persyaratan :
tahun anggaran berjalan;  rekapitulasi penerimaan Perda mengenai APBD tahun
 Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian anggaran berjalan (seluruh kegiatan sekaligus);
output kegiatan DAK Fisik tahun anggaran  laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output
sebelumnya; dan kegiatan DAK Fisik tahun anggaran sebelumnya (seluruh
 Daftar kontrak Kegiatan. kegiatan sekaligus);
 Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output  Daftar kontrak Kegiatan dan
kegiatan DAK Fisik bidang tertentu, disampaikan paling  BAST;
lambat bulan November tahun anggaran berjalan  Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output
kegiatan DAK Fisik bidang tertentu, disampaikan paling
lambat bulan Desember tahun anggaran berjalan

19
REALISASI PENYALURAN DAK FISIK SEKALIGUS TA 2018
PER 31 MEI 2018
PAGU DIPA REALISASI TAHAP I
NO PROVINSI
PEMDA NILAI PEMDA NILAI %
1 02 JAWA BARAT 23 14.846.206.000 1 961.912.800 6,48
2 03 JAWA TENGAH 36 40.925.604.000 1 133.488.000 0,33
3 04 DI YOGYAKARTA 6 5.933.853.000 - - 0,00
4 05 JAWA TIMUR 37 50.128.433.000 5 3.485.778.500 6,95
5 06 ACEH 21 13.797.096.000 3 1.960.200.000 14,21
6 07 SUMATERA UTARA 32 36.338.149.000 2 755.145.800 2,08
7 08 SUMATERA BARAT 20 20.052.137.000 5 2.532.681.760 12,63
8 09 RIAU 12 12.402.504.000 - - 0,00
9 10 JAMBI 11 11.450.563.000 - - 0,00
10 11 SUMATERA SELATAN 16 10.653.067.000 3 2.261.568.000 21,23
11 12 LAMPUNG 15 13.493.007.000 4 2.662.936.900 19,74
12 13 KALIMANTAN BARAT 15 9.124.654.000 - - 0,00
13 14 KALIMANTAN TENGAH 15 13.026.366.000 1 896.713.000 6,88
14 15 KALIMANTAN SELATAN 14 10.820.486.000 4 2.621.484.000 24,23
15 16 KALIMANTAN TIMUR 11 12.146.820.000 2 1.608.087.000 13,24
16 17 SULAWESI UTARA 16 9.428.739.000 6 4.262.561.000 45,21
17 18 SULAWESI TENGAH 11 9.796.196.000 6 4.715.748.750 48,14
18 19 SULAWESI SELATAN 24 16.971.181.000 2 1.142.079.900 6,73
19 20 SULAWESI TENGGARA 18 14.776.227.000 4 3.396.808.000 22,99
20 21 MALUKU 8 3.099.216.000 - - 0,00
21 22 BALI 8 7.751.569.000 - - 0,00
22 23 NUSA TENGGARA BARAT 11 10.741.202.000 1 712.391.411 6,63
23 24 NUSA TENGGARA TIMUR 18 12.069.582.000 - - 0,00
24 25 PAPUA 16 6.528.839.000 1 671.568.094 10,29
25 26 BENGKULU 11 7.898.295.000 2 912.133.920 11,55
26 28 MALUKU UTARA 10 5.478.936.000 3 2.571.504.000 46,93
27 29 BANTEN 8 5.180.965.000 - - 0,00
28 30 KEP BANGKA BELITUNG 8 6.027.609.000 - - 0,00
29 31 GORONTALO 7 6.472.221.000 2 1.392.206.040 21,51
30 32 KEPULAUAN RIAU 6 7.099.510.000 1 900.000.000 12,68
31 33 PAPUA BARAT 10 7.723.105.000 - - 0,00
32 34 SULAWESI BARAT 7 10.990.473.000 4 3.435.217.000 31,26
33 35 KALIMANTAN UTARA 6 8.173.666.000 3 1.731.576.000 21,18
JUMLAH TOTAL 487 431.346.476.000 66 45.723.789.875 10,60
REALISASI PENYALURAN DAK FISIK TAHAP I TA 2018
PER 31 MEI 2018
PAGU DIPA PAGU TAHAP I REALISASI TAHAP I
NO PROVINSI
PEMDA NILAI NILAI PEMDA NILAI % Keterangan:
1 02 JAWA BARAT 28 3.074.376.763.000 768.594.190.750 9 150.191.139.750 19,54 Sampai dengan 31 Mei 2018
2 03 JAWA TENGAH 36 3.284.717.759.000 821.179.439.750 17 133.180.103.000 16,22
3 04 DI YOGYAKARTA 6 505.698.585.000 126.424.646.250 3 13.096.833.000 10,36
belum ada penyaluran DAK
4 05 JAWA TIMUR 38 3.728.872.994.000 932.218.248.500 16 193.635.829.750 20,77 Fisik Tahap II
5 06 ACEH 24 2.687.007.188.000 671.751.797.000 5 74.341.687.000 11,07
6 07 SUMATERA UTARA 34 3.215.305.502.000 803.826.375.500 6 25.183.302.750 3,13
7 08 SUMATERA BARAT 20 1.720.519.876.000 430.129.969.000 13 110.979.394.200 25,80
8 09 RIAU 13 1.138.195.230.000 284.548.807.500 5 59.271.449.000 20,83
9 10 JAMBI 12 1.053.160.861.000 263.290.215.250 5 29.538.763.250 11,22
10 11 SUMATERA SELATAN 18 2.346.446.847.000 586.611.711.750 12 204.278.535.750 34,82
11 12 LAMPUNG 16 2.348.219.719.000 587.054.929.750 11 224.264.967.500 38,20
12 13 KALIMANTAN BARAT 15 2.448.017.348.000 612.004.337.000 7 80.675.316.500 13,18
13 14 KALIMANTAN TENGAH 15 1.647.023.047.000 411.755.761.750 14 262.589.805.000 63,77
14 15 KALIMANTAN SELATAN 14 1.285.476.498.000 321.369.124.500 6 81.093.835.750 25,23
15 16 KALIMANTAN TIMUR 11 1.035.152.534.000 258.788.133.500 6 84.926.581.000 32,82
16 17 SULAWESI UTARA 16 1.889.788.736.000 472.447.184.000 14 192.520.621.250 40,75
17 18 SULAWESI TENGAH 14 1.848.852.428.000 462.213.107.000 12 172.920.930.250 37,41
18 19 SULAWESI SELATAN 25 4.029.894.042.000 1.007.473.510.500 12 294.189.238.000 29,20
19 20 SULAWESI TENGGARA 18 2.056.219.604.000 514.054.901.000 7 89.079.643.500 17,33
20 21 MALUKU 12 1.864.445.780.000 466.111.445.000 6 124.660.356.500 26,74
21 22 BALI 10 621.355.551.000 155.338.887.750 9 88.074.610.250 56,70
22 23 NUSA TENGGARA BARAT 11 1.920.801.144.000 480.200.286.000 5 169.953.404.750 35,39
23 24 NUSA TENGGARA TIMUR 23 3.077.545.143.000 769.386.285.750 3 74.509.189.500 9,68
24 25 PAPUA 30 4.880.370.837.000 1.220.092.709.250 2 6.125.831.750 0,50
25 26 BENGKULU 11 751.758.297.000 187.939.574.250 6 22.900.778.000 12,19
26 28 MALUKU UTARA 11 1.477.970.898.000 369.492.724.500 8 235.314.513.250 63,69
27 29 BANTEN 9 624.007.820.000 156.001.955.000 2 24.629.313.250 15,79
28 30 KEP BANGKA BELITUNG 8 780.327.480.000 195.081.870.000 5 60.365.405.500 30,94
29 31 GORONTALO 7 934.904.850.000 233.726.212.500 7 117.088.271.000 50,10
30 32 KEPULAUAN RIAU 8 746.842.677.000 186.710.669.250 6 79.817.045.500 42,75
31 33 PAPUA BARAT 14 1.502.977.381.000 375.744.345.250 1 23.426.887.000 6,23
32 34 SULAWESI BARAT 7 830.597.121.000 207.649.280.250 6 157.532.435.250 75,86
33 35 KALIMANTAN UTARA 6 648.065.892.000 162.016.473.000 4 94.228.359.500 58,16
JUMLAH TOTAL 540 62.004.916.432.000 15.501.229.108.000 250 3.754.584.377.200 24,22
Konsekuensi Persyaratan Penyaluran dan Batas Waktu Penyampaian
Dokumen Persyaratan DAK Fisik Yang Tidak Terpenuhi

Dalam hal Kepala Daerah tidak memenuhi persyaratan penyaluran


dan/atau melampaui batas waktu penyampaian dokumen persyaratan
penyaluran, DAK Fisik tahap yang bersangkutan dan tahap selanjutnya
atau yang penyalurannya sekaligus
tidak disalurkan.

Pendanaan dan penyelesaian kegiatan dan/atau kewajiban kepada pihak


ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah

22
PENYALURAN DANA DESA
TAHUN 2018
STRATEGI PEMANFAATAN DANA DESA MELALUI PADAT KARYA TUNAI
DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Prioritas Penggunaan Dana Desa

Pembangunan Desa Pemberdayaan Masyarakat Desa


STRATEGI PELAKSANAAN

Cash For Work: Pengembangan Ekonomi Kreatif:


 Berdasar kreativitas, keterampilan, dan bakat individu;
 Menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu;
 Kegiatan Padat Karya Tunai, menyerap
 Bernilai ekonomi; dan
Tenaga Kerja dalam Jumlah Besar;
 Berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
 UPAH LANGSUNG secara HARIAN atau
MINGGUAN;
Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal melalui
 Memperkuat Daya Beli Masyarakat; dan Pemberdayaan BUM Desa:
 Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan  Pengembangan produk unggulan desa atau kawasan
Kesejahteraan masyarakat. perdesan;
 Prioritas usaha: pengelolaan SDA, Industri pengolahan
berbasis sumberdaya lokal, pelayanan publik, jaringan
distribusi, dan sektor keuangan.

24
TUJUAN, SASARAN, PRINSIP, DAN KRITERIA PADAT KARYA TUNAI

Tujuan
menciptakan meningkatkan menaikkan permintaan agregat untuk
lapangan kerja 2 pendapatan dan daya 3 mendorong pertumbuhan ekonomi,
beli masayarakat menurunkan kemiskinan, dan kesenjangan antar
desa

Sasaran Program

Penganggur 2 Setengah penganggur 3 Penduduk miskin 4 Penerima PKH 5 Stunting


penduduk yang tidak • penduduk yang bekerja di bawah jam memiliki rata-rata Penduduk yang terdaftar Penduduk yang
punya pekerjaan dan kerja normal (<35 jam seminggu) pengeluaran perkapita dalam Program Keluarga memiliki balita
sedang mencari • masih mencari pekerjaan atau masih perbulan dibawah garis Harapan. bermasalah gizi.
pekerjaan. bersedia menerima pekerjaan. kemiskinan.

Kriteria Kegiatan
o Fokus 3 s.d. 5 kegiatan sesuai kebutuhan dan prioritas desa;
o Besaran upah:
Prinsip Pelaksanaan • setara upah buruh tani;
 Swakelola, perencanaan dan pelaksanaan • minimal 30% dari nilai pekerjaan fisik;
kegiatan dilakukan secara mandiri oleh desa; • dibayar harian atau mingguan.
 Menyerap sebanyaknya tenaga kerja setempat; o Cakupan kegiatan diperluas, mulai pengadaan,
dan pembangunan, pengembangan, sampai pemeliharaan;
o Tidak dilaksanakan bersamaan dengan masa panen;
 menggunakan bahan baku setempat.
o Keberlanjutan program selama setahun; dan
o Mengoptimalkan peran pendamping desa.
PERSIAPAN PELAKSANAAN PADAT KARYA TUNAI YANG DIDANAI DARI DANA DESA

Rapat Terbatas: • Pemanfaatan Dana Desa harus dilakukan dengan model padat karya tunai secara swakelola
• Tanggal 18 Oktober
2017; dan
dalam rangka penciptaan lapangan kerja dan peningkatan tambahan upah/pendapatan bagi
• Tanggal 3 November masyarakat desa.
2017

• Prioritas lokasi Padat Karya Tunai di Desa pada tahun 2018 adalah 1.000 desa di 100 kabupaten
yang diusulkan oleh Kemenko PMK bersama Bappenas dan TNP2K.
• Penetapan 100 kabupaten prioritas tersebut didasarkan pada indikator:\
a) Jumlah Balita Stunting: jumlah balita pendek dan sangat pendek (riskesdas 2013, Kemenkes).
b) Prevalensi Stunting: persentase jumlah balita pendek dan sangat pendek (riskesdas 2013,
Rakor Tingkat Menteri
Kemenkes).
Tanggal 8 Desember
2017
c) Tingkat Kemiskinan: persentase jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota (Susenas 2013,
BPS).

Dipilih 10 kabupaten dari 100 kabupaten prioritas, yaitu:


1) Kabupaten Rokan Hulu
2) Kabupaten Lampung Tengah
Kunjungan Bapak 3) Kabupaten Cianjur
Presiden terkait 4) Kabupaten Pemalang
pelaksanaan padat 5) Kabupaten Brebes
karya tunai di desa 6) Kabupaten Lombok Tengah
7) Kabupaten Ketapang
8) Kabupaten Gorontalo
9) Kabupaten Maluku Tengah
10)Kabupaten Lanny Jaya
KEBIJAKAN REFORMULASI PENGALOKASIAN DANA DESA PADA TA 2018

REFORMULASI KEBIJAKAN PENGANGGARAN


DAN PENGALOKASIAN 2017 2018
 Memperhatikan pemerataan dan keadilan PMK 49/PMK.07/2016 PMK 199/PMK.07/2017
untuk:
 Pengentasan kemiskinan DANA DESA PER KAB/KOTA
 Perbaikan kualitas hidup masyarakat desa DANA DESA PER KAB/KOTA
 Mengatasi kesenjangan penyediaan sarpras
pelayanan publik antardesa
77% 3% 20%
 Afirmasi bagi desa sangat tertinggal dan 90% 10 %
tertinggal dengan jumlah penduduk miskin Alokasi Dasar Alokasi Afirmasi Alokasi Formula
Alokasi Dasar Formula
(JPM) tinggi
 Penyempurnaan formula distribusi Dana Desa
melalui:
 Penyesuaian bobot Desa Sangat 10% x JP Desa
1. Variabel jumlah penduduk miskin; dan
25% x JP Desa
Tertinggal
2. Indeks kesulitan geografis
 Mengurangi proporsi AD dan menambah 50% x JPM Desa
proporsi AF 35% x JPM Desa Desa Tertinggal

IMPLIKASI REFORMULASI KEBIJAKAN 15% x LW Desa


PENGALOKASIAN 10% x LW Desa Yang termasuk dalam kelompok
 Mengatasi kemiskinan desa dengan JPM tinggi
 Perbaikan ketimpangan fiskal antardesa dengan
25% x IKK
30% x IKK Desa Tertinggal = 9.013 Desa
meningkatkan DD/kapita di desa dengan Desa Sangat Tertinggal = 1.613 Desa
populasi penduduk besar dan sebaliknya
 Memperbaiki ketimpangan antardesa dalam
alokasi dana desa dengan indeks gini yang AA per Desa =
Keterangan:
rendah (3% Pagu DD) / {(2 * DST) + (1 *
JP : Jumlah Penduduk
 Distribusi Dana Desa yang lebih sesuai dengan DT)}
JPM : Jumlah Penduduk Miskin
sebaran jumlah penduduk miskin LW : Luas Wilayah
 Memberikan afirmasi kepada Desa tertinggal dan IKK : Indeks Kemahalan Kontruksi
sangat tertinggal dengan jumlah penduduk
miskin (JPM) tinggi 27
27
KETENTUAN PENYALURAN DANA DESA TA 2018
PERSENTASE BATAS WAKTU
PENYAMPAIAN BATAS WAKTU DOKUMEN PERSYARATAN
PENYALURAN DOKUMEN PENYALURAN

1. Surat pemberitahuan bahwa Pemda yang bersangkutan telah


7 (tujuh) hari menyampaikan Perda mengenai APBD tahun anggaran
TAHAP I kerja sebelum Januari s.d. minggu berjalan
20 % minggu ke-3 Juni ke-3 Juni
2. Peraturan Bupati/Walikota mengenai tata cara pembagian
dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa;

7 (tujuh) hari 3. Laporan realisasi penyaluran Dana Desa TA sebelumnya.


TAHAP II kerja sebelum Maret s.d. minggu
40 % minggu ke-4 Juni ke-4 Juni 4. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian
output Dana Desa TA sebelumnya.

1. Laporan realisasi penyaluran Dana Desa s.d. tahap II yang


menunjukkan penyaluran dari RKUD ke RKD paling kurang
Mengikuti 75%;
TAHAP III 40 % Pedoman Akhir Paling cepat Juli
2. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output
Tahun Anggaran
yang menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan minimal
75% dan capaian output minimal 50%.

28
PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TA 2018
PERSENTASE
PENYALURAN 20 %
BATAS WAKTU Januari s.d. minggu
PENYALURAN ke-3 Juni

DOKUMEN 1. Surat pemberitahuan bahwa


Pemda yang bersangkutan
PERSYARATAN telah menyampaikan Perda Surat pemberitahuan disampaikan oleh Direktur Pelaksanaan
mengenai APBD tahun Anggaran kepada KPPN berdasarkan surat dari Ditjen
anggaran berjalan
Perimbangan Keuangan.
2. Peraturan Bupati/Walikota
mengenai tata cara pembagian
dan penetapan rincian Dana a. Peraturan Bupati/Walikota disampaikan oleh Pemda dalam
Desa setiap Desa; bentuk softcopy dengan mengunggah ke aplikasi OMSPAN.
b. Dalam hal Pemda kesulitan mengunggah Peraturan
Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan Bupati/Walikota secara lengkap dikarenakan ukuran file yang
penyaluran Tahap I paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sangat besar, Pemda dapat mengunggah bagian batang tubuh
sebelum minggu ke-3 Juni Peraturan Bupati/Walikota. Selanjutnya, untuk keperluan
penatausahaan dokumen dan bahan evaluasi Peraturan
Bupati/Walikota berkenaan, Pemda menyampaikan softcopy
Berdasarkan Surat Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor S- Peraturan Bupati/Walikota secara lengkap beserta
4540/PB.2/2018 tgl 30 Mei 2018, ditetapkan sbb: lampirannya kepada KPPN.
- Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan penyaluran c. KPPN tidak perlu melakukan evaluasi terhadap Peraturan
Tahap I paling lambat tgl 4 Juni 2018 pukul 15.30 WIB Bupati/Walikota dalam rangka penyaluran Dana Desa tahap I.
- Batas waktu penyaluran Dana Desa Tahap I paling lambat tgl
22 Juni 2018
REALISASI PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TA 2018
PER 31 MEI 2018

PAGU DIPA PAGU TAHAP I REALISASI TAHAP I


NO PROVINSI
PEMDA DESA NILAI NILAI PEMDA NILAI %

1 02 JAWA BARAT 19 5.312 4.794.956.234.000 958.991.246.800 19 958.991.245.800 100,00


2 03 JAWA TENGAH 29 7.809 6.735.002.226.000 1.347.000.445.200 29 1.347.000.444.400 100,00
3 04 DI YOGYAKARTA 4 392 354.519.133.000 70.903.826.600 4 70.903.826.600 100,00
4 05 JAWA TIMUR 30 7.724 6.343.608.189.000 1.268.721.637.800 30 1.268.721.637.800 100,00
5 06 ACEH 23 6.496 4.459.407.194.000 891.881.438.800 23 891.881.438.800 100,00
6 07 SUMATERA UTARA 27 5.417 3.879.675.435.000 775.935.087.000 27 775.935.086.000 100,00
7 08 SUMATERA BARAT 14 928 790.083.876.000 158.016.775.200 14 158.016.775.200 100,00
8 09 RIAU 10 1.591 1.261.971.953.000 252.394.390.600 10 252.394.390.600 100,00
9 10 JAMBI 10 1.399 1.041.137.486.000 208.227.497.200 10 208.227.497.200 100,00
10 11 SUMATERA SELATAN 14 2.853 2.314.121.041.000 462.824.208.200 14 462.824.208.200 100,00
11 12 LAMPUNG 13 2.435 2.088.401.374.000 417.680.274.800 13 417.680.274.800 100,00
12 13 KALIMANTAN BARAT 12 2.031 1.695.861.252.000 339.172.250.400 12 339.172.250.400 100,00
13 14 KALIMANTAN TENGAH 13 1.433 1.145.089.368.000 229.017.873.600 13 229.001.108.800 99,99
14 15 KALIMANTAN SELATAN 11 1.864 1.327.128.833.000 265.425.766.600 11 265.425.766.600 100,00
15 16 KALIMANTAN TIMUR 7 841 731.713.905.000 146.342.781.000 7 146.342.781.000 100,00
16 17 SULAWESI UTARA 12 1.507 1.065.862.820.000 213.172.564.000 12 213.172.564.000 100,00
17 18 SULAWESI TENGAH 12 1.842 1.364.121.207.000 272.824.241.400 12 272.824.241.400 100,00
18 19 SULAWESI SELATAN 21 2.255 1.992.516.862.000 398.503.372.400 21 398.503.372.400 100,00
19 20 SULAWESI TENGGARA 15 1.916 1.414.246.971.000 282.849.394.200 15 282.602.856.200 99,91
20 21 MALUKU 11 1.198 963.487.147.000 192.697.429.400 11 192.697.429.400 100,00
21 22 BALI 9 636 530.206.389.000 106.041.277.800 9 106.041.277.800 100,00
22 23 NUSA TENGGARA BARAT 8 995 980.805.722.000 196.161.144.400 8 196.161.144.400 100,00
23 24 NUSA TENGGARA TIMUR 21 3.026 2.549.545.916.000 509.909.183.200 21 509.909.183.200 100,00
24 25 PAPUA 29 5.411 4.290.337.973.000 858.067.594.600 29 858.067.594.600 100,00
25 26 BENGKULU 9 1.341 946.393.453.000 189.278.690.600 9 189.278.690.600 100,00
26 28 MALUKU UTARA 9 1.063 786.225.637.000 157.245.127.400 9 157.245.124.000 100,00
27 29 BANTEN 4 1.238 940.916.353.000 188.183.270.600 4 188.183.270.600 100,00
28 30 KEP BANGKA BELITUNG 6 309 264.298.160.000 52.859.632.000 6 52.859.632.000 100,00
29 31 GORONTALO 5 657 537.037.258.000 107.407.451.600 5 107.407.451.600 100,00
30 32 KEPULAUAN RIAU 5 275 221.364.348.000 44.272.869.600 5 44.272.869.600 100,00
31 33 PAPUA BARAT 12 1.742 1.330.526.261.000 266.105.252.200 12 266.105.249.200 100,00
32 34 SULAWESI BARAT 6 575 471.878.337.000 94.375.667.400 6 94.375.667.400 100,00
33 35 KALIMANTAN UTARA 4 447 387.551.687.000 77.510.337.400 4 77.510.337.400 100,00
JUMLAH TOTAL 434 74.958 60.000.000.000.000 12.000.000.000.000 434 11.999.736.688.000 100,00
30
Sumber : Aplikasi MONSAKTI, data diolah
PENYALURAN DANA DESA TAHAP II TA 2018
PERSENTASE Dilakukan pengurangan sebesar :
PENYALURAN 40 % a. Alokasi Dasar 2018 X selisih jumlah Desa (apabila jumlah desa
dalam Perkada < jumlah Desa dalam PMK 226 tahun 2017;
dan/atau sebesar
BATAS WAKTU
Maret s.d. minggu ke-4 Juni b. Jumlah sisa Dana Desa di RKUD TA sebelumnya (TA 2017 dan
PENYALURAN
TA 2016) yang belum disalurkan dari RKUD ke RKD

DOKUMEN 1. Laporan realisasi


PERSYARATAN penyaluran Dana Desa TA Dalam hal sisa dana desa di RKUD TA sebelumnya telah disalurkan,
sebelumnya Kepala Daerah dapat mengajukan permintaan penyaluran sisa
2. Laporan konsolidasi Dana Desa tahap II (kurang salur Dana Desa tahap II)
realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa
TA sebelumnya Dilaksanakan setelah KPPN menerima dokumen persyaratan
penyaluran sisa Dana Desa tahap II berupa :
Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan 1. Surat permintaan penyaluran sisa Dana Desa tahap II yang
penyaluran Tahap I paling lambat 7 (tujuh) hari kerja ditandatangani oleh Kepala Daerah, dan
sebelum minggu ke-4 Juni 2. Laporan penyaluran sisa Dana Desa dari RKUD ke RKD atas
sisa Dana Desa di RKUD TA sebelumnya
Berdasarkan Surat Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor S-
4540/PB.2/2018 tgl 30 Mei 2018, ditetapkan sbb:
- Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan penyaluran Batas waktu penyampaian dokumen : minggu III bulan Juni 2018
Tahap II paling lambat tgl 25 Juni 2018 pukul 17.00 WIB Penyaluran : paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah dokumen
- Batas waktu penyaluran Dana Desa Tahap I paling lambat tgl persyaratan diterima KPPN dengan lengkap dan benar
29 Juni 2018
REALISASI PENYALURAN DANA DESA TAHAP II TA 2018
PER 31 MEI 2018

PAGU DIPA PAGU TAHAP II REALISASI TAHAP II


NO PROVINSI
PEMDA DESA NILAI NILAI PEMDA NILAI %

1 02 JAWA BARAT 19 5.312 4.794.956.234.000 1.917.982.493.600 10 1.001.977.031.625 52,24


2 03 JAWA TENGAH 29 7.809 6.735.002.226.000 2.694.000.890.400 17 1.685.069.385.387 62,55
3 04 DI YOGYAKARTA 4 392 354.519.133.000 141.807.653.200 4 141.807.653.200 100,00
4 05 JAWA TIMUR 30 7.724 6.343.608.189.000 2.537.443.275.600 11 993.926.961.742 39,17
5 06 ACEH 23 6.496 4.459.407.194.000 1.783.762.877.600 6 661.520.755.000 37,09
6 07 SUMATERA UTARA 27 5.417 3.879.675.435.000 1.551.870.174.000 14 768.141.699.360 49,50
7 08 SUMATERA BARAT 14 928 790.083.876.000 316.033.550.400 12 267.788.985.552 84,73
8 09 RIAU 10 1.591 1.261.971.953.000 504.788.781.200 - - -
9 10 JAMBI 10 1.399 1.041.137.486.000 416.454.994.400 6 260.487.011.326 62,55
10 11 SUMATERA SELATAN 14 2.853 2.314.121.041.000 925.648.416.400 6 467.562.878.400 50,51
11 12 LAMPUNG 13 2.435 2.088.401.374.000 835.360.549.600 2 134.881.426.596 16,15
12 13 KALIMANTAN BARAT 12 2.031 1.695.861.252.000 678.344.500.800 5 330.628.844.640 48,74
13 14 KALIMANTAN TENGAH 13 1.433 1.145.089.368.000 458.035.747.200 2 48.828.476.600 10,66
14 15 KALIMANTAN SELATAN 11 1.864 1.327.128.833.000 530.851.533.200 10 484.442.162.900 91,26
15 16 KALIMANTAN TIMUR 7 841 731.713.905.000 292.685.562.000 4 161.174.081.117 55,07
16 17 SULAWESI UTARA 12 1.507 1.065.862.820.000 426.345.128.000 5 108.596.534.800 25,47
17 18 SULAWESI TENGAH 12 1.842 1.364.121.207.000 545.648.482.800 3 138.444.372.800 25,37
18 19 SULAWESI SELATAN 21 2.255 1.992.516.862.000 797.006.744.800 15 533.338.103.425 66,92
19 20 SULAWESI TENGGARA 15 1.916 1.414.246.971.000 565.698.788.400 5 157.169.700.993 27,78
20 21 MALUKU 11 1.198 963.487.147.000 385.394.858.800 1 28.438.932.736 7,38
21 22 BALI 9 636 530.206.389.000 212.082.555.600 9 212.082.555.400 100,00
22 23 NUSA TENGGARA BARAT 8 995 980.805.722.000 392.322.288.800 3 187.942.035.200 47,91
23 24 NUSA TENGGARA TIMUR 21 3.026 2.549.545.916.000 1.019.818.366.400 3 131.852.993.200 12,93
24 25 PAPUA 29 5.411 4.290.337.973.000 1.716.135.189.200 4 277.336.419.174 16,16
25 26 BENGKULU 9 1.341 946.393.453.000 378.557.381.200 6 240.945.093.379 63,65
26 28 MALUKU UTARA 9 1.063 786.225.637.000 314.490.254.800 2 36.150.465.260 11,49
27 29 BANTEN 4 1.238 940.916.353.000 376.366.541.200 - - -
28 30 KEP BANGKA BELITUNG 6 309 264.298.160.000 105.719.264.000 6 104.878.531.397 99,20
29 31 GORONTALO 5 657 537.037.258.000 214.814.903.200 3 129.196.024.800 60,14
30 32 KEPULAUAN RIAU 5 275 221.364.348.000 88.545.739.200 3 51.562.510.400 58,23
31 33 PAPUA BARAT 12 1.742 1.330.526.261.000 532.210.504.400 3 145.102.219.600 27,26
32 34 SULAWESI BARAT 6 575 471.878.337.000 188.751.334.800 2 37.464.894.400 19,85
33 35 KALIMANTAN UTARA 4 447 387.551.687.000 155.020.674.800 4 155.020.671.800 100,00
JUMLAH TOTAL 434 74.958 60.000.000.000.000 24.000.000.000.000 186 10.083.759.412.209 42,02
32
Sumber : Aplikasi MONSAKTI, data diolah
PENYALURAN DANA DESA TAHAP III TA 2018
PERSENTASE
PENYALURAN 40 %
BATAS WAKTU
Paling cepat bulan Juli
PENYALURAN

DOKUMEN 1. Laporan realisasi penyaluran Dana Desa s.d. Tahap II


PERSYARATAN paling sedikit 75% dari Dana Desa yang telah
Capaian output dihitung berdasarkan rata-rata
diterima di RKUD telah disalurkan ke RKD
persentase laporan capaian output dari seluruh
2. Laporan konsolidasi realisasi penyerapan dan desa
capaian output Dana Desa s.d. Tahap II, yg
menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan paling Penyusunan Laporan konsolidasi realisasi
sedikit 75% dari Dana Desa yg diterima di RKUD dan penyerapan dan capaian output dilakukan sesuai
rata-rata capaian output paling sedikit sebesar 50% tabel referensi data bidang, kegiatan, uraian
output, volume outoput, satuan output dan
Batas waktu penyampaian dokumen persyaratan penyaluran Tahap III mengikuti capaian output
pedoman akhir tahun anggaran

Terkait penyaluran Dana Desa Tahap II, KPPN melakukan evaluasi terhadap Peraturan Kepala Daerah (Perkada) mengenai Tata Cara
Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa per Desa. Penilaian kesesuaian pada 7 aspek, meliputi:
1. Tata Cara Perhitungan Kedua aspek ini harus terpenuhi sebagai syarat Apabila kedua aspek ini tidak
2. Rincian Dana Desa Per Desa melakukan penyaluran Dana Desa Tahap III terpenuhi, Pemda diminta merevisi
tahun 2018 Perkada
3. Jumlah Desa
4. Mekanisme Penyaluran
5. Prioritas Penggunaan Apabila terdapat ketidaksesuaian pada 5 aspek lainnya, Pemda diminta merevisi
6. Laporan Realisasi penyerapan dan capaian output Perkada, namun KPPN tetap dapat memproses penyaluran tanpa menunggu
7. Sanksi disahkannya revisi Perkada
SISA DANA DESA 34

• Sisa Dana Desa tidak disalurkan.


Sisa Dana Dalam hal kab/kota tdk menyampaikan
• Sisa Dana Desa yang tidak disalurkan tsb
Desa di persyaratan penyaluran Dana Desa
menjadi sisa Dana Desa di RKUN.
RKUN Tahap III sampai dengan berakhirnya
tahun anggaran • Sisa Dana Desa tsb tidak dapat disalurkan
(Psl. 109 PMK
225/2017) kembali pada TA berikutnya (mjd SAL APBN)

Desember Januari - Februari Maret - Juni Setelah Juni

• Sisa DD di RKUD • Pemda menyalurkan ke • KPPN menyalurkan DD Tahap II • Sisa DD 2017 di


dianggarkan dalam APBD RKD jika Desa telah ke RKUD dikurangi sebesar sisa RKUD yang tidak
TA berikutnya menyampaikan DD di RKUD 2017 yang belum disalurkan menjadi
persyaratan disalurkan ke RKD SAL di RKUN
• Jika APBD 2018 telah
ditetapkan, dilakukan • Pemda melaporkan sisa DD • KPPN menyalurkan sisa DD
perubahan penjabaran kpd KPPN selaku KPA Tahap II berdasarkan
APBD 2018, kemudian Penyalur permintaan bupati/walikota
dimasukkan dalam APBD-P
Dana Desa tahap II yg ditunda, dapat
Apabila Sisa Dana Desa Dana Desa tahap II TA berikutnya disalurkan kembali s.d. minggu ke-2 Juni
Sisa Dana disalurkan ke RKD sesuai besaran dan TA berikutnya apabila Sisa Dana Desa tsb
di RKD kurang
telah digunakan sehingga sisanya kurang
Desa di RKD dari/sama dengan 30% waktu yg ditentukan dari 30%
(Psl. 154 PMK
225/2017)
Dana Desa tahap II TA berikutnya Apabila s.d. minggu ke-2 Juni TA
Apabila Sisa Dana Desa
ditunda penyalurannya ke RKD berikutnya Sisa Dana Desa masih lebih
di RKD lebih dari 30% besar dari 30%, maka Dana Desa tahap II
sebesar sisa tsb
yang ditunda tsb tidak dapat disalurkan
dan menjadi sisa dana di RKUD
INPUT DAN UPLOAD DATA OLEH PEMDA KE OMSPAN

>> Pemda meng-upload Peraturan Bupati/Walikota mengenai tata cara pembagian


dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa melalui aplikasi OMSPAN

Pemda melakukan input data realisasi penyaluran, penyerapan dana dan


capaian output TA yang lalu pada aplikasi OMSPAN sebagai persyaratan
penyaluran tahap II.

Pemda segera melakukan perekaman data di OM SPAN:


>> Setelah melaksanakan transfer dana desa dari RKUD ke RKD
>> Setiap peningkatan progres penyerapan di RKD dan capaian output pada
masing-masing desa
35
Terima Kasih

36
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Berisi Paparan terkait Tugas dan Fungsi Pihak-
pihak yang berkepentingan dalam Penyaluran
DAK Fisik & Dana Desa
MEKANISME PENYAMPAIAN DOKUMEN DAN PELAKSANAAN PENYALURAN

KPPN selaku
PEMDA KPPN selaku KPA
Kuasa BUN
Pemda merekam dan • KPPN selaku KPA • KPPN selaku Kuasa BUN
mengupload dokumen melakukan verifikasi menerbitkan SP2D sesuai
penyaluran melalui melalui aplikasi OMSPAN tanggal RPD
OMSPAN (tahap I): • Menerbitkan SPP, dan SPM
- Laporan realisasi melalui aplikasi SAKTI
Penyerapan Dana dan • Menyampaikan Rencana
Capaian Output Kegiatan Penarikan Dana (RPD)
DAK Fisik tahun 2017
- Rencana Kegiatan
- Daftar Kontrak

BPKAD

Dinas Dinas Operator PPK PPSPM

* : alur penerbitan SPM DAK Fisik


** : alur penerbitan SPM Dana Desa
* : Alur Penerbitan
Penerbitan SPM DAK SPM DAK Fisik
Fisik

Operator
KPPN KPA Penyaluran PPK BUN PPSPM BUN
Penyaluran

Mulai

OMSPAN

SOP
penyusuna
n rencana
Melakukan Melakukan penarikan
verifikasi verifikasi

Menugaskan Membuat SPP


operator
penyaluran

SAKTI Mencetak SPP

Meneliti SPP

SPP tidak
validasi Tidak berhasil
divalidasi

Ya

Menandatanga Portal SPAN SAKTI


ni

SPP
Mencetak SPM

ADK
Melakukan
Portal SPAN Resume
Tagihan pengujian

SPP
tidak validasi

YA

Menanda-
tangani Portal SPAN

SPM

SPM SPM

Selesai
** : Alur Penerbitan
Penerbitan SPM Dana SPM Dana Desa
Desa

Operat or
KPPN KPA Penyaluran PPK BUN PPSPM BUN
Penyaluran

Mulai

OMSPAN

SOP
penyusuna
Meneliti n rencana
Melakukan penarikan
kesesuain
verifikasi
dokumen

Menugaskan Membuat SPP


operator
penyaluran

SAKTI Mencetak SPP

Meneliti SPP

SPP tidak
validasi Tidak berhasil
divalidasi

Ya

Menandatanga Portal SPAN


ni

SPP
Mencetak SPM

ADK
Melakukan
Resume
Tagihan pengujian

SPP
tidak validasi

YA

Menanda-
tangani Portal SPAN

SPM

SPM

ADK
Resume SPM
Tagihan

Selesai
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Berisi pertanyaan-pertanyaan yang sering
ditanyakan terkait Penyaluran DAK Fisik & Dana
Desa, beserta jawabannya.
Q : Dimanakah KPPN bisa memperoleh surat-surat terkait DAK Fisik dan Dana Desa yang
dikeluarkan oleh Dit PA?
A : Fasilitas Download surat dan peraturan sudah tersedia di intranet pa.perbendaharaan.go.id
(webmonev, Direktorat Pelaksanaan Anggaran). Silakan mengunduh surat atau peraturan
melalui portal dimaksud

Q : Kenapa nama pejabat KPA Penyalur saat mencetak SKPRDD tidak muncul padahal sudah
dilakukan perekaman?
A : Agar dipastikan telah dilakukan klik tombol Aktif oleh KPPN

Q : Bagaimana cara mengganti referensi pejabat untuk Plt Bupati/Walikota?


A : Pemda melakukan perekaman baru untuk pejabat baru dan meminta KPPN mengaktifkan data
tersebut di OMSPAN.

Q : Terkait aktivasi data pejabat oleh KPPN, apakah ada persyaratan yang harus diajukan oleh
BPKAD ke KPPN?
A : Pemda mengajukan surat permohonan untuk aktivasi ke KPPN

Q : Mengapa nama pejabat penandatangan tidak muncul di daftar kontrak saat melakukan
pencetakan padahal status sudah aktif?
A : Agar menjadi perhatian Pemda bahwa pengisian nama Kepala Daerah (pejabat penandatangan)
dilakukan oleh user Pemda kemudian harus diaktifkan oleh KPPN (user KPPN).

Q : Bagimanakah format daftar kontrak yang benar?


A : Format daftar kontrak dapat berbeda, namun paling sedikit memuat jenis/bidang/subbidang, menu
kegiatan, paket pekerjaan, lokasi kegiatan, dan rincian kegiatan (volume dan satuan), serta
disetujui dan ditandatangani oleh perwakilan Pemda dan Kementerian Teknis terkait.

Q : Usulan rencana kegiatan siapa yang menandatangani, apakah Bupati atau cukup kepala
Dinas saja?
A : Rencana Kegiatan ditandatangani oleh wakil Pemda (tidak ditentukan pejabatnya) dan Wakil dari
K/L terkait berupa paraf/tandatangan

Q : Apakah diperkenankan Pejabat Sementara Bupati menandatangani Laporan Realiasasi DAK


FIsik dan Dana Desa, mengingat saat ini banyak Kepala Daerah yang cuti dalam rangka Pilkada?
A : Pjs/Plh/Plt Bupati dapat menandatangani Laporan Realisasi DAK Fisik selama ada penetapan SK
Pjs/Plh/Plt yg didalamnya diatur hak dan kewajiban

Q : Apakah ada format untuk laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output? Bolehkah
pemda membuat sendiri?
A : Pemda tidak diperkenankan membuat format laporan sendiri. Format baku laporan penyerapan
dana dan capaian output akan disediakan melalui aplikasi OMSPAN
Q : Terdapat proyek pada DAK Fisik Pemda yang sudah mencapai 100% dan pihak ketiga ingin
pembayarannya segera dilakukan. Bolehkah Pemda menggunakan dana iddle mereka terlebih
dahulu, misal dana DAU?
A : Terkait dengan pembayaran DAK Fisik dari RKUD merupakan kewenangan Bendahara Umum
Daerah (BUD) untuk melaksanakannya kepada pihak ketiga

Q : Apakah penetapan pejabat pemda (kepala dinas, kepala bidang, atau yang lain) yang memiliki
kewenangan untuk mengakses OMSPAN untuk DAK Fisik dan Dana Desa diatur secara khusus
dan siapa yang bertanggung jawab atas pelaporan Dak Fisik dan Dana Desa?
A : Penetapan pejabat Pemda yang diberi kewenangan untuk mengakses OMSPAN merupakan
kewenangan dari Kepala Daerah. Pejabat yang menandatangani (bertanggung jawab) dokumen
pelaporan adalah Kepala Daerah/Bupati/Walikota/Gubernur.

Q : Apabila terdapat perbedaan data Rekening antara yang ada di Pemda dan data di DJPK, apakah
Pemda perlu bersurat ke DJPK untuk diperbaiki data suppliernya?
A : Apabila perbedaan ada pada nama rekening sedangkan nomor rekening sama, sepanjang
rekening tersebut juga digunakan oleh Pemda untuk menampung seluruh dana Transfer ke
Daerah dan tidak terdapat permasalahan, maka rekening tersebut dapat digunakan un tuk
penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa. Tetapi apabila perbedaan terjadi pada nomor rekening
antara RKUD Pemda dengan data supplier, Kepala Daerah menyampaikan permohonan
perubahan RKUD kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
dengan dilampiri : a. asli rekening koran dari RKUD, dan b. salinan keputusan Kepala Daerah
mengenai penunjukan bank tempat menampung RKUD

Q : Pada saat melakukan pencetakan laporan DAK Fisik, apakah pencetakan laporan berdasarkan
jenis dana atau sampai ke tahap bidang?
A : Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik triwulan sebelumnya
sebagai persyaratan penyaluran triwulan berikutnya dibuat per bidang

Q : Data kontak untuk pekerjaan yang sudah selesai dan dibayar full, apakah langsung dimasukkan
ke pembayar sekaligus atau bertahap?
A : Untuk alokasi per bidang dibawah 1 miliar, pembayaran kegiatan tersebut dapat dilakukan
sekaligus

Q : Apabila pemda terlambat menyampaikan dokumen pelaporan DAK Fisik dari batas waktu yang
ditentukan, apakah dana akan hangus atau hanya tertunda untuk triwulan berikutnya?
A : Apabila pemda terlambat menyampaikan dokumen persyaratan sesuai batas waktu, maka DAK
Fisik tidak disalurkan (hangus)

Q : Apabila ada perubahan data pada menu OMSPAN, dimana data tersebut dikunci oleh KPPN,
apakah masih bisa diubah oleh Pemda? Apa saja persyaratannya?
A : Dokumen persyaratan penyaluran yang telah diterima KPA Penyaluran dapat dilakukan
perubahan sepanjang DAK Fisik dan Dana Desa belum disalurkan. Usul perubahan diajukan oleh
Pemda ke KPPN dan KPPN dapat membuka data yang telah dikunci
Q : Untuk DAK Fisik Sekaligus, ketika Pemda sudah menyampaikan Daftar Kontrak Kegiatan-nya
untuk suatu bidang tertentu (dan syarat lain sudah memenuhi), apakah penyaluran DAK Fisik
Tw 2 langsung disalurkan sesuai pagu DAK Fisik Sekaligus yang terdapat pada SKPRTD?
Bagaimana perlakuan terhadap penyaluran DAK Fisik Triwulan II
A : Penyaluran DAK Fisik secara sekaligus dilakukan sesuai kebutuhan yang tercantum dalam daftar
kontrak kegiatan yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah kepada KPPN. Untuk penyaluran
DAK Fisik Triwulan II dilakukan sebesar 25% dari pagu setelah dokumen persyaratan terpenuhi.

Q : Apakah dokumen DAK Fisik dan Dana Desa dapat dipersamakan dengan aplikasi SAS?
Mengingat aplikasi Om SPAN yang dimaksud untuk DAK Fisik dan Dana Desa, sehingga Pemda
tidak menggunakan aplikasi SAS.
A : Untuk penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa, Aplikasi OM SPAN berfungsi sebagai sarana bagi
PEMDA untuk menyampakan Dokumen Persyaratan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
berdasarkan dokumen tersebut yang diambil aplikasi Om SPAN, kepala KPPN sebagai KPA DAK
Fisik dan Dana Desa menerbitkan SPP dan SPM melalui aplikasi SAKTI.

Q : Apakah pekerjaan yang dilakukan dengan swakelola perlu diinput pada menu input data
kontrak di OM SPAN? Mengingat pada menu tersebut terdapat pilihan sifat pembayaran
Kontraktual/Non Kontraktual, apakah Non Kontraktual bisa disamakan dengan Swakelola?
A : Data pekerjaan yang dilakukan dengan swakelola harus dimasukkan di aplikasi OMSPAN dengan
pilihan Non Kontraktual

Q : Kenapa penginputan SP2D untuk Penyelesaian DAK 2016 tidak bisa terinput, katanya batas
waktu pengiputan telah melewati batas waktu penginputan?
A : Dalam PMK 127/PMK.07/2017, Tambahan DAK Fisik untuk penyelesaian DAK Fisik Tahun
Anggaran 2016 digunakan untuk menyelesaikan pembayaran atas kegiatan DAK Fisik Tahun
Anggaran 2016 yang output-nya telah tercapai 100%, namun belum disalurkan oleh Pemerintah
Pusat karena tidak terpenuhinya persyaratan penyaluran oleh Pemerintah Daerah. Atas realisasi
penyaluran tambahan DAK Fisik untuk penyelesaian DAK Fisik Tahun Anggaran 2016 tersebut
tidak ada lagi kewajiban Pemda melakukan pelaporan penggunaan dananya.

Q : Kenapa tidak bisa input distribusi SP2D dan Input capaian output DAK Fisik Tambahan dalam
rangka penyelesaian DAK Fisik Tahun 2016?
A : Untuk pelaporan Tambahan DAK Fisik dalam rangka penyelesaian tahun 2016 tidak ada
pengaturan mengenai penyampaian laporan realisasi dan capaian output dalam PMK
127/PMK.07/2017
Q : Apabila DAK Fisik Reguler Bidang Kesehatan dan Bidang Afirmasi tidak disalurkan Tw 4 karena
data kontrak tidak mencapai 80% dari nilai pagu, kenapa ketika akan dilakukan input data
realisasi utk Tw 3 tidak dapat diinput kalau demikian realisasi yang belum diinput dimasukan
ke laporan tw berapa ?
A : Input SP2D BUD atas penggunaan DAK Fisik TA 2017 agar dilakukan melalui OMSPAN dalam
rangka penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian output sebagai salah satu
persyaratan penyaluran tahap I tahun 2018. Saat ini aplikasi OMSPAN sedang dalam proses untuk
memberi kesempatan Pemda menginput SP2D BUD dan capaian output DAK Fisik 2017

Q : Pemda mengalami kesalahan input data pada OMSPAN, dimana terinput data realisasi yang
seharusnya dibayarkan dengan DAU. Apakah Pemda masih bisa melakukan perbaikan data
pada OMSPAN untuk data realisasi penyerapan dana dari RKUD periode Triwulan I dan
Triwulan III?
A : Untuk data rekapitulasi SP2D BUD yang telah diinput dan diupload melalui aplikasi OM SPAN,
mengingat dokumen tersebut sebagai dokumen pendukung laporan realisasi penyerapan yang
menjadi dasar bagi KPPN menyalurkan DAK Fisik Tahun 2017, maka rekapitulasi SP2D BUD
tersebut tidak dapat dilakukan perubahan. Namun demikian, untuk kebutuhan penyusunan
laporan penyerapan DAK Fisik TA yang lalu sebagai dokumen persyaratan penyaluran DAK Fisik
Tahap I TA 2018, sedang dilakukan pengembangan aplikasinya

Q : Bagaimana cara pengajuan permohonan pembetulan data upload syarat penyaluran Dak Fisik?
A : Permohonan pembetulan data upload yang salah mohon dapat disampaikan ke Koordinator KPA
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui Kanwil DJPb setempat. Dan dalam surat menjelaskan
bahwa KPPN telah memverifikasi kebenaran data serta hal tersebut tidak mempengaruhi
penyaluran sebelumnya.

Q : Untuk mengisi persentase capaian output pada Triwulan 4 TA 2017 belum bisa dilakukan
karena masih terkunci. Bagaimana solusinya?
A : Untuk input capaian output Triwulan 4 sedang dalam proses untuk difasilitasi dalam OMSPAN.

Q : Laporan DAK Bidang A Triwulan 4 tidak dapat diinput dan muncul pesan error yaitu Nilai SP2D
BUD xxxxx tidak boleh melebihi Nilai Sisa Distribusi Sub Bidang terkait. Bagaimana solusinya?
A : Nilai distribusi per sub bidang agar disesuaikan sehingga mencukupi untuk menginput SP2D BUD
pada sub bidang tersebut

Q : Satu kasus penyaluran DAK Fisik s.d Tw 4, Realisasi SP2D BUD lebih besar dari rencana Daftar
Kontrak kegiatan yang telah diupload di OM SPAN dan Pemda wajib menginput SP2D BUD
tersebut pada OM SPAN. Apakah input SP2D BUD pada OM SPAN sebesar nilai
SP2D dimaksud ?
A : SP2D BUD diinput maksimal sebesar dana DAK Fisik yang diterima di RKUD. Apabila Pemda
menerbitkan SP2D BUD melebih dana yang diterima, ada kemungkinan Pemda menggunakan sisa
DAK tahun yang lalu.
Q : Apabila pada Nilai Kontrak terdapat angka dibelakang koma, sehingga SP2D BUD nilainya juga
ada angka dibelakang koma sementara penginputan pada OM SPAN tidak ada angka
dibelakang koma (dibulatkan). Bagaimana dengan kejadian dimaksud?

A : Pembulatan nilai pada saat input SP2D BUD di OMSPAN sehingga , sehingga totalnya menjadi
sama

Q : Bagaimana dengan DAK Fisik Carry Over 2016, setelah disalurkan KPPN. Apakah kewajiban
Pemda masih perlu menginput DOK SP2D BUD tahun 2016 dimaksud?
A : Tidak ada kewajiban input SP2D BUD untuk pelaporan Tambahan DAK Fisik Penyelesaian 2016

Q : Penyaluran DAK Fisik sekaligus, untuk upload dokumen laporan realisasi Penyerapan dana dan
capaian output kegiatan pada OM SPAN paling lambat 30 November 2017. Pemda melakukan
upload dokumen tersebut, namun SP2D BUD belum seluruhnya diterbitkan, beberapa SP2D
BUD diterbitkan awal Desember 2017, namun pemda sudah tidak bisa input SP2D BUD dalam
OM SPAN. Bagaimana solusinya?
A : Input SP2D BUD dan capaian output pelaporan DAK Disik sekaligus pada OMSPAN sudah
diperpanjang s.d. 29 Desember 2017.

Q : Pada saat input distribusi SP2D Triwulan 2 muncul pesan “Mohon Maaf Batas Waktu Input
Distribusi SP2D Triwulan 2 telah terlewati”, bagaimana langkah-langkah dalam membuat
laporan nantinya?
A : SP2D BUD atas realisasi DAK Fisik 2017 yang belum diinput pada aplikasi OMSPAN, akan diberikan
kesempatan untuk diinput dalam rangka penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian
output sebagai dokumen persyaratan penyaluran DAK Fisik tahap I tahun 2018

Q : Terkait penyaluran DAK Fisik Triwulan 4 yang telah selesai, Pemda melakukan input daftar
distribusi pada OM SPAN dan muncul pesan error. Sementara untuk Tambahan DAK Fisik TA
2017, tidak bisa diinput tanggal, nomor Bukti Terima di RKUD. Terkait kedua permasalahn
tersebut di atas, kami mohon bantuan dan solusinya.
A : Untuk perekaman Distribusi Tw 4, perekaman penyerapan dan capaian output Tw 4 serta juga
untuk merekam penyerapan triwulan sebelumnya yang tidak salur atau belum dilaporkan, saat
ini sedang dibahas lebih detail untuk disajikan dalam aplikasi OM SPAN

Q : Terkait dengan syarat penyaluran DAK Fisik TW I Tahun 2018, salah satu syarat penyaluran
adalah rencana kegiatan yang telah disetujui oleh Kementerian Negara/lembaga Teknis terkait.
Mohon penjelasan untuk syarat tersebut.
A : Rencana kegiatan yang memuat antara lain menu kegiatan, rincian paket pekerjaan dan lokasi
kegiatan yang diajukan oleh Pemda dan disetujui oleh Kementerian/Teknis dalam rangka
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari DAK Fisik 2018
Q : Apabila Pemda salah menginput SP2D, dimana seharusnya DAK Non Fisik masuk ke DAK Fisik
pada triwulan I dan II, pakah bisa SP2D tersebut dihapus karena akibat kesalahan tersebut
realisasi melebihi pagu?
A : Seharusnya tidak terjadi kesalahan input data karena terkait penyaluran tahap selanjutnya
(waktu input). Pemda diharapkan berkoordinasi dengan DJPK untuk penyelesaiannya

Q : Bagaimana jika masih ada sisa dana desa 2017 di RKUD?


A : Jika masih ada sisa dana desa (2016 dan 2017) di RKUD, maka saat salur tahap II
dipotong/dikurangi sebesar sisa di RKUD. Jika setelah dipotong oleh Pemda sisa tersebut
disalurkan ke RKD, maka Pemda dapat memintakan kekurangan salur tahap II (kekurangan
penyaluran atas sisa dana desa) sebesar yang disalurkan paling lambat tanggal 25 Juni 2018.

Q : Apakah sisa dana DAK Fisik di RKUD dapat digunakan untuk membayar kegiatan swakelola
pada bidang lain yang masih kurang bayar karena belum input data kegiatan
swakelola/penunjang?
A : Untuk penggunaan sisa dana DAK Fisik 2017 untuk membiayai kegiatan DAK Fisik 2018 hanya
dapat dilakukan pada bidang yang sama dengan juknis tahun sebelumnya. Untuk sisa dana DAK
Fisik lebih dari 1 tahun dapat dipergunakan untuk bidang prioritas dengan juknis tahu n berjalan.

Q : Apakah jika KPPN melakukan update sisa dana desa 2016 ke OM SPAN akan berpengaruh ke
user Pemda?
A : Input sisa dana desa oleh KPPN tidak ada kaitannya dengan user Pemda. Sisa dana desa 2016
yang disalurkan oleh Pemda harus diupdate oleh KPPN (input nilai sisa dana desa 2016 yang
disalurkan ke RKD). Karena memang tidak difasilitasi rekan SP2D BUD-nya. Sisa dana desa 2017
merupakan sisa dana desayang terpisah. Jadi saat menyalurkan dana desa tahap II, sisa dana desa
tersebut (2016 dan 2017) harus ditotal sebagai dasar pemotongan penyaluran dana desa tahap
II.

Q : Apakah yang dimaksud dengan desa hilang?


A : Jika desa di referensi OM SPAN (sebagai alokasi pagu 2018) berbeda dengan yang ada di Perkada.
Jika jumlah desa di Perkada lebih sedikit dibanding jumlah desa di OM SPAN, berarti saat
menyalurkan tahap II dikurangi.

Q : Dana DAK dibawah 1 Milliar penuyalurannya dilakukan secara sekaligus sebesar pagu atau
sesuai kontrak yang diupload ke OM SPAN?
A : DAK sekaligus disalurkan sekaligus sebesar data kontrak dan tidak ada penyaluran tambahan
(hanya sekali penyaluran)

Q : DAK Fisik Sekaligus disalurkan sebesar nilai kontrak, apakah berarti harus diinput semua
kontraknya agar diketahui berapa nilai kontrak riilnya?
A : DAK Fisik sekaligus harus diinput semua kontraknya
Q : Apakah untuk nama pelaksana pada dana penunjang boleh disebutkan nama dinas saja
walaupun itu pembelian ATK segala macam?
A : Diperbolehkan

Q : Bagaimana maksudnya penyaluran sekaligus campuran pada bidang LHK?


A : Untuk pagu DAK Fisik di atas 1 M yang prinsipnya disalurkan secara bertahap namun sesuai
rekomendasi dari K/L dan sesuai surat DJPK dan Dit. PA dikecualikan untuk dapat disalurkan
sekaligus setelah pelaksanaan kegiatan selesai (sehingga penyalurannya campuran sebagian
bertahap dan sebagian sekaligus dalam satu bidang LHK dan bidang transportasi)

Q : Pemda mempunyai kegiatan yang dapat disalurkan sekaligus dalam bidang LHK, namun tidak
ada dalam list lampiran surat Direktur PA Nomor S-3084/PB.2/2018?
A : Prinsipnya kebijakan penyaluran sekaligus berlaku nasional dalam hal Pemda tertentu
mempunyai kegiatan bidang LHK yang dapat disalurkan sekaligus. Jadi meskipun daerahnya tidak
terdapat dalam list tetap diproses.

Q : Kapan penyaluran DAK Fisik sekaligus campuran untuk bidang LHK disalurkan?
A : Paling cepat disalurkan bulan Agustus

Q : Jika terjadi kesalahan input SP2D TW III pada Aplikasi OM SPAN, apakah masih diperbolehkan
jika dihapus SP2D tersebut untuk diinput ulang pada Aplikasi OM SPAN?
A : Rekapitulasi input SP2D BUD merupakan dokumen pendukung realisasi penyerapan dan menjadi
dasar bagi KPPN melakukan penyaluran, sehingga tidak bisa dilakukan perubahan

Q : Pada Pemda terdapat SP2D BUD Tw 3 yang belum direkam di OM SPAN, namun periode
penginputan Tw 3 sudah ditutup tgl 15 desember 2017 dan SP2D tersebut tertanggal sebelum
15 desember 2017, bagaimana perlakuan SP2D tersebut?
A : Untuk perekaman SP2D BUD yang belum dilaporkan dalam OMSPAN sedang kita bahas untuk
dapat direkam/input sekaligus sebagai persiapan persyaratan penyaluran DAK Fisik Tahun 2018

Q : Sehubungan dengan manual IKU pada KPPN terkait DAK DD, khususnya pada LK UAKPA,
kemana LK Bulanan dimaksud dikirimkan?
A : LK dimaksud dikirimkan ke Direktorat Pelaksanaan Anggaran selaku Koordinator KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa

Q : Bagaimana cara menghapus pada menu upload laporan dana desa TA. 2017 dikarenakan saat
klik dokumen uploadnya keliru (bukan seharusnya dokumen tersebut)?
A : Terkait kesalahan upload dokumen pada OM SPAN 2017, maka cara memperbaikinya dapat
mempedomani Surat DIrektur PA Nomor S-2490/PB.2/2018 tanggal 14 Maret 2018 dengan
mengajukan lewat Hai DJPBN kembali dengan menyertakan data-data seperti: Pemda, Kode
Pemda, Jenis DAK Fisik, Bidang, Triwulan/Sekaligus/Tahap ke-. Setelah triger dibuka maka dapat
dilakukan upload ulang karena data yang baru akan menimpa data yang telah diupload.
Q : Bagaimana bila terjadi kesalahan upload untuk laporan realisasi penyerapan dana dan capaian
uutput DAK Fisik untuk data DAK TW IV 2017 dan ketika akan dihapus kesalahan upload data
tersebut di OMSPAN tidak bisa dihapus?
A : Untuk penyampaian dokumen persyaratan penyaluran DAK Fisik tahap I 2018 termasuk laporan
realisasi penyerapan dan capaian output kegiatan DAK Fisik Tahun Anggaran sebelumnya,
dokumen tersebut diupload pada aplikasi OMSPAN 2018.

Q : Apakah Pemda dapat memberikan dana talangan terlebih dahulu untuk kegiatan yang sudah
dapat dijalankan? dan dapat membuat SP2D BUD, untuk nantinya diinput di omspan? Sebab
jika menunggu seluruh kegiatan/kontrak selesai, maka penyaluran menunggu cukup lama.
A : Berdasarkan informasi dari DJPK bahwa secara prinsip tidak masalah. Asal secara logika masuk
akal terkait dana yg masuk RKUD dengan SP2D BUD yg diklaim, tetapi menurut Kemendagri
melarang dana talangan seperti itu. Disarankan Pemda berkoordinasi dengan DJPK dan
Kemendagri

Q : Mohon petunjuk dan solusinya untuk DAK Fisik 2017 terkait penginputan data SP2D triwulan
4 apakah ada batas waktu penginputan, mengingat terdapat bidang DAK Fisik yang belum
dilakukan penginputan?
A : Input realisasi penyaluran (SP2D BUD) 2017 dan capaian output DAK Fisik tahun 2017yang belum
dilakukan Pemda akan disediakan menu khusus di aplikasi OMSPAN. Mohon menunggu
pemberitahuan dari KPPN /Dit. PA selaku Koordinator Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

Q : Untuk Dana Desa Tahap 2 tahun 2018, persyaratan yang diperlukan ialah Laporan Penyaluran
Dana Desa tahun anggaran sebelumnya dan Laporan Konsolidasi Penyerapan dan Capaian
Output Desa tahun anggaran sebelumnya. Pemda sudah melakukan input keseluruhan dan
sudah ditandatangani oleh Kepala Daerah. Bagaimana tata cara Pemda mengupload dokumen
tersebut, apakah di OMSPAN tahun 2017 atau OMSPAN tahun 2018?
A : Dokumen persyaratan penyaluran dana desa TA 2018 diupload pada aplikasi OMSPAN 2018

Q : KPPN sebagai Penyalur DAK Fisik dan Dana Desa ada kekurangan menyalurkan Dana Desa 2017
sebesar Rp400. Bagaimana perlakuan terhadap hal ini? Apakah akan disalurkan di 2018 atau
bagaimana?
A : Kekurangan penyaluran di tahap 2 2017 sebesar Rp 400 terjadi karena SKPRDD sebagai dasar
penyaluran tidak dilakukan perbaikan terlebih dahulu sehingga penyaluran menjadi tidak tepat
jumlah sebesar 40% dari pagu. Pagu dana desa 2018 tidak menampung kurang bayar
2017. Untuk keperluan pencatatan di Pemda, KPPN dapat menjelaskan penyebab selisih atau
kurang bayar tersebut kepada Pemda bersangkutan

Q : Terkait persyaratan penyaluran Dak Fisik tahap 1 tahun 2018, apakah input data kontrak harus
100% ataukah bisa diinput 25% kontrak dari pagu dulu?, dan apakah diperkenankan melakukan
pembayaran atau menerbitkan SP2D BUD sementara dana dak tahap 1 belum cair?
A : Kontrak yang dilakukan di tahun 2018 sudah harus terinput seluruhnya pada saat pengajuan
tahap I, setelah pengajuan Tahap I Pemda tidak dapat lagi melakukan perubahan data kontrak.
Sepanjang kontrak yang dibayar dipastikan akan di daftarkan ke OM SPAN, maka diperbolehkan.
Q : Mohon petunjuk/penjelasan terkait persyaratan penyaluran DAK Fisik tahap 1, yaitu rencana
kegiatan yang telah disetujui oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait (PMK.112 pasal 81
huruf a angka 3)
A : Format rencana Kegiatan bisa berbeda antar K/L berkenaan, namun beberapa poin harus ada.
Setelah mendapat RK yang disetujui K/L masing-masing, Pemda harus mengisikan data dalam RK
tersebut ke OMSPAN

Q : Perekaman Laporan realisasi penyerapan dan capaian output DAK fisik Tw 4 tahun 2017 dan
upload laporan tersebut ke aplikasi OMSPAN 2017 atau OMSPAN 2018 sebagai persyaratan
penyaluran triwulan 1 DAK Fisik 2018?
A : Pencatatan realisasi capaian output Tw IV dilakukan di Aplikasi OM SPAN tahun 2017 namun
untuk upload dilakukan di Aplikasi OM SPAN Tahun 2018.

Q : Salah Syarat Penyaluran DAK Fisik Tahap 1 Tahun 2018 antara lain Daftar Kontrak
Kegiatan. Untuk satu jenis Bidang DAK Fisik , Apakah Daftar Kontrak kegiatan yang diinput
pada harus sudah diinput seluruhnya di OMSPAN , baru dapat disalurkan ?
A : Menurut pembahasan terakhir dengan Direktorat Jenderal Perimbangan dan Keuangan, untuk
mempercepat penyaluran dana, Daftar Kontrak Kegiatan harus diinput di OM SPAN minimal 25%
dari nilai pagu per bidang dan sisanya dapat diinput s.d. batas akhir penyaluran DAK Fisik yaitu
tanggal 21 Juli 2018. dalam hal terdapat informasi tambahan terkait pertanyaan dimaksud akan
kami sampaikan lebih lanjut

Q : Perlukah SKPRDD dan SKPRTD di cap stempel dinas? apabila perlu stempel dinas apa yang
digunakan?
A : SKPRDD dan SKPRTD dicetak oleh KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa. Dicap
dengan stempel KPPN berkenaan

Q : Terkait DAK Fisik, bagaimana perlakuan mengenai sisa dana di RKUD yang tidak sesuai dengan
sisa dana sesungguhnya (dibandingkan dengan data pemda) yang disebabkan oleh SP2D yang
belum diinput di OM SPAN dan bagaimana perlakukan SP2D 2017 nya?
A : Untuk perekaman realisasi 2017 yang belum dilakukan, dapat berpedoman pada surat Direktur
PA Nomor S-2490/PB.2/2018

Q : Sesuai dengan Per-04 tahun 2017 yang direvisi menjadi Per-01 tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa, pada pasal 22 disampaikan bahwa Penyaluran
Dana Desa akan dilaksanakan setelah Dokumen Persyaratan disampaikan kepada KPPN dalam
bentuk softcopy (OMSPAN) dan hardcopy (Fisik). Apabila BPKAD baru menyampaikan softcopy
Perbup saja apakah bisa diproses?
A : Untuk penyaluran Dana Desa Tahap I TA 2018 persyaratannya berupa Perda dan Perkada yang
diupload melalui OMSPAN dan tidak perlu menunggu hardcopy Perkada
Q : Pada TA 2017 di Pemda terdapat beberapa bidang yang hanya disalurkan di tahap 1 dan tidak
direalisasikan sehingga dananya masih ada di RKUD, sehingga tidak ada penyerapan dan
capaian output, dimana bidang-bidang tersebut di TA 2018 mendapatkan kembali alokasi
anggaran serta terdapat alokasi untuk kegiatan/bidang baru. Sehubungan dengan hal tersebut
apakah Dana DAK Fisik TA 2018 untuk bidang-bidang tersebut dapat disalurkan ?
A : Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output untuk DAK Fisik 2017 yang tidak
digunakan oleh Pemda, tetap dilaporkan sebagai syarat penyaluran DAK Fisk tahap 1
2018. Penyaluran DAK Fisik tahap 1 2018 per bidang hanya dapat dilakukan apabila Laporan
realisasi penyerapan dana dan capaian output untuk DAK Fisik 2017 untuk semua bidang telah
disampaikan/diupload melalui OMSPAN

Q : Apakah boleh menggunakan dana APBD untuk membayar kegiatan DAK Fisik 2018, berhubung
dana dari Pusat untuk DAK belum disalurkan ke Kasda?
A : Sebelum dana DAK Fisik TA 2018 dari Pusat (dana transfer) disalurkan ke kas daerah, Pemda
dapat membiayai terlebih kegiatan DAK Fisik TA 2018 dimaksud dari dana sumber APBD

Q : Sehubungan dengan Surat Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor: S-2490/PB.2/2018 hal Input
Laporan Realisasi Penyerapan Dana dan Capaian Output Kegiatan DAK Fisik TA 2017,
apakah Pemda yang sudah input di OM SPAN tetapi belum upload dokumen juga diwajibkan
untuk membuat surat permohonan pembukaan menu input?
A : Apabila Pemda sudah melakukan input seluruh SP2D BUD dan capaian output atas kegiatan yang
dibiayai dari DAK Fisik TA 2017, dan tidak memerlukan perubahan/update atas data-data
dimaksud maka pemda tidak perlu melakukan permohonan pembukaan menu input. Pemda
mencetak laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik 2017, serta
rekapitulasi SP2D BUD pada OMSPAN 2017 dan setelah laporan ditandatangani Kepala Daerah
diupload melalui OMSPAN 2018 saat aplikasi sudah siap digunakan

Q : Terkait dengan adanya Pilwali Kota tahun 2018, pejabat Walikota sekarang mengajukan diri
kembali menjadi Calon Walikota periode berikutnya dan status Walikota sekarang inaktif
karena musim pemilu. Mohon arahan untuk penandatangan laporan apakah dapat langsung
dilakukan oleh Wakil Walikota/Plh/Plt nya atau ada mekanisme lain?
A : Untuk penandatangan laporan selama belum ada plh atau plt masih menjadi tanggung jawab
pejabat dimaksud

Q : Bagaimana perlakuannya terhadap Dana DAK Fisik tahun anggaran 2017 yang belum
digunakan/direalisasikan oleh Pemda, apakah mengurangi penyaluran DAK Fisik Tahap I 2018
atau tidak?
A : Sisa dana DAK Fisik 1 tahun anggaran sebelumnya dapat digunakan untuk bidang yang sama pada
tahun anggaran berjalan sesuai dengan PMK Nomor 50/PMK.07/2017 pasal 132, dan dana
tersebut tidak mengurangi penyaluran DAK Fisik Tahap I TA 2018
Q : Sehubungan dengan Surat Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor S-2490/PB.2/2018 tanggal
14 Maret 2018 hal Input Laporan Realisasi Penyerapan Dana dan Capaian Output Kegiatan DAK
Fisik TA 2017, bagaimana mekanisme input (pemilihan periode) untuk dokumen yang akan
diupload ke OM SPAN 2017 untuk bidang: 1) Tidak salur di Tw IV (hanya salur sampai Tw 3),
periode yang dipilih Tw 3 atau 4? 2) Tidak salur di Tw III (ditunda penyalurannya ke Tw 4),
periode yang dipilih Tw 3 atau 4; 3) DAK Fisik Tambahan apakah harus diupload juga?
A : Untuk dokumen yang diupload ke OM SPAN 2017 mengikuti penyaluran bidang dimaksud. jadi
untuk pertanyaan: 1) periode Tw 3 yg diupload 2) periode Tw 4 yang diupload 3) DAK Fisik
Tambahan tetap harus diupload ke OM SPAN 2017

Q : Untuk menu penginputan daftar kontrak pada DAK Fisik 2018 ada pilihan DAK Campuran
dengan pilihan Tidak, Bertahap, dan Sekaligus. Mohon dijelaskan apa perbedaan dari masing-
masing pilihan tersebut.
A : Menu tersebut muncul hanya untuk Bidang LHK dan Transportasi. 1. PIlihan TIDAK jika pagu
bidang untuk kedua bidang tersebut kurang dari Rp 1 M sehingga disalurkan sekaligus 2. Pilihan
BERTAHAP, jika inputan untuk nilai dari kedua bidang tersebut yang disalurkan secara bertahap
3. Pilihan SEKALIGUS, jika inputan untuk nilai dari kedua bidang tersebut yang disalurkan
sekaligus

Q : Mengapa ketika merekam rencana kegiatan terakhir DAK Fisik gagal dengan keterangan dana
penunjang tidak boleh melebihi 5% padahal rekaman penunjang totalnya masih lebih kecil?
A : Mohon dicek ulang apakah input kegiatan penunjang lebih dari 5% dari pagu. Identifikasi
Kegiatan penunjang terdiri dari: a. desain perencanaan untuk kegiatan kontraktual; b. biaya
tender; c. honorarium fasilitator kegiatan DAK Fisik yang dilakukan secara swakelola; d.
penunjukan konsultan pengawas kegiatan kontraktual; e. penyelenggaraan rapat koordinasi;
dan/atau f. perjalanan dinas ke dan dari lokasi kegiatan untuk perencanaan, pengendalian,
dan pengawasan

Q : Apabila pada beberapa kegiatan RK yang telah disetujui oleh Kementerian, terdapat kegiatan-
kegiatan yang belum bisa dilakukan penginputan oleh Dinas, misalnya pengadaan sarana
kontainer dan pengadaan printer karena tidak terdapat dalam sistem. Bagaimana solusinya?
A : Agar mengajukan update tabel referensi ke KL pengampu DAK Fisik dengan rincian tabel referensi
jenis DAK Fisik, Bidang Sub Bidang, Menu Kegiatan, Rincian Kegiatan dan Volume
Q : Dalam RK DAK Fisik Reguler Bidang Pendidikan Subbidang SD pada rincian paket pekerjaan
berupa kegiatan pengadaan koleksi buku perpustakaan dikategorikan Jenis Pekerjaan Non
Fisik , namun Pemda merekam Jenis Pekerjaan tersebut sebagai Fisik , sehingga tidak sesuai
anatara dokumen RK fisik dengan perekaman di OMSPAN. Apakah Jenis pekerjaan
diperkenankan berbeda antara dokumen fisik RK yang telah disahkan K/L dengan perekaman
di OMSPAN oleh Pemda?
A : Tidak ada kegiatan non fisik, yang ada hanya untuk fisik dan penunjang. Mohon dipastikan
kembali ke Pemda, ada kemungkinan terdapat kesalahan pada RK-nya.

Q : Apakah biaya penunjang seperti belanja alat tulis kantor tetap di input dalam sistem?

A : Biaya penunjang sebagai diatur dalam Perpres Nomor 5 tahun 2018 diperuntukan untuk : desain
perencanaan untuk kegiatan kontraktual, biaya tender, honorarium fasilitator kegiatan DAK Fisik
yang dilakukan secara swakelola, penunjukan konsultan pengawas kegiatan kontraktual,
penyelenggaraan rapat koordinasi, dan/atau perjalanan dinas ke dan dari lokasi kegiatan untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengawasan. Jika hal tersebut dibebankan pada DAK Fisik,
maka harus dimasukkan ke OMSPAN

Q : Berapa lama proses transfer Dana DAK dari KPPN setelah kontrak diinput? Dan bagaimana
proses selanjutnya?
A : Penyaluran DAK Fisik dilakukan paling lambat 7 hari kerja setelah dokumen persyaratan
penyaluran telah diterima oleh KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa (KPPN) dengan lengkap
dan benar. Terkait dengan Daftar Kontrak Kegiatan yang telah diinput dinas/Pemda harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pemda, kemudian Daftar Kontrak Kegiatan dicetak dan
ditandatangani oleh Kepala Daerah. Selanjutnya, Dokumen Kontrak Kegiatan tersebut (sebagai
salah satu syarat penyaluran) diupload ke Aplikasi OMSPAN
Q : Setelah input daftar kontrak kegiatan DAK Fisik, langkah apa yang harus saya lakukan
selanjutnya?
A : Jika input RK dilakukan dengan user Dinas, maka memerlukan persetujuan Pemda agar Dinas
dapat melanjutkan input data kontrak kegiatan. Jika input RK dilakukan dengan user Pemda,
selanjutnya dapat dilakukan input data kontrak kegiatan

Q : Mohon petunjuk bagaimana cara mengubah/menghapus data rencana kegiatan pada OMSPAN
DAK FISIK yang telah di input oleh OPD dan disetujui oleh BPKAD.
A : Pemda (BPKAD) agar mengubah status RK terlebih dahulu dari “disetujui” menjadi “diinput”.
Selanjutnya OPD dapat melakukan ubah atau hapus RK dimaksud
Q : DAK Fisik penugasan bidang lingkungan hidup kota A memiliki pagu Rp 2.000.300.000.
Kemudian terdapat rekomendasi salur sekaligus paling cepat Agustus sebesar
Rp 2.000.000.000, sehingga terdapat sisa sebesar Rp 300.000. Sisa sebesar Rp 300.000 tersebut
disalurkan sekaligus atau tetap bertahap?
A : Pagu sebesar Rp 300.000 disalurkan secara bertahap sepanjang telah memenuhi syarat
penyaluran DAK Fisik bertahap

Q : Terhadap perhitungan IKU Penyaluran DAK Fisik TA 2018 awal dimulai perhitungan penyaluran
sejak pemda upload dokumen persyaratan atau mulai KPPN Kunci persyaratan?
A : Sebagaimana dinyatakan dalam PMK 50 2017 bahwa penyaluran DAK Fisik paling lambat 7 HK
setelah dokumen persyaratan diterima dengan lengkap dan benar. Aplikasi menandai bahwa
dokumen diterima pada saat upload oleh pemda (meskipun belum tentu benar). Alurnya setelah
di OMSPAN dinyatakan lengkap, KPPN mengunci menu dan kemudian melakukan verifikasi. Jika
hasil verifikasi dinyatakan benar maka selanjutnya menerbitkan SPP dan seterusnya. Jika hasil
verifikasi salah, KPPN memberitahukan Pemda untuk perbaikan dan membuka menu kuncian di
OMSPAN agar pemda dapat upload ulang. Nanti aplikasi akan mengitung 7 hari jika pemda
upload lagi. Jadi perhitungannya dimulai saat pemda berhasil upload dokumen.

Q : Dalam daftar kontrak yang diupload oleh pemda tidak menyebut/tertera lokasi pekerjaan
sedangkan di Rencana Kegiatan ada lokasi pekerjaan. Haruskah di daftar kontrak juga
menyebutkan lokasi pekerjaan?
A : Di daftar kontrak tidak perlu dicantumkan lokasi pekerjaan (sesuai format daftar kontrak di S -
2664/PB.2/2018). Sedangkan di RK memang harus dicantumkan lokasi pekerjaan.

Q : Apabila pada suatu daftar kontrak kegiatan DAK Fisik Tahap 1 2018 yang dibuat oleh
OPD/Pemda sebesar Rp 290.000.000 namun dari penyaluran yang KPPN salurkan hanya
sebesar Rp 230.000.000 (Penyaluran Tahap 1 25% dari Pagu). Apabila BPKAD mengeluarkan
SP2D BUD untuk membayar kontrak kegiatan yang sebesar Rp 290.000.000, apakah nantinya
akan berpengaruh pada inputan pelaporan di OMSPAN?
A : Nilai maksimal SP2D BUD yang dapat diinputkan dalam OMSPAN maksimal sebesar total dana
yang disalurkan KPPN ke pemda untuk setiap bidang. Dalam kasus tersebut aplikasi tidak akan
menolak karena baru tahap I yang disalurkan.

Q : Pada Rencana Kerja Dinas terdapat kegiatan yang di pecah menjadi dua paket. Bagaimana cara
penginputan kontrak di aplikasi OMSPAN apabila di dalam aplikasi kegiatannya hanya satu
paket karena berdasarkan RK dari Kementerian Teknis.
A : Input RK di aplikasi OMSPAN adalah memindahkan yang tertulis ke aplikasi. Jika di RK 2 paket
(dipisah) maka diinput 2 kali. Jika sudah dipisah menjadi 2, maka input data kontraknya juga 2
(nomor kontrak beda). Bisa juga di RK 2 paket diinput sekali (jadi 1), tetapi input data kontranya
bisa 2 (jika kontraknya 2). Tentu nilai kontrak harus disesuaikan (total kontrak +penunjang akalu
ada maksimal sama dengan RK). Untuk lebih jelasnya, dapat berkoordinasi dengan KPPN terkait
cara input di OMSPAN
Q : Apakah dokumen seperti RK, daftar kontrak, dan laporan realisasi yang diupload harus
dokumen asli dalam rangka persyaratan penyaluran tahap 1 DAK Fisik?
A : Dokumen yang diupload cukup dokumen hasil scan berwarna dokumen asli-nya

Q : Menunjuk Surat Direktur Pelaksanaan Anggaran tanggal 21 Maret 2018 Nomor S-


2730/PB.2/2018 perihal Penyaluran Dana Desa Tahap 2 TA 2018, apabila pada uraian SPM yang
telah diterbitkan sebelum surat tersebut tertulis Penyaluran Tahap II yang mana seharusnya
Penyaluran Tahap 2. Atas hal tersebut apa harus dilakukan koreksi SPM?
A : SPM yang sudah terbit sebelum terbit Surat Direktur PA tanggal 21 Maret 2018 hal penyaluran
dana desa tahap 2 TA 2018 tidak perlu dilakukan koreksi/ralat, namun untuk SPM yg terbit
setelah Surat dimaksud agar mengikuti mekanisme yg diatur dalam surat tersebut

Q : Mohon petunjuk terkait Rencana Kegiatan yang digunakan oleh Pemda untuk diinput ke
Aplikasi OM SPAN. Apakah harus Rencana Kegiatan atau bisa menggunakan Berita Acara RKA
atau Usulan Rencana Kegiatan yang sama-sama telah ditandatangani oleh K/L dan Dinas
terkait?
A : Format RK tidak seragam, RK yang yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang diupload dan
dientrkan di OMSPAN adalah RK yang disetujui K/L dengan bukti ada tanda tangan/paraf dari
pejabat K/L (untuk RK dari KLH hanya stempel)

Q : Apabila volume pekerjaan pada daftar kontrak lebih besar namun tetap pada jumlah uang yang
sama dibandingkan dengan Rencana Kegiatan pada suatau bidang tertentu, apakah
diperkenankan?
A : Diperkenankan volume pada kontrak lebih besar daripada pada RK-nya

Q : Apakah boleh jika di RK tidak ada kegiatan penunjang/pengawasan tapi di DKK muncul
pengawasan?
A : Di RK boleh memunculkan kegiatan penunjang sepanjang output fisik tidak dikurangi. Pemda
harus melakukan input RK penunjang dulu baru input kontrak penunjang. Dan lebih baik lagi jika
kegiatan penunjang tersebut dibebankan ke APBD.

Q : Apa saja yang harus dilakukan Pemda terkait pengajuan kekurangan salur sisa dana desa?
A : Jika dalam pengajuan permintaan kekurangan ada sisa dana 2017 maka SP2D BUD atas sisa 2017
harus diinput oleh Pemda, sedangkan yang direkam oleh KPPN di kertas kerja adalah sisa dana
desa 2016 yang telah disalurkan oleh Pemda. Besarnya kekurangan yang bisa dibayarkan dapat
dilihat dari rekap SP2D, sehingga harus dipastikan isi surat dan lampiran sesuai.

Q : Bagaimana solusinya jika menu untuk input distribusi penyaluran pada aplikasi OM SPAN 2018
belum aktif?
A : Agar diubah terlebih dahulu periode penyalurannya di KPPN. Kemudian BPKAD melakukan
perekaman bukti penerimaan dan Pemda merekam SP2D

Q : Bagaimana cara perekaman kontrak dalam kasus banyak RK dan 1 kontrak, dan bagaimana
input SP2D nya?
A : Untuk perekaman kontrak dipecah nilainya kepada beberapa yang terkait dengan nilai sesuai
proporsinya. Adapun untuk nomor kontrak karena harus berbeda maha harus dibedakan dengan
memberi kode A, B dan seterusnya dibelakang nomor kontrak aslinya. Sedangkan untuk
perekaman SP2D diperlakukan sama seperti input data kontrak sesuai perkiraan nilai proporsi
dari masing-masing kegiatan dari beberapa RK yang berbeda

Q : Untuk rekomendasi campuran DAK Fisik yang sekaligus dan bertahap penyalurannya
didahulukan yang mana?
A : Untuk DAK Fisik campuran, bagian yang bertahap tahap 1 sudah bisa dicairkan dengan catatan
sudah memenuhi syarat. Dicairkan tahap 1 sebesar 25% dari pagu bertahap (pagu DIPA –
rekomendasi sekaligus). Sedangkan bagian DAK Fisik yang sekaligus baru dapat dicairkan paling
cepat bulan Agustus 2018 dengan syarat seluruh BAST dari kontrak sekaligus tersebut

Q : Apakah bisa di bidang pendidikan, RK penunjangnya melenceng jauh dari Perpres 5 tahun
2018/PMK Nomor 50/PMK.07/2017?
A : Tidak bisa, kegiatan penunjang hanya 6 jenis kegiatan sesuai referensi OM SPAN. Kalau mau tetap
jalan pakai APBD.

Q : Apakah boleh jika satu bidang yang RK nya melebihi jumlah pagu OM SPAN sampai lebih dari
100 juta lebih? Apakah boleh diinput kegiatannya dengan disesuaikan nilai uangnya agar pas
dengan pagu OM SPAN?
A : RK batas maksimal selisih dengan pagu Rp 1.000.000. Terkaiut penginputan, mohon dipilih
kegiatan sesuai pagu dan pastikan penunjang tidak lebih dari 5%

Q : Apakah daftar kontrak yang dilengkapi setelah tahap 1 cair perlu di upload hasil scannya?atau
cukup diinput saja di OM SPAN?
A : Untuk DAK Fisik tahap I yang sudah disalurkan KPPN sementara masih ada data kontrak yang
masih harus diinput, Pemda diberi waktu sampai dengan 23 JUli 2018 untuk me nginput . Pemda
tetap mendownlod data kontrak, menandatangani, tetapi TIDAK PERLU diupload ke OMSPAN
(kecuali nanti diatur lain). Copy hard copy data kontrak yang sudah ditandatangani tersebut
disampaikan ke KPPN

Q : Terkait dengan pagu dibawah 1 Miliar selain bidang LH dan Bidang Transportasi sesuai dengan
surat Direktur Pelaksanaan Anggaran nomor S-3084/PB.2/2018 Hal Rekomendasi Penyaluran
Sekaligus DAK Fisik Tahun 2018 untuk pagu dibawah 1 Miliar, apakah semua pagu dibawah 1
milyar paling cepat pencairannya Agustus atau sesuai PMK 112/PMK.07/2017 paling cepat
bulan April dan paling Lambat bulan Juli?
A : Untuk pagu bidang s.d 1 Miliar penyaluran dilakukan sekaligus (April s.d Juli) 2. Untuk pagu di
atas 1 Milyar yang di dalamnya terdapat nilai yang harus disalurkan sekaligus harus ada
rekomendasi dari K/L yang tahun ini hanya ada dua bidang yaitu KLH dan Transportasi - pencairan
yang sekaligus mulai agustus s.d Desember (Pasal 83 PMK 112)

Q : Apakah Metode Pengadaan menjadi item yang harus diverifikasi oleh KPPN dalam verifikasi
persyaratan penyaluran DAK Fisik Tahap 1 TA 2018?
A : Hal pokok yang diverifikasi adalah angka totalnya, dan rincian kegiatannya
Q : Apakah semua Kanwil DJPb menggunakan aplikasi indikator kinerja pelaksanaan anggaran
Satker (IKPA) yang berbasis android dan Aplikasi Monitoring DAK Fisik dan Dana Desa?
A : Indikator kinerja PA (IKPA) saat ini sudah dihitung dan tersaji nilainya secara otomatis, dapat
diakses di aplikasi OMSPAN menu Monev PA sub menu Indikator Kinerja PA. OMSPAN sendiri
dapat diakses melalui internet via browser maupun melalui aplikasi berbasis android (harus instal
dulu dari google play) DJPb (Dit PA, Kanwil, KPPN) maupun pihak KL (Satker, Eselon I -nya) dapat
mengaksesnya sebagai tool monev.

Q : Apabila data RK yg disetujui KL ternyata tertulis data yg salah (tertukar) antara nama
kecamatan dengan nama desa, apakah penginputan tetap harus sama dengan RK yg disetujui
K/L atau boleh dibetulkan sesuai data yg benar?
A : Jika memang salah tulis, dapat disesuaikan penginputannya di OMSPAN

Q : Apa saja dokumen persyaratan penyaluran DAK Fisik Tahap 1?


A : Syarat penyaluran DAK Fsik tahap 1 : 1) Perda APBD TAB; 2) Laporan Realisasi penyerapan dana
dan capaian output per jenis dan/per bidang TAS; 3) Rencana Kegiatan; 4) Daftar kontrak
kegiatan. Jika persyaratan tersebut sudah diterima KPPN dengan lengkap dan benar maka
penyaluran bisa dilakukan

Q : Kalau misalnya di RK output-nya 1 paket namun kontraknya lebih dari 1 kontrak, apakah tetap
dicairkan tahap 1 DAK Fisik 2018?
A : Dalam beberapa RK hanya ditampilkan kegiatan yang tidak dipisah, tetapi dalam pelaksanaan
kegiatannya (kontrak) bisa terdiri dari beberapa kontrak/kegiatan. Jika persyaratan telah
terpenuhi, penyaluran dapat dilakukan

Q : Bagaimana cara penginputan pada OM SPAN jika dalam dokumen RK yang telah disetujui oleh
K/L didalamnya tidak terinci untuk Jenis Pekerjaan Fisik dan Penunjang?
A : Jika kegiatan fisik dan penunjangnya pada RK tidak dipisah maka penginputan RK tidak dipisah.
Sedangkan dalam Input data kontrak kegiatan bisa terdiri dari kontrak fisik dan penunjang
(dipisah).

Q : Apabila dalam 1 bidang memiliki 11 Paket pekerjaan dan baru 6 paket yang telah di kontrakan
serta telah di input pada OM SPAN, apakah dengan 6 paket yang telah dikontrakan ini dapat
mengajukan permintaan penyaluran tahap 1 di KPPN ?
A : Dapat diajukan permintaan penyaluran tahap 1 dengan catatan persyaratan yang lainnya juga
sudah terpenuhi
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Berisi Surat-Surat Direktur Pelaksanaan
Anggaran selaku Koordinator KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa terkait Penyaluran DAK
Fisik & Dana Desa
SURAT DIREKTUR PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2018:
1. S-14/PB.2/2018 TANGGAL 2 JANUARI 2018, HAL: PENYUSUNAN
LAPORAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYALURAN DAK FISIK
DAN DANA DESA SEMESTER II TA 2017
2. S-412/PB.2/2018 TANGGAL 11 JANUARI 2018, HAL: PEMENUHAN
PERSYARATAN PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TA 2018
3. S-481/PB.2/2018 TANGGAL 15 JANUARI 2018, HAL: DIPA PETIKAN
DAN LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN PELAKSANAAN
PENYALURAN DANA DESA TAHAP I TA 2018
4. S-881/PB.2/2018 TANGGAL 24 JANUARI 2018, HAL: PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN TINGKAT UAKPA PENYALURAN TRANSFER
DAK FISIK DAN DANA DESA TAHUN 2017 UNAUDITED
5. S-2730/PB.2/2018 TANGGAL 21 MARET 2018, HAL: PENYALURAN
DANA DESA TAHAP II TA 2018
6. S-2999/PB.2/2018 TANGGAL 2 APRIL 2018, HAL: PENYUSUNAN
LAPORAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYALURAN DAK FISIK
DAN DANA DESA TAHUN 2018
7. S-3084/PB.2/2018 TANGGAL 4 APRIL 2018, HAL: REKOMENDASI
PENYALURAN SEKALIGUS DAK FISIK TAHUN 2018
8. S-3375/PB.2/2018 TANGGAL 12 APRIL 2018, HAL: PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN TINGKAT UAKPA PENYALURAN TRANSFER
DAK FISIK DAN DANA DESA TAHUN 2017 AUDITED
9. S-4416/PB.2/2018 TANGGAL 23 MEI 2018, HAL: PENJELASAN
MENGENAI DOKUMEN PERSYARATAN PENYALURAN DAK FISIK
TA 2018
10. S-4540/PB.2/2018 TANGGAL 30 MEI 2018, HAL: LANGKAH-
LANGKAH MEGHADAPI BATAS AKHIR PENYALURAN DANA DESA
TAHAP II TA 2018
Lampiran I Surat Direktur Pelaksanaan Anggaran
Nomor S-3001i /PB.2/2018 tanggal y April 2018

RINCIAN PAGU MENU KEG1ATAN DAK FISIK 2018 YANG AKAN DISALURKAN SEKALIGUS
BIDANG TRANSPORTASI (KODE OUTPUT/BIDANG 224)

PENYALURAN SECARA SEKALIGUS PENYALURAN SECARA BERTAHAP


NO PROVINSI KODE PEMDA PEMDA PAGU DIPA
PAGU SEKALIGUS PAGU BERTAHAP TAHAP I TAHAP II TAHAP III
...
(6) (7)=(5)-(6) (8)=0.25*(7) (9)=0.45*(7) (10)
(1) ( ) (3) (4) (5)
=SELISIH ANTARAJUMLAH DANA
1 Banten , 2902 Kab. Pandeglang ...- 1.699.894.000 ,,,,- 1.699.894.000., - - - YANG TELAH DISALURKAN SECARA
BERTAHAP SAMPAI DENGAN TAHAP II
Kab. Bondowoso 3.641.007.000" 1.437.500.000 , 2.203.507.000 , 550.876.750 ' 991.578.150 /
DENGAN NILAI RENCANA KEBUTUHAN
2 Jawa Timur _, 0509
UNTUK PENYELESAIAN KEGIATAN
Kab. Situbondo 4.334.165.000 --- 2.681.162.000 - 1.653.003.000 413.250.750 - 743.851.350
3 Jawa Timur .0510 YANG DISALURKAN SECARA BERTAHAP

,.- ... 1.151.181.000.,


4 Kalimantan Barat -, 1307 Kab. Bengkayang 3.433.180.000 875.000.000 - 2.558.180.000 - 639.545.000 _

Kab. Kapuas Hulu 5.281.993.000 - 1.500.000.000 _, 3.781.993.000 ''' 945.498.250_, 1.701.896.850-


5 Kalimantan Barat 1305

Kab. Ketapang 5.407.253.000 - 2.600.000.000- 2.807.253.000. 701.813.250 1.263.263.850 -


6 Kalimantan Barat / 1306

Kab. Kubu Raya ,_,. 4.803.362.000/. 525.800.000 -- 4.277.562.000 - 1.069.390.500 - 1.924.902.900


7 Kalimantan Barat - 1312
_.
Kab. Berau 3.827.779.000_ ' 2.000.000.000 - 1.827.779.000 - 456.944.750 822.500.550
8 Kalimantan Timur - 1604

.-• 1.000.000.000 4.758.169.000 1.189.542.250 - 2.141.176.050


9 Kalimantan Timur - 1613 Kab. Mahakam Ulu _ 5.758.169.000

Kab. Buru 11.400.000.000 ' 2.400.000.000 9.000.000.000 2.250.000.000 4.050.000.000 --


10 Maluku - 2104

' 2109 , Kab. Maluku Barat Daya 1.183.615.000 ' 1.183.615.000 ,-- - - -
11 Maluku

.., 2102 Kab. Maluku Tenggara *c- 5.249.933.000 . ,- 1.387.500.000 ,- 3.862.433.000 -, 965.608.250 ' 1.738.094.850
12 Maluku

2103 Kab. Maluku Tenggara Barat ,- 8.857.207.000 ' 2.050.000.000. 6.807.207.000 1.701.801.750 3.063.243.150 ..".
13 Maluku

Kab. Seram Bagian Timur " 16.147.872.000 ' 2.948.000.000 - 13.199.872.000 3.299.968.000- 5.939.942.400 ---
14 Maluku -- 2107

2807 Kab. Halmahera Barat ..- 5.182.218.000 2.743.000.000 - 2.439.218.000 _ 609.804.500 ' 1.097.648.100 '"*
15 Maluku Utara - .

Kab. Halmahera Selatan .... 12.532.001.000 750.000.000- 11.782.001.000- 2.945.500.250.- 5.301.900.450


16 Maluku Utara ' 2804

- 2806 Kab. Halmahera Timur 1- 5.531.341.000 '*- 2.640.000.000 ' 2.891.341.000 - 722.835.250 - 1.301.103.450
17 Maluku Utara

.- 2.975.000.000 2.296.069.000 - 574.017.250 "-1 1.033.231.050


18 Maluku Utara 2805 Kab. Kepulauan Sula 5.271.069.000 -
,
- 2808 Kab. Pulau Morotai -' 8.827.499.000 5.640.000.000' 3.187.499.000 "- 796.874.750 1.434.374.550
19 Maluku Utara
-
- 808.420.000 - 1.455.156.000 -
20 Maluku Utara - 2809 Kab. Pulau Taliabu 4.678.730.000 - 1.445.050.000 .*- 3.233.680.000

- 700.000.000 , 8.109.079.000 - 2.027.269.750 3.649.085.550'


21 Nusa Tenggara Barat - 2304 Kab. Bima 8.809.079.000 -

22 Nusa Tenggara Barat - 2306 Kab. Dompu - 5.569.230.000 - 4.190.550.000 - 1.378.680.000 - 344. 670.000 _ 620.406.000 ---

23 Nusa Tenggara Barat e 2302 Kab. Lombok Tengah 8.751.095.000 510.000.000,- 8.241.095.000-- 2.060.273.750 3.708.492.750-

Halaman 1 dari 5
PENYALURAN SECARA SEKALIGUS PENYALURAN SECARA BERTAHAP
NO PROVINSI KODE PEMDA PEMDA PAGU DIPA
PAGU SEKALIGUS PAGU BERTAHAP TAHAP 1 TAHAP II TAHAP III
(1) - (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(5)-(6) (8)=0.25*(7) (9)=0.45*(7) (10)
=SELISIH ANTARAJUMLAH DANA
,-
24 Nusa Tenggara Barat ' 2303 Kab. Lombok Timur 5.523.781.000 - 900.000.000 4.623.781.000 - 1.155.945.250 - 2.080.701.450 YANG TELAH DISALURKAN SECARA
BERTAHAP SAMPAI DENGAN TAHAP II
25 _Nusa Tenggara Barat 2308 Kab. Lombok Utara , 6.898.303.000 1.350.000.000 1 5.548.303.000 1.387.075.750 2.496.736.350 DENGAN
- NILAI RENCANA KEBUTUHAN
, . UNTUK PENYELESAIAN KEGIATAN
26 Nusa Tenggara Barat 2305 Kab. Sumbawa ., 11.979.524.000 1.000.000.000 - 10.979.524.000 2.744.881.000- 4.940.785.800
YANG DISALURKAN SECARA BERTAHAP
,
27 Nusa Tenggara Timur '' 2405 Kab. Alor 3.178.189.000 3.178.000.000 189.000 , 47.250_ 85.050

28 Nusa Tenggara Timur 2408 Kab. Ende r 5.746.653.000 "1 1.759.500.000 ... 3.987.153.000 996.788.250 - 1.794.218.850 '

29 Nusa Tenggara Timur 2401 Kab. Kupang - 5.020.061.000 , 2.319.999.600 2.700.061.400 675.015.350- 1.215.027.630
.,
30 Nusa Tenggara Timur 2413 Kab. Lembata ..-. 1.209.017.000 ' 1.209.000.000 17.000 4.250.- 7.650 -

31 Nusa Tenggara Timur 2422 Kab. Ma!aka .... 4.749.129.000 2.045.250.000 2.703.879.000 675.969.750 1.216.745.550

32 Nusa Tenggara Timur 2410 Kab. Manggarai i 5.352.268.000 ' 3.830.000.000 1.522.268.000 380.567.000„ 685.020.600
. ,
33 Nusa Tenggara Timur 2415 Kab. Manggarai Barat 6.714.400.000 r 837.873.000 5.876.527.000 1.469.131.750 - 2.644.437.150

34 Nusa Tenggara Timur 2420 Kab. Manggarai Timur 7.122.756.000 - 2.593.200.000 4.529.556.000 . 1.132.389.000- - 2.038.300.200
. ,
35 Nusa Tenggara Timur 2421 Kab. Sabu Raijua ' 7.323.860.000 3.144.570.000 4.179.290.000 ' 1.044.822.500 _ 1.880.680.500
I
36 Nusa Tenggara Timur 2412 Kab. Sumba Barat ' 6.226.508.000 3.762.000.000 2.464.508.000 616.127.000- 1.109.028.600

37 Nusa Tenggara Timur 2411 Kab. Sumba Timur 4.,


4.883.459.000 1.240.000.000 3.643.459.000 910.864.750 . 1.639.556.550

38 Nusa Tenggara Timur 2404 Kab. Timor Tengah Selatan 6.008.505.000 , - 4.700.000.000 ' 1.308.505.000 ' 327.126.250 588.827.250

39 Papua 2502 Kab. Biak Numfor 6.173.113.000 2.145.000.000 4.028.113.000 *- 1.007.028.250 1.812.650.850 '"
,
40 Papua 2528 Kab. Mamberamo Tengah i 6.979.872.000 - 6.979.872.000 - 1 - -
..,-
41 Papua 2515 Kab. Boven Digoel , 8.576.652.000 4 3.365.300.000 5.211.352.000 1.302.838.000 *- 2.345.108.400 -
,
42 Papua 2536 Kab. Deiyai , 12.914.470.000 2.025.000.000 10.889.470.000 ' 2.722.367.500 .- 4.900.261.500-

43 Papua -
2530 Kab. Dogiyai 7.797.029.000 3.000.000.000 4.797.029.000 . 1.199.257.250 — 2.158.663.050

... ,
44 Papua 2535 Kab. Intan Jaya 6.678.313.000 - 678.000.000 6.000.313.000" 1.500.078.250 - 2.700.140.850
r
, „
45 Papua 2501 Kab. Jayapura 9.061.258.000 - 3.986.258.000 5.075.000.000 1.268.750.000 - 2.283.750.000 '
- ,
46 Papua 2508 Kab. Jayawijaya 6.880.639.000 2.281.020.000 * 4.599.619.000' 1.149.904.750. 2.069.828.550

47 Papua 2517 Kab. Keerom ,r 18.379.730.000 4.380.000.000 13.999.730.000 3.499.932.500, - 6.299.878.500

48 , rs
Papua 2504 Kab. Kepulauan Yapen 5.873.125.000 1.850.000.000 ' 4.023.125.000 1.005.781.250 1.810.406.250
.-,
49 Papua 2529 Kab. Lanny Jaya ' 12.127.024.000 4.800.000.000 7.327.024.000 ' 1.831.756.000 3.297.160.800
-
50 Papua _2513 Kab. Mappi 7.616.177.000 1.800.000.000 5.816.177.000 ' 1.454.044.250 ' 2.617.279.650 ---

Halaman 2 dari 5
PENYALURAN SECARA SEKALIGUS PENYALURAN SECARA BERTAHAP
NO PROVINSI KODE PEMDA PEMDA PAGU DIPA
PAGU SEKALIGUS PAGU BERTAHAP TAHAP I TAHAP II TAHAP III

(1) (4) (5) (6) (7)=(5)-(6) (8)=0.25*(7) (9)=0.45*(7) (10)


(2) (3)
=SELISIH ANTARAJUMLAH DANA
_
51 Papua 2507 Kab. Merauke 7.648.378.000 - 2.100.000.000 5.548.378.000 1.387.094.500 -- 2.496.770.100 = YANG TELAH DISALURKAN SECARA
BERTAHAP SAMPAI DENGAN TAHAP II
52 Papua 2512 Kab. Mimika 5.214.351.000 --- 5.214.000.000 351.000 , - 87.750 - 157.950 -DENGAN NILAI RENCANA KEBUTUHAN
UNTUK PENYELESAIAN KEGIATAN
Papua 2510 Kab. Nabire - 10.155.656.000 1.372.685.000 - 8.782.971.000 - 2.195.742.750 - 3.952.336.950 •
53 YANG DISALURKAN SECARA BERTAHAP
4,
54 Papua 2532 Kab. Nduga - 7.800.353.000 3.540.000.000 4.260.353.000 - 1.065.088.250 - 1.917.158.850 -

/ 1.800.000.000 13.539.411.000 3.384.852.750 6.092.734.950 -


55 Papua 2509 Kab. Paniai 15.339.411.000
..- -
56 Papua 2533 Kab. Puncak , 7.103.667.000 7.103.667.000 - - -

57 Papua 2511 Kab. Puncak Jaya , , 3.869.841.000 3.869.841.000 - - _ - -


..
‹ ,
58 Papua 2516 Kab. Sarmi 6.567.946.000 ' 6.567.946.000 - - -
,
59 Papua 2518 Kab. Tolikara ' 8.553.425.000 3.300.000.000 - 5.253.425.000 1.313.356.250 2.364.041.250 -
.., i
60 Papua Barat 3303 Kab. Fak Fak , 4.386.799.000 2.000.000.000 2.386.799.000 . 596.699.750 1.074.059.550 -

.., - -
61 Papua Barat 3308 Kab. Kaimana _ 5.347.001.000 1.037.000.000 4.310.001.000 1.077.500.250 '' 1.939.500.450

.., ....- -
62 Papua Barat 3311 Kab. Pegunungan Arfak ` 11.828.574.000 1.916.000.000 . 9.912.574.000 - 2.478.143.500 _ 4.460.658.300
-
63 Papua Barat 3302 Kab. Sorong ' 7.389.208.000 1.425.000.000 5.964.208.000 r- 1.491.052.000 ' 2.683.893.600
.,
., 6.250.000.000 1.937.910.000 484.477.500 872.059.500
64 Papua Barat 3304 Kab. Sorong Selatan 8.187.910.000 I
4,-
65 Papua Barat 3309 Kab. Tambrauw ' 8.833.798.000 1.503.000.000 7.330.798.000 1.832.699.500 - 3.298.859.100 '
..- .., --
66 Gorontalo 3107 Kab. Gorontalo Utara 4.332.763.000 900.000.000 3.432.763.000 858.190.750 1.544.743.350 -
-
67 Gorontalo 3103 Kab. Pohuwato , 5.241.146.000 2.753.000.000 2.488.146.000 ." 622.036.500 1.119.665.700
.-
68 Sulawesi Barat 3406 Kab. Mamuju Tengah 5.011.511.000 1.950.000.000 3.061.511.000 765.377.750 1.377.679.950
..,
69 , Sulawesi Barat 3403 Kab. Mamuju Utara - 1.118.153.000 '' 1.118.000.000 153.000 - 38.250 68.850 -

.4- -
70 _ Sulawesi Barat 3404 Kab. Polewali Mandar 7.474.169.000 800.000.000 ".-- 6.674.169.000 1.668.542.250 _ 3.003.376.050
.- - ..--
71 Sulawesi Selatan 1913 Kab. Jeneponto - 9.064.975.000 4.215.000.000 4.849.975.000 1.212.493.750 -- 2.182.488.750

I ...-
72 Sulawesi Tengah 1805 Kab. Buol 6.090.144.000 "-- 2.340.000.000 3.750.144.000 937.536.000 - 1.687.564.800 --
...., ...,
,
73 Sulawesi Tengah 1802 Kab. Donggala 3.829.388.000 1.400.000.000 2.429.388.000 607.347.000 1.093.224.600

74 Sulawesi Tengah ''' 1806 Kab. Morowali 5.431.006.000 2.244.152.352 3.186.853.648 796.713.412 -- 1.434.084.142
.,
-
75 Sulawesi Tengah 1814 Kab. Morowali Utara 5.184.597.000 450.000.000 4.734.597.000 . 1.183.649.250 2.130.568.650 "
- ..
76 Sulawesi Tengah 1808 Kab. Parigi Moutong 10.843.116.000 1.170.000.000 - 9.673.116.000 2.418.279.000 4.352.902.200
--
77 Sulawesi Tengah 1812 _Kab. Sigi .../ 4.569.734.000 1.580.000.000 2.989.734.000 747.433.500 ' 1.345.380.300

Halaman 3 dari 5
PENYALURAN SECARA SEKALIGUS PENYALURAN SECARA BERTAHAP
NO PROVINSI KODE PEMDA PEMDA PAGU D1PA
PAGU SEKALIGUS PAGU BERTAHAP TAHAP1 TAHAP II TAHAP III

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)=(5)-(6) (8)=0.25*(7) (9)=0.45*(7) (10)
=SELISIH ANTARAJUMLAH DANA
,
78 Sulawesi Tenggara 2009 Kab. Konawe - 5.754.179.000 5.754.000.000 -` 179.000 - 44.750 80.550 - YANG TELAH DISALURKAN SECARA
BERTAHAP SAMPAI DENGAN TAHAP II
79 Sulawesi Tenggara 2013 Kab. Konawe Kepulauan ' 11.610.028.000 - 3.750.000.000 7.860.028.000 1.965.007.000 3.537.012.600 -DENGAN NILAIRENCANA KEBUTUHAN
_ UNTUK PENYELESAIAN KEGIATAN
80 Sulawesi Tenggara 2005 Kab. Konawe Selatan 4.697.453.000 ' 940.136.000 3.757.317.000 * 939.329.250 - 1.690.792.650
YANG DISALURKAN SECARA BERTAHAP
-
81 Sulawesi Tenggara 2010 Kab. Konawe Utara 3.544.406.000 1.840.000.000 1.704.406.000 , 426.101.500 . 766.982.700 -

- ./.
82 Sulawesi Utara /`' -1704 Kab. Kepulauan Sangihe 3.163.198.000 3.163.000.000 - 198.000 49.500 - 89.100 -
. - _
83 Sulawesi Utara 1705 Kab. Kepulauan Talaud 5.753.081.000 2.150.345.000 3.602.736.000 .. 900.684.000 ' 1.621.231.200 -

-- -
84 Sulawesi Utara 1708 Kab. Minahasa Utara 2.657.277.000 1.157.000.001 1.500.276.999 375.069.250 675.124.650
_ ,
.
85 Aceh 0601 Kab. Aceh Besar 5.270.888.000 3.271.000.000 1.999.888.000 499.972.000 899.949.600

86 Aceh 0614 Kab. Aceh Jaya 2.534.595.000 2.534.595.000 - - -


_ _
87 Aceh 0610 Kab. Aceh Singkil 3.018.866.000 1.200.000.000 1.818.866.000 " 454.716.500 818.489.700
- _ .
88 Aceh 0607 Kab. Aceh Tengah 2.616.839.000 700.000.000 1.916.839.000 - 479.209.750 - 862.577.550
./- .
-
89 Aceh 0609 Kab. Simeulue 2.529.772.000 627.000.000 1.902.772.000 475.693.000 - 856.247.400 -
-
90 Bengkulu --- 2601 Kab. Bengkulu Utara 7.218.369.000 993.220.000 6.225.149.000 - 1.556.287.250 - 2.801.317.050 -
, _
-
91 Bengkulu 2604 Kab. Seluma 2.915.314.000 - 2.915.000.000 - 314.000 78.500 141.300 -

/
92 Jambi 1003 Kab. Bungo 5.635.555.000 966.000.000 4.669.555.000 1.167.388.750 - 2.101.299.750 -
- _
93 _Kepulauan Bangka Belitung / 3005 Kab. Bangka Selatan 3.239.129.000 3.239.000.000 129.000 32.250 ' 58.050
. - .
94 Kepulauan Riau 3202 Kab. Karimun 3.942.448.000 3.942.000.000 448.000 112.000 201.600 -

95 Kepulauan Riau 3205 Kab. Kepulauan Anambas 4.629.340.000. 4.629.000.000 340.000 . 85.000 - 153.000

96 Kepulauan Riau 3251 Kota Batam 3.973.346.000 525.000.000 3.448.346.000 862.086.500 1.551.755.700

97 Lampung 1 1204 Kab. Lampung Barat 3.277.550.000 1.183.700.000 2.093.850.000 - 523.462.500 942.232.500
, -
-
98 Lampung 1213 Kab. Pesisir Barat 3.801.046.000 3.081.000.000 720.046.000 180.011.500 - 324.020.700
.. - _ ..--
99 _Riau 0902 Kab. Bengkalis 4.029.533.000 4.029.533.000 - -
sk- . .
100 Riau 0906 Kab. Pelalawan 4.191.352.000 4.191.000.000 352.000 88.000 158.400
/
101 4?
Riau 0908 Kab. Rokan Hilir 1.118.153.000 668.000.000 450.153.000 112.538.250 202.568.850
- - .
-
102 Sumatera Barat 0809 Kab. Kepulauan Mentawai 4.150.000.000 2.399.000.000 1.751.000.000 437.750.000 787.950.000
,./. If i
103 Sumatera Barat 0806 Kab. Pesisir Selatan , 4.443.791.000 2.399.729.200 2.044.061.800 511.015.450 s' 919.827.810

Halaman 4 dari 5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Dana Desa untuk Padat Karya, Sri Mulyani
Minta Dukungan Daerah
Reporter:

Vindry Florentin
Editor:
Yudono Yanuar

Kamis, 7 Desember 2017 05:55 WIB

Maritina Tiku Lembang (40), memecahkan batu Cipping yang akan dijadikan bahan
bangunan di Lembang Benteng Kado, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 15 Agutus 2016. Ibu 7
anak ini selain berprofesi sebgai buruh pemcah batu ia juga bekerja menjadi relawan pengajar
disebuah taman kanak-kanak untuk pendidikan Anak USia Dini. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengubah desain dana desa. Dana tersebut akan lebih
banyak disalurkan untuk membuka lapangan kerja dalam bentuk program padat karya (cash
for work).

Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta kepala daerah untuk bersungguh-sungguh


memperhatikan desain program cash for work tersebut. "Bagaimana membangun daerahnya
dengan memanfaatkan potensi di daerahnya," kata dia di Kementerian Keuangan, Jakarta,
Rabu, 6 Desember 2017.

Baca juga: Genjot Daya Beli, Jokowi: Program Padat Karya Dimulai Awal 2018
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Boediarso Teguh Widodo, menuturkan program
cash for work bisa menambah pendapatan dan meningkatkan daya beli. Dampaknya,
penyerapan tenaga kerja bertambah dan mengurangi jumlah kemiskinan.

Dia menuturkan cash for work bisa menyerap sekitar 12 juta tenaga kerja per tahun. "Untuk
pengurangan kemiskinan cukup signifikan. Minimal ya bisa mengurangi 300 ribu penduduk
miskin di desa," kata Boediarso. Kondisi tersebut menurut dia akan bergantung kepada porsi
upah yang disalurkan.

Boediarso mengatakan program ini bisa digunakan untuk proyek embung dan proyek lainnya
yang diprioritaskan pemerintah desa tersebut. "Proyeknya tidak perlu banyak, tapi bisa fokus
pada tiga atau empat proyek," ujarnya.

Presiden Joko Widodo mengubah desain dana desa dengan memfokuskan anggarannya untuk
membuka lapangan kerja lebih banyak pada 2018. Salah satu caranya adalah melarang
pengerjaan proyek dari dana desa dilakukan sepenuhnya oleh pihak ketiga. Masyarakat di
desa harus terlibat dalam proyek tersebut.

Alokasi dana desa pun tak akan disalurkan secara merata. Desa dengan penduduk miskin
yang lebih banyak akan menerima anggaran lebih besar agar bisa melaksanakan proyek padat
karya.

https://bisnis.tempo.co/read/1040112/dana-desa-untuk-padat-karya-sri-mulyani-minta-dukungan-
daerah
Penyaluran Dana Desa Rendah, Apa
Penyebabnya?

Pelajar memperhatikan baliho yang memampang rincian dana Desa Tunjungtirto, Singosari,
Kabupaten Malang (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat realisasi penyaluran dana desa


pada April 2018 mencapai Rp 14,27 triliun, atau 23,79 persen dari pagu alokasi anggaran.
Realisasi ini lebih rendah Rp 2,38 triliun apabila dibanding realisasi pada periode yang sama
tahun lalu, sebesar Rp 16,65 triliun atau 27,8 persen dari pagu alokasinya.

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan, Boediarso mengatakan


keterlambatan penyaluran dana desa dipicu berbagai hal. Salah satunya, masih terdapat
daerah yang belum menetapkan Perkada tentang Tata Cara pembagian dan penetapan rincian
Dana Desa setiap Desa.

"Masih banyak daerah yang belum memenuhi persyaratan yaitu penetapan peraturan bupati
dan walikota tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian dana desa. Kami telah
memanggil seluruh bupati dan walikota yaitu 434 walikota ke Jakarta kemarin," ujar
Boediarso di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Kamis (17/5).

Boediarso melanjutkan untuk tahap kedua, dari target Rp 24 triliun baru teralisasi Rp 4,68
triliun atau sekitar 19,5 persen. Di mana target penyaluran dana desa tahap kedua
diperuntukkan bagi 97 daerah dan 14.773 desa.

"Kami optimis bahwa hingga akhir semester I yaitu bulan Juni nanti pada saat kita
menyampaikan laporan semester I ke DPR itu paling tidak sudah 60 persen dari total pagu
dapat tersalurkan seluruhnya ke RKUD atau Rp 36 triliun," jelasnya.
Boediarso menambahkan, untuk daerah yang tidak menyalurkan dana desa tahap satu hingga
minggu ketiga Juni maka dana tersebut dianggap hangus. Hal yang sama juga berlaku bagi
dana desa tahap dua, apabila tidak disalurkan pada minggu keempat Juni maka akan dianggap
hangus.

"Kita yakin bisa tersalurkan semua. Ini terutama karena ada persyaratan untuk tahap satu
yang Rp 12 triliun paling lambat minggu ketiga juni harus segera dicairkan daerah. Kalau
tidak, hangus. Untuk tahap kedua yang Rp 24 triliun, paling lambat pada minggu keempat
Juni harus sudah dicairkan dari RKUN ke RKUD kalau tidak hangus. Dengan sanksi itu
daerah akan mempercepat penyaluran," tandasnya.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3529265/penyaluran-dana-desa-rendah-apa-
penyebabnya
Dana Desa Tahap Awal Sudah Cair di 314
Kabupaten
Trio Hamdani - detikFinance

Share 0 Tweet 0 Share 0 1 komentar

Foto: Danang Sugianto

Jakarta - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan
Maharani memimpin rapat koordinasi (rakor) membahas progres pelaksanaan dana desa dan padat
karya tunai di desa 2018.

Rakor berlangsung dari pukul 14.00-15.20 WIB. Usai rakor selesai, Puan menyampaikan saat ini
penyerapan dana desa tahap I sebesar Rp 12 triliun di 434 kabupaten sudah mencapai 72%. Artinya
dana desa tahap awal yang dialokasikan sudah terserap sebanyak Rp 8,68 triliun, yang tersebar di
314 kabupaten.

"Penyaluran dana desa tahap pertama pada bulan Januari yang lalu, saat ini sudah tersalurkan 72%
di kabupaten," kata Puan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator bidang PMK,
Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Seperti diketahui, pencairan Dana Desa (DD) mulai tahun anggaran 2018 dilakukan dalam tiga kali
pencairan. Regulasi tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.07/2017
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Tahap I dilakukan paling cepat bulan Januari, tahap II disalurkan paling cepat bulan Maret dan tahap
III disalurkan paling cepat bulan Juli 2018.

Puan bilang, penyaluran dana desa tahap kedua akan dilakukan Maret ini.

"Insyaallah tahap dua penyaluran dana desa akan dilakukan pada Maret ini. Tentu saja dari 434
kabupaten seperti yang tadi saya sampaikan, 72% sudah tersalurkan. Kurang lebih 314 kabupaten,"
jelas Puan.

Kemudian Puan menyampaikan hasil rakor yang juga membahas padat karya tunai.

"Tentu saja kegiatan padat karya ditujukan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat.
Saat ini yang memang baru melakukan kegiatan padat karya ini memang Kementerian PUPR dan
Kementerian Desa," paparnya.

Lanjut Puan, pihaknya akan terus mendorong kementerian atau lembaga agar mempercepat
pelaksanaan program padat karya tunai.

"Tentu saja kami mendorong untuk kementerian yang lain untuk mempercepat berkaitan dengan
program padat karya tunai yang ada di kementerian lain," tambahnya.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3933283/dana-desa-tahap-awal-sudah-cair-
di-314-kabupaten
Syarat Pencairan Dana Desa Dipermudah
Ahad 25 Maret 2018 18:26 WIB

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya

Pemerintah mengalokasikan anggaran dana desa sebesar Rp 60 triliun dalam APBN


2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memutuskan untuk mempermudah syarat


penyaluran dana desa tahap pertama. Relaksasi tersebut berkaitan dengan ketentuan syarat
penggunaan dana desa minimal 30 persen untuk upah pekerja.

"Jadi kalau Pemerintah Kabupaten/Kota sudah mendapatkan dana dari pemerintah pusat
padahal sudah ada APBDes (Anggaran Pendapatan Belanja Desa), ya segera disalurkan saja.
Tidak usah diminta untuk revisi APBDes dengan kriteria 30 persen Hari Orang Kerja
(HOK)," ujar Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo usai menghadiri rapat koordinasi
pelaksanaan dana desa di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, akhir pekan ini.

Mardiasmo mengatakan, rakor tersebut menyepakati relaksasi aturan guna mempercepat


penyaluran dana desa. Salah satu kendala dalam penyaluran dana desa dari Rekening Kas
Umum Daerah (RKUD) ke Rekening Kas Desa (RKD) adalah perlunya penyesuaian APBDes
untuk memenuhi syarat minimal 30 persen HOK. Ketentuan tersebut tertera dalam Surat
Kesepakatan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Dana Desa.

Mardiasmo mengatakan, desa yang telah menyusun APBDes pun harus menyesuaikan aturan
dalam SKB tersebut. Ia mengaku, pemerintah memutuskan untuk mempermudah pencairan
dana desa tahap pertama dengan memberikan relaksasi aturan.

"Karena revisi itu tidak mudah. Supaya ada percepatan maka direlaksasi. Jadi nanti bisa
sambil berjalan yang penting pada akhir tahun penggunaan dana desa tetap memenuhi HOK
30 persen. Karena ini sebagai bagian dari Padat Karya Tunai (PKT)," ujarnya.

Pemerintah mengalokasikan anggaran dana desa sebesar Rp 60 triliun dalam APBN 2018.
Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Boediarso Teguh Widodo
mengatakan realisasi penyaluran dana desa per 23 Maret 2018 telah mencapai Rp 9,1 triliun
atau 15,16 persen dari total anggaran dana desa.

Ia merinci, Pemerintah Pusat telah menyalurkan dana desa dari Rekening Kas Umum Negara
(RKUN) ke RKUD tahap pertama sebesar Rp 8,87 triliun atau 73,92 persen dari pagu tahap
pertama yang sebesar Rp 12 triliun. Penyaluran dana desa tahap kedua juga telah dilakukan
dari RKUN ke RKUD sebesar Rp 236,67 miliar atau 0,99 persen dari pagu tahap kedua yang
sebesar Rp 24 triliun.

Sementara, penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD sebesar Rp 976,54 miliar atau 10,72
persen dari dana desa yg telah disalurkan ke daerah. "Masih rendahnya realisasi penyaluran
dana desa dari RKUD ke RKD tersebut disebabkan antara lain desa belum atau terlambat
menetapkan APBDes-nya sebagai persyaratan penyaluran dana desa tahap pertama," ujar
Boediarso.

Ia mengaku, pemerintah terus berupaya melakukan percepatan penyaluran dana desa dengan
menggelar pelatihan di berbagai daerah. Selain itu, sesuai kesepakatan dalam rakor di
Kemenko PMK, pemerintah memutuskan relaksasi aturan terutama untuk penyaluran dalam
tahap pertama.

"Untuk menindaklanjutinya Kemendagri akan menyampaikan surat kepada daerah untuk


memberitahukan penyesuaian kebijakan itu," ujarnya.

https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/18/03/25/p658ix383-syarat-pencairan-
dana-desa-dipermudah
Penyerapan DAK Fisik 2018 Masih 0
Persen hingga Maret
Moh Nadlir
Kompas.com - 26/03/2018, 22:44 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penyerapan dana alokasi khusus
(DAK) fisik tahun anggaran 2018 masih 0 persen. "Sekarang ini, Maret, penyerapan untuk
DAK fisik itu masih 0 persen. Padahal seharusnya pada Februari alokasinya sudah bisa
mencapai 25 persen. Biasanya persyaratan-persyaratan itu bisa dipenuhi," kata Sri Mulyani di
Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Senin (26/3/2018). Menurut dia, banyak masalah dan
keluhan daerah, berdasarkan evaluasi pelaksanaan DAK tiga tahun sebelumnya, baik itu
DAK fisik dan DAK non fisik. Misalnya, persyaratan pencairan DAK dan pelaporan
penyerapan DAK. Bahkan, banyak realisasi penyerapan DAK oleh daerah yang hanya
mencapai 62 persen saja dan paling tinggi 92-93 persen. "Karena mereka harus mencapai
output dan outcome, dan penyerapan. Sehingga akhirnya mereka tidak bisa menggunakan
seluruhnya," ucap Sri Mulyani. (Baca juga: Jokowi Ungkap 'Sumbatan' Penyerapan DAK,
Mulai Lobi sampai Politisasi) Karena itu, kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia
tersebut, pemerintah berniat untuk mempermudah pelaporan DAK tersebut. Misalnya,
prosesnya akan disederhanakan melalui sistem informasi. Saat ini sistem tersebut sedang
dibangun. "Penyampaian proposal tidak perlu datang (ke Jakarta). Jumlah laporannya
disederhanakan. Menjadi lebih sedikit dan formatnya," ujar Sri Mulyani. Penyaluran DAK
fisik tahun anggaran 2018 sendiri akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap I sebesar 25
persen dari pagu alokasi, disalurkan paling cepat Februari, paling lambat Juli. Tahap II
sebesar 45 persen dari pagu alokasi, disalurkan paling cepat April, paling lambat Oktober.
Tahap III sebesar selisih antara jumlah dana yang telah disalurkan sampai dengan tahap II
dengan nilai rencana kebutuhan dana untuk penyelesaian kegiatan. Disalurkan paling cepat
September dan paling lambat Desember.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/26/224418026/penyerapan-dak-fisik-2018-masih-
0-persen-hingga- maret.
Penyaluran dana alokasi khusus fisik
diperbaiki
Kamis, 24 Agustus 2017 / 20:45 WIB

KONTAN.CO.ID - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) mengubah tata


cara penyaluran dana alokasi khusus (DAK) fisik ke daerah. Hal tersebut sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang berlaku sejak awal Agustus lalu.

DAK fisik adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perimbangan Keuangan Kemkeu Boediarso Teguh Widodo


mengatakan, PMK tersebut mengatur beberapa hal mengenai penyaluran DAK fisik. Pertama,
memperpanjang batas waktu penyampaian persyaratan penyaluran DAK Fisik kuartal kedua.

Semula, penyampaian persyaratan penyaluran DAK fisik kuartal kedua paling lambat 21 Juli
2017. Melalui PMK itu, diperpanjang menjadi 31 Agustus 2017. "Hal ini dilakukan untuk
memberi kesempatan kepada daerah menyelesaikan proses pengadaan barang dan jasa,
termasuk melakukan proses lelang ulang.

Sebab, "sampai dengan tanggal 19 Juli 2017 realisasi penyaluran DAK fisik masih sangat
rendah, yaitu 2,66% dari total pagu penyaluran kuartal kedua 2017," kata Boediarso kepada
KONTAN belum lama ini.
Lebih lanjut menurutnya, rendahnya realisasi penyaluran tersebut disebabkan adanya
perubahan nomenklatur organisasi perangkat daerah sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
18 tahun 2016, permasalahan pengadaan barang dan jasa, kondisi cuaca dan permasalahan
lainnya.

Kedua, pemerintah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan pembelian barang tahun 2017
melalui e-katalog. Hal itu menyesuaikan penyaluran DAK fisik yang tidak dipat dilakukan
secara bertahap.

Misalnya, DAK fisik reguler bidang kesehatan dan keluarga berencana, DAK fisik penugasan
bidang kesehatan, DAK fisik afirmasi bidang kesehatan, DAK fisik penugasan bidang
pendidikan, dan DAK fisik afirmasi bidang transportasi.

Ketiga, mengubah mekanisme penyaluran DAK fisik mulai tahun 2018, yaitu periode
penyaluran DAK fisik yang semula per kuartalan menjadi per tahap (tiga tahap). Dengan tiga
tahap penyaluran ini, daerah diharapkan memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan
proses pengadaan barang dan jasa.

"Perubahan ini dimaksudkan untuk memberikan fleksibilitas periode penyaluran dan untuk
menjamin ketercapaian output DAK fisik," tambah dia.

Kemudian, penambahan syarat penyaluran tahap pertama berupa rencana kegiatan yang telah
disetujui kementerian teknis. Hal ini untuk memastikan target output dan lokasi kegiatan
telah sesuai dengan prioritas nasional yang telah disepakati.

Selain itu, perubahan besaran persentase setiap tahap penyaluran, menjadi tahap pertama
sebesar 25%, tahap kedua 45%, dan tahap ketiga selisih jumlah dana yang telah disalurkan
dengan nilai rencana penyelesaian kegiatan. Perubahan besaran penyaluran ini dimaksudkan
agar setiap dana DAK dapat digunakan lebih efisien oleh daerah.

https://nasional.kontan.co.id/news/penyaluran-dana-alokasi-khusus- fisik-diperbaiki
Direktur Jenderal
Perbendaharaan meninjau Desa
Batu Gajah, Kep. Natuna, yang
berhasil mengelola Dana Desa
dengan baik.

(sumber:djpbn.kemenkeu.go.id)

Direktur Pelaksanaan Anggaran


membacakan keynote speech
dalam pembukaan Diseminasi
Mekanisme Verifikasi Pelaporan
DAK Fisik yang merupakan
kerjasama antara Kementerian
Keuangan, World Bank,
Kementerian PUPR, dan BPKP.

(sumber: dokumentasi
Direktorat PA)
Perwakilan dari BPKP
memberikan paparan terkait
mekanisme verifikasi pelaporan
DAK Fisik dalam kegiatan
Diseminasi Mekanisme
Verifikasi Pelaporan DAK Fisik

(sumber: dokumentasi
Direktorat PA)

Simulasi pelaporan DAK Fisik


beserta diskusi dalam kegiatan
Diseminasi Mekanisme
Verifikasi Pelaporan DAK Fisik,
dibimbing oleh pihak DJPb (Dit.
SITP), dan pihak DJPK.

(sumber: dokumentasi
Direktorat PA)

Anda mungkin juga menyukai